Chereads / Overdosis / Chapter 15 - Chapter 35 Dimana Samuel!!

Chapter 15 - Chapter 35 Dimana Samuel!!

Tiba-tiba saja, bom itu menunjukkan angka yang sudah selesai dengan bunyi bip beberapa kali secara cepat.

Di saat itu juga, Samuel menyadarinya dengan teriakan Jin, "Samuel!"

Dia buru-buru masuk ke dalam mobil, sementara Samuel akan ke sana, tetapi sudah tak bisa karena mendadak saja bom itu meledak sangat keras. Bahkan, percikan-percikan itu mengenai helikopter, membuat mereka oleng.

"Ah, mayday!" Pilot helikopter panik dan menjatuhkan helikopter tepat di jarak jauh mobil Jin.

Kecelakaan terjadi, apalagi kontainer itu meledak dan terseret jatuh ke bawah. Kontainer itu berhenti akan jatuh di antara tebing yang akan menjatuhkannya ke jurang. Tak disangka-sangka, di sisi ujung kontainer ada Samuel yang bergelantungan.

"Akh... Sial! Jin!" Dia berada di ujung kontainer dan mencoba seimbang agar tak jatuh. Itu sangat berbahaya.

Sementara itu, Jin menyalakan mobilnya dan menyusul ke jatuhnya helikopter. Kebetulan, Hycan dengan rekan-rekannya keluar. "Cepat masuk," mereka buru-buru masuk karena pecahan percikan batu pasti akan membunuh mereka.

"Di mana Samuel!?" teriak Jin dari bangku kemudi, melihat mereka satu-satu yang masuk. Hycan terengah dan melihat kontainer yang blong itu telah melewati mereka di jalan jurang itu.

"Dia masih di sana?"

"Sialan... Turun kalian!" Jin menatap.

"Kenapa kami harus turun?!"

"Kau hanya akan memberi beban mobil ini. Aku akan menyelamatkannya... Pergilah!"

"Cih, baiklah," Hycan terpaksa turun dengan rekan-rekannya yang terluka.

Sementara itu, Samuel benar-benar bermata besar tak percaya.

"(Aku akan mati jika di sini. Aku harus ambil risiko!)" Dia menguatkan niat lalu mencoba mengangkat tubuhnya untuk naik ke kontainer itu. Tetapi, tak disangka-sangka kontainer itu oleng dan jatuh begitu saja, sehingga kontainer itu jatuh ke samping, menyeret bagian sampingnya dengan masih turun dari jalanan yang sangat menurun itu hingga melewati pagar besi jurang.

"Akh...!" Samuel menahan tubuhnya agar bisa menjaga keseimbangan.

Untungnya, kontainer kembali berhenti dengan adanya yang menyangkut di pagar besi jurang. Kontainer itu berhenti bergerak, tapi terlihat buruk karena Samuel masih ada di ujung kontainer itu yang mengarah langsung ke jurang. Dia hanya bergantung pada tangannya yang memegangi ujung kaca.

"(Aku harus pergi!)" dia melihat ke bawah, tepat ada jurang dalam. Bergerak sedikit saja maka kontainer itu akan membuatnya jatuh.

"Cih... Ini risiko!" dia akan naik ke atas kontainer, tetapi hal itu membuat geseran lagi dan sekarang kontainer itu akan meluncur jatuh. Namun, Samuel sudah berlari mencoba sekuat tenaga ke ujung kontainer yang lainnya.

Saat itu juga, mobil Jin dengan kecepatan penuh mendekat. Ia lalu memutar kemudi, dan seketika Samuel melompat tepat saat kontainer itu sudah jatuh meluncur, tak menyisakan apa pun ke jurang. Samuel awalnya tak akan sampai jika melompat, tetapi berkat Jin, ia memegang bagian belakang mobil Jin yang berputar hingga dia berhasil terpental ke jalanan, bukan ke jurang.

"Ha... Ha... Aku hampir mati," dia tergeletak di tanah dengan napas terengah-engah, dan di saat itu, Jin keluar dari mobil. Ia melihat ke jurang, kontainer tadi sudah jatuh ke sana. Tapi, ia merasa bingung dan lalu menoleh ke Samuel.

"Samuel, kau baik-baik saja?" tatapnya, tapi Samuel masih dalam keadaan tak percaya.

"Ha... Ha... Aku hidup," ia menatap langit, lalu disusul Hycan juga yang lainnya.

"Sialan sekali... Mereka melarikan diri," Hycan melihat sekitar, begitu pun juga Jin.

"Mereka sengaja membuang barang pil itu agar mengecoh kita dan mereka bisa melarikan diri. Benar-benar menjengkelkan," Jin juga kesal.

Lalu, Samuel menghela napas panjang dan berdiri, "Sudahlah... Aku sudah berhenti," kata Samuel.

"Hei, kita masih harus melacak mereka," Hycan menghentikannya, lalu salah satu rekannya mengatakan sesuatu.

"Tuan, aku menemukan mereka... Mereka melarikan diri tak jauh," sambil menunjukan tab pelacaknya.

"Tapi senjata kita rusak, hanya ada beberapa di sini..." Jin memeriksa mobilnya.

"Akan ada agensi yang mengirim, yang penting kita lacak sekarang... Samuel, kau mengemudi," Hycan menatap, membuat Samuel kembali menghela napas panjang. "Haiz... Baiklah... Terserah."

--

Samuel, dengan enggan, melangkah menuju kursi kemudi, mempersiapkan dirinya untuk melanjutkan pengejaran. Hycan dan Jin masuk ke mobil, bersiap menghadapi apapun yang menanti mereka di depan. Ketegangan memenuhi udara, sementara Samuel menginjak pedal gas, mobil itu melesat cepat di sepanjang jalan yang berkelok dan licin, menuju titik yang ditunjukkan oleh pelacak.

Saat mereka mendekati lokasi, Samuel melihat beberapa kendaraan tak dikenal yang diparkir di pinggir jalan. "Itu mereka," ujar Hycan dengan tegas. Samuel memperlambat laju kendaraan dan berhenti di jarak aman. Jin mempersiapkan senjata dan memberi isyarat kepada yang lain untuk keluar dari mobil secara diam-diam.

Mereka beringsut maju, memanfaatkan gelapnya malam sebagai penyamaran. Jin memberi aba-aba dengan isyarat tangan, dan mereka mulai mendekati target dengan sangat hati-hati. Namun, saat jarak mereka semakin dekat, tiba-tiba terdengar suara langkah kaki di belakang mereka.

"Hei, mereka di sini!" teriak salah satu dari pelaku, membuat Samuel dan timnya langsung siaga. Tembakan pertama terdengar, memecahkan kesunyian malam. Peluru menghantam dinding batu di dekat Samuel, membuatnya melompat ke belakang sebuah pohon untuk berlindung.

"Balas tembakan!" seru Jin, dan seketika itu juga, mereka melepaskan tembakan balik ke arah pelaku yang mencoba melarikan diri. Pertempuran sengit pun terjadi, suara tembakan bergema di seluruh area hutan.

Samuel dengan cepat berhasil menembak salah satu pelaku di kaki, membuatnya terjatuh. "Satu jatuh!" teriak Samuel, memberitahukan posisi musuh yang terpojok.

Jin bergerak dengan lincah, berlindung dari satu pohon ke pohon lain, terus membidik para pelaku yang tersisa. Hycan, di sisi lain, menggunakan keterampilannya untuk menyergap salah satu pelaku dari belakang, menjatuhkannya dengan pukulan keras sebelum pelaku sempat menembak lagi.

Namun, pelaku utama masih ada di sana, mencoba melarikan diri ke arah kendaraan yang diparkir di ujung jalan. "Dia mencoba kabur!" teriak Hycan, sambil berlari mengejar.

Jin memberikan tembakan peringatan ke arah kendaraan, membuat pelaku tersentak dan berhenti sejenak. Namun, pelaku itu tak menyerah begitu saja. Dia kembali menembak, kali ini membabi buta ke arah Samuel dan yang lain.

"Sialan! Jangan biarkan dia kabur!" teriak Jin. Samuel, dengan insting cepat, menunduk, lalu menembak balik dengan presisi. Peluru Samuel mengenai bahu pelaku, membuatnya terjatuh ke tanah sambil meringis kesakitan.

Jin segera berlari mendekati pelaku yang terluka, menendang senjata dari genggamannya sebelum dia bisa berbuat lebih jauh. "Jangan bergerak!" teriak Jin, menodongkan senjata ke arah pelaku yang terbaring tak berdaya.

Samuel dan Hycan segera bergabung, memastikan semua pelaku telah diamankan. Nafas mereka terengah-engah setelah adu tembak yang intens itu. Samuel menatap Jin, masih sedikit tak percaya mereka berhasil mengatasi situasi yang berbahaya ini.

"Bagus kerja sama tim kita," kata Hycan sambil mengikat tangan pelaku utama dengan borgol yang mereka bawa.

"Ya, kita berhasil," tambah Jin sambil mengamankan area dan memeriksa para pelaku yang kini sudah tak berdaya. "Tapi pekerjaan kita belum selesai. Kita harus membawa mereka ke markas dan mendapatkan informasi yang kita butuhkan."

Samuel mengangguk, merasa sedikit lega meskipun sadar ini hanyalah satu langkah kecil dalam pertempuran yang lebih besar. "Mari kita bawa mereka," kata Samuel, kali ini dengan nada lebih mantap.

Mereka kemudian menyeret pelaku ke kendaraan mereka, mengamankan mereka di belakang, dan kembali ke markas dengan perasaan puas, mengetahui bahwa hari ini mereka berhasil mencegah ancaman besar dan menangkap para pelaku yang berbahaya. Pertempuran mereka memang belum selesai, tetapi malam itu mereka berhak merayakan kemenangan kecil yang telah diraih.

Setelah beberapa hari kejadian itu, Samuel tampak merokok di bandara, lalu ponselnya berbunyi dari Hycan. Ia langsung mengangkat nya.

Hycan juga langsung memberitahu informasi. "Karena kita berhasil menangkap mereka kemarin, kita pastikan kita akan menggali informasi lebih lengkap, misimu sampai sini saja Samuel, untuk kedepan kami akan memberitahu mu dan akan mengajak mu bergabung... Untuk barang pill merah yang ada di kobrainer, kami membakar nya di tempat dan meledakan tempatnya..." kata Hycan.

"Ya, baiklah... Kalau begitu... Tolong tunggu undangan pernikahan dari ku ya..." kata Samuel.

"Hahaha, jadi kau beneran mau nikah?" Hycan tampak senang.

"Ya, tolong beritahu Jin ya..."

"Jadi, mau sama siapa? Cewek cantik seperti apa yang mau kau nikahi?" tanya Hycan yang basa basi.

"Hm... Hanya... Seorang gadis sma... Yang mengingatkan ku pada seseorang..." balas Samuel sambil membuang rokoknya di atas.

"Hah?! Apa kau gila?! Kau benar benar akan menikahi gadis sma?! Jika Jin tahu, dia pasti akan menertawakan mu..." kata Hycan.

Seketika Samuel bingung. "Kupikir agensi tahu... Mereka bukan nya sudah tahu gadis ku, dasar orang orang aneh... Biarkan saja aku menikahi gadis yang masih sma... Kan yang perawan juga enak..."

"Terserah kau Samuel... Meskipun tak masuk akal, tapi setelah kau mengatakan sesuatu soal mengingatkan mu pada orang lain, pasti gadis itu berarti ya," kata Hycan.

Samuel yang mendengar itu menjadi tersenyum kecil. "Kau tahu saja..."

Jadi bisa di simpulkan bahwa Samuel memang memiliki maksud yang sangat luar biasa jika harus memilih Seo Jin menjadi pasangan nya. "(Aku juga sudah janji pada gadis itu...)"

Sementara itu di agensi, beberapa orang mulai menggali informasi lebih banyak bahkan di antara mereka banyak juga yang bergosip di antara pekerjaan mereka.

"Hei, sampai kapan kasus ini akan berakhir, dari dulu, kasus pill merah tidak pernah selesai..."

"Aku juga heran... Padahal karena kasus ini juga dia agensi bergabung dalam satu misi tapi hasilnya, tetap saja tidak menemukan dan menyelesaikan nya dengan cepat..."

"Untung saja informasi kali ini lebih akurat, kita jadi bisa menggali lebih banyak... Setelah Samuel selesai liburan dia pasti langsung di hadapkan tugas ini lagi..."

"Haha benar sekali, ngomong ngomong soal Samuel... Aku dengar dengar, dia akan menikah dengan seoranh gadis ternyata."

"Wah, mau menikah ternyata... Itu bagus dong..."

"Tapi bukan nya kita harus mengkhawatirkan Jin?"

"Oh, benar sekali..."