Salah satu dari dua orang tersebut familiar karena baru siang tadi dia berbicara tentangnya, orang yang lebih muda adalah Ernest Lone, adik laki-laki dari anggota Gereja, Dalton Lone.
"Kamu," Elise berkata dengan mata terbelalak kaget. Pria yang melihatnya juga terkejut dan matanya membelalak lebar ketika melihat pria ber-mata merah, Ian. Meskipun saat itu rambut Ian basah karena salju yang mencair dari kepalanya, wajah, perilaku, dan pakaian si pria dengan jelas menunjukkan bahwa dia berasal dari kelas atas. Sekilas melihat wajah Ian sudah cukup membuat kesan mendalam pada siapa saja yang melihatnya, kesan yang cukup untuk tidak pernah dilupakan sampai mereka terbaring di dalam peti mati.
Ernest berjalan dari tempat tidur dimana dia baru saja duduk, berdiri dan berjalan menuju pintu sambil membungkuk, "Salam untukmu, Tuanku Ian, dan Nona Scott, bukan?"
"Iya saya," Elise tersenyum, membalas senyum pria tersebut dengan sopan. "Senang bertemu dengan Anda lagi, Tuan Ernest."