"Khayra, ayo kita makan nak?"
Terdengar suara ibunya memanggil anaknya yang lagi dikamar yang sedang siap-siap mau pergi sekolah.
Khayra mendengar suara ibunya memanggilnya di ruang meja makan lalu ia keluar dari kamar dan berjalan menghampiri ibunya di ruang meja makan.
Sudah sampai di ruang meja makan, ibunya tersenyum melihat anaknya yang sudah berseragam sekolah dengan lengkap dan rapi. "Masya Allah anak ibu cantik banget sih."
Khayra pun tersenyum malu mendengar pujian dari ibunya, "Nggak kok bu, khayra biasa aja."
"Memang kamu cantik nak. sudah cantik dan juga baik," ucap ibunya lagi.
Khayra hanya tersenyum saja mendengar perkataan dari ibunya yang terus-menerus memujinya.
"Iya sudah, ayo kita makan. ini sudah jam setengah tujuh nanti kamu terlambat ke sekolahnya," ucap ibunya.
"Iya bu." balas khayra.
Iapun langsung duduk di samping ibunya kemudian ia mengambil makanan setelah itu ia membaca doa makan dan ia langsung memakannya.
15 menit kemudian...
Khayra dan ibunya sudah selesai makan sarapan pagi.
"Ibu, ayah mana kok dari tadi ayah nggak ada?" tanya khayra dikala ia tidak melihat ayahnya tidak ada di ruang meja makan.
"Ayah lagi dikamar nak," jawab ibunya.
"Kenapa ayah dikamar bu? apa ayah nggak makan?" tanyanya lagi.
"Ayah kamu lagi sakit nak." jawab ibunya.
"Apa, ayah sakit?" ujar khayra.
Ia sangat terkejut mendengar perkataan dari ibunya bahwa ayahnya lagi sakit dan ia langsung berlari ke kamar ayahnya, sesampainya di depan pintu kamar ayahnya ia pun langsung membuka pintu setelah membuka pintu ia melihat ayahnya hanya berbaring saja dikasur dengan cepat ia masuk dan berjalan menghampiri ayahnya dikasur.
"Ayah sakit apa?" khayra langsung menanyakannya.
"Ayah nggak papa nak, cuma demam biasa," jawab ayahnya.
Seketika itu khayra langsung lemah dan sangat khawatir melihat ayahnya sakit ia takut nanti ada apa-apa dengan ayahnya lalu tanganya memegang tangan ayahnya ia merasakan bahwa tangan ayahnya sangat panas.
"Ayah bohong, ayo ayah jujur aja sama khayra. ayah sakit apa?"
"Ayah nggak bohong nak, ayah cuma demam biasa," jawab ayahnya dengan jujur.
Tak lama kemudian ibunya pun juga masuk ke dalam kamar ayahnya. "Iya nak, benar kata ayah kamu, ayah kamu cuma demam biasa."
"Pasti ayah ini kecapean memikirkan hutang ayah ke tuan kevin kan." ucap khayra dengan yakin.
"Enggak nak." ucap ayahnya.
"Ayah bohong, pasti ini gara-gara memikirkan masalah hutang kan," khayra sangat yakin bahwa ayahnya sakit gara-gara memikirkan masalah hutang.
Ayahnya menghela napas pelan dan ia berkata, "Sudahlah nak, kamu jangan memikirkan masalah ayah, biar ayah saja menyelesaikan masalah ayah sendiri."
"Iya nak, benar kata ayah kamu. kamu jangan memikirkan masalah ayah, kamu fokus aja dengan sekolahmu, Insya Allah ayah kamu bisa menyelesaikan masalahnya sendiri," ucap ibunya sambil mengelus lembut kepala anaknya.
"Tapi bu..."
"Sudah ya sayang, sebaiknya kamu pergi sekolah, ini sudah hampir jam tujuh nanti kamu terlambat ke sekolahnya," ucap ibunya.
"Iya bu." ucap khayra tanpa melihat ke ibunya, matanya masih melihat ayahnya.
Ibunya teringat bahwa anaknya mau naik apa ke sekolah, biasanya ayahnya mengatarnya ke sekolah tetapi ayahnya lagi sakit jadi ayahnya tidak bisa mengatarnya ke sekolah lalu ibunya pun bertanya.
"Kamu naik apa nak ke sekolah?"
Mata khayra yang dari tadi melihat ayahnya kini ia beralih melihat ke ibunya, "Khayra naik angkot aja bu."
Ibunya mengangguk, "Iya sudah, kamu hati-hati ya."
Lalu khayra berdiri dan berpamitan pada kedua orangtuanya, "Iya bu, ayah ibu, khayra pergi dulu ya, assalamualaikum."
"Waalaikumsalam." balas ayah dan ibunya.
Khayra pun langsung berjalan keluar rumah dan mencari angkot di jalan untuk pergi ke sekolahnya dan beberapa menit kemudian akhirnya angkot yang telah di tunggu-tunggunya telah datang kemudian ia naik angkot tersebut. selama perjalanan ia hanya melamun memikirkan ayahnya yang lagi sakit.
Akhirnya khayra sudah sampai di depan gerbang sekolahnya dan ia masih saja melamun di dalam angkot tersebut, penumpang yang lain sudah turun semua tertinggal ia sendiri belum turun, sopir angkot melihat bahwa ada satu penumpang yang belum turun dan ia langsung menghampirinya.
"Dek, dek, dek..." pangil sopir angkot tersebut.
"Kenapa nih anak kok melamun." ucap sopir angkot tersebut dengan heran melihat khayra hanya diam dan tidak menjawab.
"Dek, sudah sampai!" ucap sopir angkot tersebut yang hendak menyentuh tangan khayra.
Khayra menyadari bahwa ada tangan yang ingin menyentuh tangannya dengan cepat ia menjauhi tangan tersebut "Astagfirullah" hanya satu kata keluar dari mulutnya dan ia sangat kaget melihat seseorang di depannya.
"Kamu kenapa melamun dek? "tanya sopir angkot tersebut.
"Nggak pak, nggak papa. ini uangnya pak," jawab khayra.
"Terima kasih." ucap sopir angkot tersebut dan ia masih heran melihat khayra dengan gerak-gerik aneh.
Lalu khayra turun dari angkot tersebut dan ia langsung masuk ke dalam sekolahnya, ia pun terus berlari dengan tergesa-gesa untuk menuju ke kelasnya, ia sangat takut nanti ada guru yang sudah masuk di dalam kelasnya.
Sesampainya di depan pintu kelasnya, khayra melihat bahwa gurunya belum masuk ia pun sangat senang dan bersyukur bahwa gurunya belum masuk apalagi jadwal pertama adalah pelajaran matematika yang terkenal gurunya galak.
Setelah itu ia masuk ke dalam kelasnya lalu ia berlari menuju ke meja kursinya yang berada di tengah, sesampainya dimeja kursinya, ia sudah melihat temannya bernama selvi yang sudah duduk dikursi sampingnya.
Selvi pun langsung melihat ke arah khayra dan ia berkata, "Untung aja ibu gurunya belum datang coba sudah datang habis kamu di hukum."
Khayra hanya tersenyum tipis mendengar perkataan dari temannya kemudian ia pun duduk di kursinya.
Selvi Anggraini Devita atau biasa dipanggil selvi oleh khayra dan teman-temannya, ia adalah teman sebangku khayra yang sangat akrab dan baik sama khayra selalu bersama setiap pulang sekolah dan ke kantin.
Dan akhirnya gurunya masuk ke dalam kelasnya.
🌺🌺🌺
"Yah, makan yok, ayah belum makan dari tadi," ucap ibu khayra sambil menaruh makanan dikasur suaminya.
Ayahnya khayra melihat istrinya sedang menaruh makanan untuknya lalu ia duduk dan langsung memegang tangan istrinya, "Maaf kan ayah bu, ayah terpaksa berhutang karena ayah waktu itu sangat panik bahwa ibu harus di operasikan. semua tetangga nggak ada yang mau minjam, jadi ayah datang ke kantor tuan kevin meminjam uang kepadanya untuk membiayai operasi ibu waktu itu."
"Kenapa ayah minta maaf? ayah nggak salah. seharusnya ibu yang salah karena sudah merepotkan dan membuat ayah panik, seharusnya ibu nggak usah di operasikan waktu itu," ucap ibunya khayra.
"Sudah ya sayang jangan bilang begitu, ayah rela mengorbankan nyawa ayah yang penting ibu dan khayra sehat dan bahagia. ayah sayang sama kalian, ayah nggak mau melihat ibu dan khayra sakit. ya sudah bu nggak usah dipikirkan lagi yang penting ibu sudah sembuh dari penyakit itu," ucap ayahnya khayra sambil tersenyum ke istrinya.
Ibunya khayra menghela napas pelan dan ia juga memegang tangan suaminya, "Iya yah, ayo yah makan."
"Do'ain ya bu, semoga ayah bisa melunasi hutang ayah ke tuan kevin," ucap ayahnya khayra.
"Aamiin, ibu selalu mendoakan ayah. iya sudah ayah makan aja, ibu mau ke dapur dulu," ucap ibunya khayra.
Ayahnya khayra mengangguk, "Iya bu."
Perbincangan ayah dan ibunya khayra yang masih membicarakan masalah hutangnya ke william kevin alvaro yang terkenal mempunyai sifat dingin dan angkuh.
Ayahnya khayra terpaksa berhutang ke william kevin alvaro ia sangat panik karena istrinya waktu itu sakit kanker otak jadi mau tidak mau harus di operasikan kalau tidak sakitnya bisa berbahaya atau bisa meninggal karena itulah ia terpaksa berhutang ke william kevin alvaro untuk membiayai operasi istrinya.
Apakah ayah dan ibunya khayra bisa melunasi hutangnya ke william kevin alvaro?