Yoo Aeran tengah membersihkan piring dan gelas yang kotor yang ada di wastafel. Kedua tangannya membersihkan setiap piring dan gelas, hingga bersih-kinclong seperti baru. Nam Joori muncul secara tiba-tiba seraya memeluk ibunya dan memberikan kecupan pada leher seksi sang ibunda.
"Kau membuatku kaget saja, Joori," ujar Yoo Aeran.
Nam Joori meremas-remas kedua gunung kembar ibunya yang besar. "Kau tetap besar dan semakin membesar. Meskipun sudah berumur."
Yoo Aeran hanya bisa pasrah, ketika anak perempuan semata wayang sekaligus pasangan hidupnya, meremas-remas gunung kembarnya yang begitu besar. Sambil meremas-remas gunung kembar ibunya. Nam Joori mengecup dan mencumbu setiap inci leher ibunya.
Yoo Aeran menikmati setiap cumbu dan kecupan yang Nam Joori lakukan terhadap tubuhnya. Dia geli, tapi dia juga menikmati hubungan terlarang ini. Semakin lama, Nam Joori semakin keras dalam meremas-remas gunung kembar ibunya. Yoo Aeran hanya bias mendesah atas rasa perih yang begitu nikmat yang dia rasakan.
Tangan kiri Nam Joori bergerak perlahan menuruni setiap lekuk tubuh ibunya. Jari-jemari Nam Joori memasuki area sensitif Yoo Aeran. Sang ibu merasa geli akan apa yang terjadi di area sensitifnya. Tangan kanan Nam Joori meremas-remas gunung kembar ibunya, sementara tangan kirinya.
Yoo Aeran menutup mulut dengan kedua tangannya dan membiarkan sang anak perempuan menikmati setiap inci tubuhnya. Semakin lama, tangan kiri Nam Joori semakin liar dalam menikmati lubang di mana dia dilahirkan, dan membuat Yoo Aeran mengeluarkan cairan dari area kewanitaannya.
"Sepertinya kau muncrat dan basah, Bu," ujar Nam Joori yang terlihat senang.
Nam Joori melepaskan seluruh pakaiannya hingga dia telanjang bulat. Dia melepaskan pakaian ibunya secara paksa, sehingga kedua perempuan itu sama-sama bertelanjang bulat. Yoo Aeran tidak menyangka bahwa Nam Joori sangatlah liar dalam bercinta.
Tangan kanan Nam Joori memegang wajah cantik ibunya.
"Posisiku adalah suamimu dan ibu adalah istriku. Sebagai pasangan hidup, sudah sepantasnya kita saling bercinta dank au melayani aku."
Nam Joori segara menyambar bibir ibunya dan menciumnya dengan penuh nafsu dan hasrat. Jika dibandingkan dengan mantan suami maupun mantan menantunya. Yoo Aeran merasa bahwa ciuman Nam Joori lebih penuh dengan nafsu dan hasrat. Bahkan Nam Joori sampai mengulum dengan penuh nafsu lidah ibunya.
Nam Joori mendekatkan kelaminnya ke arah kelamin ibunya dan saling menggesekkan kelamin. Tangan kiri Nam Joori mengangkat kaki kiri ibunya, agar Nam Joori bisa semakin liar dalam berhubungan seks.
Yoo Aeran hanya bisa mendesah dan pasrah ketika kelaminnya saling beradu dengan kelamin anak perempuannya.
"Apakah kau puas, Ibu?" tanya Nam Joori sambal menggesekkan kelaminnya kea rah kelamin ibunya.
"Lakukan sesuka hatimu, Joori," balas Yoo Aeran dengan nafas yang terpotong-potong.
Nam Joori segera menggigit gunung kembar ibunya. Dia menggigit gunung kembar tersebut secara bergantian dan meminum air susu langsung dari sumbernya.
Bagi Yoo Aeran, meskipun terasa menyakitkan. Tapi Nam Joori adalah anak sekaligus pasangan hidupnya. Dia sudah siap akan segala konsekuensi dari jalinan cinta terlarang yang mereka bina. Termasuk, harus menahan perih ketika Nam Joori menggigit kedua gunung kembarnya secara bergantian.
Memang cinta yang mereka berdua jalin adalah cinta terlarang. Akan tetapi, Yoo Aeran sudah ikhlas menyerahkan segala jiwa dan raganya untuk sang anak tercinta.
Baik Nam Joori maupun Yoo Aeran. Mereka berdua berteriak lepas setelah berhubungan seks dan sama-sama mengeluarkan banyak cairan bening dari kelamin mereka.
"Ternyata kau basah dan muncrat banyak, Joori," kata Yoo Aeran dengan nafas yang terengah-engah.
Itu artinya kita telah mencapai kenikmatan dalam berhubungan seks.
Kedua tangan Nam Joori memegang wajah cantik ibunya. Dia segera mendekatkan bibirnya ke arah bibir ibunya dan mencium bibir sang ibunda dengan penuh nafsu.
"Kau adalah cinta pertama sekaligus cinta terakhirku, Ibu," kata Nam Joori setelah melepaskan ciuman penuh nafsu dan hasrat pada ibunya.