Chereads / BRIANA ALLEIA ORLANDO / Chapter 6 - BAB 5

Chapter 6 - BAB 5

Fritz di buat terkejut oleh perkataan Riana tentang pria yang akan menikah dengan cucunya itu, ia benar - benar mengenal siapa sebenarnya Edgar Lee. Menurutnya apakah sang cucu sengaja menjadikan Edgar suaminya karena memiliki rasa dendam yang sama besarnya.

" Edgar Lee... " ucap Fritz dengan lirih ketika menyebut nama Edgar.

" Kakek pasti tahu siapa dia sebenarnya kan? " ujar Riana menatap sang kakek.

" aku sangat tidak menyangka, sekarang dia menjadi seorang budak untuk orang yang sudah menghancurkan keluarganya " lanjutnya lagi.

" hah, si brengsek itu benar - benar sialan " umpat Riana untuk seorang Victor.

" dia tidak punya pilihan lain Riana, Ibunya masih ada di tangan Victor Lee "

Riana hanya membalas perkataan kakeknya dengan sebuah tawa kecil, dan Fritz yang melihat hal itu hanya menatap sedih. Ia menganggap Riana cucunya perlahan - lahan sudah berubah menjadi seseorang yang kejam karena sebuah dendam Yang ada dalam hatinya. Tapi ia tidak bisa menyalahkan Riana untuk hal itu.

" karena itu Riana menawarkan kerja sama untuk balas dendam, sekaligus menyelamatkannya dari cengkraman Victor "

" mau sampai kapan dia seperti itu?, mendendam tanpa balasan sama sekali tidak ada gunanya " lanjut Riana, sambil mengeluarkan ponsel yang ada di saku jaket kulitnya yang ia gunakan malam ini.

Riana melihat sebuah email yang dikirim oleh orang kepercayaannya, ia tersenyum tipis dan segera mengirim email itu ke sang kakek dan Tony.

" segera singkirkan mereka kakek, tidak boleh ada seekor tikus pun di dalam lingkungan Orlando "

Fritz yang mendengar hal itu dari Riana segera membuka email yang di kirim oleh sang cucu menggunakan laptop yang ada di atas mejanya.

" aku pergi sekarang kakek, dan aku akan menyimpulkan bahwa hasil pembicaraan kita ini sebagai restu kakek terhadap Riana " ucap Riana sambil beranjak berdiri dari duduknya.

" kau tidak menginap? " tanya Fritz, menatap kembali ke arah Riana.

" tidak " jawab Riana menghentikan langkahnya menuju pintu.

Fritz hanya bisa mengangguk kan kepalanya mengerti.

" kakek, semua akan baik baik saja, jadi jangan mengkhawatirkan Riana, fokuslah pada kesehatan kakek, jangan terlalu lelah dan memikirkan hal yang memberatkan kakek, ada Riana yang akan membantu kakek " lanjut Riana sambil menampilkan senyum tulusnya pada sang kakek.

Fritz yang mendengar perkataan Riana merasa terharu dan juga sedih secara bersamaan. Perkataan Riana sama persis dengan apa yang di ucapkan oleh sang putra Nicho, dulu pada saat pertama kali menjabat sebagai CEO dari Orlando Company.

Fritz benar - benar menahan rasa sedih di hatinya, hingga ia mendengar suara pintu yang tertutup dan menyisakan dirinya sendiri, ia pun tidak bisa lagi menahan air matanya, ia sangat merindukan putra dan menantunya.

Dengan kepala tertunduk dan bahu yang sedikit bergetar ia membenarkan apa yang di katakan oleh Riana kalau mendendam tanpa di balaskan benar - benar tidak ada gunanya. Orang - orang yang memberikan keluarganya luka tidak akan merasa bersalah karena tujuan mereka adalah menghancurkan keluarganya.

Baiklah mulai sekarang ia akan mendukung semua langkah Riana untuk membalas dendam kepada musuh - musuhnya dia akan mencoba menutup mata atas kekejaman sang cucu kepada mereka semua.

Fritz pun segera menghapus air mata yang tersisa di pipinya dan segera beranjak dari ruang kerjanya untuk beristirahat, besok adalah hari pernikahan Riana ia akan hadir disana dan menyaksikannya.

****

Di dinginnya malam terlihat Riana tengah mengendarai mobil lamborghini veneno miliknya dengan kecepatan di atas rata - rata, seperti seseorang yang tengah melakukan balapan. Ia bahkan melewati beberapa lampu lalulintas untuk segera sampai ketempat tujuan.

Setelah hampir lima puluh enam menit berkendara Riana akhirnya sampai di sebuah bangunan kosong yang tidak terpakai, ia segera memarkirkan mobilnya di samping bangunan tua dan segera keluar dari mobil yang ia kendarai, ia mulai berjalan dengan santai masuk ke dalam bangunan tua itu.

Ketika Riana sampai di belakang bangunan tua itu, ia kembali berjalan menyusuri jalan setapak beberapa meter ke depan hingga ia sampai di depan pagar hitam yang menjulang sangat tinggi. Riana pun segera membuka pagar itu dan masuk ke dalam.

Ternyata di balik pagar yang menjulang tinggi terdapat bangunan yang sangat besar dan juga menyeramkan dengan halaman yang sangat luas. Di depan pintu telah di jaga oleh beberapa pengawal yang berbadan besar, mereka semua berdiri tegap saat menyadari kedatangan Riana.

" selamat datang Nona muda " ucap pengawal tersebut secara serempak.

" apa Neil sudah datang? " tanya Riana kepada salah satu pengawal dengan nada datar.

" sudah nona, tuan Neil sudah berada disini dari jam setengah delapan " jawab pengawal yang bernama Edo tersebut.

Riana segera melangkah melewati Edo dan masuk kedalam markasnya tersebut, untuk segera mendengar laporan dari orang kepercayaan atau tangan kanannya itu. Saat ia akan masuk kedalam ruang kerjanya ternyata ia melihat Neil yang sedang membelakanginya.

" apa yang kau dapatkan? " tanya Riana tanpa rasa bersalah karena telah mengagetkan Neil.

Sedang Neil yang sedang berdiri terlonjak kaget akibat suara Riana yang datang tiba - tiba dari arah belakangnya

" hei, kau mengagetkan ku sialan, tidak bisa kah kau datang dengan bersuara, kau benar-benar membuat ku jantungan "

" cepat katakan apa yang kau dapatkan? " tanya Riana kembali, sambil berjalan kearah meja kerjanya dan duduk di kursinya.

" oke, baiklah kali ini kau ku maafkan " ujar Neil dengan bersungut-sungut.

" banyak bicara " ucap Riana dengan menatap tajam Neil yang mulai duduk di depannya.

" Oke " balas Neil sambil mendengus kasar.

" aku akan mulai dari Aron Glay " lanjut Neil memulai laporannya, sedang Riana mulai mendengarkan dengan tenang.

" aku sudah melakukan perintah mu untuk menjatuhkan Aron Glay, dan itu sudah terlaksana, besok Glay Grup sudah di pastikan musnah, karena semua investor nya telah menarik diri bahkan Victor Lee juga mulai meninggalkan Aron"

Riana yang mendengar penghianatan yang di lakukan oleh Victor Lee kepada Aron benar - benar tertawa jijik, menurutnya betapa licik Victor bahkan kepada temannya sendiri.

" lanjutkan " perintah Riana.

" dan dari ponsel Paul orang kepercayaan Aron yang sudah aku sadap, aku mendengar bahwa besok mereka berencana untuk menemui tuan Fritz untuk meminta maaf atas apa yang dilakukan anaknya kepada mu. Sekaligus meminta bantuan untuk memulihkan perusahaannya "

" tidak tahu malu, besok beberkan ke media skandal - skandal yang di lakukan oleh Aron dan keluarganya, bahkan kalau perlu keterlibatan Aron pada tragedi sepuluh tahun silam yang menimpa keluarga Nicholas Orlando"

" lakukan sebelum dia bertemu dengan kakek ku " ucap Riana dengan tatapan menggelap.

" baik " jawab Neil.

" bagaimana dengan identitas ibuku apa sudah ada perkembangan? " tanya Riana.

" sayangnya belum, maafkan aku, aku akan terus mencari petunjuk " jawab Neil penuh penyesalan.

" aku juga ingin melaporkan, bahwa Lily Sanchez meninggal dunia... Tiga tahun lalu " lanjut Neil dengan kepala menunduk.

" APA?!!! "