Chereads / Chronicles of the Tailor in the World of Arcana / Chapter 8 - Konflik Batin dan Pencarian Jawaban

Chapter 8 - Konflik Batin dan Pencarian Jawaban

Maya menghabiskan sisa hari itu dengan berjalan-jalan di taman istana, mencoba menjernihkan pikirannya. Dia tidak bisa berhenti memikirkan tawaran Elric. Di satu sisi, dia tahu bahwa dia membutuhkan bantuannya. Dia tidak bisa mengendalikan kekuatannya sendiri, dan dia takut akan apa yang mungkin terjadi jika dia tidak belajar bagaimana menggunakannya dengan benar.Di sisi lain, dia tidak bisa mempercayai Elric sepenuhnya. Dia merasakan sesuatu yang gelap dan berbahaya dalam dirinya, sesuatu yang membuatnya merinding. Dia tidak ingin menjadi pion dalam permainan orang lain, tidak ingin dimanfaatkan untuk tujuan yang tidak dia ketahui.Maya memutuskan untuk mencari nasihat dari Pangeran Kael. Dia merasa bahwa pangeran itu adalah orang yang baik dan bijaksana, dan mungkin bisa membantunya membuat keputusan yang tepat.Dia menemukan Pangeran Kael di perpustakaan istana, dikelilingi oleh tumpukan buku-buku kuno. Pangeran Kael tersenyum saat melihat Maya, dan mempersilakannya duduk di sebelahnya.Maya menceritakan tentang pertemuannya dengan Elric dan tawaran yang diajukannya. Pangeran Kael mendengarkan dengan seksama, alisnya berkerut dalam-dalam."Elric adalah seorang penyihir yang sangat kuat," kata Pangeran Kael akhirnya. "Dia juga sangat berbahaya. Aku tidak akan merekomendasikanmu untuk terlibat dengannya.""Tapi aku membutuhkan bantuannya," kata Maya dengan putus asa. "Aku tidak bisa mengendalikan kekuatanku sendiri."Pangeran Kael mengangguk. "Aku mengerti, Maya. Tapi ada cara lain untuk belajar mengendalikan kekuatanmu. Kau bisa mencari bantuan dari para tetua di kuil Dewi Penenun. Mereka adalah orang-orang bijaksana yang memiliki pengetahuan luas tentang sihir dan takdir."Maya merasa lega mendengar saran Pangeran Kael. Dia memutuskan untuk pergi ke kuil Dewi Penenun dan mencari jawaban di sana. Dia berharap para tetua bisa membantunya menemukan jalan yang benar.Keesokan paginya, Maya berangkat ke kuil Dewi Penenun, ditemani oleh beberapa pengawal istana. Perjalanan ke kuil itu memakan waktu beberapa jam, melintasi hutan lebat dan pegunungan yang menjulang tinggi.Akhirnya, mereka sampai di kuil, sebuah bangunan kuno yang terbuat dari batu putih. Kuil itu terletak di puncak bukit, menghadap ke lembah yang hijau.Maya memasuki kuil dengan perasaan hormat dan kagum. Dia melihat patung-patung dewi-dewi kuno yang berjajar di sepanjang dinding, dan altar yang dipenuhi dengan persembahan.Dia disambut oleh seorang wanita tua yang mengenakan jubah putih. Wanita itu memperkenalkan dirinya sebagai Tetua Luna, pemimpin para tetua di kuil.Maya menceritakan tentang mimpinya, tentang benang emas, dan tentang pertemuannya dengan Elric. Tetua Luna mendengarkan dengan penuh perhatian, matanya yang bijaksana bersinar dengan cahaya hangat."Maya," kata Tetua Luna akhirnya, "kau telah dipilih oleh para dewi untuk menjadi Penenun Takdir. Kau memiliki peran penting untuk dimainkan dalam nasib dunia Arcana."Maya menatap Tetua Luna dengan mata terbelalak. "Tapi apa peran saya?" tanyanya. "Apa yang harus saya lakukan?"Tetua Luna tersenyum. "Itulah yang harus kau temukan sendiri, Maya. Tapi ingatlah, kau tidak sendirian. Para dewi akan selalu bersamamu, membimbingmu dan melindungimu."

sharemore_vert