2 tahun yang lalu terlihat di penjara narapidana yang gelap, Ada sepasang mata yang merah datang hanya di cerahi sedikit cahaya.
Siapa lagi jika bukan Neko yang berjalan masuk sendirian di penjara narapidana. Semua tahanan melihatnya melewati mereka. Penjara yang begitu kotor, suram dan hanya ada kehampaan.
"Hai gadis, mampir sini..." mereka terus menatapnya ketika Neko satu persatu melewati tempat mereka.
Neko berhenti di antara sel mereka dan mengecek satu persatu sel.
"Ck, ck, hei sini nih aku pangku gadis..." semuanya terus menggodanya, karena bagi mereka mungkin suatu yang langka bertemu gadis di penjara tapi Neko tetap masih fokus pada mencari sesuatu.
Hingga ia ada di sebuah sel nomor 407, ia berdiri dengan tangan tersilanya didepan sel itu dan melihat Jun dan Hyun sedang duduk putus asa di sana.
Mereka berdua menoleh padanya.
Tanpa ada pikiran, Neko membuka sel itu dengan kunci, seketika semua tahanan yang melihat itu benar benar sangat terkejut.
"Hoi, kalian berdua, siapa salah satu diantara kalian yang memiliki kasus mengkuliti orang?" tatap Neko, nada suaranya berat dan tenang.
Mereka berdua berdiri membuat Neko harus menengadah melihat mereka.
"Ada apa ini, apa ada gadis tersesat, hei berani juga dia membebaskan kita," mereka masih bersikap sombong padanya.
"Ya, aku memang membebaskan kalian..." kata Neko dengan tatapan biasanya tanpa ada rasa takut.
". . . Apa!?" mereka terkejut.
"Aku mencabut masa tahanan kalian, dan.. Layanilah aku sebagai majikan kalian," Neko kembali menyilang tangan.
"Bagaimana kau bisa percaya pada kami untuk menjadi pengawal mu? Kami bisa saja menyakitimu malahan."
"Tidak mungkin kalian berpikir bahwa hanya aku yang membebaskan kalian, terpuruk di sini selamanya apakah kalian punya tujuan hidup setelah ada masa pembebasan?" Neko menatap.
Lalu mereka berdua terdiam dan menggeleng.
"Kalau begitu, tujuan kalian padaku, tunduklah padaku dan layani aku sesuai kesabaran kalian," kata Neko.
Seketika mereka berdua berlutut dihadapannya.
"Aku Hyun, yang bisa menguliti adalah Jun," Hyun menunjuk Jun yang bisa di tandai bahwa dia botak.
"Ya, jika kau ingin tato aku juga bisa tato," Jun menambah.
Neko terdiam dengan tatapan datarnya, ia menatap ke Hyun.
"(Pria ini, dia memiliki hukuman seumur hidup dan satu minggu lagi dia di hukum mati karena kasus yang mengerikan bagi semua orang. Tak hanya membunuh, dia memiliki kebiasaan mengoleksi banyak sekali kulit manusia, setiap membunuh manusia, dia akan menguliti kulit mereka dan mengubur sisanya.)"
Lalu Neko menatap ke Jun yang terdiam. "(Dia memiliki hukuman yang sama dan 4 hari lagi di hukum mati, mantan dari pemilik kedai seni ukuran tato. Tapi setiap pelanggan yang datang, dia membunuhnya dan mengukir banyak sekali kemauan nya dengan pisau di kulit korban.)"
"Yeah, itu cukup untuk kalian ikut dengan ku," kata Neko.
"Apa pekerjaan kami? Membunuh orang sesuai perintah mu?" tanya Jun sebelumnya.
"Yeah, hanya lebih dari itu," balas Neko dengan senyuman seringai.
Lalu Jun dan Hyun saling memandang. ". . . Baiklah... Kami akan ikut."
"Kalau begitu, ikuti aku..." Neko berjalan duluan di ikuti mereka.
Mereka keluar dari sel dan kedua pria itu masih memakai baju tahanan itu.
Selama berjalan keluar melewati lorong penjara yang gelap itu, banyak tahanan lain ingin Neko melakukan hal yang sama pada Jun dan Hyun.
"Hoi... Bebaskan kami juga gadis, hoi..." semua tahanan tak terima.
Mereka terus berteriak apalagi salah satu dari mereka terus berteriak tanpa henti. Neko lalu berhenti membuat Hyun dan Jun yang ada di belakangnya juga terhenti.
Neko berjalan mendekat ke orang yang memaksa membebaskannya. Neko lalu mengeluarkan kunci. Hal itu membuat Hyun terkejut.
"Hoi, apa yang kau lakukan?" Hyun menahan kunci itu dari tangan Neko. Ia memegang tangan Neko dengan kunci itu.
"Kau tidak bisa membebaskannya..." Jun menambah.
"Grr!!... Kalian berdua payah, biarkan dia membebaskanku, kemari kau gadis," tahanan itu menarik kerah Neko hingga membuatnya tertekan di sel.
"Egh.... Sial..." Neko berguman dengan alis serius nya.
"Hoi, lepaskan dia kau bangsat!!" Hyun berteriak.
Tapi Neko memberi isyarat tangan pada mereka berdua untuk berhenti. Tentu saja mereka berhenti dengan terkejut.
"Kau mau aku bebaskan?" kata Neko.
"Tentu saja, berikan kuncinya padaku cepat gr..." tahanan itu terus membuat tubuh Neko harus bertabrakan dengan sel besi.
Lalu Neko memasukan kedua tanganya ke dalam sel memegang kepala tahanan itu. Seketika menguntir kepalanya hingga tulang lehernya patah. Tahanan itu terkaku dan terjatuh melepas kerahnya. Sepertinya dia mati.
Neko bisa lepas dari tangan orang gila itu meskipun kerahnya berantakan sekarang.
Hyun dan Jun yang melihat itu menjadi terkejut.
"Kau sudah bebas sekarang, tinggal tunggu malaikat menghitung dosamu," kata Neko sambil berjalan pergi di ikuti Hyun dan Jun yang masih tidak percaya.
Mereka berhenti di sebuah ruangan. Jun dan Hyun membaca itu ruangan milik ketua polisi.
Mereka agak bingung dan tiba tiba Neko mendobrak pintu dengan kakinya membuat mereka terkejut.
Seorang polisi yang ada disana pun terkejut. "Hoi kenapa ada tahanan lepas," dia menodongkan pistol. Tapi ia terdiam ketika melihat gadis di sana.
"Hei, kau mencari sesuatu?" polisi itu perlahan menurunkan pistol nya karena berpikir bahwa gadis itu tidak berbahaya.
Tapi Neko berjalan mendekat padanya dan memegang pistol itu.
"Aku pinjam ruangan ini," ia menatap dingin.
Terlihat dari luar, polisi tadi terlempar oleh tendangan Neko hingga pingsan, Hyun dan Jun yang melihatnya menjadi terpelongoh.
"Hyun, jaga dia tetap disana, Jun ikutlah aku kedalam..."
". . . Baik," mereka mengangguk lalu Jun menutup pintu dan menatap ke Neko, ia terkejut saat Neko membuka kancing bajunya. Ia melemparkan pisau pada Jun yang bingung. Lalu Neko duduk di pojok kursi panjang.
"Ukirlah sesuatu di punggungku," dia membelakanginya dan menunjukan punggungnya yang telah telanjang.
Punggung yang mulus dan putih bersih, agak pucat dan membuat yang melihat nya ingin menjilat itu.
"E... Maksudmu menggunakan pisau ini, aku tidak bisa..."
"Kenapa, bukan nya kau tadi bilang bisa mengukir," Neko menoleh sedikit dengan mata serius.
"Tapi tidak di tubuhmu yang kecil, kau akan kesakitan."
"Lakukan saja..." Neko menoleh dengan tatapan memaksa.
Dengan gemetar, Jun mengukir tulisan di punggungnya.
Dia memegang punggung Neko dengan tangan besar dan kasarnya membuat Neko mengangkat satu alisnya bergerak pelan. "Sial... Tangan apa itu, kau tidak pernah memakai losion atau apa?" Neko menoleh dengan kesal.
"..." Jun hanya terdiam melihat tangan nya sendiri.
"Ck, lanjutkan saja," Neko kembali fokus membelakangi nya.
Lalu Jun mulai meletakan ujung pisau itu di atas punggung Neko, menekan nya pelan dan seketika muncul darah merah mengalir dari atas, terus mengalir dan mengalir karena Jun terus menarik ujung pisau itu membentuk sebuah ukiran.
"(Gadis ini, sama sekali tidak berteriak sakit,)" ia terus tidak tenang dalam membuat nya karena khawatir akan kondisi Neko.
Setelah selesai, Jun menghela napas dan menatap punggung Neko yang penuh dengan banyak darah, tangannya pun juga terkena darah.
"Aku sudah berusaha.... Apa ini tidak apa apa?"
"Ini sudah bagus," Neko langsung memakai kemeja putihnya. Ia bahkan tak melihat hasilnya, kemeja itu menjadi berlumuran darah di punggung nya.
"Hah, belum aku lap, kemejamu menjadi merah!" Jun terkejut.
"Diamlah, jangan banyak bicara cepat ambil ini dan rapikan tubuhmu besarta rekanmu," Neko melempar sebuah kotak. Kotak hitam yang agak besar. Lalu berjalan keluar meninggalkannya.
Hyun melihatnya keluar melewatinya, ia juga terkejut ketika melihat punggung Neko berdarah.
Ia masuk. "Hoi, apa yang kau lakukan padanya, apa kau menyakitinya!?" Hyun menatap kesal.
Jun dari tadi duduk dengan menundukan badan sambil melihat pisau berdarah itu lalu menggenggamnya membuat tangan nya ikut berdarah.
"Siapkan diri kita," kata Jun.
--
"Tulisan itu artinya dia ingin keluar dari organisasi dan mulai menjalani hidup normal, tapi ketua tidak mengizinkannya keluar dari organisasi, meskipun harus melukai dirinya sendiri," kata Jun.
"Gadis itu, sangat habat..." Manajer Jin terkesan.
Hal itu membuat kedua pria pengawal itu terkejut karena manajer Jin mendengarkan.
"Eh hehe maaf, aku akan pergi," Manajer Jin pergi tanpa adanya rasa berdosa telah mendengar itu tadi.
Lalu Matthew terdiam. "(Aku tidak berpikir sejauh itu, apakah itu alasan nya hanya memiliki dua pengawal yang berasal dari tempat yang tidak resmi, dia langsung masuk ke penjara tanpa ada penjaga di sana yang tahu... Hanya untuk merekrut dua orang yang sebentar lagi di hukum mati jika dia tidak mengambilnya,)" ia terdiam memikirkan Neko.
Lalu memberikan sebuah kunci kecil pada mereka, tepatnya pada Hyun dan Jun.
"Tolong berikan ini padanya, dia sudah berjanji akan datang ke studioku besok malam. (Besok adalah jumat malam..., dia sudah berjanji akan datang, tapi aku tidak yakin, dia selalu mengatakan kata 'tidak yakin' dengan janjinya.)"
Hyun dan Jun menerimanya dengan sedikit bingung.
Sementara itu Neko menatap Kinn yang terbaring di bawah nya.
"Cih..." Neko menatap kesal lalu berbalik berjalan pergi.
"Awas kau!!" Kin hanya bisa kesal menatap Neko berjalan pergi.
"(Gadis itu seperti iblis yang di lahirkan menjadi seorang drakula, bagaimana dia bisa memiliki kekuatan sebesar ini, tak heran jika wanita atasan itu menjadikan nya kandidat selanjutnya nya dan bukan nya malah aku.)"
Neko mendobrak pintu dengan kakinya menatap seorang wanita duduk di kursi meja kantor yang gelap itu. Di belakang nya berdiri seorang lelaki yang merupakan manajer Shang.
"(Sama seperti dulu, benar benar tidak menyenangkan,)" pikir Neko dengan tatapan datar lalu ia berjalan dan menjatuhkan diri duduk di sofa kantor itu.
"(Ha.... Aku tidak bisa lepas dari hal ini,)" dia menghela napas panjang.
Wanita di samping nya itu adalah ketua wanita dalam sindikat organisasi. Belum di ketahui nama dari Ketua sindikat ini tapi dia adalah otak dari segala organisasi yang paling berpengaruh di distrik dan kota tersebut.