Nam Joori dan Yoo Aeran tengah berjemur di Pantai California. Kedua pasangan ini tengah menikmati waktu santai mereka, mengingat rumah mereka berada dekat dengan pantai.
Mereka berdua mengenakan bikini yang bermotif sama, yaitu bikini yang bermotif gambar bendera kaum lesbian, memakai kacamata hitam, dan topi floppy putih yang lebar.
"Jika dibandingkan dengan Korea. Amerika lebih hangat," ujar Yoo Aeran.
"Kalau California memang cukup hangat iklimnya," balas Nam Joori.
"Tapi jujur. Aku merasa agak canggung mengenakan bikini bermotif ini," ujar Yoo Aeran.
"Kau tidak perlu canggung, Bu. Setidaknya dengan mengenakan bikini bermotif ini. Orang-orang tahu bahwa kita adalah lesbian. Sehingga tidak ada lelaki yang mengganggu kita," balas Nam Joori.
"Iya, sih. Kalau dipikir-pikir, tidak ada lelaki yang mengganggu kita selama di sini."
"Lagian di California ini. Pernikahan sesama jenis itu legal," timpal Nam Joori.
Dua orang anak kecil yang merupakan kakak-beradik perempuan tengah berlarian di pantai. Sang kakak terjatuh karena kakinya tersandung. Tanpa pikir panjang dan nalurinya sebagai seorang ibu. Membuat Yoo Aeran dengan cepat menghampiri anak tersebut dan segera menggandengnya.
"Apakah kau tidak apa, kakak kecil?" tanya Yoo Aeran sambil mengusap pelan punggung anak perempuan yang dia gendong.
"Yah, tidak apa-apa," balas anak perempuan tersebut.
"Kakakmu baik-baik saja, adik kecil," balas Yoo Aeran.
Yoo Aeran membersihkan tubuh si kakak perempuan tersebut yang banyak pasir menempel.
Nam Joori datang menghampiri mereka bertiga sambil membawa kotak kesehatan. Dia mengambil betadine dan meneteskannya pada lutut si kakak perempuan tersebut.
"Dengan begini, kau tidak akan terinfeksi. Mengingat aku melihat lututmu terluka," kata Nam Joori setelah meneteskan cairan betadine pada lutut si kakak perempuan.
"Sepertinya dia berusaha untuk tegar. Mengingat di hadapannya ada adiknya," pikir Nam Joori.
"Kakak baik-baik saja, kan?" tanya si adiknya yang terlihat khawatir.
"Aku baik-baik saja, Rebecca," balas kakaknya.
Kedua orang tua anak tersebut datang menghampiri mereka.
"Apakah kalian baik-baik saja, Rebecca, Isabella?" tanya sang ibu yang terlihat khawatir.
"Kami baik-baik saja. Mereka berdua telah menolong kami," jawab kedua saudara perempuan itu secara bersamaan.
"Terima kasih banyak telah menolong anak kami," kata sang ayah.
"Sama-sama, Tuan dan Nyonya," balas Yoo Aeran dan Nam Joori secara bersamaan.
Kedua pasangan lesbian itu berjalan sambil berpegangan tangan mengelilingi pantai.
Mereka berdua menghampiri sebuah konser yang ada di tepi pantai. Di mana banyak pasangan yang menari dan berdansa mengikuti alunan suara musik.
Nam Joori segera mengajak ibunya berdansa. Mereka berdua berdansa dengan begitu indah dan romantis.
Dalam gerakan dansa yang mereka lakukan, Nam Joori memberikan ciuman singkat pada bibir ibunya.
"Jangan khawatir. Di sini banyak yang melakukannya," kata Nam Joori setelah mencium bibir ibunya. Mengingat banyak juga yang bermesraan secara terang-terangan di Pantai California, bahkan ada yang berhubungan seks di depan umum.
Yoo Aeran segera mencium bibir Nam Joori dengan penuh nafsu. Di hadapan banyak orang, kedua pasangan lesbian ibu, dan anak itu menunjukkan kemesraan mereka. Di hadapan banyak orang pula, mereka menunjukkan bahwa diri mereka saling mencintai satu sama lain.
Setelah berciuman. Nam Joori bersimpuh di hadapan ibunya. Nam Joori mengeluarkan sebuah cincin dan memasukkannya pada jari manis ibunya.
"Ibu, mulai sekarang dan seterusnya. Kau adalah milikku. Cincin ini adalah bukti akan ikatan cinta kita yang suci."
Yoo Aeran begitu senang akan aksi yang dilakukan oleh Nam Joori. Dia tidak menyangka anaknya akan melamar dirinya di hadapan banyak orang.
Orang-orang bersorak-sorai akan aksi romantis yang dilakukan oleh Nam Joori kepada ibunya.
Nam Joori segera menciumi area kewanitaan ibunya di hadapan banyak orang. Dia kemudian menjilati perut ibunya, lalu menjilati kedua dada ibunya yang berukuran besar, menjilati leher ibunya yang begitu bergairah, menjilati wajah sang ibu, dan menutup jilatan cinta itu dengan mencium bibir seksi sang ibunda.
Yoo Aeran hanya bisa selalu pasrah setiap kali lekuk tubuhnya dijilati oleh anak perempuannya. Walaupun aksi cinta ini dilakukan di depan umum dan di hadapan banyak orang. Yoo Aeran merasa tidak khawatir, karena mereka tinggal di Amerika yang benar-benar menjunjung tinggi kebebasan.
Jari manis mereka berdua telah terpasang cincin dan mereka berbagi ciuman penuh cinta di hadapan banyak orang.