Tok tok tok
Killian mengetok ruang kelas.Kali ini,kami mengunjungi ruang kelas Taekwondo.Killian yang menganjurkannya,aku ya hanya menemaninya.
"Halo,Selamat datang." Seorang pria menyapa kita di ambang pintu yang terbuka lebar,usianya sudah lumayan tua,mungkin sekitar lima puluh-an,atau keatas.Rambutnya mulai memutih,matanya sipit,mukanya juga sudah mulai ada kerutan.
"Terimakasih." Killian membungkuk,diikuti dengan aku.
"Halo,Nona Muda.Apa kamu juga berencana masuk ke kelas Taekwondo?" Pria tersebut bertanya,menatap ke arahku.
"Tidak,aku hanya menemani teman ku." Aku menjawab dengan sopan.
"Baiklah,silahkan masuk." Pria tersebut berbalik badan,memasuki ruang kelas.
Aku dan Killian berjalan,menatap punggung pria tersebut.Kelas ini tidak memiliki meja belajar,tentu saja.Siapa yang akan masuk ke kelas bela diri untuk kemudian duduk dan belajar teknik secara tertulis?
Kelas ini sedikit lebih luas dari kelas Seni dan Melukis.Ada banyak lemari berisi piala emas,cahaya matahari yang menembus jendela membuatnya mengkilat.Medali yang bertumpuk digantung di dinding ruangan,ada perunggu,perak dan emas.
Ada lemari besar,berwarna coklat,terbuat dari kayu.Aku tidak tahu apa isinya karena lemari tersebut tidak memiliki kaca sama sekali,tapi aku menebak saja isinya perlengkapan untuk berlatih.Lantai ruangan ini sama seperti lantai pada umumnya.Namun, di tengah tengah ruangan terdapat sebuah lingkaran besar berwarna biru dan merah.Terlihat juga ada beberapa kursi di ujung ruangan.
"Siapa nama mu?" Pria tersebut mengulurkan tangannya kearah Killian,menunjuk dengan telapak tangan menghadap langit langit dinding.
"Saya Killian." Killian memegang dada nya,membungkuk.Duh,seperti sedang menemui bangsawan saja.
"Dan nama mu,Nona Muda?" Pria tersebut berbalik ke arahku.
"Saya Islette." Aku tersenyum.
"Mari,duduk dulu." Pria itu berjalan menuju kursi terdekat,kami semua duduk bersama.
Udara di sini sejuk.Jendela terbuka lebar,menyajikan pemandangan pepohonan hijau.Burung burung kecil juga sesekali berlewatan. Di dinding sebelahku terdapat selembar koran yang dibingkai,judulnya:
'MURID OSORIOR MEMENANGI MEDALI EMAS DALAM KEJUARAAN TAEKWONDO ANTAR NEGARA'
Lalu dibawahnya terdapat foto seorang laki laki berusia sekitar enam belas atau tujuh belas tahun,sedang menggigit medali emasnya,memakai seragam taekwondo - putih putih.Wajahnya terlihat sangat semangat.Aku merasa familiar melihat laki laki itu.
"Jadi,apa kamu akan bergabung ke kelas ini,anak muda?" Pria tersebut bertanya dengan ramah.
"Belum pasti.Tapi mungkin saja saya bergabung.Bela diri juga kadang diperlukan untuk sehari hari." Killian menjawab.
"Iya,betul juga." Pria itu terkekeh.
"Panggil saya Tuan Yangshin,atau Pak Yangshin saja."
"Baik,Tuan Yangshin." Killian tersenyum.
"Saya terpesona melihat jumlah piala dan medali yang ada di sini,Tuan Yangshin." Aku menimpal.
"Terimakasih.Saya juga tidak menyangka anak didik saya bisa membawa penghargaan sebanyak ini." Tuan Yangshin terkekeh,lagi.
"Memangnya di sini kita juga bisa mengikuti perlombaan?" Killian bertanya,bersemangat.
"Tentu saja,anak muda.Kamu bisa mengikuti perlombaan sebanyak yang kamu mau,tidak ikut pun tidak jadi masalah" ,jawab Tuan Yangshin.
"Ah,saya ingin bertanya",ucap Killian.Tuan Yangshin mengangkat halis nya.
"Apa pemuda di koran tersebut itu kakak kelas yang baru saja lulus bulan lalu?"
Tuan Yangshin tersenyum.
"Kamu mengenalnya,anak muda?"
"Tidak,tapi aku tahu dia.Kakak kelas yang sering menjadi topik pembicaraan karena kemampuan bela diri nya."
Nah,pantas saja aku merasa familiar.Ternyata kakak kelas ku dulu toh.
"Oh,begitu..Dia memang salah satu murid terbaikku.Anak yang mandiri,pun cepat mengerti teknik teknik yang saya ajarkan."
Killian mengangguk.
Aku hanya duduk membisu.Hanya diam dan menyimak saja percakapan mereka.Aduh..perutku lapar.Kapan sih waktunya makan siang-
TING..! TING..! TING..!
Bel berbunyi.
"Wah...sudah waktunya makan siang lagi.." Tuan Yangshin beranjak dari duduknya.
"Mungkin segitu saja percakapan hari ini.Semoga kamu ikut serta dalam kelas ini,anak muda.Selamat siang dan selamat berjumpa lagi Killian,Nona Islette.Terimakasih sudah berkunjung." Tuan Yangshin terseyum hangat, sedikit membungkuk.
"Terimakasih juga,Tuan Yangshin.Selamat siang." Killian memberi salam.
"Selamat siang,Tuan Yangshin." Aku pun turut memberi salam.
Dan dengan begitu,kami meninggalkan ruang kelas Taekwondo,dalam perjalanan menuju kantin.