Hari-hari berikutnya terasa seperti mimpi buruk yang tidak pernah berakhir. Aku disibukkan dengan pertemuan tanpa henti, laporan keuangan yang membingungkan, dan petisi dari rakyat yang menuntut perhatianku. Aku merasa seperti tenggelam dalam lautan informasi dan tanggung jawab yang tak pernah kuharapkan.Elara, penasihat keuangan yang skeptis, tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menguji pengetahuanku dan menantang setiap keputusanku. Dia selalu hadir di setiap pertemuan, mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam dan memberikan kritik yang pedas. Aku tahu dia hanya berusaha membantuku, tetapi sikapnya yang dingin dan sinis seringkali membuatku merasa kecil dan tidak kompeten."Yang Mulia," katanya suatu hari, setelah aku selesai mempresentasikan rencanaku untuk meningkatkan pendapatan kerajaan, "rencana Anda terlalu idealis dan tidak realistis. Anda harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti korupsi, inflasi, dan ketidakstabilan politik."Aku terdiam, merasa malu dan bodoh. Aku tahu dia benar, tetapi aku tidak tahu bagaimana memperbaiki rencanaku."Saya... saya akan mempertimbangkan saran Anda, Lady Elara," kataku dengan suara terbata-bata.Elara mengangguk singkat. "Saya harap begitu, Yang Mulia. Karena jika Anda gagal, seluruh kerajaan akan menderita."Aku meninggalkan ruang pertemuan dengan perasaan tertekan. Aku merasa seperti aku tidak akan pernah bisa memenuhi harapan orang-orang. Aku hanya ingin bersembunyi di kamarku dan melupakan semua ini.Tapi aku tahu aku tidak bisa menyerah. Aku harus belajar dan beradaptasi. Aku harus menjadi raja yang dibutuhkan Eldoria.Aku memutuskan untuk mencari bantuan dari Marcus, jenderal dari pasukan Eldoria. Dia adalah seorang prajurit yang berpengalaman dan bijaksana, dan aku berharap dia bisa memberiku nasihat yang berguna.Aku menemukannya di halaman pelatihan, sedang mengawasi latihan para prajurit. Dia menyambutku dengan hormat, tetapi aku bisa melihat kekhawatiran di matanya."Yang Mulia," katanya, "ada yang bisa saya bantu?"Aku menjelaskan kesulitan yang kuhadapi. Aku mengatakan kepadanya bahwa aku merasa kewalahan dan tidak kompeten. Aku mengatakan kepadanya bahwa aku takut aku akan mengecewakan rakyatku.Marcus mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu tersenyum tipis. "Yang Mulia, setiap pemimpin pernah merasa seperti itu pada awalnya. Bahkan raja-raja terhebat pun pernah merasa ragu dan takut. Tetapi mereka belajar dan tumbuh dari pengalaman mereka. Dan saya yakin Anda juga bisa."Dia menepuk pundakku. "Jangan takut untuk meminta bantuan, Yang Mulia. Kami semua di sini untuk mendukung Anda."Kata-kata Marcus memberiku semangat baru. Aku tahu aku tidak sendirian dalam perjuangan ini. Aku memiliki orang-orang yang percaya padaku dan siap membantuku.Aku memutuskan untuk mengambil pendekatan yang berbeda. Aku mulai menghabiskan lebih banyak waktu dengan rakyatku, mendengarkan masalah mereka, dan mencoba memahami kebutuhan mereka. Aku belajar tentang sejarah Eldoria, budayanya, dan tantangan yang dihadapinya.Aku juga mulai menerapkan pengetahuan yang kupelajari dari game strategi favoritku. Aku menganalisis situasi politik dan ekonomi Eldoria, mencari cara untuk meningkatkan efisiensi dan mengurangi korupsi. Aku bahkan mulai merancang strategi pertahanan baru untuk melindungi kerajaan dari ancaman eksternal.Seiring berjalannya waktu, aku mulai merasa lebih percaya diri dan kompeten. Aku mulai membuat keputusan yang lebih baik dan mendapatkan rasa hormat dari rakyatku. Aku bahkan mulai menikmati peranku sebagai raja.Suatu hari, Elara datang ke ruang kerjaku dengan ekspresi yang berbeda dari biasanya. Dia tidak terlihat marah atau skeptis, tetapi lebih seperti... kagum."Yang Mulia," katanya, "saya harus mengakui bahwa saya terkejut dengan kemajuan Anda. Anda telah belajar banyak dalam waktu singkat, dan Anda telah membuat beberapa keputusan yang sangat bijaksana."Aku tersenyum. "Terima kasih, Lady Elara. Aku menghargai pujianmu.""Jangan terlalu cepat puas, Yang Mulia," kata Elara, kembali ke sikapnya yang biasa. "Masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Tetapi saya harus mengakui, Anda memiliki potensi untuk menjadi raja yang hebat."Aku mengangguk, merasa bangga dan termotivasi. Aku tahu jalan masih panjang, tetapi aku siap untuk menghadapi tantangan apa pun yang menghadang. Aku telah belajar pelajaran pertama kepemimpinan: bahwa seorang pemimpin yang baik tidak hanya harus cerdas dan kompeten, tetapi juga harus memiliki keberanian, kerendahan hati, dan kemauan untuk belajar.