Chereads / Terlahir Kembali Menjadi Karakter Pendukung dalam Novel / Chapter 6 - Bab 6: Nenek Juga Terlahir Kembali di Dunia Novel

Chapter 6 - Bab 6: Nenek Juga Terlahir Kembali di Dunia Novel

Walaupun kondisi lingkungan di sini kurang bagus, namun telur matang tetap bisa membuat perut terasa kenyang.

Bukannya tidak mau memberikan bakpao kepada adik-adiknya, tetapi telur akan terlihat lebih masuk akal daripada bakpao. Masih bisa menjelaskan bahwa telur yang ditemukan adalah telur ayam liar, tapi kalau bakpao tidak tahu bagaimana memberikan penjelasannya.

Di hutan belantara yang hanya ada tumbuhan dan hewan liar, bagaimana jika empat adiknya bertanya darimana bakpao ini, dia tidak bisa menjelaskan.

Jika suatu hari mereka tidak sengaja memberitahukan kepada orang lain, mungkin dia akan ditangkap untuk dijadikan objek penelitian.

Rahasia yang hanya diketahui satu orang baru dapat disebut sebagai rahasia.

Memanggang telur juga ada tekniknya, kalau tidak, telurnya bisa meledak. Dia mengambil tanah liat di samping sungai, lalu membungkus telur dengan tanah liat, selanjutnya meminta empat adik untuk mencari ranting kering untuk dibakar. Ini adalah cara memanggang telur saat berkemah.

Setelah empat adik mengambil ranting-ranting kering, melihat kakaknya sudah berhasil menyalakan api, dengan kaget bertanya: "Kakak, bagaimana cara menyalakan api?"

Jiang Xi mulai mengarang: "Kakak menyalakan api dengan cara memutarkan kayu ke kayu dengan telapak tangan seperti ini."

Empat adik melihat dia dengan mata melotot, masih belum mengerti mengapa bisa menyalakan api.

Yuanbao berkata dengan penuh semangat: "Kakak, bisakan mengajarkan aku cara menyalakan api?"

"Tentu saja." Dulu Jiang Xi dipaksa oleh nenek untuk mengikuti kegiatan berkemah dan bagaimana bertahan hidup di hutan belantara, pada saat itu ada belajar cara menyalakan api tanpa menggunakan korek. Namun sekarang dia memiliki korek api, jadi malas untuk mengeluarkan tenaga.

Mibao, Maimiao dan Xiaoshitou juga sangat berminat untuk mempelajarinya.

Jiang Xi mulai mengajarkan mereka cara menyalakan api tanpa korek, empat adik memutarkan kayu dengan sekuat tenaga, sampai keringat bercucuran namun api masih belum menyala.

Jiang Xi melihat mereka mulai kelelahan, berkata: "Semangat ya, punya Yuanbao sudah mulai mengeluarkan asap. Kita lihat siapa yang menyalakan api dulu, boleh langsung makan telur."

Mibao, Maimiao dan Xiaoshitou juga mulai memberikan semangat kepada Yuanbao. Setelah 2 menit berlalu, akhinya Yuanbao berhasil membuat percikan api.

Jiang Xi menganggukan kepala dan berkata: "Sudah cukup, sekarang tiup pelan-pelan, jangan sampai apinya padam.

Hu.....Hu....

Akhirnya percikan api menjadi nyala api.

Wah....

Empat anak bersorak dengan gembira.

Yuanbao berhasil.

Saat itu, telur panggang juga sudah mulai dingin, Jiang Xi memberikan kepada mereka, setiap orang mendapatkan satu setengah telur.

Yuanbao udah berusia 8 tahun, lebih mengerti dari adik-adik yang berusia 5 tahun. Sambil memegang telur, namun tidak ada gerakan selanjutnya. Berkata dengan pelan: "Kakak, mengapa kakak tidak makan?"

Tiga adik yang sedang makan dengan senang langsung terdiam, baru menyadari Jiang Xi memberikan semua telur kepada mereka, dia sendiri tidak makan. Langsung memberikan telur yang belum dimakan kepadanya.

Jiang Xi tidak tahu apa yang terjadi, tubuhnya tidak masuk ke ruang ajaib, tetapi perutnya sudah kenyang. Tadi di ruang ajaib sudah makan banyak, sekarang tidak lapar sama sekali. Lalu berkata: "Kalian makan saja, tadi kakak sudah makan daun-daun ini saat kalian mengambil ranting kering, jadi belum lapar."

Tiga adik kecil tidak berpikir banyak, Yuanbao berkata: "Daun-daun itu tidak seenak telur, kakak makan telur ya."

Jiang Xi tidak bisa menolak Yuanbao yang begitu memperhatikannya, lalu mengigit sedikit telur dari tangan Yuanbao.

Tiga adik kecil lainnya juga memberikan sedikit telur mereka kepada Jiang Xi. Lalu mereka lanjut memakan telur, Yuanbao juga mulai makan telur.

Jiang Xi melihat mereka makan dengan gembira, dirinya juga merasa gembira. Perasaan ini sangat aneh untuknya, sebelumnya dia tidak pernah merasakan perasaan seperti itu karena dia memiliki kehidupan yang tidak kekurangan apapun.

Setelah selesai makan, empat adik akhirnya mempunyai tenang lagi, mereka lalu melanjutkan perjalanannya.

Dia tidak memperhatikan pemandangan disekitarnya, hanya berharap bisa lebih cepat sampai ke desa selanjutnya.

Apalagi empat adik, setelah makan telur, keinginan mereka untuk makan lebih banyak menjadi semakin besar, langkah kaki mereka juga mulai cepat.

Sampai di persimpangan jalan, Jiang Xi mulai kebingungan. Dalam ingatan Jiang Zhaodi, jalan yang pernah dilalui sepertinya tidak ada persimpangan ini.

Saat sedang kebingungan, tiba-tiba bertemu dengan seorang wanita muda dan 2 anaknya.

Dia melambaikan tangan dan bertanya: "Bibi, bibi..."

Wanita muda membalikan badan: "Kamu memanggil saya?"

Dia membawa adik-adiknya menghampiri wanita muda itu, "Iya bibi, saya ingin bertanya, jalan ke bagian utara ke sebelah mana ya?"

Wanita muda menjawab dengan tersenyum: "Kebetulan saya juga akan ke bagian utara, kalian jalan bersama saya saja!"

"Wah, kebetulan sekali. Boleh tahu nama bibi?" Jiang Xi tidak menyangka akan bertemu dengan orang lain. Dia merasa nasibnya mulai berubah karena memiliki ruang ajaib.

Setiap berbicara, wanita muda itu selalu tersenyum, "Nama saya He Chunhua, kamu boleh memanggil saya bibi Chunhua."

He Chunhua?

Mendengar nama itu, Jiang Xi tercengang.

Kebetulan sekali!

Dalam novel memang ada karakter yang bernama He Chunhua, yang juga merupakan bibi dari pemeran utama. Walaupun bibi ini adalah pemeran figuran, namun dia adalah musuh dari Jiang Zhaodi.

He Chunhua berasal dari ibukota. Sebagai keluarga dari pensiunan tentara yang dipindahkerjakan ke desa bagian utara, dia membawa 2 orang anaknya untuk tinggal bersama suaminya.

Pemeran utama menggunakan berbagai cara untuk menyingkirkannya. Bibi mempunyai sifat yang keras kepala dan angkuh.

Karena seorang gadis pelajar muda dekat dengan suaminya, He Chunhua dengan diam-diam mengunakan cara licik mengirimkan gadis ini ke desa yang paling miskin. 

Sebenarnya karena He Chunhua sangat prosesif, suaminya dengan gadis ini tidak ada hubungan apapun, akhirnya rumah tangganya hancur berantakan.

Dia melihat He Chunhua, menyadari pandangan mata He Chunhua mengandung niatan baik, tidak seperti orang yang angkuh. Dalam hati mengatakan, apakah karena dirinya terlahir kembali di dunia novel, sehingga terjadinya perubahan?

Sambil menggoyang-goyangkan kepala, bertanya dengan tersenyum: "Bibi Chunhua, untuk sampai ke Desa Baqi masi berapa lama ya?"

He Chunhua berpikir, lalu menjawab: "Setelah melewati satu desa, kita akan sampai ke sebuah kota kecil. Dari kota itu, kita naik angkutan umum bisa langsung sampai ke Desa Baqi."

"Syukurlah." Mendengar ada angkutan umum, Jiang Xi sangat senang.

He Chunhua dengan tersenyum bertanya: "Oya, nama kamu siapa?"

"Jiang...." Jiang Xi hampir menjawab namanya "Jiang Xi". Namun setelah dipikir-pikir, saat itu identitas dia adalah Jiang Zhaodi, langsung mengubah jawabannya, "Saya bernama Jiang Zhaodi."

Mendengar nama "Jiang Zhaodi", ekspresi He Chunhua langsung berubah.

Lalu melihat empat adik disampingnya, juga membuatnya tercengang.

Dalam hatinya berpikir, bukankan saat ini Jiang Zhaodi sudah dijual, mengapa bisa ada di sini?

Apakah cerita di novel dengan ingatan awal pemilik tubuh ini berbeda? Atau karena karena dia terlahir kembali, sehingga membuat cerita asli novel berubah?

Dalam hati He Chunhua penuh pertanyaan.

Benar, sekarang dia bukan He Chunhua yang sebenarnya, tetapi dia adalah He Chunhua nenek dari Jiang Xi.

Tidak hanya terlahir kembali, dia juga menjadi lebih muda 10 tahun.

Walau kehidupannya akan menjadi lebih susah, tapi dia tidak takut, bahkan harus membawa 2 anaknya. Setelah tahu dia akan masuk ke dunia novel, dia sudah menyiapkan berbagai barang. Walaupun barangnya tidak terbawa, dia juga tidak takut, asalkan kaki dan tangannya masih lengkap, dia bisa mempunyai kehidupan yang luar biasa.

Jika dipikir-pikir, Jiang Zhaodi juga sangat kasihan.

Jiang Xi melihat ekspresi wajah He Chunhua berubah lagi, merasa sedikit aneh.

Dalam cerita, He Chunhua harusnya tidak pernah mendengar nama "Jiang Zhaodi", mengapa mempunyai ekspresi seperti itu?

Dengan curiga bertanya: "Bibi mengenal saya?"