Chapter 6 - Part 5

Keesokan paginya...

Mentari mulai menyinari bumi hari semakin siang burung-burung hinggap dan berkicau dengan merdu kupu-kupu dan capung beterbangan mengibarkan sayap indahnya.

Kevin terbangun dari tidurnya dan ia teringat bahwa hari ini dia ada meeting dengan klien nya ia pun langsung bergegas menuju ke kamar mandi dan masuk kamar mandi. beberapa menit kemudian, ia sudah selesai mandi dan ia langsung berjalan menuju ke lemari pakaian. hari ini ia memakai pakaian dan celana serba berwarna hitam, kemeja hitam, dasi hitam, jas hitam dan celana hitam lengkap dengan serba warna hitam, warna hitam adalah warna favoritnya.

Tring Tring Tring...

Tiba-tiba ponsel nya berbunyi.

Kevin mengetahui kalau ponsel nya berbunyi dan ia langsung mengambil ponsel nya yang ditaruh di atas kasur lalu ia mengangkat telponnya.

"Pak kevin, klien nya sudah datang!" ucap sekretarisnya dari balik telpon.

"Iya iya, nanti saya datang," ucap kevin dengan nada kesal lalu ia mematikan telponnya dan ia melemparkan ponsel nya di atas kasur.

Ia pun memakai pakaian dan celananya dengan tergesa-gesa karena ia sudah terlambat ke kantor gara-gara semalam ia tidur larut malam. tak lama kemudian akhirnya ia sudah selesai semua memakainya dengan rapi lalu ia menyisir rambutnya kemudian ia mengambil tas kantor dan ponsel nya setelah itu ia keluar dari kamarnya dan berjalan ke bawah menuju ke garasi mobil.

Sesampainya di garasi mobil ia melihat bodyguardnya yang lagi mengelap mobilnya lalu ia menghampiri bodyguardnya.

"Kamu lagi ngapain vino?" tanya kevin.

"Lagi mengelap mobil tuan." jawab bodyguardnya.

"Nanti aja mengelapnya, sekarang kamu antar saya ke kantor," ucap kevin.

Bodyguardnya pun mengangguk, "Iya tuan."

Lalu bodyguardnya pun membuka pintu mobil.

Kevin yang hendak mau masuk mobil tiba-tiba ia tidak jadi masuk mobil lalu ia langsung melihat vino. "Vino tunggu."

Bodyguardnya pun juga melihat tuannya, "Iya tuan."

"Setelah ke kantor, kita langsung pergi ke sekolah ya," ucap kevin.

"Memangnya ada apa tuan kita langsung pergi ke sekolah?" tanya bodyguardnya dengan penasaran.

"Saya ada urusan di sana. cepatlah kita berangkat, nanti saya telat ke kantor," jawab kevin dengan nada kesal.

"Baik tuan, silakan," ucap bodyguardnya sambil mempersilakan tuannya masuk mobil.

Kevin pun langsung masuk mobilnya, ia duduk dibelakang. vino melihat tuannya sudah masuk mobil lalu ia menutup pintu mobil kemudian ia juga membuka pintu mobil dan masuk mobil, bodyguardnya yang hendak mau menyalakan mobil tiba-tiba bi yanti menghampiri di samping pintu mobil.

"Tuannn" panggil bi yanti sambil mengetok pintu mobil.

Kevin pun membuka pintu mobilnya, "Ada apa bi?"

"Tuan, saya sudah menyiapkan sarapan pagi. tuan tidak makan dulu?" tanya bi yanti.

"Nanti aja bi, saya mau ke kantor karena hari ini saya ada meeting jadi saya harus cepat-cepat ke kantor," jawab kevin.

"Baiklah tuan, tapi tuan harus makan ya, kalau tuan tidak makan nanti tuan sakit," ucap bi yanti.

"Iya bi." ucap kevin sambil tersenyum tipis ke bi yanti.

"Iya sudah bi, saya mau ke kantor ya," ucapnya. lalu ia menutup pintu mobil dan ia berkata kepada bodyguardnya, "Ayo vino jalan."

Vino mengangguk lalu ia menyalakan mobil dan keluar dari halaman depan rumah kevin, sedangkan bi yanti yang masih berdiri melihat tuannya pergi kemudian ia berjalan masuk ke dalam rumah tuannya.

Abdilah Vino Pradhana biasanya dipanggil vino, vino adalah bodyguardnya kevin ia sudah lama bekerja menjadi bodyguard sejak kevin berusia 13 tahun. dia lah yang selalu bersama kevin dimanapun kevin pergi vino selalu ikut, kevin juga sudah menganggap vino itu adalah temannya, bodyguard sekaligus teman.

🌺🌺🌺

Gadis cantik itu sudah selesai semua memakai seragam sekolah dengan lengkap dan rapi lalu ia keluar dari kamarnya dan berjalan menghampiri ibunya di dapur, ia mau menanyakan keadaan ayahnya, apakah ayahnya sudah sembuh atau belum.

"Ibuuu" kini ia telah di depan ibunya.

Ibunya pun langsung melihat ke anaknya, "Iya sayang."

Ibunya yang lagi sibuk memasak sarapan pagi.

"Ibu, ayah mana?" khayra langsung menanyakannya.

"Ayah lagi dikamar nak." jawab ibunya yang masih sibuk memasak.

"Ayah sudah sembuh ya bu?" tanyanya lagi ke ibunya.

"Belum nak." jawab ibunya.

Mendengar perkataan dari ibunya khayra sangat sedih bahwa ayahnya belum sembuh dan ia bertanya-tanya kepada ibunya.

"Kenapa ayah belum sembuh bu?"

"Doain aja ya sayang, semoga ayah cepat sembuh dan bisa beraktivitas kembali," jawab ibunya.

"Aamiin, ibu, khayra mau melihat ayah dikamar dulu ya," ucapnya. lalu ia berjalan ke kamar ayahnya.

"Iya nak." balas ibunya.

Betapa sedihnya ia mendengar perkataan dari ibunya bahwa ayahnya belum sembuh dan ia langsung bergegas ke kamar ayahnya. sesampainya di depan pintu kamar ayahnya yang terbuka ia pun langsung masuk dan berjalan menghampiri ayahnya di kasur.

Kini khayra sudah di samping ayahnya dan tangannya memegang tangan ayahnya, "Ayah, apakah ayah belum sembuh?"

Ayahnya yang lagi tertidur kini ia terbangun mendengar suara anaknya dan ia menghela napas pelan, "Ayah sudah sembuh nak."

"Kenapa ayah hanya berbaring saja di kasur?" tanyanya.

"Ayah masih lemas nak, jadi ayah masih berbaring dulu di kasur, kalau kamu tidak percaya kamu pegang kening ayah," jawab ayahnya.

Lalu khayra pun memegang kening ayahnya. "Benar kata ayah, badan ayah tidak panas lagi."

"Khayra, ayo kita makan nak."

Terdengar suara ibunya memanggilnya di ruang meja makan.

"Iya bu." balasnya.

"Ayah, ayo kita makan," ia mengajak ayahnya untuk makan bersamanya.

"Kamu saja makan nak, nanti ayah menyusul," bukan ayahnya tidak mau makan bersamanya tetapi ayahnya belum lapar.

Khayra mendengar bahwa ayahnya tidak mau makan bersamanya lalu ia membujuk ayahnya agar bisa makan bersamanya, "Ayolah ayah kita makan bersama nggak enak kalau ayah nggak ada."

Dengan menghela napas pelan dan ayahnya pun mau makan bersamanya, "Iya sudah, ayo kita ke ruang meja."

Khayra tersenyum dan ia sangat senang bahwa ayahnya mau makan bersamanya lalu ia memapah badan ayahnya untuk berjalan ke ruang meja makan. sesampainya di ruang meja makan ia sudah melihat ibunya sedang makan sarapan pagi, khayra pun membantu ayahnya untuk duduk di samping ibunya.

"Loh kok ayahnya di bawa, memangnya ayah sudah sembuh nak?" ibunya sangat kaget melihat anaknya membawa suaminya di ruang meja.

"Kata ayah, ayah sudah sembuh bu cuma lemas aja tetapi badan ayah sudah nggak panas lagi," jawabnya.

Ibunya hanya geleng-geleng kepala saja melihat tingkah laku anaknya yang sangat lucu.

Khayra pun langsung duduk di kursi meja makan lalu ia mengambil makanan sarapan pagi kemudian ia baca doa makan dan ia langsung memakannya dengan lahap, sementara ibunya sedang mengambil makanan sarapan pagi untuk ayahnya setelah itu mereka bertiga pun langsung makan sarapan pagi.

15 menit kemudian...

Ayahnya, ibunya dan khayra sudah selesai makan sarapan pagi lalu khayra mengambil tas sekolahnya dan memakai tas sekolahnya di kedua bahu kemudian ia berpamitan sama kedua orangtuanya.

"Ayah ibu, khayra pergi ke sekolah dulu ya."

"Iya nak, hati-hati ya di jalan," balas ibunya.

"Ayah antar kamu ke sekolah ya nak." ucap ayahnya.

"Jangan yah, khayra naik angkot saja," bukan khayra tidak mau di antar ayahnya tetapi ayahnya masih lemas jadi ia naik angkot saja daripada ayahnya nanti sakit lagi.

"Kamu tidak apa-apa nak naik angkot?" tanya ayahnya yang tidak tega melihat anaknya naik angkot.

"Iya yah, tidak apa-apa," jawabnya dengan tersenyum.

"Khayra pergi dulu ya, assalamualaikum," ucapnya sambil mencium tangan kedua orangtuanya.

"Waalaikumsalam." balas kedua orangtuanya.

Kedua orangtuanya pun tersenyum melihat anaknya yang begitu sopan santun kepadanya.

"Tidak terasa ya bu anak kita sudah besar." ucap ayahnya khayra sambil menoleh ke istrinya.

Ibunya khayra hanya mengangguk dan tersenyum saja.

"Semoga anak kita selalu sehat ya bu dan menjadi anak yang sukses." ucap ayahnya khayra.

"Aamiin." balas ibunya khayra.

"Iya sudah, ayah mau kerja dulu ya bu," ucap ayahnya khayra yang membuat istrinya kaget.

"Kerja? ayah kan masih sakit, nanti aja kerjanya yah."

"Tidak bu, ayah harus kerja kalau ayah tidak kerja bagaimana melunasi hutang ayah ke tuan kevin," ucap ayahnya khayra.

"tapi kan, ayah belum sembuh, badan ayah aja masih lemas dan muka ayah juga masih pucat," ucap ibunya khayra.

"Insya Allah bu, ayah kuat," ucap ayahnya khayra yang tetap mau kerja.

"Jangan yah, ayah istirahat dulu, nanti aja kerjanya," cegah ibunya khayra.

"Ayah bingung bu bagaimana cara melunasi hutang ayah ke tuan kevin, apalagi ayah cuma kerja sebagai kuli bangunan saja," ucap ayahnya khayra.

"Iya yah, ibu juga sama," ucap ibunya khayra.

"Kebutuhan sehari-hari saja kita tidak cukup bu, apalagi melunasi hutang ayah ke tuan kevin," ucap ayahnya khayra.

"Sudahlah yah tidak usah dipikirkan kita hanya bisa berdoa saja semoga ayah bisa melunasi hutang ayah ke tuan kevin." ucap ibunya khayra.

"Aamiin." balas ayahnya khayra.

Perbincangan kedua orangtua khayra yang masih bingung bagaimana cara agar bisa melunasi hutang ayahnya khayra ke William kevin alvaro.