Chereads / Cinta Terlarang: Lesbian Incest / Chapter 2 - Yoo Aeran x Nam Joori: Cinta Terlarang Antara Ibu dan Anak Perempuan, Part 2

Chapter 2 - Yoo Aeran x Nam Joori: Cinta Terlarang Antara Ibu dan Anak Perempuan, Part 2

Karmila benar-benar terkejut saat kami berdua mengumumkan bahwa diri kami adalah sepasang kekasih yang akan segera menikah.

"Aku tidak menyangka hubungan kalian berdua berkembang secepat itu. Tapi aku rasa kalian berdua memang lebih cocok sebagai pasangan sehidup semati, daripada pasangan ibu, dan anak. Lagian di Amerika LGBT merupakan hal yang legal," ujar Karmila. "Yang jelas aku mendukung hubungan kalian berdua dan semoga cinta kalian bertahan hingga maut memisahkan kalian."

"Terima kasih atas dukungannya terhadap hubungan kami, Karmila," balas Nam Joori.

Karmila pergi meninggalkan rumah pasangan lesbian tersebut. Yoo Aeran dan Nam Joori turut mengantarkan kepergian Karmila sebagaimana tata krama dalam kehidupan orang-orang belahan bumi bagian timur yang masih menjunjung tinggi tata krama.

"Terima kasih telah mampir, Karmila," kata Nam Joori.

"Maukah kau memijat, Ibu," ujar Yoo Aeran.

"Tentu saja aku mau. Apalagi badanmu terlihat pegal-pegal, Bu," balas Nam Joori dengan senang hati.

.

.

Yoo Aeran merebahkan tubuhnya di atas kasur. Sementara Nam Joori duduk di samping kanan ibunya sambil memijat punggung sang ibu.

"Ibu tetap terlihat cantik jelita meskipun berusia 44 tahun. Pantas saja banyak mata dari para lelaki cabul menatapnya dengan aneh," gumam Nam Joori dalam hatinya.

Yoo Aeran merasakan betapa nikmatnya pijatan Nam Joori. Saking nikmatnya pijatan sang anak. Sampai-sampai membuat Yoo Aeran ketiduran.

Nam Joori membalikkan tubuh ibunya. Sang ibu tertidur dengan begitu pulasnya setelah dia memberikan pijatan penuh kasih sayang.

Nam Joori membelai lembut wajah sang ibu.

"Tidak ada hal yang membuatku tenang selain melihat dirimu tertidur dengan raut wajah yang begitu tenang. Bagiku, itu sudah membuatku merasa senang, dan itu adalah hal yang tidak sia-sia bahwa aku telah bekerja dengan cerdas, dan keras demi kehidupan kita yang lebih baik."

Tangan kanan Nam Joori memegang dagu sang ibu. Kemudian dia memberikan sebuah ciuman pada bibir sang ibunda tercinta. Walaupun dalam kondisi tertidur, Yoo Aeran bisa menikmati ciuman penuh kasih sayang dari anak perempuan semata wayangnya.

"Bahkan dalam kondisi tidur sekalipun, kau bisa menikmati ciumanku," gumam Nam Joori dalam hatinya.

Nam Joori mengangkat kaos ibunya dan memperlihatkan kedua gunung kembar sang ibunda yang berukuran begitu besar. Nam Joori menyeringai ketika melihat gunung kembar sang ibunda yang begitu besar dan tidak terbungkus dengan bra.

"Salah satu kebiasaan burukmu itu adalah jarang memakai bra ketika sedang berada di rumah."

Nam Joori segera meremas-remas gunung kembar sang ibunda dengan pelan.

"Walaupun Kim telah merenggut segalanya darimu. Tapi sekarang kau adalah milikku. Kau adalah orang yang aku cintai dan aku lindungi. Selama kita berdua hidup, kita akan selamanya hidup sebagai orang yang saling mencintai," ujar Nam Joori sambil meremas-remas gunung kembar sang ibunda.

Nam Joori menjulurkan lidahnya dan menjilati secara bergantian puting dari kedua payudara sang ibunda yang mulai mengeras.

"Dengan putingmu yang mulai menegang. Itu adalah bukti bahwa kau begitu menikmatinya," ujar Nam Joori.

Dia kemudian mengulum kedua payudara sang ibunda secara bergantian. Bagi Nam Joori, tidak ada hal yang paling nikmat selain meminum air susu langsung dari sumbernya.

Walaupun dalam kondisi tidur, Yoo Aeran meringis. Nam Joori tahu bahwa respon meringisnya sang ibunda menandakan bahwa ibunya menikmati hal-hal tersebut.

Nam Joori menutup kembali kaos ibunya, sehingga kedua gunung kembar sang ibunda tertutup kembali oleh kaosnya. Dia kembali membelai dengan lembut wajah cantik sang ibunda.

Nam Joori tiduran di samping kanan sang ibunda. Dia memeluk ibunya seolah-olah dia tidak ingin kehilangan sang ibunda.

"Maafkan aku jika aku bermain kasar. Tapi meskipun begitu. Aku benar-benar senang bahwa kau turut menikmatinya," bisik Nam Joori.

Nam Joori menjilati telinga kanan ibunya. Setelah itu, lidahnya menjilati setiap inci wajah cantik sang ibu dan diakhiri dengan menjilati telinga kiri sang ibunda. Setelah selesai menjilati wajah sang ibunda dan juga sepasang telinganya. Nam Joori memberikan sebuah ciuman yang penuh kasih sayang pada bibir sang ibunda.

"Aku mencintaimu dengan segala kelebihan dan kekuranganmu, ibu sekaligus pasangan hidupku," kata Nam Joori.

Dia memeluk sang ibunda dan tertidur di samping sang ibu.

.

.

Hubungan anak perempuan dan ibunya bisa melebihi batas. Walaupun cinta mereka merupakan cinta terlarang. Tetapi mereka benar-benar tulus dan saling mencintai dengan segala kelebihan dan kekurangannya.

Mereka menjadi lesbian karena mereka berdua adalah sesama perempuan yang disakiti oleh laki-laki yang sama. Mereka menjadi lesbian karena mereka merasa kecewa dan sakit hati akan kelakukan oknum kaum laki-laki yang telah membuat mereka berdua sama-sama mengalami sakit hati yang begitu besar.

Rasa sakit hati yang sama-sama mereka alami menimbulkan sebuah benih cinta yang akhirnya membuat ibu dan anak perempuan itu saling mencintai satu sama lain. Sebuah cinta yang tulus nan suci. Namun cinta terlarang antara ibu dan anak perempuannya. Akan tetapi, sekarang mereka hidup di Amerika, sebuah negara di mana melegalkan LGBT. Termasuk jika itu ibu dan anak perempuan yang saling mencintai satu sama lain. Karena cinta adalah cinta yang telah menembus segala macam batasan yang ada.