Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

PASANGAN TERBAIK

Siti_Muslikah_9145
--
chs / week
--
NOT RATINGS
2.5k
Views
Synopsis
Masha adalah wanita usia 29 tahun yang memiliki trauma dengan namanya pernikahan. Kegagalan kedua orang tuanya membuat Masha tumbuh menjadi seseorang yang introvert. Ia seakan takut dengan hubungan sakral itu. Bahkan sampai usianya menjelang 30 tahun Masha tidak pernah menjalin hubungan dengan lawan jenis. Bayang-bayang kehancuran rumah tangga orang tuanya selalu menghantuinya. Saka adalah laki-laki 33 tahun yang juga memiliki trauma akan pernikahan. Rumah tangga kedua orang tuanya hancur karena sikap sang ayah yang tidak bertanggung jawab. Sejak saat itu Saka enggan menjalin hubungan dengan lawan jenis. Saka takut akan seperti bapaknya. Menjadi laki-laki yang tidak bertanggung jawab dan membuat anak dan istrinya sengsara. Hingga akhirnya keduanya bertemu. Saka suka dengan Masha sejak pertama kali berjumpa. Tapi untuk melangkah ke arah serius Saka masih ragu, sungguh ia takut. Tapi karena desakan sang ibu Saka mencoba meyakinkan dirinya bahwa dia akan menjadi pasangan terbaik untuk Masha. Lalu bagaimana dengan Masha? Apa dia bisa menjadi pasangan terbaik untuk Saka dan menghilangkan traumanya?
VIEW MORE

Chapter 1 - 1

"Masha, nanti kalau pulang sekolah bisa jemput mama gak? Mama ada acara sama teman lama di suminar" Ucap mama Arum saat keduanya sedang sarapan. 

Almasha, wanita cantik berusia 29 tahun itu hanya mengangguk sambil terus menikmati sarapan paginya, sepiring nasi pecel dengan tambahan lauk peyek kacang dan sate telur puyuh. Sangat menggugah selera makan wanita cantik itu. 

"Jam berapa?" Tanyanya disela mengunyah. 

"Kamu pulang jam berapa? " Mama Arum balik bertanya pada sang putri. 

"Gak full ngajar sih hari ini, mungkin jam dua belas sudah selesai" 

"Ya udah nanti kalau kamu mau pulang WA mama ya, mama janjian jam sebelas sama tante Murni" Jelas mama Arum dan sang putri cantik hanya manggut-manggut. 

"Mama gak ke toko? "

"Gak, hari ini toko dihandel dulu sama Nesa, mama pengen ketemu teman mama itu, kangen banget, lama gak ketemu sih" Mama Arum terlihat sangat antusias. 

Masha menatap aneh dengan sikap mamanya ini. Gak bisanya seantusias ini kalau cuma ingin ketemu teman lama. Masha menatap curiga. 

"Mama ada misi terselubung kan? " Masha menatap sang mama penuh selidiki, curiga sekali dengan sikap sang mama. 

Mama Arum membulatkan matanya saat mendapat tuduhan dari putri bungsunya ini. Tapi sebisa mungkin perempuan cantik, meski sudah berkepala lima itu terlihat tenang. Tak mau dia sang putri berpikir macam-macam. 

"Misi apa ah, mama cuma pengen ketemu aja, kangen sama tante Murni, dulu dia sangat baik sama mama" Alasan mama Arum mencoba senatural mungkin. 

Meskipun masih curiga dan tidak puas dengan jawaban sang mama tapi Masha mencoba percaya. 

"Masha berangkat ya ma, nanti ketemu di tempat saja "pamit Masha dan segera meninggalkan halaman rumahnya menuju tempat kerjanya. 

~~~~

"Pulang sekolah makan mie ayam yuk sha? " Ajak Reta, rekan sejawat Masha di sekolah. 

"Maaf ta, gak bisa, ada janji sama mama di suminar" jawab Masha yang matanya fokus pada laptop di depannya.

"Tumben? Ada acara keluarga?"

"Mama janjian sama teman lama katanya"

"Temen lama atau calon besan? " Ucap Reta jahil. Masha dan Reta berteman sejak SMP, tapi putus hubungan sejak masuk SMA dan kuliah. Tapi takdir kembali mempertemukan mereka di tempat kerja ini. Semenjak saat itu hubungan keduanya semakin akrab dan menjadi sahabat. Jadi jangan heran kalau Reta paham seluk beluk hidup Masha. Kalau mama Arum ada janji temu dengan temannya pasti ada misi terselubung. 

"Maksudnya? "

"Pura-pura ah, biro jodoh terbalut reuni teman lama. Lagu lama ah, masa gak hapal sama rencana mama Arum, aku aja hapal lho" Ucap Reta membuat Masha menghentikan jarinya yang lincah mengetik. 

Masha menoleh dan menatap Reta hingga akhirnya mendesah dan menegakkan tubuhnya. 

"Salah gak sih ta menurutmu kalau aku memilih sendiri seperti ini? " Ucap Masha dengan pandangan lurus ke atas. 

"Salah banget, meski aku tahu penyebab lu kayak gini tapi lu juga orang yang paham agama dan yang pasti kalau lu terus seperti ini mama Arum pasti sangat sedih dan merasa gagal" Jawab Reta membuat Masha mendesah lagi. 

"Jangan bilang lo takut sha? Gua tahu trauma emang gak bisa sembuh atau hilang begitu saja. Tapi yakin dong sha, kalau lu bakal dapat seseorang yang tulus dan gak akan bernasib seperti mama Arum. Jangan disama ratakan ya sha, yakin dan optimistis dong" Ucap Reta mencoba menenangkan pikiran sahabatnya itu. 

"Gua cuma gak yakin" Jawab Masha.

"Oke. Stop jangan bahas lagi. Gak bakal habis kalau kita bahas ini. Lu pasti tetap pada pendirian lu dan gua juga gak akan pernah bosannya mengingatkan lu kalau kita hidup butuh pasangan. Gua juga cuma pengen bilang sama lu, kalau doa gua selalu sama buat lu, semoga ada orang yang bisa menembus benteng kokoh lu dan menyadarkan lu kalau semua orang itu tidak bisa disama ratakan" Ucap Reta yang benar-benar lelah menasehati Masha. 

Reta memang tidak dapat merasakan trauma Masha tapi kalau harus larut dalam trauma itu juga tidak baik. Terlebih ini menyangkut soal pasangan hidup. 

Masha mendengus dan senang dengan perhatian sahabatnya itu. Tapi batinnya benar-benar belum bisa menerima atas saran yang diberikan oleh Reta. Luka Masha terasa masih basah. 

"Ck, bikin mood ancur aja, udah sono kalau mau pulang" Usir Masha. 

"Iya-iya, gua do'a in moga-moga hari ini lu ketemu jodoh lu, gua yakin seratus persen mama Arum pasti lagi ngatur kencan buat lu, semoga sampai pelaminan ya" Goda Reta sambil berlari meninggalkan Masha yang telah siap menimpuknya dengan pulpen. 

~~~~~~~

Waktu menunjukkan pukul setengah satu siang saat Masha memasuki kawasan parkir rumah makan suminar. Mama Arum telah mengirimkan lokasinya sejak tadi. Masha pun segera menghampiri sang mama. 

"Sha...." Suara yang sangat familiar itu memanggil Masha dari arah depan. 

Mama Arum dan tante Murni memilih duduk di salah satu saung yang terletak agak di belakang. 

"Assalamu'alaikum" Masha mengucapkan salam pada kedua wanita paruh baya itu. 

 

"Waalaikumsalam" Jawab mama Arum dan tante Murni kompak. 

"Lama banget sha, ada tambahan jam? " Tanya mama Arum saat Masha datang. 

"Sholat dulu baru ke sini ma " Jawab Masha sambil tersenyum manis menyalami wanita paruh baya yang memakai gamis warna merah marun. 

"Masha tante " Ucap Masha ramah. 

"Tante Murni, wah cantik banget kamu nak, terakhir kita ketemu dulu waktu kamu masih kecil, SD mungkin, eh sekarang udah jadi guru aja" Puji tante Murni jujur membuat Masha merasa tersanjung. 

"Iya kan mur? Aku juga ngak nyangka akhirnya Masha jadi guru, dulu lulus kuliah kan jadi kru TV dia" Sahut mama Arum. 

"Loh pernah jadi kru TV juga? Kok bisa? " Tanya Tante Murni kaget. 

"Pernah dulu, kan cita-citanya jadi wartawan sama pekerjaan kayak gitu, eh malah dapatnya jadi kru TV " Cerita mama Arum. 

"Terus kenapa bisa jadi guru sekarang? "

"Jadi kru TV cuma dua tahun. Tak suruh pulang. Gak kuat aku mur, anak perawanku sendirian di kota orang, pikiranku gak tenang. Sampai rumah gak lama dapat tawaran ngajar di SMP 5, ya udah diambil aja. Toh sesuai juga sama jurusan dia" Lanjut mama Arum. 

Tante murni menatap kagum pada Masha, sementara si Masha malah malu karena kisah hidupnya di ceritakan ke orang lain. 

"Keren banget kamu nak, pasti berat banget kan harus keluar apalagi itu kerjaan impian kamu" Ucap tante Murni tulus. 

"Sebenarnya iya sih tan, tapi gak papa kok, kan sekarang juga udah dapat gantinya hehehe" jawab Masha.

Obrolan ketiganya pun berlangsung sangat seru, meski baru pertama bertemu, Masha bisa dengan mudah akrab dengan tante murni, gak ada canggung atau rasa sungkan. 

"Bu...." Suara bariton seseorang menginterupsi obrolan ketiga wanita beda usia itu. Semua mata tertuju pada satu orang. Seorang laki-laki dengan kemeja hitam yang di gulung dan celana kain warna hitam. Rambutnya tertata rapi. Wajahnya tegas dan tampan sangat pas dengan kulit tan yang membuatnya terlihat sangat macho. 

Masha merasa apa yang diucapkan reta akan menjadi nyata. 

"Eh halo mas, sini mas" Tante murni dengan senyum cerahnya menyambut laki-laki itu memintanya duduk disampingnya dan berada tepat di hadapan Masha. Keduanya mata itu bertemu untuk sesaat sebelum akhirnya suara tante Murni memutus pandangan keduanya. 

"Arum, Masha, kenalkan ini anak laki-lakiku yang pertama, Arsaka, biasanya di panggil Saka" Ucap tante Murni sambil meminta putranya untuk bersalaman dengan kedua tamunya. 

"Saka tante" ucap Saka

"Tante Arum" Balas mama Arum "ganteng banget anakmu mur" Puji mama Arum membuat Saka sedikit salah tingkah. 

"Saka mbak " Kini giliran Saka menyalami Masha. 

"Masha mas" keduanya bersalaman dan segera melepaskan tautan tangan keduanya. 

"Percuma ganteng rum kalau gak ada yang mau, sampai sekarang masih sendiri, kalah sama kedua adiknya" Jelas tante murni. 

Nah kan bener, batin Masha. 

"Lah kok bisa sih, katarak cewek-cewek ya ada spek limited kayak gini dianggurin. Tapi bukan Saka aja sih mur, ni anakku satu ini juga masih nganggur, padahal lho udah waktunya, tapi mau bagaimana lagi, belum ketemu " Mama Arum mulai melancarkan aksinya. 

"Lah kok bisa sih, secantik ini masih sendiri juga? Ya ampun anak sekarang ya kok bisa sesantai ini. Padahal kerjaan juga udah mapan kan? " Ucap tante murni. 

"Entahlah mur, aku capek. Nyuruh nikah sejak lima tahun lalu lo, tapi sampai sekarang masih juga sendiri" Keluh mama Arum. 

"Sama lah rum, aku juga udah berbusa mulutku ini nyuruh Saka nikah, tapi juga gak ada hasil" Balas tante murni. 

Kedua mama itu saling curhat tentang nasib anak-anaknya tapi tepat di depan sang anak. Keduanya terlihat cuek. Sibuk dengan urusan masing-masing. Saka sibuk makan sementara Masha sibuk dengan hpnya.

"Gimana kalau kita jodohin rum anak-anak ini? " Sebuah ide yang sudah Masha kira akhirnya terlontar juga dari mulut salah satu mama itu. 

Masha dan Saka langsung menghentikan kegiatan keduanya dan berpandangan. Tidak ada kata atau ekspresi yang berlebihan. Hanya saling pandang. Keduanya sudah terlampau hapal dengan rencana para mama ini. Karena ini bukan yang pertama. 

.