Angin bertiup dengan kecepatan yang menakutkan. Jika dia tidak segera kembali, dia yakin bahwa dirinya akan segera tertutup pasir. Namun, dia tidak bisa melepaskan kesempatan ini. Bayangan di depannya kabur oleh angin tetapi berusaha kembali lagi dan lagi untuk merasakannya. Bayangan itu mengelus wajahnya. Dia menutup matanya untuk membiarkannya merasakannya.
"Itu kamu kan Ileus?" dia bertanya, berharap meski tidak yakin bahwa dia benar. Bayangan hitam itu menyentuh rambutnya, tetapi badai semakin kencang dan bayangan itu terlepas dan mulai mundur. "Ileus!" Dia berteriak saat dia bangun dan berlari mengejarnya. Dia mencoba untuk menangkap bayangan dengan tangannya, tetapi hanya debu yang dia dapatkan. "Ileus, kembali!" dia menangis. "Tolong…" dia memohon padanya. "Aku tidak suka di sini. Aku butuh kamu," isaknya mengguncang bahunya. Air mata bergulir tak terkendali. Tidak ada seorang pun yang akan mengerti penderitaannya. Dia tidak bisa menceritakannya kepada siapa pun.