Chereads / Drop Blood: Amai Akai / Chapter 9 - Chapter 9 My Model

Chapter 9 - Chapter 9 My Model

Terlihat di parkiran gedung mobil, Neko menarik tangan Matthew. Mereka sudah berjalan pergi dari bar tadi dan tentunya Neko yang menarik Matthew keluar.

Matthew terdiam menatap tangan Neko, bahkan Neko hanya bisa memegang tiga jari milik Matthew.

"(Tangan kecil itu, tidak bisa memegang tangan ku dengan baik... Ini pertama kalinya sebuah tangan kecil yang manis memegang tangan ku,)" pikirnya.

Lalu Neko berhenti dan membunyikan kunci sebuah mobil, lalu menatap Matthew.

"Apa yang kau tunggu, cepatlah masuk," tatap nya.

Lalu Matthew masuk ke dalam mobil. Neko ikut masuk menduduki tubuh Matthew lalu menutup pintu.

"Neko..." Matthew agak terkejut Neko duduk di atasnya.

"Ada apa huh, saat aku mencium seseorang, apa kau akan meninggalkanku, huh...?" Neko mendekat.

"Neko, aku hanya memintamu menjadi model ku, karena itu kau harus menjadi milikku, kau menciumnya didepan semua orang."

"Hm... Sekarang kau menjadi tukang cemburu..."

Neko memegang leher Matthew. "Apa kau tahu apa yang aku lakukan jika aku bersama dengan wanita? Termasuk yang tadi?"

". . ."

"Aku akan melakukan seperti ini," Neko mendekat dan langsung menggigit leher Matthew.

Matthew terdiam kaku merasakan lehernya seperti tertusuk jarum. Lalu tangan nya memegang pinggang Neko, membuat Neko menarik giginya keluar menatap.

"Ha... Neko...." Matthew malah mencium leher Neko.

"Yeah, kau boleh mencium tubuh ku..." balas Neko.

Matthew menggigit bibirnya lalu menciumnya dengan cepat.

"(Aku tahu kita tidak akan melakukan seks di dalam mobil, karena aku masih ragu untuk mempelajari tubuh mu lebih dalam.)"

Setelah beberapa jam, Neko membasuh tangannya di wastafel kamar mandi umum, terlihat dari kaca depannya, Matthew berdiri di belakangnya, ia melihat leher belakang Neko yang penuh cupang.

"Aku tahu.... Itu tadi bukan lah seks... Kau hanya terus meninggalkan beberapa gigitan dan ciuman di tubuh ku," kata Neko.

"(Dia sama sekali tak menunjukan rasa nafsu yang dia punya, kami di dalam mobil hanya sedikit bercumbu. Menikmati tubuhnya dan beberapa kali menggigitnya memang lah terasa nyaman karena dia gadis yang istimewa tapi kenapa dia tak pernah berpikir dia dan aku akan melakukan sebuah hubungan badan, dia tak pernah meminta itu sebelumnya juga,)" Matthew terdiam lalu mendekat.

"Neko, berapa lama tanda ini akan berhenti?" ia mendekat dan memegang lehernya.

Neko menarik kerah bajunya sendiri dan melihat banyaknya cupang di seluruh tubuhnya.

"Dalam waktu singkat mereka akan hilang, lain kali jika kau melakukan ini dengan seseorang, jangan tinggalkan bekas yang terlihat," kata Neko yang berjalan keluar.

"Apa...? Aku hanya melakukan ini padamu."

"Haha, untuk saat ini..."

"(Apa dia berpikir aku akan melakukan hal ini pada wanita lain?) Kau sibuk akhir-akhir ini, apakah semuanya berjalan dengan baik di pekerjaan mu?"

"Itu akan rumit selama beberapa minggu."

"(Aku tidak mengerti, apa dia hanya menemuiku untuk menggigit beberapa tubuhnya saja, dia bahkan tidak merasakan apapun dariku, dia hanya di isikan kesibukan,)" Matthew berpikir sambil berhenti berjalan. Neko juga berhenti dan menoleh kebelakang.

"Ada apa, kau tidak mau pulang huh..?" ia menatap.

2 penjaganya bahkan sudah menunggu di mobil. Saat Neko akan masuk, Matthew menahan tangan Neko.

". . . ?" Neko menoleh dengan diam datar.

". . . Neko, berhubunganlah denganku lebih dalam," kata Matthew, seketika yang terkejut adalah Jun dan Hyun yang ada disana.

". . . Hm... Ha... Hahaha..." tapi Neko tertawa dan menatap tajam. "Sudah kuduga kau mengatakan hal itu hanya untuk memastikan sesuatu pada ku, sebaik nya kau tidak perlu mengatakan hal itu... Masuk saja dan aku akan mengantarmu."

"(Dia... Menolaknya, sudah kuduga, sebenarnya seks apa yang dia inginkan.... Apa dia mau aku langsung memasukan nya,)" Matthew menjadi terdiam.

Tak lama kemudian mobil berjalan dan Matthew duduk di samping Neko yang terus memandang ke depan dengan tatapan datar.

"Apakah kau kesulitan dalam patung mu saat aku sedang sibuk?" hingga Neko mengajak bicara.

"Waktunya ketat tetapi aku tidak bisa berbuat apa-apa." balasnya membuat Matthew terdiam kecewa.

"Jika terlalu rumit untuk mu, kau dapat mengambil model lain, aku tidak keberatan." tambah Neko, tapi ia sedikit terkejut karena Matthew menatap aneh padanya.

"Ini semua tidak membuatmu bahagia, ini semua juga tidak akan membuatku bahagia, aku hanya akan menyelesaikan kebahagianmu."

". . . (Bahagia huh.... Apa itu bahagia, apa itu termasuk ke dalam kategori suka atau apa.... Entahlah, ini akan membuat ku gila karena aku terlalu banyak memikirkan apa itu kebahagiaan.) Aku hanya suka pada warna hijau."

". . . "

"Seperti mata milikmu, warnanya hijau, bagaimana bisa...?" Neko mendekat dan menatapnya, Matthew terdiam juga menatap matanya. Tapi ia melihat ke jalan. "Tolong berhenti disini saja..."

Lalu Hyun menghentikan mobilnya dan Matthew berjalan keluar.

"Sungguh? Kau tak perlu kutemani?" Neko menatap dari bangku mobilnya.

"Tidak perlu, ini sudah sangat malam," Matthew membalas lalu menutup mobil. Kemudian mobil berjalan menjauh darinya. Matthew tak melihat mobil itu pergi, justru dia menundukan wajahnya seperti wajah putus asa itu.

"(Ada apa dengannya, dia selalu berekspresi seperti itu.) Dia ingin membuatku bahagia... Lalu kenapa dirinya sendiri tidak pernah menunjukan senyuman apapun padaku!" Neko menginjak kursi bagian belakang milik Jun dan Hyun.

2 penjaganya hanya bisa mendengarkan dan gemetar.

Esoknya Matthew bekerja di kafe seperti biasa, ia melayani orang dengan wajah kesedihan bercampur kesepiannya. Mungkin lebih tepatnya tak ada ekspresi sama sekali. Lalu Hyun dan Jun datang.

"Kami kembali Manajer."

"Selamat datang, apa hanya kalian berdua?"

Manajer Jin menatap mereka yang duduk.

"Boss terlalu sibuk hari ini, dia harus mengerjakan perusahaan barunya," Jun membalas.

"Ah begitu ya, buat diri kalian nyaman ya," tatapnya lalu menatap ke arah Matthew.

"Matthew, kerja bagus hari ini, apa kau mau makan bersama?" tambah nya.

"Aku tidak bisa, maafkan aku, aku harus bekerja ke pekerjaan selanjutnya," Matthew membalas sambil melepas apron nya.

"Paling tidak makanlah sedikit, bagaimana jika kau sakit saat kerja nanti?"

"Aku akan baik baik saja."

"Manajer punya benarnya, kau tidak bisa sakit, Boss akan mengamuk pada kita," Hyun mendekat dengan panik.

". . . Kenapa kau berpikir dia akan mencemaskan ku?" Matthew menatap.

"Tentu saja, Boss benar benar sudah menganggap mu di sini, beruntung lah kau," Hyun membalas.

Hal itu membuat Matthew terdiam. "(Neko... Dia menghawatirkan kondisi ku, tapi jika dia begitu, kenapa dia tidak datang di saat aku menginginkan nya datang?)"

"Bawalah ini untuk makan," Jun memberikan makanan protein padanya. Matthew menjadi terkejut dengan makanan nya yang aneh. Lalu dia berjalan pergi.

Matthew berjalan ke sebuah tempat konstruksi, rupanya dia bekerja di konstruksi, Manajer konstruksi menatapnya yang datang.

"Hey Matthew, lama tidak bertemu, kamu datang untuk bekerja? Bagaimana sekolahmu?"

"Aku menunggu satu semester lagi untuk lulus, aku bisa bekerja malam disini."

"Ya, itu bagus kalau begitu bekerjalah dengan baik."

Matthew tak lain hanyalah seorang lelaki yang mencari pekerjaan untuk tubuh nya yang besar, dia memiliki fisik yang kuat, siap menerima pekerjaan sambilan yang begitu banyak, tak peduli tubuh nya akan sakit atau tidak.

Tapi inti dari dia melakukan itu ada hal lain yang ingin dia lakukan soal mencari uang dari pekerjaan sambilan. Sebenarnya dia sudah memikirkan nya dari dulu hanya saja, dia belum siap berpikir lagi dengan jelas.

"(Dari awal aku melihat Neko, aku melihat nya sebagai seseorang yang penting, dia memiliki posisi yang tinggi, memiliki pengawal yang siap di bayar banyak dan beberapa orang penting kenalan nya juga meskipun dia tidak sudi di anggap kenalan oleh mereka. Aku tahu, aku bukan tandingan nya, jika dari awal aku masih menetap dengan keluarga ku, kakak ku yang pastinya sekarang memegang kediaman yakuza, aku pastinya tidak akan bekerja keras mencari uang hingga saat ini, mau bagaimana lagi, ketika aku benar benar suka pada Neko, rasanya aku ingin memberikan sesuatu, suatu hal yang akan sangat berarti dan itu adalah buatan ku sendiri, bahan bahan nya tentu saja memerlukan uang yang banyak,)" pikirnya, dia akan selalu bekerja untuk mencari uang hanya untuk hidup dari kehidupan nya yang sangat sudah menyendiri dan tempat nya bahkan tidak pantas.

Berbagai pekerjaan akan ia lakukan termasuk bekerja keras dalam proyek konstruksi, tak jarang dia selalu mendengar penderitaan mereka yang bekerja di sana.

"Pekerjaan konstruksi malam ini membuatku terbunuh, aku bahkan tidak ada waktu istirahat," kata pekerja pekerja yang mengobrol saat Matthew melewati mereka.

"(Mereka mungkin berpikir bahwa pekerjaan ini berbahaya, jika memang berbahaya aku mungkin sudah akan lelah dengan ini semua... Aku akan mencoba mencari uang yang lebih dan lebih banyak lagi.)"

Malam pun berlalu sangat cepat, hujan dimalam hari muncul secara deras. Sejak saat itu Matthew bekerja di konstruksi pada malam hari.

Tak lupa dia masih membuat bagian bagian model bentuk dari Neko di studionya di waktu luang nya.

Dia mengingat setiap inci, setiap gerak tubuh Neko, dan setiap bentuk tubuh Neko, dia mengingat ingat dan ketika ia agak lupa, ia berhenti sejenak atau lebih tidak meneruskan itu karena hal itu akan berbeda dengan tubuh Neko nantinya.

Dalam pekerjaan keras nya itu, tentu saja hal tersebut akan menjadi keseharian nya hingga terus berjalan dan berlanjut setiap hari. Hingga ia akan lelah sendiri dengan hal itu.

"Ha...." terlihat ia menjatuhkan diri di ranjang dengan telanjang dada.

"(Ini memang benar benar melelahkan, tapi tetap saja, aku ingin membuat suatu benda yang sangat berarti untuk Neko dan aku, agar dia lebih percaya bahwa aku memang menyukai nya... Tapi, Kapan kau akan mengerti ini...)" ia memikirkan Neko.

Semuanya berjalan baik hingga suatu malam, ia merasa tidak enak badan saat bekerja konstruksi dan saat ia membawa besi besar, ia mendadak terjatuh.

"Wooo!!... Anak muda kau baik baik saja!??!"

"Sepertinya kau terlalu lelah, bagaimana jika pulang dulu..." para pekerja yang ada di sana mendekat. Itu hampir menjadi sebuah kecelakaan dalam pekerja konstruksi.

Tetap saja, pekerjaan kontruksi itu adalah pekerjaan yang berat untuk mahasiswa seperti nya.