Tetua Luna membawa Maya ke sebuah ruangan kecil di belakang kuil. Ruangan itu dipenuhi dengan buku-buku kuno, gulungan perkamen, dan alat-alat tenun. Di tengah ruangan terdapat sebuah meja batu besar, di atasnya terdapat sebuah buku tebal yang terbuka."Ini adalah Kitab Takdir," kata Tetua Luna. "Ini berisi semua pengetahuan tentang sihir tenun dan ramalan. Kau akan menghabiskan banyak waktu di sini, mempelajari isi kitab ini."Maya mengangguk dengan penuh semangat. Dia tidak sabar untuk memulai pelatihannya. Dia ingin belajar segala sesuatu tentang kekuatannya dan bagaimana menggunakannya untuk kebaikan.Tetua Luna mengajari Maya tentang sejarah para Penenun Takdir, tentang bagaimana mereka menggunakan kekuatan mereka untuk membentuk nasib dunia Arcana. Dia juga mengajari Maya tentang berbagai jenis benang ajaib, masing-masing dengan sifat dan kekuatan yang berbeda.Maya belajar dengan cepat. Dia memiliki bakat alami untuk menenun, dan dia dengan mudah menyerap pengetahuan yang diberikan oleh Tetua Luna. Dia menghabiskan berjam-jam setiap hari di ruangan itu, membaca Kitab Takdir, berlatih menenun benang ajaib, dan bereksperimen dengan berbagai pola dan desain.Setelah beberapa minggu, Maya mulai melihat kemajuan yang signifikan. Dia bisa menenun benang ajaib yang kuat dan tahan lama, dan dia bisa membuat pakaian yang memiliki sifat magis, seperti kekebalan terhadap api, kemampuan untuk menyembuhkan luka, dan kekuatan untuk meningkatkan kekuatan pemakainya.Suatu hari, Tetua Luna memanggil Maya ke ruangannya. "Maya," katanya, "kau telah membuat kemajuan yang luar biasa. Aku percaya kau siap untuk tugas pertamamu sebagai Penenun Takdir."Maya menatap Tetua Luna dengan penuh semangat. "Tugas apa itu?" tanyanya.Tetua Luna tersenyum. "Kau akan membuat jubah untuk Pangeran Kael. Jubah itu harus bisa melindunginya dari bahaya dan memberinya kekuatan untuk memimpin rakyatnya."Maya mengangguk dengan tegas. Dia menerima tugas itu dengan senang hati. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatannya untuk membuktikan kemampuannya dan membantu orang lain.Dia menghabiskan beberapa hari untuk merancang dan menenun jubah Pangeran Kael. Dia menggunakan benang emas terbaik yang bisa dia temukan, dan dia menenunnya dengan pola rumit yang melambangkan kekuatan, keberanian, dan kebijaksanaan.Ketika jubah itu selesai, Maya membawanya ke Pangeran Kael. Pangeran Kael sangat terkesan dengan keindahan dan kualitas jubah itu. Dia segera mengenakannya dan merasakan kekuatan magisnya mengalir ke seluruh tubuhnya."Terima kasih, Maya," kata Pangeran Kael. "Jubah ini adalah hadiah yang sangat berharga. Aku akan memakainya dengan bangga."Maya tersenyum. Dia merasa senang dan puas karena bisa membantu Pangeran Kael. Dia tahu bahwa dia telah menemukan panggilannya sebagai Penenun Takdir.