The Unwilling Overlord

Layar monitor berkedip-kedip, menampilkan kata-kata "GAME OVER" dalam huruf kapital merah menyala. Aku, Kazuya Shiroi, atau lebih dikenal sebagai "Kaz" di dunia maya, menghela napas panjang. Melepas headset gaming yang terasa berat di kepala, aku meregangkan punggung dan memijat leherku yang pegal. Lagi-lagi, kekalahan. Sepertinya hari ini bukan hari keberuntunganku dalam game strategi favoritku, "Conqueror's Crown"."Yah, mungkin ini saatnya istirahat," gumamku pada diri sendiri, meraih sekaleng soda dingin dari meja berantakan di sampingku. Kamarku, seperti biasa, adalah zona perang antara tumpukan manga, figur anime, dan perlengkapan gaming. Aku menyesap soda, merasakan sensasi dinginnya mengalir di tenggorokanku. Mataku tanpa sengaja tertuju pada poster anime isekai yang tergantung di dinding. Poster itu menggambarkan seorang pemuda biasa yang dipindahkan ke dunia fantasi dan menjadi pahlawan super."Ah, dunia lain... Pasti menyenangkan bisa terjebak di sana dan menjadi pahlawan super," pikirku sambil tersenyum miring. "Tidak perlu khawatir tentang tagihan, pekerjaan, atau interaksi sosial yang canggung. Hanya petualangan, kekuatan super, dan harem yang cantik."Tiba-tiba, ruangan mulai berputar. Aku merasakan sensasi aneh, seperti ada yang menarikku dari dalam. Poster anime itu tampak berdenyut-denyut, memancarkan cahaya yang menyilaukan. Aku mencoba berdiri, tetapi kakiku terasa lemas. Aku terhuyung-huyung, meraih meja untuk mencari pegangan, tetapi semuanya sia-sia. Pandanganku kabur, dan aku jatuh ke lantai.Ketika aku membuka mata, aku tidak lagi berada di kamarku yang familiar. Aku terbaring di lantai marmer yang dingin, dikelilingi oleh orang-orang berpakaian mewah yang menatapku dengan ekspresi terkejut dan bingung. Aku mencoba bangkit, tetapi kepalaku masih terasa pusing. Aku melihat sekeliling, mencoba memahami situasi yang membingungkan ini.Ruangan ini sangat besar dan megah, dengan pilar-pilar tinggi yang menjulang ke langit-langit yang dihiasi lukisan-lukisan indah. Jendela-jendela kaca patri berwarna-warni memancarkan cahaya lembut yang menerangi ruangan. Orang-orang di sekitarku mengenakan jubah beludru, gaun sutra, dan perhiasan berkilauan. Mereka tampak seperti bangsawan dari zaman pertengahan.Seorang pria tua dengan jubah beludru merah dan janggut putih panjang melangkah maju. Dia memiliki wajah keriput yang bijaksana dan mata biru yang tajam. Dia membungkuk dalam-dalam di hadapanku."Selamat datang, Yang Mulia Raja Kazuya," katanya dengan suara yang dalam dan berwibawa. "Kami telah menunggu kedatangan Anda."Aku mengerjap, masih berusaha mencerna kata-katanya. Raja? Aku? Ini pasti mimpi, kan? Atau mungkin acara prank terbaru dari teman-teman gamerku?"Raja? Tunggu, apa?" tanyaku, suaraku terdengar serak karena kaget.Pria tua itu tersenyum ramah. "Anda adalah raja baru Eldoria, Yang Mulia. Anda telah dipilih oleh Oracle untuk memimpin kerajaan kita menuju masa depan yang gemilang."Aku menatapnya dengan tidak percaya. Oracle? Eldoria? Ini semua terdengar seperti sesuatu yang keluar dari game fantasi. Aku mencubit lengan diriku sendiri, berharap ini hanya mimpi buruk yang aneh. Tapi rasa sakitnya nyata. Terlalu nyata."Game over, isekai start," gumamku, merasa seperti karakter utama dalam anime yang sering kutonton. "Sial, ini benar-benar terjadi."Aku menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Jika ini memang nyata, aku harus mencari cara untuk bertahan hidup di dunia baru yang aneh ini. Dan jika aku adalah seorang raja, yah, mungkin aku bisa memanfaatkannya untuk keuntungan diriku sendiri. Lagipula, siapa yang tidak ingin menjadi raja di dunia fantasi?Dengan tekad baru, aku berdiri tegak dan menatap pria tua itu. "Baiklah," kataku, berusaha terdengar percaya diri. "Jika aku adalah raja, maka tunjukkan padaku kerajaanku."Pria tua itu tersenyum lebar, seolah puas dengan reaksiku. "Tentu saja, Yang Mulia. Mari kita mulai petualangan baru Anda."Aku mengikuti pria tua itu keluar dari ruangan, melangkah ke dunia baru yang penuh dengan misteri dan bahaya. Aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya, tetapi satu hal yang pasti: hidupku tidak akan pernah sama lagi.