Berita tentang kemunculan tiba-tiba seorang raja baru di Eldoria menyebar seperti api di padang rumput kering. Utusan-utusan dari kerajaan tetangga mulai berdatangan, masing-masing membawa pesan yang berbeda. Ada yang menyampaikan ucapan selamat yang tulus, ada yang menawarkan bantuan dan kerjasama, tetapi ada juga yang terselubung dengan ancaman dan tuntutan."Yang Mulia," kata Elara suatu pagi, wajahnya tampak tegang saat ia menyerahkan sebuah gulungan perkamen kepadaku. "Ini adalah pesan dari Raja Draken dari kerajaan tetangga, Drakenheim."Aku membuka gulungan itu dan membaca isinya dengan hati-hati. Pesannya singkat dan lugas: Raja Draken menuntut Eldoria untuk membayar upeti yang besar, atau menghadapi konsekuensi yang mengerikan."Upeti?" tanyaku, mengerutkan kening. "Kenapa kita harus membayar upeti kepada mereka?"Elara menghela napas. "Drakenheim adalah kerajaan yang kuat, Yang Mulia. Mereka memiliki pasukan yang besar dan sumber daya yang melimpah. Eldoria selalu menjadi sasaran empuk bagi mereka.""Tapi kita tidak bisa membiarkan mereka mengintimidasi kita," kataku, mengepalkan tangan. "Kita harus melawan."Elara menatapku dengan pandangan khawatir. "Saya mengerti perasaan Anda, Yang Mulia. Tetapi kita harus realistis. Eldoria tidak dalam posisi untuk berperang dengan Drakenheim."Aku terdiam, merenungkan kata-katanya. Aku tahu dia benar. Eldoria masih belum pulih dari krisis keuangan, dan pasukan kita tidak sebanding dengan pasukan Draken."Jadi, apa yang harus kita lakukan?" tanyaku, merasa putus asa."Kita harus bernegosiasi, Yang Mulia," kata Elara. "Kita harus mencari cara untuk menenangkan Raja Draken tanpa mengorbankan kedaulatan kita."Aku mengangguk. "Baiklah. Aku akan mempertimbangkannya."Aku menghabiskan sisa hari itu untuk berdiskusi dengan Elara dan anggota dewan lainnya. Kami membahas berbagai strategi, tetapi tidak ada yang tampak memuaskan. Raja Draken adalah seorang penguasa yang kejam dan ambisius, dan dia tidak akan mudah diyakinkan.Malam itu, aku tidak bisa tidur. Aku mondar-mandir di kamarku, pikiran dipenuhi dengan kekhawatiran. Aku merasa seperti terjebak dalam permainan yang tidak bisa kumenangkan. Aku tidak tahu bagaimana cara melindungi rakyatku dari ancaman Drakenheim.Tiba-tiba, aku teringat poster anime isekai yang tergantung di dinding kamarku. Poster itu menggambarkan seorang pahlawan yang berani menghadapi segala rintangan untuk menyelamatkan dunia.Aku menatap poster itu dengan tatapan nanar. "Aku bukan pahlawan," gumamku. "Aku hanya seorang gamer biasa yang terjebak di dunia yang salah."Tapi kemudian, aku teringat kata-kata Bartholomew: "Oracle melihat potensi besar dalam diri Anda, potensi yang bahkan mungkin belum Anda sadari."Mungkin aku memang memiliki potensi untuk menjadi pahlawan. Mungkin aku bisa menemukan cara untuk menyelamatkan Eldoria.Dengan tekad baru, aku berjalan ke jendela dan menatap bulan purnama yang bersinar terang di langit malam."Aku tidak akan menyerah," janjiku pada diri sendiri. "Aku akan melindungi Eldoria, apa pun yang terjadi."