Chapter 3 - Part 2

Di sebuah ruangan yang begitu mewah dan dihiasi cat dinding warna hitam dan abu-abu, seorang pria yang memakai pakaian dan celana kantor, kemeja putih, jas hitam, dasi hitam dan celana hitam, ia sedang duduk di sofa empuk sambil meminum secangkir kopi, kopi adalah minuman favoritnya.

"Tuan kevin." pangil bodyguardnya yang di depan pintu sambil mengetuk pintu ruangannya.

Kevin mendengar bahwa ada yang memanggilnya di depan pintu lalu ia berdiri dan berjalan untuk membuka pintu.

"Kenapa?" tanyanya dengan dingin.

Bodyguardnya pun menjawab, "Tuan, ada yang mau ketemu sama tuan."

"Suruh dia masuk." balasnya.

"Baik tuan." ucap bodyguardnya.

Bodyguardnya pun langsung menyuruh pria paruh baya itu yang lagi berdiri di luar ruangan tersebut masuk ruangan kevin.

"Masuklah, tuan lagi di dalam," ucap bodyguardnya kevin sambil mempersilakan pria paruh baya itu masuk ke dalam.

"Terima kasih." balas pria paruh baya itu sambil tersenyum tipis ke bodyguardnya kevin.

Pria paruh baya itu pun membuka pintu dengan pelan. "Permisi tuan."

Pria paruh baya itu pun langsung masuk ke dalam dan berjalan menghampiri kevin yang sedang duduk santai di sofanya.

"Oh kamu, kenapa kamu datang kesini?" tanya kevin yang sudah menanyakan apa tujuan pria paruh baya itu datang ke kantornya.

Posisi pria paruh baya itu lagi berdiri di depan kevin.

"Saya datang kesini, mau bicara sama tuan," jawab pria paruh baya itu sambil menundukkan kepalanya.

"Mau bicara apa?" tanya kevin sambil menatap pria paruh baya itu dengan tajam.

"Mohon maaf tuan, saya belum bisa melunasi hutang saya ke tuan," jawab pria paruh baya itu dengan gugup.

"Apa?" kevin pun memukul meja kecil di depannya.

Sontak pria paruh baya itu kaget dan terkejut melihat kevin memukul meja kecil di depannya.

"Kenapa kamu belum bisa melunasi hutangmu?" tanya kevin dengan raut wajah marah.

"Maaf tuan, karena uang saya habis untuk membayar biaya sekolah anak saya dan membayar hutang sehari-hari keluarga saya," jawab pria paruh baya itu dengan raut wajah sedih.

"Bagus kamu ya, kamu lebih mementingkan membayar biaya sekolah anak kamu dan membayar hutang sehari-hari keluargamu daripada melunasi hutangmu padaku," ucap kevin sambil tersenyum miring dan tepuk tangan. "Apa kamu bilang tadi? anak! apakah kamu mempunyai anak?" lanjutnya sambil bertanya.

"Iya tuan, anak saya satu-satunya, dia masih sekolah," balas pria paruh baya itu.

"Anak kamu laki-laki atau perempuan?" kevin pun bertanya-tanya kepada pria paruh baya itu.

"Anak saya perempuan tuan." jawab pria paruh baya itu.

"Kelas berapa anak kamu?" tanya kevin lagi.

"Kelas 3 smk tuan." jawab pria paruh baya itu dengan raut wajah bingung melihat kevin menanyakan tentang anaknya.

"Jadi kapan kamu mau melunasi hutangmu?" tanya kevin dengan lembut tetapi agak tegas.

"Nanti tuan, kalau saya sudah punya uang saya langsung melunasinya," jawab pria paruh baya itu.

"Iya sudah, saya beri waktu kamu untuk melunasi hutangmu. silakan kamu keluar dari sini, tapi ingat awas kalau kamu belum bisa melunasi hutangmu, lihat aja saya akan datang ke rumahmu, anakmu saya bawa secara paksa," ucap kevin sambil tersenyum smirk.

Dengan menghela napas pelan pria paruh baya itu pun berkata, "Iya tuan, saya akan cepat melunasi hutang saya ke tuan." lalu pria paruh baya itu pun permisi keluar, "saya permisi keluar ya tuan."

Kevin pun mengangguk," silakan."

Kemudian pria paruh baya itu pun berjalan keluar dari ruangan tersebut dan seketika ia langsung tak berdaya mendengar bahwa kevin mengatakan kalau ia tidak bisa melunasi hutangnya bahwa putrinya akan dibawa secara paksa olehnya.

🌺🌺🌺

Dimalam harinya...

Malam yang sangat sejuk dan dingin karena hujan yang cukup deras. khayra yang lagi duduk di atas kasurnya sambil membaca buku sekolah, sementara ibuknya sedang menyiapkan makan malam di meja makan.

Tok Tok Tok

Terdengar bunyi pintu ada yang mengetuk, ibunya khayra langsung berjalan menghampiri pintu tersebut dan ia langsung membuka pintu tersebut.

"Assalamualaikum bu." ucap ayahnya khayra yang lagi berdiri di depan pintu, seluruh badannya basah semua dari kepala sampai kaki.

"Waalaikumsalam. ya Allah, ayah kenapa? kenapa badan ayah basah semua?" tanya ibunya khayra dengan raut wajah kaget melihat suaminya.

"Ayah kehujanan bu." jawab ayahnya khayra.

"Tunggu yah, ibu ambil handuk dulu." ucap ibunya khayra lalu ibunya khayra berjalan dan mengambil handuk setelah mengambil handuk lalu ia memberikan handuk ke suaminya, suaminya pun langsung mengambil handuk di tangan istrinya.

"Iya sudah, ayah langsung aja ke kamar mandi," ucap ibunya khayra.

"Mana anak kita bu?" tanya ayahnya khayra yang masih sempat menanyakan anaknya.

Ibunya khayra pun menjawab, "di kamar yah."

Ayahnya khayra mengangguk dan ia berkata, "Ayah mandi dulu ya bu."

Lalu ayahnya khayra berjalan menuju ke kamar mandi.

"Kalau sudah selesai mandi, ayah ke meja makan, nanti kita makan sama-sama yah," ucap ibunya khayra.

"Iya bu." balas ayahnya khayra.

Ibunya pun berjalan kembali ke ruang meja makan. sesampainya di ruang meja makan, ia langsung memanggil anaknya. "Khayra, ayo kita makan nak."

"Iya bu." ucap khayra dari kamar.

Lalu ia keluar dari kamarnya dan berjalan menghampiri ibunya di ruang meja makan. sesampainya di ruang meja makan, khayra pun langsung duduk di kursi meja makan.

"Ibu, ayah mana?" tanya khayra sambil melihat ibunya.

"Ayah kamu lagi mandi nak." jawab ibunya.

Khayra hanya mengangguk saja mendengar perkataan dari ibunya.

Akhirnya ayahnya khayra sudah selesai mandi dan ia juga sudah memakai baju dan celana kemudian ia keluar dari kamarnya dan berjalan menuju ke ruang meja makan.

"Itu ayah bu." ucap khayra sambil menunjuk ke arah ayahnya.

"Ayah ayo kita makan." ucap khayra.

"Iya nak." balas ayahnya sambil berjalan menghampiri istrinya dan anaknya di meja makan.

Sesampainya di meja makan, ayahnya khayra langsung duduk disamping istrinya mereka bertiga pun langsung mengambil makanan kemudian membaca doa makan dan langsung memakannya dengan lahap.

Selama makan khayra memperhatikan ayahnya yang sedang menghapus air mata yang jatuh dipipinya, dengan cepat ia menghampiri ayahnya.

"Ayah kenapa menangis, ada apa yah?" tanya khayra dengan raut wajah khawatir melihat ayahnya menangis.

"Nggak sayang, ayah nggak nangis," ucap ayahnya.

"Ayah bohong, khayra tadi lihat air mata ayah jatuh dipipi," ucap khayra yang sangat khawatir melihat ayahnya menangis.

"Nggak kok sayang, mungkin kamu salah lihat aja," ucap ayahnya yang masih tetap tidak mau jujur.

"Nggak mungkin khayra salah lihat. ayolah ayah cerita sama khayra, ada apa? baiklah kalau ayah nggak mau cerita, khayra nggak mau makan," ucap khayra sambil ngambek ke ayahnya.

"Jangan nak." balas ayahnya.

"Iya sudah, ayah cerita sama khayra," ucap khayra.

Sementara ibunya khayra hanya melihat dan mendengar saja anak dan suaminya lagi berbicara.

Ayahnya pun mengatakan jujur kepada anaknya, "Ayah punya hutang nak sama tuan kevin."

"Apa. hutang, hutang apa yah?" tanya khayra dengan raut wajah bingung.

"Hutang pas operasi ibu mu waktu itu nak." jawab ayahnya.

"Maksud ayah apa?" ucap khayra yang masih belum mengerti maksud ayahnya.

"iya nak, yang membiayai operasi ibu mu waktu itu adalah uang ayah minjam di tuan kevin," Jelas ayahnya.

"Berapa hutang ayah?" tanya khayra dengan penasaran.

"Biaya operasi, biaya inap rumah sakit dan biaya obat-obatan jadi semuanya 50 juta nak," jawab ayahnya yang membuat khayra sangat terkejut.

"Astagfirullahaladzim, kenapa ayah nggak cerita sama khayra dan ibu yah?"

"Ayah nggak mau bikin kalian memikirkannya." balas ayahnya.

"Iya sudah, ayah jangan menangis lagi biar khayra bantu ayah untuk melunasi hutang ayah," ucap khayra.

"Jangan nak, biar ayah saja melunasinya, kamu fokus saja dengan sekolahmu," ucap ayahnya yang tidak mau anaknya ikut membantunya.

"Tapi yah, khayra ingin bantu ayah melunasi hutang ayah," khayra tetap mau membantu ayahnya.

"Nggak usah nak, biar ayah saja. kamu fokus saja dengan sekolahmu, Insya Allah ayah bisa melunasi hutang ayah," ucap ayahnya sambil mengelus lembut kepala anaknya. "Sudahlah sayang nggak usah dipikirkan. sebaiknya kamu masuk kamar terus tidur, ini sudah malam besok kan kamu sekolah," lanjut ayahnya.

Khayra menghela napas pelan dan ia tersenyum ke ayahnya, "Iya yah. ayah ibu, khayra masuk kamar dulu ya."

"Iya nak." ucap ayah dan ibunya dengan kompak.

"Selamat malam putri ayah." ucap ayahnya sambil tersenyum.

"Selamat malam." balas khayra lalu ia berjalan ke kamarnya.

Kemudian ayah dan ibunya juga masuk kamar dan mereka semua telah tertidur.