Bab 06. Keluarga
Hati boleh panas tapi kepala tetap harus dingin. Tian Fan sadar diri jika saat ini ia bukanlah apa apa dan bukan siapa siapa. Melawan ketiga orang yang ada di depannya pun hanya akan menimbulkan kerugian untuknya.
Nona muda Shu dan dua tuan muda Song pergi dari balai buku dengan angkuh. Sang penatua pun memohon maaf pada Tian Fan atas kejadian tersebut.
ia pun tidak mempermasalahkan hal itu untuk menghargai ketulusan sang penatua dalam meminta maaf. Namun hal itu ia gunakan untuk meminta tolong pada sang penatua untuk dapat memasuki lantai ketiga balai agar bisa mempelajari kitab kitab kultivasi dan catatan yang ada disana.
Sang penatua pun tidak keberatan dengan permintaan Tian Fan karena dalam pikirannya kitab kitab jurus dan teknik serta kitab pengobatan yang ada di lantai tiga tidak bisa digunakan oleh pemuda berambut putih itu.
Setengah hari berlalu.
Tian Fan kembali ke penginapan dengan perasaan campur aduk. Disisi lain dia senang dengan apa yang didapatnya dari balai buku, disisi lain penghinaan yang diterimanya telah mencapai ubun ubunnya.
" Setelah ini aku akan kembali ke rumah dulu untuk membicarakan hal ini pada ayah. " Ujar Tian Fan mantap dengan penuh tekad.
Pagi hari menjelang.
Tian Fan segera menuju balai pemberangkatan untuk mengikuti rombongan kereta kuda yang akan berangkat menuju ibukota. Selama dalam perjalanan tersebut ia memfokuskan dirinya pada pemantapan apa yang telah dipelajarinya secara teori tersebut termasuk dasar dasar untuk berkultivasi.
Di usianya yang baru menginjak 15 tahun itu Tian Fan baru sadar jika dirinya memang sedikit terlambat untuk memulai berkultivasi, namun lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Setelah delapan hari perjalanan panjang akhirnya ia pun tiba di ibukota, dari sana ia segera kembali ke rumahnya.
Kedatangan Tian Fan benar benar membuat terkejut semua orang yang berada di kediamannya. Berita mengenai hilangnya Tian Fan telah sampai ke telinga Tian Yuwen dan Xiao Ling, namun berita yang sampai kepada mereka berdua tentu bukan kabar yang sebenarnya.
" Fan' er…. " Ujar Xiao Ling lirih sambil memeluk putra semata wayangnya itu Setelah memeluknya sang ibu pun menatap lekat pada Tian Fan sambil memeriksa dan menelisik setiap lekuk tubuhnya.
" Apa kau terluka, nak? Kau kemana saja ? Kenapa kau lari dari akademi bintang ? Lalu kenapa rambutmu menjadi putih seperti ini? " Tanya Xiao Ling yang langsung memberondong Tian Fan dengan banyak pertanyaan.
Sedangkan Tian Fan sendiri hanya bisa tertegun mendengar semua pertanyaan ibunya yang cukup mengejutkan untuknya terutama mengenai kalimat lari dari akademi bintang.
" Ling'er, tenanglah ! "
" Biarkan anak kita masuk dulu, biar nanti ia menjelaskan semuanya di dalam. " Ujar Yuwen tenang sembari memasuki kediamannya.
" Huh, ayahmu itu selalu terlihat seakan tidak peduli tapi sebenarnya ia yang paling mengkhawatirkanmu nak. Saat berita mengenai hilangnya dirimu, ayahmu itu langsung pergi mencari. " Ujar Xiao Ling serius.
Sang ibu kemudian mendekatkan wajahnya ke telinga Tian Fan . " Bahkan ayahmu menggerakan pasukan yang ada di bawah komandonya untuk mencarimu nak! Ayahmu terlalu gengsi untuk mengakui sebenarnya ia khawatir padamu. " Bisik Xiao Ling yang diakhiri senyumnya.
Mendengar itu, perasaan Tian Fan menghangat. Tanpa ibunya memberitahu hal itu pun sebenarnya ia tahu baik ayah maupun ibunya sangat perhatian padanya. Hal itu jugalah yang membuatnya berpikir untuk pulang terlebih dahulu dan mendiskusikan apa yang terjadi pada mereka berdua.
Tian Fan dan sang ibu pun segera memasuki kediaman. Tampak jika Tian Yuwen telah duduk di satu kursi menunggu kedatangan mereka.
Tian Fan dan Xiao Ling mengambil tempat.
" Apa kau tak akan beristirahat dulu ? " Tanya Tian Yuwen dengan tenang.
" Tidak, terima kasih atas perhatian ayah. Delapan hari dalam perjalanan sudah cukup untuk diriku beristirahat dan memikirkan banyak hal. " Jawab Tian Fan tenang.
Jawaban Tian Fan tentu saja membuat Tian Yuwen dan Xiao Ling terkejut bukan kepalang. Jelas hal itu makin membuat mereka semakin penasaran karenanya.
Sadar jika orangtuanya penasaran dengan menunggu penjelasan darinya, segera Tian Fan pun menceritakan apa yang terjadi padanya. Mulai dari teman teman yang menjebaknya, perundungan yang dilakukan Qin Shi, dilemparnya ia ke tebing yang ada di belakang akademi, luka lukanya yang sembuh karena batu berlian biru yang aneh, bertemunya ia dengan murid akademi Emei yang membantunya sampai kejadian yang terjadi di balai buku kota Shu, semua ia ceritakan pada ayah dan ibunya.
Penjelasan Tian Fan pada keduanya benar benar membuat Tian Yuwen dan Xiao Ling menunjukan wajah seriusnya. Bagaimana tidak ! Selama ini putranya itu tidak pernah membicarakan permasalahan seperti ini sampai begitu detail bahkan sedari kecil pun tak pernah ia berkeluh kesah seperti sekarang.
Tian Yuwen menganggukan kepalanya tanda paham dengan cerita Tian Fan padanya.
" Semua masuk akal jika ceritanya seperti itu, dengan kau jatuh ke tebing dan berakhir di hutan merah lalu melalui kota Shu dan sekarang sampai kesini sudah membuktikan perkataanmu jujur dan sesuai." Jawab Tian Yuwen datar.
" Suamiku, ini tidak bisa dibiarkan ! Kau harus melakukan sesuatu pada mereka atas apa yang terjadi pada Fan'er ! " Seru Xiao Ling penuh emosi.
" Istriku, tenanglah ! Apa kau lihat putra kita menceritakan hal itu semua dengan penuh emosi? Tidak bukan ! Malah ia menunjukan ketenangannya. Melihat ini saja aku meyakini jika ia telah memikirkan banyak kemungkinan dan rencana untuk kedepan. " Ujar Tian Yuwen tenang.
" Tetap saja aku tidak terima jika mereka memperlakukan putraku seperti itu, apalagi berita dari akademi yang kini malah mengeluarkan putra kita secara sepihak tanpa melihat kebenaran dan mencari tahu faktanya terlebih dulu. " Seru Xiao Ling dengan emosi.
" Jadi aku dikeluarkan ? " Seru Tian Fan terkejut namun seketika wajahnya berubah santai kembali.Tentunya hal itu membuat Tian Yuwen dan Xiao Ling keheranan melihatnya.
" Sepertinya kau terlihat senang dengan itu, kenapa ? " Tanya Xiao Ling serius dengan penuh rasa penasaran
" Mungkin itu adalah jalan baik yang ditentukan langit untukku. " Jawab Tian Fan penuh arti
" Lalu bagaimana dengan batu berlian biru itu ayah, apa kau tahu tentang itu ? " Tanya Tian Fan kembali dengan serius
" Kemarikan tanganmu ! " Titah Tian Yuwen cepat.
Segera Tian Fan pun menyodorkan satu tangannya pada sang ayah dimana setelah itu Tian Yuwen memeriksa nadi Tian Fan dan memasukan energi qi kedalamnya.Setelah beberapa waktu, Tian Yuwen mengakhiri apa yang dilakukannya.
" Tidak ada yang salah dengan tubuhmu, ayah juga tidak menemukan kejanggalan di dalam organ dalam, jalur meridian dan juga sistem tubuh lainnya. Mungkin berlian biru itu adalah artefak yang memang diperuntukan untuk menyembuhkan cultivator. Tapi aku juga belum yakin betul mengenai hal itu, nanti ayah dan ibumu akan mencari tahu mengenai hal itu. Yang penting hal ini jangan sampai diketahui siapapun karena bisa saja hal ini mengundang masalah kedepannya. " Jelas Tian Yuwen berpendapat.
" Lalu sekarang bagaimana nasib Fan'er ? " Seru Xiao Ling kembali penuh kekhawatiran.
Segera Tian Fan pun angkat bicara kembali." Ayah, ibu…. Aku sudah memutuskan jika aku tetap akan melanjutkan cita citaku menjadi seorang alkemis.Tapi kejadian ini telah memberikan pandangan lain untukku, oleh karena itu aku putuskan untuk menjadi seorang kultivator agar aku bisa melindungi diriku sendiri. Selain itu hal ini juga nantinya akan mendukung keinginanku karena memiliki ranah adalah syarat lain menjadi seorang alkemis. " Ujar Tian Fan penuh keseriusan.
Mendengar perkataan dan kesungguhan Tian Fan membuat Tian Yuwen dan Xiao Ling tersenyum. Mereka tak menyangka jika Tian Fan berpikiran jauh ke depan. Yang membanggakan mereka tentu saja adalah sikap Tian Fan yang memilih untuk mengembangkan dirinya daripada menggunakan jabatan sang ayah untuk membalas perlakuan orang orang yang menindasnya.