Chapter 10 - Belajar sebelum ujian

Di dunia Camo.

Camo dan Nana berada di depan rumahnya Sarah yang sangat besar.

"Besar!"kata Nana.Sarah pun keluar dari pintu lalu menyambut mereka berdua.

"Sampai juga."kata Sarah membuka pintu pagar.

"Silakan masuk."sambungnya lagi.

Mereka semua pun masuk ke dalam,dalam rumah yang sangat luas,kemas dan mewah.

"Jadi kita belajar di mana?"tanya Camo kepada Sarah.

"Kamar saya."jawab Sarah lalu terseyum lalu ia melihat Nana.

"Tidak ada yang akan terjadi selagi ada saya."kata Nana.

"Cih,ini hari kamu punya...belajarlah."Sarah dengan kesal.

Mereka pun berjalan ke kamarnya Sarah,waktu perjalanan ada pintu yang terbuka di sebelah depan mereka,mereka bertiga melimpasi pintu yang terbuka itu lalu terlihat ada wanita menatap mereka,Camo menyedarinya tetapi tidak mempedulikannya.

Tiba-tiba Nana yang berada di belakang melihat wanita itu melaju ke belakangnya Camo,Nana terkejut membuatnya berhenti.

Tangan wanita itu memegang bahunya Camo,Camo pun langsung berhenti.Wanita itu pun berbisik kepadanya dengan suara yang seram "Siapa kamu?"

Sarah terus berjalan tanpa menyedarinya.

"Hai anty,saya Camo pa-,kawan Sarah."jawab Camo,wanita itu menatap matanya Camo dengan tatapan yang tajam.

"Oh,begitu."wanita itu pun berhenti,Camo pun teruskan berjalan.

Nana pun berjalan pelan-pelan melimpasi wanita itu,tetapi wanita itu langsung membisiknya "Dia tipu..."

Nana pun takut ia pun melaju ke hadapan.

Mereka bertiga pun masuk ke dalam biliknya Sarah.

Camo dan Nana menghembuskan nafas.

"Rumah kau ada hantu apa?!"kata Nana dengan panik.

"Apa kamu cakap ini?"Sarah kebingungan.

"Ada wanita mengerikan."kata Camo.

Sarah pun menyedarinya.

"Oh,mama saya kali."kata Sarah.

"Okay..."Nana sedikit tenang.

"Dah,jom belajar."kata Sarah.

Setegah jam kemudian,Nana meminta Camo untuk diajarkan matematik tiba-tiba ibu Sarah masuk membawakan teh sejuk.Camo dan Nana terkejut melihatnya.

"Ini untuk kamu semua."kata ibu Sarah dengan ramah.Camo berkata dalam hatinya "Apa yang terjadi?!"

"Mama ini pacar saya Camo."Sarah tanpa fikir panjang.Camo pun langsung panik.

"Pacar...jadi itu siapa?"tanya ibunya Sarah melihat Nana.

"Nana dia juga pa-"kata Sarah langsung berhenti bercakap melihat tatapan ibunya yang seram.

"Kawan baik saya."jawab Sarah.

"Begitu rupanya,kamu punya kawan dan pacar,saya ingat kamu berdua mempunyai cinta yang sama."kata ibunya Sarah dengan tenang melihat Sarah dan Nana lalu ketawa dan keluar dari kamar tersebut.

"Matilah kalau dia tahu kalau Nana juga pacarnya Camo."kata Sarah lalu tiba-tiba pinta terbuka dengan perlahan.

"Dah agak dah."kata ibunya Sarah perlahan-lahan masuk ke dalam kamar.

Mereka bertiga langsung ketakutan melihat tatapan yang menakutnya daripada ibunya Sarah.

"Kalau begitu..."kata ibunya Sarah dengan perlahan-lahan.

"Bertempurlah dengan adil tanpa ada dendam antara satu sama lain."sambungnya lagi dengan sangat ceria dan ramah,ia pun langsung keluar dari bilik tersebut.

"Apa yang terjadi."Camo kebingungan.

"Saya rasa dia terima kalau saya dan Nana suka sama kamu."kata Sarah kepada Camo.

"Harap begitu."kata Nana tidak pasti.

Beberapa jam kemudian,mereka bertiga selesai belajar.

"Pening kepala saya."Nana memegang kepalanya.

Sarah pun sedikit teruja.

"Tidak sabar menantikan musim panas."kata Sarah.

Camo terlupa pasal kegiatan untuk cuti musim panas "Oh."

"Saya rasa tahun ini kita di rumah saja."kata Camo.

Sara dan Nana terkejut.

"Kenapa??"Sarah tidak puas.

Camo pun garuk kepala dan menjawab "Hamm...macam mana ya...mental belum siap."

"Macam tu pula?"kata Sarah.

Mereka pun diam dalam beberapa saat.

Sarah perlahan-lahan maju ke sebelahnya Camo,ia pun mencium pipinya.Camo dan Nana terkejut.

"Hah?!"Nana melihatnya dengan kesal.

Sarah pun terlihat malu-malu,ia pun berkata "Ini hukuman...kerana tidak menepati janji."

"Dah saya mahu pulang."kata Camo sambil berdiri.

"Dah-dah."Nana mengemas barangnya.

Mereka bertiga pun berjalan menuju ke pintu keluar tetapi ada ibunya menunggu mereka di pintu.

"Apa lagi nih."kata Camo merasa sesuatu yang tidak beres.

Mereka melihat seperti ibunya Sarah memegang sesuatu di belakangnya,Camo tidak tahu apa yang ia pegang.

Ibunya Sarah mengeluarkan selipar getah,Sarah pun langsung bersedia.

"Kamu berdua harus lari..."kata Sarah dengan serius.

"Kenapa?"Camo tidak paham.

"Selipar maut,sekali kamu kena,kamu tidak akan melupakannya."kata Sarah yang sudah bersedia menerimanya.

"Saya akan urus ibu,kamu berdua ambil kesempatan ini untuk keluar."sambungnya lagi.

Sarah pun berlari ke arah ibunya.

"Sarah!"Camo dengan sedih.

"Jom!"Nana memegang Camo menujuh ke pintu keluar.

"Jangan lari..."ibunya dengan suara yang seram tetapi Sarah menahannya.

"Pergi!"kata Sarah dengan kuat.

"Jasa kamu saya tidak akan lupakan."kata Nana memegang tangan Camo,mereka berdua pun berjaya keluar dari rumah.

Pintu masuk langsung tertutup,terdengar suara teriakan Sarah di dalam.

"Apa yang terjadi?! begitu seram kah selipar getah?"Camo dengan kebingungan.

"Saya pun pernah kana,itu sangat menyakitkan.."kata Nana memegang kepala.

Camo melihat ke langit yang indah lalu berkata dalam hatinya "Nasib saya tiada ibu punya kemampuan selipar getah,eh saya memang tiada ibu di rumah.Tapi dulu..."

Di dunia Kamui.

Kamui dan kumpulannya masih berada di dalam area bos lantai satu,mereka sedang mencari pintu untuk turun ke lantai 2.

Roselia menjumpai satu tombol di dalam kegelapan,ia menekan tombol tersebut.Sebuah pintu di tengah-tengah lantai area bos terbuka,terlihat sebuah tangga turun ke bawah.

"Lantai dua."kata Elysia dengan berwaspada.

Mereka pun turun ke bawah,mereka sampai ke lantai dua terlihat banyak akar pohon di mana-mana hingga menutupi jalan mereka.

"Apa yang terjadi?"kata Haical kebingungan.

Kamui pun berkata dalam hatinya "Kuasa dungeon."

"Ini dungeon yang menutup jalan."kata Roselia.

"Dengeon?"kata Vivi tidak paham.

"Dungeon ini hidup,ia mempunyai kekuatan yang besar kerana itu monster terus bermunculan,seperti bos yang mati boleh hidup kembali."kata Kamui.

Kamui pun mangambil pedangnya Haical daripada pingangnya.

"Oi!"Haical marah.

"Pedang saya tidak boleh menghancurkan akar pohon."kata Kamui lalu ia menebas dengan kuat ke akar sampai hancur,terlihat sebuah ruangan yang besar di mana sungai mengalir dengan deras.

"Sepertinya kita harus menyebrang sungai yang deras ini untuk maju ke hadapan."kata Elysia.

"Sepertinya,tapi macam mana?"tanya Vivi dengan bingung.

Kamui pun maju kedapan melihat ke bawah sungai,ia pun mengambil batu lalu membuangnya ke dalam sungai,terlihat banyak ada ikan buas yang memakan batu tersebut.

"Aduh.."Elysia melihat ikan-ikan tersebut.

Kamui langsung mempunyai idea,ia pun berkata dalam hatinya "Saya harus pakai sihir tanah untuk membuat jembatan."

Roselia membawakan empat potion terbang,mereka pun terkejut melihat potion yang mahal itu.

"Dari mana kau dapat?"tanya Haical.

"Saya minta ke Gabalia untuk jaga-jaga."jawab Roselia.

Kamui pun membatalkan rancangannya,Roselia memberikan potion terbang kepada mereka berempat,mereka pun minum potion tersebut lalu terbang menyebrangi sungai yang lumayan besar itu.

"Macam mana para pelajar menyebrangi sungai ini dan lagi satu yang buat saya bingung tiada satu kumpulan di sekitar sini,kita cuma menunggu lima menit setelah kumpulan ke lima masuk,seharusnya mereka masih ada di sekitar sini."kata Vivi dengan kebingungan sambil terbang.

Kamui pun melihat sekitar,ia pun berkata dalam hatinya "Sepertinya mereka tidak dimakan monster."

Kamui pun menggunakan sihir kehadiran,ia pun merasakan kehadiran manusia di lantai tiga.

Mereka pun terus maju kehadapan dengan kegelapan,mereka menggunakan sihir cahaya untuk menerangi jalan.Haical berada di paling hadapan tanpa memakai sihir,ia pun merasakan seperti ada yang licak di lantai.

Roselia menerangi ke hadapan lalu terlihat ada banyak darah di mana-mana,Elysia dan Vivi pun langsung melihat ke belakang kerana mereka tidak ingin melihat darah itu.

"Apa yang terjadi?"Haical melihat sekitar.

Kamui memegang darah di lantai,ia pun melihatnya dengan teliti.

"Sepertinya ini bukan darah manusia,ini darah monster yang baru dikalahkan."kata Kamui.

"Macam mana kau tahu?"tanya Haical.

"Liat itu ada mayat monster."jawab Kamui.

Mereka pun melihat monster yang sudah hancur tidak tersisa.

"Siapa yang buat semua ini..."Elysia dengan terkejut.

"Kemungkinan cuma dua,satu perbuatan manusia,dua perbuatan monster."kata Kamui.

"Monster saling membunuh."Elysia mulai takut.

"Macam itu lah."Kamui melihat ada bekas sarang laba-laba yang masih baru.