Tampak Samuel dan Kanna sedang berhadapan di sebuah jalanan sepi. Masih dengan penutup luka di kepala Samuel.
Dari tadi Kanna hanya menggunakan Tatapan yang sangat sedih dan kecewa, dia menyesal dengan apa yang telah terjadi tadi.
Tapi ia merasakan sesuatu yang menyentuh kepala atasnya dan membelainya, yang rupanya itu adalah tangan dari Samuel, hal itu membuatnya menatapnya dan terlihat wajah Samuel dengan ekspresi yang ramah dan juga akrab.
"Sudahlah, semua sudah dilalui dengan baik, kau tidak perlu lagi cemas memikirkan masa lalumu, aku sudah membantumu..." tatapnya membuat Kanna menatap dalam.
"Tapi... Kenapa kau mau membantuku begitu dalam, padahal aku sama sekali tidak mengharapkan bantuan apapun dari seseorang, bahkan dari orang asing sepertimu..."
Lalu Samuel terdiam tapi ia kemudian tersenyum kecil dengan gigi taring nya yang terlihat, ia juga tertawa kecil. "Kekeke.... Dasar kamu gadis.... Selain karena kau adalah muridku, aku ini membantu seseorang untuk mengenal mereka lebih lanjut, dan pastinya kau bukan satu-satunya aku tolong, jadi tak perlu sungkan bahwa ini adalah hal yang biasa untukku, justru aku malah beruntung bisa membantumu...."
"Memangnya kau tahu apa soal kehidupanku?" Kanna menutup dengan lirikan kecil.
"Kalau begitu jika kau tidak keberatan dan kau sudah percaya padaku dengan cara aku menolongmu, bisa kau beritahu aku apa yang terjadi denganmu dan apa yang membuatmu menjadi keras kepala seperti ini, ceritakan saja semuanya padaku...." tatap Samuel dengan tatapan yang begitu serius membuat Kanna terdiam ragu, hingga ia mengatakan sebenarnya.
"Um..... Sebenarnya orang tuaku selalu saja bilang padaku ketika aku membuat masalah, yakni mereka terus mengatakan bahwa aku adalah bayi yang dibuang dan mereka menemukanku lalu merawatku. Mereka terus saja mengatakan bahwa aku adalah bayi yang dibuang untuk memuaskan egoisme mereka dengan memarahiku menggunakan kalimat yang begitu menyakitkan. Tentu saja aku yang mendengar kalimat itu benar-benar tidak percaya dengan apa yang terjadi, meskipun aku sudah tahu dari awal sikap mereka benar-benar berbeda dari apa yang aku harapkan semenjak aku lahir. Meskipun aku juga tahu bahwa aku bukan anak mereka, tapi bagaimanapun juga mereka juga telah merawatku. Mau bagaimana lagi, seorang bayi akan tumbuh sesuai dengan apa yang diberikan orang tua termasuk didikannya kepadanya, pendidikan orang tuaku benar-benar salah sehingga aku terus saja membuat masalah. Tidak di sekolah, tidak di rumah, bahkan di tempat umum pun mereka mau memarahiku, mereka mencaci-makiku layaknya mereka ingin aku menjadi lebih baik lagi dengan perkataan menyakitkan mereka.... Aku mungkin terlalu banyak berpikir bahwa aku memang bukan anak mereka, mereka yang merawat dengan keegoisme membuatku berpikir juga bahwa orang tuaku yang membuangku juga akan memiliki sikap yang sama dengan mereka.... Karena itulah aku tak punya orang lain yang bisa mendekatiku, aku hanya akan berpikir mereka sama, hanya akan membuatku terkecil hati..." kata Kanna, di saat itu juga dia meneteskan air mata dengan pandangan yang turun tak mau memperlihatkan wajahnya pada Samuel yang terdiam.
Lalu Samuel menghela nafas panjang. "Apa kata jika aku bilang padamu bahwa apa yang kau pikirkan itu salah soal orang tuamu yang membuangmu...."
"Apa maksudmu?" Kanna langsung menatapnya dengan tatapan yang serius ketika mendengar itu tadi.
"Aku bilang bahwa kamu terlahir dari orang tua yang sangat bertanggung jawab, bukan sebagai orang tua yang sama dengan mereka saat ini, aku bisa membangun pada mereka..." tatap Samuel.
Tapi siapa sangka wajah Kanna benar-benar tidak percaya dan malah meremehkan perkataan itu.
". . . Apa kau sengaja mengatakan ini hanya untuk menghiburku saja? Sudahlah jangan terlalu bekerja keras untuk menghiburku aku sudah tahu semuanya, bahwa ini memang takdir yang buruk..."
"Aku tidak berbohong aku bahkan tidak main-main untuk menghiburmu... Kamu hanya harus percaya padaku...."
"Haiz... Awal dari ini semua kamu percaya ini adalah, kamu sudah menyelamatkanku tadi dan ini membuatku yakin bahwa kau benar-benar orang baik meskipun kau adalah orang asing untukku. Sebelumnya juga sama bahwa aku hanya biasa saja ketika melihat orang asing sepertimu, aku juga tidak mau terbuka membicarakan hal ini padamu secara terang-terangan maupun secara lebih dalam karena aku tahu kamu bekerja dengan agensi, dan orang hukum seperti agensi hanya akan menerima uang melalui misi mereka...."
"Hahaha kok benar-benar salah besar, aku ini adalah Samuel, aku utusan dari darah Samuel, dan aku tak pernah terluka, aku sudah berjanji akan berbuat baik pada misiku tak peduli aku dibayar dengan misi ku. Meskipun aku menolong seseorang bukan dari misi mencari uang, aku tak peduli seberapa uang yang aku dapatkan karena bagiku nyawa seorang gadis adalah yang lebih penting.... Jadi selama ini kau hanya berpikir bahwa aku adalah orang agensi yang mencari informasi tentangmu untuk aku laporkan ke agensi, maka kamu salah besar karena ini hanya kebesaran penasaranku saja, hanya untuk membantumu apakah begitu beratnya kau tidak mau percaya padaku.... Sekarang Ikutlah aku, akan tunjukkan padamu bahwa apa yang kamu pikirkan salah orang tuamu yang membuang mu...."
"Tidak terima kasih, aku pikir kamu kehilangan kesadaran untukmu karena kepalamu terluka bocor, harus diperiksa di rumah sakit jiwa...." Kanna masih dengan nada meremehkan tidak percaya pada Samuel.
Hingga Samuel mengenal nafas panjang. "Begini saja, bagaimana jika kau ikut aku dulu, jika ini benar-benar manjur untuk mempercayaimu, kau harus mengatakan bahwa aku masih waras...." tatap Samuel, lalu dia berbalik dengan berjalan pergi sambil mengatakan sesuatu. "Ayo cepat masuk ke mobil...."
Kanna terdiam, ia tak ada pilihan lain selain mengikuti Samuel hingga ia benar-benar pasrah dan berjalan mengikutinya.
Ketika di mobil, Samuel menyalakan mobil sambil menghubungi seseorang dan Kanna terlihat duduk di bangku supir, lalu terdengar Samuel bicara.
"Ah, ya.... Aku dapat gadis nya, siapkan dokumen untuk mempercayai klien," kata Samuel.
Kanna yang mendengar itu menjadi terkejut dan berpikir aneh. "(Apa yang terjadi.... Apa yang dia lakukan....)" dia terdiam kaku.
Hingga ketika sampai di sebuah tempat seperti sebuah gedung yang tinggi. Samuel menghentikan mobilnya membuat Kanna terdiam. "Kau tahu perusahaan ini?" tatap nya membuat Kanna menggeleng.
"Perusahaan ini adalah salah satu yang terbesar dan sebentar lagi, kau bisa mengenal tempat ini selamanya...." kata Samuel membuat Kanna masih terdiam.
Lalu tampak mereka berdua berjalan di lorong dan Samuel membuka sebuah pintu kaca, terlihat di sana ada sepasang suami istri yang baru berkepala 2 yang artinya mereka belum bisa dikatakan tua.
Mereka menoleh pada Samuel dan langsung berdiri. "Tuan Samuel, apakah ini benar?" mereka menunjukan dokumen di meja.
"Yeah, kalian sudah membaca dokumen nya, jika sudah, ini kejutan untuk kalian," Samuel memegang bahu Kanna membuat Kanna mendekat dan melihat mereka.
Seketika kedua pasutri itu menutup mulut tak percaya, bahkan yang wanita menangis dan langsung memeluk Kanna.
"Putri ku...." ia memeluk erat dan suaminya juga ikut memeluk.
Kanna masih tidak mengerti, dia lalu menoleh ke Samuel yang hanya tersenyum kecil melihat itu.
"Kau sangat mirip dengan kami, kami semakin yakin bahwa kau memang bayi itu," kata sang lelaki.
"A... Apa yang terjadi?" Kanna menatap tidak mengerti.
Lalu Samuel mengambil dokumen di meja dan memberikan nya pada Kanna yang melihat.
"Beberapa tahun lalu, sama seperti umurmu yang masih bayi, kau tak sengaja di buang seseorang yang menculik mu, dia melakukan itu karena dia tahu bahwa kau akan menjadi putri dari pasangan yang paling kaya dalam bisnis perusahaan, kau beruntung, kau tak perlu mencari uang susah payah karena kau adalah putri princess," kata Samuel.
Kanna yang mendengar itu menjadi terdiam. "A... Aku belum mengerti...."
Lalu wanita tadi bicara. "Kami telah kehilangan mu selama beberapa tahun dan kami terus saja meminta bantuan pada agensi untuk mencari mu tapi mereka terus mengatakan bahwa kamu tidak di temukan dan mencantumkan, mayat mu tak ada, kami berpikir bahwa kamu masih hidup, karena itulah kami tak mau mencabut permintaan kami di agensi dan terus meminta mereka untuk terus mencari mu, dan sekarang kami minta maaf.... Kau menjadi gadis yang cantik sekarang...." wanita itu menatap penuh kasih sayang membuat Kanna berkaca melihat itu.
"(Selama bertahun-tahun tahun, aku tak pernah melihat aura yang begitu hangat...)" ia perlahan meneteskan air mata membuat pasangan itu menatapnya dengan senang, mereka kembali berpelukan.
Samuel yang melihat itu menjadi mengangguk pelan. "Suatu kebetulan bisa menolong mu," tatapnya, lalu dia berbalik akan pergi tapi Kanna menghentikan nya dengan berteriak. "Tunggu...."
Membuat Samuel menoleh padanya.
"Kamu benar benar sangat baik...." tatap Kanna.
Lalu Samuel hanya membalas dengan senyuman kecil dan berjalan pergi. Sekali lagi, dia benar benar menolong orang lain.
--
Tampak Samuel berjalan dengan pakaian rapi, dia berjalan ke sebuah gereja besar di bagian kota lain. Dia berjalan menatap gereja itu dan berjalan ke dalam.
Di sana ada seorang lelaki yang tampak lebih muda sepertinya "Ah, Tuan Samuel," tatapnya.
"Halo," Samuel membalas dengan tangan menyapa.
"Kamu kembali lagi kemari, apa kamu baru saja menolong orang karena kamu kemari?" tatap lelaki itu lalu Samuel mengangguk kecil.
"Kalau begitu masuk lah," tambah nya.
Dia melihat Samuel berjalan masuk ke dalam. "(Sedikit informasi, dia selalu datang kemari, aku selalu bertanya padanya, kenapa dia datang kemari tidak menentu, padahal hanya setiap minggu upacara ada di sini, tapi dia tak menentu datang nya.... Dan ketika dia menjawab, hal itu membuat ku berpikir sesuatu bahwa dia adalah panggilan Tuhan yang sebenarnya.... Karena ketika dia menjawab bahwa dia datang karena baru saja menolong orang lain, itu artinya dia sedang melapor pada Tuhan bahwa dia membantu orang lain, aku juga ingin menjadi orang baik seperti nya,)" pikir lelaki itu. Rupanya Samuel memiliki kepercayaan nya sendiri secara religi.