Chereads / Drop Blood: Amai Akai / Chapter 8 - Chapter 8 My Model

Chapter 8 - Chapter 8 My Model

"Apa kau melihat artikel hari ini?" Neko melihat ponselnya sendiri.

"Bos..." salah satu bawahan Kin menunjukan ponsel berisi artikel.

"Oleh karena itu Direktur baru museum akan ditunjuk setelah berita tentang korupsi dalam pembangunan itu dirilis, tim Kin pasti sangat sibuk untuk membuat kasus yang harus legal. Jika mau, nongkrong saja disini atau Direktur akan dalam masa pekerjaan lapangan," kata Neko membacakan artikel itu. Sangat singkat karena inti dari artikel itu adalah kasus korupsi ilegal yang di buat oleh Kin dan di simpulkan oleh Neko melalui artikel.

Direktur Kin menjadi menggigit bibirnya sendiri karena kesal lalu berjalan mendekat. "(Dia bahkan mengalahkan rencana ku dengan artikel seperti ini. Dari awal yang seharusnya memegang museum adalah aku, tapi aku membuat rencana mengancam Direktur Hao untuk memeras Neko agar dia tidak menerima museum, tapi dia telah menuduh ini sebagai korupsi di depan artikel....) Kau selalu membuat komplikasi buruk, kenapa tidak anjing saja yang kau pilih jadi pasangan mu, penampilanmu seperti ular berbisa!!! (Aku sudah tidak tahan, aku ingin membunuh kucing licik ini saja!!) Kau seharusnya siap untuk ini!!" ia mengambil sebuah tembakan dan tiba tiba menodongkannya ke kening Neko.

Tapi Neko memasang wajah tanpa takutnya itu.

"Kamu adalah satu orang yang tidak kompeten, lanjutkan dan tembak lah, ini yang kau inginkan bukan...?" Neko mengarahkan ujung tembakan ke keningnya sendiri dengan dekat.

". . . Cih, begitu beraninya kau untuk mati di tanganku," kata Direktur Kin yang semakin kesal.

"Yah, aku memang berani untuk mati, tapi yang membunuhku tidaklah berani untuk membuatku mati," kata Neko dengan tatapan pupil mata merah yang menyala.

Seketika ia melintir tangan Kin dan melempar tembakan itu ke atas lalu menjatuhkan Direktur Kin dengan menarik kerah kemudian mendorong nya ke bawah dengan terlihat mudah tapi pastinya dia menggunakan tenaga ekstra, padahal tubuh Direktur Kin tiga kali lebih besar dari tubuh Neko.

Salah satu bawahan Kin mengeluarkan pistol dari jauh juga akan menembak Neko.

Tapi Neko menangkap tembakan itu tadi dan menembak orang yang rupanya sudah siap menembaknya dari tadi. Di tambah dengan Jun yang langsung melumpuhkan orang itu. Neko juga menembak bahu kiri Direktur Kin.

"Aghh!!" Direktur Kin berteriak dengan bahunya yang mengalirkan darah karena tembakan itu.

"Aku akui ini memang normal..." Neko menjatuhkan tembakan itu di depan Direktur Kin yang terlutut kesakitan.

"Sebagai Bos, memang seharusnya berbisnis mati ataupun hidup, sekarang hentikan semua ini, aku mungkin tidak akan ikut campur lagi," ia melepas mantel hitam yang ia pakai tadi lalu menutupi Direktur Kin dengan itu.

"Bersihkan semua ini, jangan lupa bawa pulang mantel penuh darahnya itu."

"Yes Boss..." Hyun dan Jun membalas.

Direktur Kin dari tadi hanya menahan sakit dengan gemetar. "Kau... Sialan!!!"

Neko berjalan keluar dari tempat itu sambil mengeluarkan tusuk permen dari mulutnya, permen itu sudah habis dan ia menjatuhkan nya begitu saja.

"(Ha... Ini cepat selesai, akhirnya aku tahu bahwa kedok di balik Direktur Hao adalah Kin sendiri, dia memang bergabung dalam sindikat tapi dia dari awal ingin mengambil tugas ku dan juga mengambil jabatan kandidat ku sebagai ketua organisasi nantinya,)" ia menghela napas panjang.

Di dekat mobilnya, ada penjaga berdiri membuka pintu tengah untuk nya, tapi saat ia akan masuk ke mobilnya ada mobil berhenti didepannya dan keluar seseorang pria yang tinggi dan besar dengan pakaian mantel nya.

"Lima tahun tidak bertemu, Candy," dia mengulur tangan. Tapi Neko hanya menatap dingin padanya.

"Aku tidak ada waktu denganmu."

"Tidak apa, bagaimana aku antar saja, paling tidak mengobrol lah denganku," kata pria itu, dia adalah Direktur Cheong. Dia orang yang sangat Neko khawatirkan datang menemuinya dan sekarang benar saja, kedua belah pihak ini telah bertemu di saat yang seperti itu.

Lalu mobilnya berjalan di jalanan pada hari yang sudah malam.

"Kamu terlihat lebih pucat ya, aku mulai tahu kau sudah berhenti minum obatmu," tatap nya pada Neko yang duduk di samping nya di bangku tengah mobil.

"Berhentilah bicara apa apa, kita bukan siapa siapa Tuan CEO..."

"Kenapa? Kupikir adil memperlakukanmu seperti ini karena akulah yang memberimu nama, saat aku menemukanmu, tidak ada keluarga, tidak ada teman dan masih menjadi gadis yang begitu polos."

"Tidak usah mengisi waktu ku dengan ingatan tidak berguna," Neko menyela.

Lalu Direktur Cheong menyalakan rokoknya. "Aku merindukanmu," ia melirik pelan dan mengatakan hal itu.

Membuat Neko menatapnya dengan masih diam.

"Ada apa, hm... Hanya aku yang tahu siapa dirimu, aku akui kau memang tidak pernah mengambil keputusan tanpa pikir pikir dulu, karena itu kau selalu mengambil uang untuk mempercepat pemikiranmu, wanita yang kau sebut ketua itu seharusnya mengeluarkan mu saja, dan kau bisa bergabung denganku... Atau mungkin kembali lagi padaku," Direktur Cheong mengelus pipinya.

"Hmp... Jangan bercanda, aku tidak akan pernah masuk ke tempat orang lain," Neko menyingkirkan tangan Direktur dari pipinya.

"Kalau begitu kembalilah padaku saja, seperti kau menyukaiku..." kata Direktur, lalu Neko mengambil rokok Direktur dari mulutnya dan tak di sangka sangka mematikan ujung rokok itu di tangan Direktur.

Untungnya Direktur Cheong memakai sarung tangan.

"Hentikan mobilnya..." kata Neko, mendengar itu si supir menghentikan mobilnya. Lalu Neko keluar, sebelumnya ia menatap ke Direktur.

"Aku menolak proposal mu, aku tidak akan membuka telingaku untuk setiap perkataanmu, dan lagi aku tidak pernah suka pada pria manapun."

"Aku mengerti..." Direktur tersenyum kecil. Di balik sikap tenang nya, dia pasti memiliki sikap yang belum terlihat, dan karena itulah Neko tidak menghargai nya.

Ditempat Matthew, ia menatap kacamatanya sendiri dan terus menerus mengingat wajah Neko, lalu menyimpan kacamata itu di rak. "(Aku seharusnya memutuskan untuk tidak terlalu banyak memikirkan nya.)"

Malamnya di sebuah bar. "Pindahkan saja semua ini di dalam," kata seseorang yang mengatur.

"Baiklah," Matthew membalas, rupanya dia juga bekerja di bar. Ia memakai kaus dan topi sambil memakai sarung tangan untuk mengangkat kotak minuman untuk di letakan di dalam, bisa di bilang itu adalah kerja sambilan.

Di saat itu juga mobil taksi berhenti di bar dan keluar seseorang yang rupanya itu Neko. Dia berjalan dengan aura kesal.

"Sialan..." ia menendang pagar tepat di depan agak jauh dari Matthew setelah dia keluar dari taksi tersebut.

"Neko..."

Mendengar ada yang memanggil, Neko menoleh dan menatapnya.

". . . .Kenapa kau...." ia berwajah tak percaya melihat Matthew yang memanggilnya, lalu ia mendekat, dan siapa sangka Direktur Cheong melihat mereka dari mobil yang melintas. Rupanya mobil nya mengikuti taksi yang di naiki Neko.

"(Siapa lelaki itu?)" dia melihat Matthew dari kaca mobilnya. Lalu ia terdiam dengan wajah yang agak datar dan pandangan tajam menatap Matthew, itu mungkin karena Neko mendekat pada Matthew. Tapi mobilnya berjalan pergi.

"Kenapa kau ada disini?" Neko menatap.

"Aku bekerja di bar, kafe saat pagi dan di bar saat siang, untuk pekerjaan pertama aku memang ditugaskan malam ini."

"(Ini... Bar ku... Kenapa aku tidak pernah di beritahu ada pekerja baru di sini?)" Neko terdiam, rupanya dia punya Bar, itu berarti ketika Seu muncul. Dia saat itu ada di bar nya juga karena Seu mungkin bekerja di Bar nya itu.

"Kau punya kehidupan bekerja, tidak heran tubuhmu kuat alami. Ku pikir kau memang melatih otot mu itu tapi rupanya kerja keras yang kau lakukan untuk mencari uang... Baiklah, aku akan pergi...." Neko menatap lalu berbalik meninggalkannya tapi Matthew tiba tiba menahan tangannya.

"Neko, tunggu, kemana kau akan pergi?"

"Sebenarnya ini bukan ide yang bagus, aku akan minum sebentar, jika kau mau ikut temani aku kedalam... Ayo...." tatap nya dengan senyum kecil.

Akhirnya Matthew menemani Neko kedalam, mereka duduk di sama tempat depan meja pelayanan bar untuk dilayani bartender langsung di sana. Matthew hanya terdiam menatap bawah tak berani mengangkat pandangan nya dan kepalanya yang tertutup topinya.

"Kau masih bersekolah kan, kenapa ada banyak pekerjaan?" lirik Neko.

"Sejauh ini hanya 2 pekerjaan, aku tidak menganggap itu terlalu banyak," kata Matthew sambil meminum minumannya, tapi ia terkejut dan sedikit batuk.

"Terlihat sekali kau baru pertama kali minum, kau mungkin tidak cukup uang untuk minum seperti ini selama hidupmu."

"(Rasa alkohol ini terlalu kuat.) Sebenarnya biaya kehidupan dan pendidikan cukup tinggi..." Matthew menutup mulutnya sambil menjawab pertanyaan Neko tadi, dari wajahnya ia sudah terbawa alkohol.

"Ambil ini..." Neko perlahan memberikan kertas cek uang padanya.

Matthew langsung terkejut begitu melihat nya. "(Kenapa dia memberikan ini?!) Aku tidak bermaksud meminta uang, aku tidak bisa menerima ini."

"Aku tahu, bawa saja itu, sebagai bayaran dariku karena aku telah beberapa kali menggigitmu, rasanya pasti sangatlah sakit, karena aku tidak pernah belajar cara mengigit yang baik... (Ya bener lah, mana ada menggigit dengan rasa enak,)" kata Neko sambil meminumnya dengan pelan pelan.

"(Neko...)" Matthew memegang lehernya sendiri.

"Ini tidaklah sakit." gumam nya.

". . ." Neko meliriknya bingung.

"Aku hanya terkejut saat kau menggigitku, rasanya bukanlah apa apa..." kata Matthew lalu ia menyangga kepalanya sendiri dengan tangannya.

"Haha, lemah sekali... Hm, kau tidak memakai kacamatamu?" Neko menatap baru sadar.

"Aku meletakkannya di tempat ku," balas Matthew dengan suara pelan dan hal itu membuat Neko tidak bisa mendengarnya. Karena semakin jauh obrolan nya, semakin pelan suara yang di buat Matthew.

"Bisa kau ulangi aku tidak dengar..."

Lalu Matthew mendekat dan ternyata dia akan menciumnya. Neko terdiam, ia tidak akan menghindar. "(Ha.... Apakah ini termasuk dalam 2% ciuman mabuk?)"

Tapi tiba tiba. "Nona Neko!!" ada orang memanggil Neko, jadi Matthew tidak dapat menciumnya. Dia menarik wajahnya sendiri tak jadi mencium Neko.

Neko menjadi mengkerut kan mata. "(Ini sialan, siapa yang mengganggu?)"

"Kenapa kau bersama seorang lelaki?" tatap wanita yang memanggil, rupanya itu Seu yang mendekat.

"Aku sudah menunggumu sangat lama loh, bisa kita lakukan didepan ini?" Seu langsung mendekat dan dengan beraninya mencium nya, tapi Neko masih tidak membuka mulutnya. Lalu ia melirik ke Matthew yang sangat terkejut melihatnya.

Neko menjadi tersenyum kecil dan membuka mulutnya dan mencium Seu didepan Matthew.

Matthew tentu saja terkejut. "(Rupanya benar dia lebih tertarik dengan wanita di bandingkan pria,)" Matthew menurunkan pandangannya dan akan berdiri.

Tapi Neko menjadi tersenyum kecil dan langsung mendorong kepala Seu kebawah.

"Ah...!!?" Seu terkejut. Hal itu membuat Matthew menoleh padanya tak jadi berdiri.

"Ada apa? Malam ini aku sedang tidak mood, bukankah aku sudah bilang padamu aku tidak ingin bermain disini lagi," ia berdiri dan berjalan sambil masih memegang kepala Seu untuk menunduk. "Agh..."

Matthew yang melihat itu tentu saja bingung sekaligus terkejut.

"Bawa pergi dia, berikan kunci mobil padaku," kata Neko sambil mendorong Seu dengan satu tangan nya pada para penjaganya.

"Ikuti aku..." Neko menoleh ke Matthew yang masih terdiam menatap itu tadi. Kemana dia akan membawanya?