Maya menatap naga itu dengan mata terbelalak. "Menunggu saya?" tanyanya dengan suara gemetar. "Untuk apa?"Naga itu mendekati Maya, setiap langkahnya membuat tanah bergetar. "Kau adalah Penenun Takdir," katanya dengan suara yang bergema di seluruh hutan. "Kau ditakdirkan untuk mengubah nasib dunia Arcana."Maya merasa bingung dan takut. "Penenun Takdir? Apa maksudmu?"Naga itu duduk di tepi sungai, ekornya yang panjang melingkar di sekelilingnya. "Kau memiliki kekuatan untuk mengubah nasib orang lain melalui pakaian yang kau buat," jelasnya. "Setiap jahitan, setiap sulaman, memiliki kekuatan magis yang dapat menyembuhkan, melindungi, atau bahkan menghancurkan."Maya menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mengerti. Aku hanya seorang penjahit biasa."Naga itu tersenyum. "Kau bukan penjahit biasa, Maya. Kau adalah seorang dewi yang terlahir kembali di dunia Arcana. Kekuatanmu sebagai Penenun Takdir adalah bagian dari kekuatan ilahi yang kau miliki."Maya merasa pusing. Dia tidak bisa mempercayai apa yang didengarnya. Dia seorang dewi? Itu mustahil.Naga itu menyentuh dahi Maya dengan moncongnya yang hangat. "Jangan takut, Maya," katanya dengan lembut. "Aku akan membantumu menemukan jalanmu di dunia ini. Aku akan mengajarimu cara menggunakan kekuatanmu untuk kebaikan."Maya memejamkan mata, merasakan kehangatan mengalir ke seluruh tubuhnya. Dia merasa tenang dan damai. Saat dia membuka matanya lagi, dia melihat naga itu menatapnya dengan mata yang penuh kasih sayang."Terima kasih," bisik Maya.Naga itu mengangguk. "Sekarang, mari kita pergi ke kota," katanya. "Ada banyak hal yang harus kau pelajari."Maya mengikuti naga itu melintasi hutan, menuju kota megah yang dilihatnya dari kejauhan. Saat mereka semakin dekat, Maya bisa melihat bahwa kota itu terbuat dari batu putih yang berkilauan, dengan menara-menara tinggi yang menjulang ke langit dan kubah-kubah yang dihiasi dengan permata.Naga itu mendarat di alun-alun kota, di mana kerumunan orang berkumpul untuk melihat mereka. Maya merasa gugup saat dia turun dari punggung naga. Dia tidak terbiasa menjadi pusat perhatian.Naga itu berubah menjadi seorang pria tampan dengan rambut emas dan mata biru yang berkilauan. Dia mengenakan jubah putih yang berkibar-kibar tertiup angin."Ini adalah Pangeran Kael," kata naga itu, memperkenalkan dirinya. "Dia adalah penguasa kota ini."Pangeran Kael membungkuk hormat kepada Maya. "Selamat datang di kota Ethereal, Dewi Maya," katanya dengan suara yang dalam dan merdu. "Kami telah menunggu kedatanganmu."Maya membalas bungkukan Pangeran Kael. Dia merasa bingung dan kewalahan, tetapi dia juga merasa penasaran. Dia ingin tahu lebih banyak tentang dunia ini dan tentang takdir yang menunggunya.
sharemore_vert