"Hoaammm" Alun menguapkan keluh kesah kondisi tubuh yang dikuasai rasa kantuk.
Berjalan berdampingan dengan gadis tinggi asia.
"Besok apa kamu luang? " Ming mendampingi remaja yang menatap satu pagi hari.
"Tentu"
Ming mengutarakan rasa bahagianya dengan senyuman hangat.
"Sehangat kopi yang kini aku tatap sembari mendengarkan obrolan anak muda yang sedang kasmaran" Ilyas memang suka menyela.
"Sejak kapan!!! " Akun terkejut.
"Memangnya kamu ini hantu!? "
"Aku benci fullday" Ilyas pasrah dalam genggaman kenikmatan hangatnya kopi.
Fullday School begitu muncul semua yang mendengar terutama para pelajar akan sangat bergembira.
Namun tidak bagi mereka yang serius akan pendidikan.
Mereka yang serius adalah laksana pelaut yang menantang ombak dunia.
Menentang kebodohan yang dipoles halus dengan kemunafikan.
...
"Bagaimana bisa kau gagal No. 6!!!? "
"Maaf tuanku, dia akhirnya muncul"
"Dasar bodoh, lalu bagaimana dengan sampelnya?"
...
Tersadar ketidakmampuannya, si detektif 'angie' mengalami frustasi. Kepalanya dipenuhi pertanyaan mengenai siapa sebenarnya target yang selama ini ia buru.
Di ruang sempit bersama asistennya yang sibuk memandang tanda tangan, angie memutar-mutar pena di tangan kirinya, bersamaan dengan berputar kepalanya.
"Jill bagaimana kabar anak itu? "
"Dia aman di panti asuhan, entah apa yang direncanakan olehnya, menurutku Faith memiliki semacam motif yang sangat absurd, lebih absurd lagi orang yang mengejar dia sampai setengah gila" Mereka berdua saling melirik.
Alasan mengapa angie sangat terobsesi mengungkap identitas sebenarnya dari sosok Faith bukan karena misi ataupun tugas wajib.
Hanya karena ia benci kekalahan.
"Bocah itu, bagaimana menurutmu Jill? "
Jill memangku kucing piaraannya, mengelus gemulai bulu halusnya.
"Buset! Kamu akhirnya tertarik dengan Ilyas!? "
"Bukan itu maksudku bodoh! "
...
Lisa memandangi jumat yang mendung. Ia bosan dengan seharian menghabiskan waktunya di panti asuhan.
"Hei, Lisa ayo masuk, nanti kamu bisa sakit" Rin gadis yang setahun lebih tua dari lisa sangat perhatian,.
Panti asuhan yang hanya di tinggali 5 anak dengan 2 pengurus salah satunya adalah orang baru.
"Aku bingung" Diatas bangku halaman panti, berteman dengan tiupan angin membuat dirinya tenang, namun tidak dengan hatinya yang rapuh.
Semuanya tidak masuk akal.
Rin mendekat dan merangkul lisa dengan rasa empati yang tinggi, bagaimanapun ia adalah kakak tertua di panti ini.
Berusaha menenangkan hati kecil yang kini mempertanyakan kebenaran.
"Kalian tampak akrab, apa kau mau mengenalkannya denganku rin? "
"Kakak!? Kak Ilyas!!! " Rin sangat bahagia, sudah seminggu Ilyas tak berkunjung.
Ilyas bersama dengan Alun dan Ming senantiasa berkunjung, mereka menemani anak-anak panti bermain, namun Ilyas cenderung memilih memberikan edukasi pada mereka semua.
Anak-anak yang lain pun langsung pergi keluar untuk menemui mereka bertiga.
"Kak Ming!! "
"Wah ada Alun!!"
"Oi panggil aku kakak!!! "
"Gakkkk!! "
Mereka semua lalu masuk kedalam panti, Rika selaku pengasuh panti membuat kan minuman hangat untuk semua orang.
"Nyonya Rika, aku dengar ada pengasuh baru dari anak-anak? " Ming memegang segelas teh hangat tepat di bawah dagunya untuk merasakan uap yang menghangatkan.
"Kamu benar, dia bahkan mengatakan jika ia hanya seorang sukarelawan, terlebih lagi dia masih muda lohh" Semua orang duduk memandang dirinya.
"Aku terkejut kupikir tempat ini akan segera runtuh, malahan ada pengasuh baru" Ilyas menulis kan beberapa rumus matematika di papan tulis.
"Kak Ilyas jahatt!!!! "
"Aku gak cinta lagi sama kak Ilyas!!! "
Nyonya Rika tertawa dengan kejahilan Ilyas.
Alun mendekati Papan tulis dan melihat apa yang dituliskan Ilyas.
"Ilyas aku tahu kalau aku itu bodoh"
"Jangan terlalu jujur temanku"
"Maksudku, selama aku sekolah belum pernah melihat rumus ini"
"Oh, wajar sih, ini berkaitan dengan relativitas khusus milik Einstein" Semua mata tertuju pada Ilyas.
"Apa lihat-lihat? "
Semuanya menghela nafas.
...
Lin hong yu memiliki lebih dari 7 perusahaan besar yang bergerak di bidang Fashion dan kosmetik.
Walau begitu ia sendiri benci dengan kosmetik.
Kini, Lin sedang berada di ruang meeting, ia memandang grafik yang akhir-akhir ini semakin turun.
"Huh.... Kalian pikirkan saja sendiri aku sedang kesal"
Lin meninggalkan ruangan dan mempercayakan sisanya pada bawahannya.
Tentunya bukan karena Fashion dan kosmetik yang membuat dia menjadi penguasa kota.
Ia adalah saingan dari Scott, mereka berdua bersaing sebagai pedagang senjata.
Lin memasuki gudang senjata di dekat pelabuhan, dan mendapatkan sebuah kabar yang membuat dia bahagia.
"Pfftt, kapalnya meledak?? "
Kapal milik Scott terpaksa diledakkan di Samudra Pasifik karena gangguan dari para perampok.
"Harusnya dia menyuruh mereka menari di Hawai daripada mengapung di tengah samudera"
"Hilda!!, segera selesaikan bongkar muat, lalu segera kirimkan, sepertinya pelanggan kita sedang gelisah" Ia pergi meninggalkan senyuman yang hanya bertahan sebentar.
. ..
Jumat 22.23 kabut tebal tiba-tiba mengelilingi kota ini, dan sebuah cahaya redup terpancar dari arah gunung, cahaya itu menabrakkan dirinya dan menghilang dalam sekejap mata.
Sosial media di penuhi dengan berita yang sama.
"cahaya misterius turun dari langit dan jatuh di gunung kota"
...
Laboratorium Betts,
"Kringg««"
Sebuah panggilan.....
"Halo? "
"apa kau menemukan sesuatu? "-
"Huh.. Kau rupanya,, belum, bahkan aku sendiri tidak yakin jika ini semacam darah, tapi saat aku lihat lebih detail ini semacam pelumas"
"Apakah unsur di bumi ada yang mirip? "-
"Itu masalah utamanya, aku sendiri kebingungan, sebenarnya benda macam apa yang kau berikan padaku, kemungkinan ini bukan dari bumi"
"Ahh satu lagi, ada hal gila yang terjadi saat aku memanaskan cairan ini pada suhu 100° celcius, viskositas nya naik dan cairan ini memberikan reaksi yang sangat aneh"
"Terima kasih"-
...
00.00
Tengah malam, tengah kota, ditengah kesunyian yang ramai bersembunyi.
Tidakkah kau berpikir jika konflik ini semakin jelas, manusia dengan manusia, manusia dengan mereka.
" Malam ini sungguh mengerikan"
"Kau bicara apa bocah? "
Kini aku morgan L tengah menghadap pada salah satu pemeran dalam teater absurd yang tengah berproses menuju konflik yang sebenarnya.
Apa yang di inginkan detektif angie untuk menemui ku? Lagipula dia tak pernah sekalipun melempar satu huruf padaku di semesta lain.
"Kau tahu dia kan? " Angie menghembuskan partikel-partikel kecil yang terdispersi dalam udara, mudahnya dia menghembuskan asap rokok tepat didepanku.
Dia sendirian, mengapa Jill tidak bersamanya?
Kini di taman kota ini aku merasa jika diriku semakin asing di dunia ini.
"Tak ada untungnya jika anda mengetahuinya"
"Dengarkan aku anak muda, bukankah kau sendiri tahu betapa bahayanya orang itu? "
Ya, aku tahu di semesta manapun aku sendiri tak sanggup memahami tujuan dan niat pria itu, mengapa dia melakukan semua tindakan yang menurutku sama sekali tak ada untungnya.
Namun dia memberikan sebuah pesan terakhir, saat dunia sebelumnya hancur.
"Aku hanya sedang menulis sebuah cerita" dia benar-benar aneh.
Aku tetap tak akan memberikan informasi apapun pada Angie, karena kini dia sedang sangat jauh dari pria itu.
"Untuk apa kau sangat terobsesi dengan Faith? "
Angie mengenakan kacamata yang sebelumnya tergantung di kerah baju.
"Karena aku, benci kekalahan"
Aku tersenyum, karena jawaban wanita ini tak pernah berubah, karena itu dia sangat menerima Angie.
"Sebentar lagi kau akan tahu dia itu siapa"
...
01.10
"Kamu tidak tidur? "_
"Kamu sendiri juga sama"-
"Bagaimana jika Ilyas dan Ludwig aku ajak:v?"_
" Gak! "
"-_-"-
...
Sabtu 08.08.
Rumah kecil sederhana, penuh pepohonan dan bunga yang indah.
Remaja laki-laki berlari penuh ketakutan, kebingungan mengantarkannya pada salah satu sahabatnya.
Rumah milik Ilyas, peninggalan satu-satunya dari orangtuanya, ia rawat penuh dengan kasih sayang.
Ia duduk di teras sambil membaca buku dan berteman dengan segelas kopi yang berdiri diantara kicauan burung.
Ia memperhatikan Alun yang terengah-engah hingga terpeleset saat memasuki teras rumahnya.
"Santai kawan, ayo duduk di Gazebo" Dia berdiri membangunkan Tubuh remaja yang sangat lemas.
"Ming!!!!, apa kau ingat Ming!!! ? "
"Apa itu? "
...