Lina dan Angga berjalan bersama ke kantin sambil berbicara tentang diri mereka masing-masing, Setiap kelas yang mereka lewati di sambut senyuman oleh murid yang berpas-pasan dengan mereka Lina yang melihat nya merasa jika keputusan yang orang tua nya ambil adalah hal yang tepat untuk dirinya.
Kemudian setelah 5 menit mereka berjalan dari kelasnya mereka pun sampai di kantin yang sudah sangat ramai oleh murid-murid yang jajan dan tidak sedikit dari mereka hanya menemani teman nya saja sambil bercanda.
"Ini adalah kantin utama dari sekolah ini dan sebenarnya ada kantin lain tetapi kau harus menunggu jam pulang karena kantin itu hanya buka pada jam pulang saja." Ucap Angga
"Aku duluan ya." Lanjut Angga sambil jalan terlebih menuju tempat favoritnya untuk membeli Mie Goreng dengan toping ayam potong.
Lina kemudian sendirian di antara murid lain yang lalu lalang dan duduk di bangku kantin sambil menikmati makanan nya bersama teman-temannya, Kemudian Lina berkeliling kantin sambil melihat-lihat makanan yang dia inginkan.
Kantin itu sangat besar dengan luas seperti kotak besar dan dapat menampung 300 murid dalam kantin itu dengan ada sekitar 100 toko yang buka di sana, Kantin ini terbagi menjadi 2 pintu yaitu pintu belakang yang terhubung lansung ke halaman sekolah dan pintu depan yang terhubung ke lorong kelas.
Kemudian Lina terhenti di depan lorong yang di pasang tali dan Lina melihat besi penanda di atas lorong itu yang tertulis "Kantin 2", Kemudian Lina berpikir mungkin kantin ini yang di maksud oleh Angga tadi tetapi dia melihat dari luar lorong itu sangat gelap dengan lampu yang masih mati tetapi ada bau enak berasal dari lorong itu sambil di iringi oleh suara seseorang yang sedang memasak.
"Loh? Ada suara orang memasak dari dalam?" Ucap Lina di depan lorong itu sambil berpikir apakah diri nya akan masuk untuk memeriksa atau tidak, Lagipula Lina merasa di sekolah ini tidak ada sesuatu yang sama seperti yang terjadi di sekolah nya dulu.
Setelah berpikir Lina memutuskan untuk masuk ke dalam kantin itu, Lina melewati garis yang menutupi lorong kantin itu kemudian mulai berjalan menuju kantin yang sangat gelap.
Setelah sampai di dalam kantin nya Lina melihat sekitar untuk menemukan sumber suara tersebut dan segera dia melihat sebuah toko yang buka di dalam sana dengan lampu yang sedikit redup.
Tidak pikir panjang Lina segera berjalan menuju toko itu kemudian dia melihat ke dalam sambil memanggil pemilik toko itu.
"Halo! Apa apa ada orang yang menjaga?" Tanya Lina sambil melihat sekeliling untuk menemukan seseorang tetapi yang dia lihat hanya tempat yang gelap dengan beberapa bangku dan meja kantin yang berserakan tidak teratur.
"Ahh, Selamat datang apa ada yang bisa aku bantu dalam pesanan?" Jawab seorang cowo yang tiba-tiba saja muncul di dalam toko itu sambil tersenyum.
"Ahhh!!" Lina yang kaget terjatuh ke lantai.
"Ehh Kamu tidak apa?" Tanya cowo itu sambil keluar dari tokonya dan membantu nya untuk berdiri.
Di saat cowo itu mengulurkan tangan kepada Lina, Lina yang melihat nya segera malu dan muka nya memerah sambil menyambut tangan cowo itu dan mulai berdiri.
"T-terima kasih.." jawab Lina
Setelah Lina berdiri dan membersihkan debu-debu yang berada di seragam nya, Cowo itu sambil melihat Lina dari atas sampai kebawah sebelum berbicara.
"Kamu murid baru ya? Aku belum pernah melihat mu.." Tanya cowo itu kepada Lina.
"Iya... Nama ku Lina dan aku murid baru di sini sebenarnya sih murid pindahan." Jawab Lina sambil tetap fokus.
"Begitu yaa.. Oh ya nama ku Rasyid salam kenal yaa.." Ucap Rasyid sambil tersenyum kepada Lina.
Lina yang melihat senyuman Rasyid membalas senyuman nya, Kemudian Lina melihat menu di salah satu sudut di toko itu yang membuat Lina penasaran kemudian bertanya kepada Rasyid.
"Rasyid jika boleh bisakah aku menanyakan sesuatu?" Tanya Lina sambil melihat ke arah Rasyid.
"Apa?" Jawab Rasyid.
"Toko ini buka ya? tapi aku lihat di depan tempat masuk ke sini tulisan nya tutup." Tanya Lina kepada Rasyid sambil melihat sekitar.
Rasyid yang mendengar nya berpikir sejenak sambil memainkan kakinya, Lina yang melihat nya sedikit kebingungan kenapa Rasyid yang awal nya tenang tiba-tiba saja kaki nya bergerak seperti sedang gelisah.
"Ohh itu.. Toko ini memang buka meskipun tulisan itu bertuliskan tutup lalu kenapa kamu datang ke sini jika kamu melihat tulisan itu bertanda tutup.
Lina yang mendengar jawaban dari Rasyid kemudian berpikir dan bertanya pada dirinya sendiri kenapa diri nya tetap masuk meskipun ada tulisan tutup pada lorong ke arah kantin.
"Aku juga tidak tahu.. mungkin aku seperti mendengar suara orang memasak kemudian bau dari masakan itu sangat harum dan membuat ku berjalan sendiri untuk mencari tahu." Ucap Lina
"Ohh itu.. Itu aku yang memasak dan aku sedang menyiapkan untuk di jual nantinya kamu ingin mencoba nya?" Jawab Rasyid sambil menyarankan nya untuk mencoba.
Lina yang mendengar nya merasa senang karena dapat menjadi yang pertama mencoba masakan baru dari Rasyid.
"Tentu." Jawab Lina.
"Oke.. Pilih lah dimana kamu duduk sambil aku menyiapkan nya." Jawab Rasyid sebelum mulai berjalan ke arah dapur untuk menyiapkan punya Lina.
Lina kemudian duduk tidak jauh dari arah dapur sambil dia melihat sekeliling yang bernuansa kuil jepang dengan beberapa dekorasi kertas sihir yang bertulisan jepang dan lentera sebagai lampunya.
Setelah tidak lama Rasyid datang kembali dengan semangkok ramen kemudian meletakkan nya di meja Lina.
"Silahkan di nikmati." Jawab Rasyid sebelum berjalan kembali ke arah dapur.
"Terima kasih.." Jawab Lina sebelum dia melihat ke arah ramen.
Lina kemudian menyadari jika ramen itu sama persis seperti yang dia makan dulu bersama orang tua nya.
"Ramen ini...." Tanya Lina sambil bingung kemudian dia mulai memakan ramen itu.
Dan betapa terkejut dirinya mendapati rasa dari kuah ramen itu sama persis seperti yang dia makan, Lina memakan ramen itu dengan lahap sambil menitikkan air mata.
Rasyid yang melihat Lina dari dapur hanya tersenyum sebelum dia mencuci piring sambil berbicara pada seseorang.
"Lihat.. Dia masih menyukai ramen mu meskipun sudah lama.." Jawab Rasyid sambil mencuci piring.
Sosok itu kemudian berbicara kepada nya.
"Begitu ya.. Aku pikir anak itu sudah melupakan buatan ku.." Ucap sosok itu sambil melingkarkan lengan nya di leher Rasyid dan mencium lehernya.
"Mana mungkin.. Lagipula dia juga salah satu langganan mu sama seperti aku.. Jadi tidak mudah dapat melupakan rasa buatan mu." Jawab Rasyid kepada sosok itu sambil memegang tangan sosok itu.
Rasyid kemudian mulai merasa aneh karena sosok tersebut tiba-tiba muncul di tempat toko kantin nya.
"Jadi, Ada kamu tiba-tiba muncul di sini? Sangat jarang sekali lo kamu muncul siang-siang begini Lilias?." Jawab Rasyid sambil mengangkat alis.
Sosok itu bernama Lilias, Lilias segera memasang muka serius dan mulai berbicara kepadanya.
"Ada yang ingin aku bicarakan kepadamu, Ini tentang "dia"." Jawab Lilias