Perkebunan dan perternakan nenek menggunakan teknologi paling cangih.
Memiliki tanah seluas 100 hektar lebih, 20 hektar untuk menanam gandum, 15 hektar untuk menanam buah-buahan, 20 hektar untuk menanam sayur-sayuran, 15 hektar untuk menanam kedelai, 15 hektar untuk menanam rapa, 15 hektar untuk menanam kacang tanah, semua menggunakan teknologi cangih dalam menanam dan memanen.
Selain itu masih ada 15 hektar untuk perternakan ikan dengan kolam alami, penuh dengan tanaman air. Ikan, udang dan kepiting semua ada, siap untuk dipanen.
Di samping kolam ikan memelihara bebek, terlihat banyak telur bebek berserakan.
Di dalam perternakan terdapat 1000 ekor kambing, 1000 ekor sapi, 2000 ekor babi, 5000 ekor ayam potong, 6000 ekor ayam telur, 1000 kotak lebah madu, semua dipelihara oleh mesin otomatis.
Daging kambing, daging sapi, daging babi, daging ayam, telur ayam, minyak sayur, minyak kacang, madu, semuanya dijual secara segar.
Juga terdapat sumur 200 meter, air sumur yang segar dan mempunyai PH rendah, sudah hampir setara dengan air minum kemasan. Bahkan boleh langsung diminum dan baik untuk kesehatan.
Sekarang berdiri di dalam perternakan, tidak ada satu orang pun di dalamnya, tetapi semua pekerjaan berjalan seperti biasanya.
Semua yang ada di dalam perkebunan dan perternakan dapat langsung diambil, tidak peduli itu adalah telur ayam ataupun telur bebek, termasuk juga semua jenis daging.
Dia merasa binggung, tidak tahu apakan tubuhnya ikut masuk ke dalam ruang ajaib, atau hanya pikirannya saja yang masuk.
Dia terus berjalan di dalamnya, tanpa terasa sampai ke gudang yang dilarang masuk oleh nenek.
Setelah masuk ke dalam gudang, dia lebih kaget lagi.
Ternyata terdapat 3 barang penting tahun 60an: radio, mesin jahit dan sepeda.
Tidak tahu nenek mendapatinya dari mana, sangat cocok untuk tahun 60an.
Selain itu, masih banyak barang yang cocok untuk tahun 60an yaitu peralatan seperti cangkul, garpu tanah, sekop, sarung tangan, topi jerami, topi bambu, keranjang, jas hujan jerami, sabit, alat pemintal, dan lain sebagainya.
Selimut yang disiapkan juga merupakan selimut tahun 60an, tetapi semuanya berisikan kapas baru.
Juga terdapat kapas yang belum dipakai, semua dimasukan dalam kantong bening besar.
Baju dari musim semi sampai musim dingin, untuk usia 5 tahun sampai 18 tahun, untuk anak laki-laki atau perempuan, semuanya lengkap.
Ada beberapa yang merupakan barang bekas yang dipakai oleh nenek, semua lengkap. Seperti sisir, termos dan botol minum tahun 60an serta barang lainnya.
Baju-baju yang penuh tambalan juga sudah di cuci dengan bersih menggunakan sabun cuci, tercium harum sabunnya.
Lalu terdapat peralatan menjahit seperti benang warna, gunting, ada juga pisau cukur, senter, lilin, korek api kayu, korek api biasa, lampu minyak, tenda dan lain sebagainya.
Terdapat juga berbagai jenis kain katun, tertumpuk banyak di situ.
Dan juga terdapat alat pertahanan diri seperti tongkat listrik, air cabai, tongkat otomatis, gas air mata, pistol paku udara, laser, gergaji listrik, perangkap tikus, peralatan berburu dan lain sebagainya.
Dia curiga kalau nenek sudah tahu akan terlahir kembali di tahun 60an, sehingga sudah mempersiapkan semua peralatan dan perlengkapan tersebut.
Semua peralatan masak dan pisau dapur juga khas tahun 60an.
Sampai perlengkapan yang dipakai saat ini seperti tisu kering, tisu basah, pembalut, shampo, sabun mandi, sabun cuci dan lainnya. Lalu terdapat juga buku tulis, buku soal, buku pelajaran dan lainnya.
Terdapat juga obat herbal. Di sampingnya tertata rapi buku-buku pengobatan tradisional, dari pengetahuan dasar sampai yang sangat dalam juga ada.
Nenek selama ini memang sedang belajar tentang pengobatan tradisional, hal ini dia tahu.
Tidak disangka nenek juga mengoleksi berbagai buku pengobatan tradisional.
Dia membuka buku pengobatan lalu mencoba membacanya dan dia tidak mengerti sedikitpun.
Yang membuatnya kaget adalah selama ini nenek tidak pernah memakai pengobatan barat, tetapi menyiapkan obat flu, batuk, demam, antibiotik, obat luka luar, obat luka bakar, air infus, vitamin dan lainnya.
Makanan yang paling banyak di gudang adalah biskuit. Biskuit-biskuit di taruh dalam kotak, ditumpuk dalam tumpukan yang sangat tinggi, serta masa kadarluarsanya masih sangat panjang.
Dia mengucek-ngucek matanya dan mencubit pipi sendiri, lalu pelan-pelan keluar dari gudang dan berjalan ke arah rumah.
Semua barang yang ada di rumah tidak ada yang berubah, makanan yang disiapkan pun masih hangat, tetapi tidak ada nenek.
Dia tersenyum pahit, bisa melihat kembali rumahnya sudah sangat bersyukur sekali, masih berharap untuk bertemu dengan nenek, sepertinya sedikit berlebihan.
Seberapa banyak barang yang sudah disiapkan oleh nenek, dia tidak tahu sama sekali.
Dia membuka kulkas besar dan melihat terdapat berbagai jenis buah. Juga terdapat berbagai jenis bumbu, susu kemasan, minuman soda, berbagai jenis teh, sosis, hamburger,mentega, keju, susu segar, mie dan lainnya.
Di dalam mesin pembeku terdapat berbagai jenis daging beku, pangsit, daging kering, tulang, cumi-cumi, udang, ikan, kerang dan lainnya.
Sayuran tinggal petik di perkebunan. Termasuk beras, tepung, minyak, semua tinggal ambil di perkebunan, jadi tidak menghabiskan tempat di kulkas.
Dia lalu ke tempat biasa nenek menaruh barang dan melihat terdapat berbagai jenis makanan kaleng, dari sayuran, buahan sampai daging.
Semua makanan kaleng setiap jenisnya paling sedikit ada satu kardus, jika dihitung semua terdapat ratusan kardus makanan kaleng.
Nenek tersayang!
Dia hanya bilang ingin makan makanan kaleng, ternyata nenek membeli banyak sekali.
Lalu dia juga menemukan berbagai jenis makanan ringan yang dia suka, banyak sekali tertumpuk di situ.
Semua itu nenek membeli untuk dia.
Jika dihitung, total makanan ringan juga mencapai ratusan kardus.
Dia menelan ludah.
Lalu memakan makanan kaleng daging yang sudah matang dan daging kering.
Baru membuka kemasan paha ayam goreng, langsung tersadarkan karena dorongan keras.
Yuanbao dengan wajah berlinang air mata, dengan suara gemetar berkata: "Syukur kakak sudah bangun, aku sangat kaget, aku pikir kakak juga sudah meninggal."
Mibao, Maimiao dan Xiaoshitou juga menangis tersedu-sedu.
Dia langsung menenangkan empat adiknya.
Ternyata dia tertidur di bawah pohon, empat adik berpikir dia sudah meninggal.
Melihat adik-adik yang begitu perhatian, hatinya juga penuh dengan berbagai perasaan.
Empat adik setelah ditenangkan, akhirnya tidak menangis lagi.
Dia melihat mereka tidak memperhatikan, lalu mengambil 6 telur yang terbungkus daun, lalu berkata: "Lihat kakak menemukan apa?"
"Telur."
"Kakak beruntung sekali, di sini kenapa ada telur?"
"Terlihat enak sekali."
"Kakak, kita makan secara mentah?"
Setelah ada ruang ajaib, suasana hati Jiang Xi menjadi baik, lalu berkata dengan tersenyum: "Ini telur ayam liar yang kakak temukan di rerumputan situ, jika makan mentah akan amis, kita panggang saja."