Chereads / Another Side of Earth / Chapter 8 - Chapter 8

Chapter 8 - Chapter 8

Aku berbaring menatap langit langit dinding.Perutku sudah kenyang,baru saja kembali dari kantin.

Nana sedang membaca buku di meja belajar,juga baru kembali dari kantin.Tentu saja dia bersama teman teman kamar sebelah nya.

Aku dan Killian berpisah sejak aku beres makan siang.Kalau sedang ke kantin bersama,pasti aku duluan yang menghabiskan makanan,lalu akhir akhirnya aku juga yang meninggalkan Killian.Ada dua alasan.Pertama,aku malas menunggunya,karena Killian selalu membawa makanan penutup tidak kira kira,aku mungkin sudah kenyang jika menjadikan makanan penutup sebagai makanan utama.Kedua,aku pasti punya urusan lain,sebenarnya tidak terlalu penting,seperti pergi ke taman,atau membaca buku,atau ke perpustakaan.Tapi ya aku lebih memilih menghabiskan waktu ku dengan hal lain dibanding berdiam diri di kantin.Bukan karena aku tidak mau menunggu Killian,atau malas bertemu dengannya.Aku hanya malas harus duduk di keramaian.

Sebenarnya aku bosan,dan tidak tahu harus melakukan apa.Padahal aku bisa menghabiskan waktu mengobrol bersama Killian, tapi, duh..bagaimana aku mengajaknya.Lihatlah,aku baru saja meninggalkan dia di kantin.Masa aku mendatanginya lagi,apalagi dengan jarak waktu yang sebentar.Tidak masalah sih melakukannya,hanya ya tidak enak saja.

"Islette." Nana memanggilku.

"Iya?" Aku beranjak dari tempat tidurku,turun dari tangga kasur bertingkat.

"Kamu habis dari mana saja seharian? Aku tidak melihatmu." Nana duduk di kasurnya,sementara aku duduk di kursi meja belajar ku.

"Aku hanya melihat lihat beberapa kelas tambahan."

"Begitu,ya.Kamu melihat lihat kelas apa saja?"

"Kelas Melukis...lalu kelas Taekwondo-"

"Hah?!" Nana memotong ucapanku,dahi nya terlipat.

"Untuk apa kamu melihat lihat kelas Taekwondo?Lagipula kan perempuan tidak diperbolehkan ikut ke kelas itu."

Aku terseyum tipis.

"Tidak kok,aku hanya menemani Killian saja-"

"Hah?!Killian?!" Nana berkata,ekspresinya lebih terkejut lagi.

"Ah,maksudku temanku-"

"Killian Zeron?! Anak kelas delapan di kelompok dua?" Nana memotong pembicaraan ku,lagi.

"Eh,kamu mengenalnya?" Aku bertanya.

"Tidak sih.Aku mengenalnya tapi dia tidak."

"Ohh.." Aku mengangguk.

"Bagaimana kamu bisa berkenalan Killian?"

Aku diam sejenak."Memangnya kenapa-?"

"Ah,tidak tidak.Lupakan",ucap Nana,memperbaiki posisi duduk.

"Wah,tak kusangka teman sekamarku berkenalan dengan sekelas Killian."

"Hah...?" Aku diam,bingung.Memangnya kenapa jika aku kenal dengan Killian? Apanya yang spesial? Apa dia anak raja? Orang penting?

"Aduh, kamu melongo seperti anak tersesat." Ucap Nana.

"Memangnya kenapa sih?" ketusku.

"Kamu jangan pura pura tidak tahu."

"Untuk apa aku pura pura tidak tahu? Kamu membuatku berpikir kalau kenal dengan Killian menjadi sesuatu yang sangat langka."

"Kamu tidak tahu?"

"Tidak tahu apa?"

"Mata birunya?"

"Tahu."

"Nah,kamu tahu apa maksudnya?"

"Punya mata biru, ya memangnya kenapa?" Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Sekarang, warna mata mu apa?"

"Beri tahu saja apa yang kamu ingin beri tahu, jangan malah membuat teka teki begini!"

Ucapku, kesal.

Nana terkekeh.

"Wahai Islette yang cerdas,apakah kamu tahu seberapa langkanya mata biru di keturunan Asia seperti kita? Di negeri kita Indonesia tercinta?" Nana tersenyum lembut.

Aku berkedip.Yaampun,dramatis sekali.

"Dan apakah kamu tahu,wahai yang mulia Islette yang cantik,baik hati dan tidak sombong tentang yang dimaksud dengan candaan?"

Aku terdiam.Di saat seperti ini,bisa bisanya dia bersikap begini.

Aku berbalik badan,menghadap meja.Kepala ku bertumpu pada tangan ku.

"Aduh,kamu ini." Nana menghela napas berat.

"Killian memiliki mata yang berbeda dari kita,langka.Kau tahu itu?"

"Iya..tahu." Aku menjawab dengan nada malas.

"Nah itu dia,pintar."

Aku naik tangga menuju kasur ku di bagian atas,berbaring.Hanya itu saja kan alasannya? Karena Killian memiliki mata biru? Terlihat seperti tidak ada orang lain lagi yang mengenalnya. Aku sering bertemu dia,tentu saja aku tahu.

Aku memejamkan mata,tidur siang sebentar bukan hal yang begitu besar bukan?

***

TONG...

"Islette,bangun!"

TONG..

"Bangun!"

TONG..

"Islette!"

"Ha...",aku membuka mata ku perlahan.

Nana ada di kasur ku,terduduk,mengguncang guncangkan bahu ku."Islette! Ini sudah waktunya makan malam!"

TONG..

Aku baru tersadar bahwa bel berbunyi.Aduh..aku masih enak enak tidur,tapi malah sudah waktunya makam malam...

"Apa?!" Aku langsung duduk,tergesa gesa.

Aku tidur selama itu?

"Cepat bangun,waktunya makan malam! Bisa bisa kamu tidak kebagian makan malam lagi",seru Nana.

"Ha.." Jujur saja,aku masih sangat mengantuk.

"Yasudah yasudah,kamu pergi ke kantin duluan saja" Aku mengedipkan mata perlahan.Kepala ku pusing..sepertinya ini efek tidur siang terlalu lama.

"Yasudah,aku pergi duluan." Nana turun dari kasur.Terdengar ada suara pintu terbuka,lalu tertutup.Nana sudah meninggalkan kamar.

Sepuluh menit,aku masih diam terduduk di kasur ku,mencoba merasakan apa yang membuat tubuhku merasa tidak enak.

Sejauh ini yang aku merasakan sakit kepala,tenggorokan kering dan...sepertinya itu saja.

Sekarang sudah jam berapa ya..? Aku harus segera ke kantin agar tidak kehabisan makanan-

Tok tok tok

Eh?Ada yang mengetuk pintu,kira kira siapa coba yang mau masuk ke kamar orang lain pada jam seperti ini,kan waktunya makan malam.Biasanya murid murid justru sibuk mengantre untuk mendapatkan makanan paling banyak.

Aku membuka pintu perlahan.

"Selamat malam." Suara itu terdengar sebelum aku sepenuhnya membuka pintu.

"Selamat malam- Eh,Killian?"

"Halo." Killian berdiri tepat di depanku,ia tersenyum.

"Untuk apa kamu kemari?"

"Ah,tidak.Aku hanya melihat lihat saja di kantin,lalu aku menyadari kamu tidak ada.Aku kira kamu sakit,tapi dari tampangnya kamu baru bangun tidur ya?" Ucap Killian.

Aku terkekeh "Bagaimana kamu tahu?"

"Hanya menebak saja." Killian tertawa kecil.

"Aku hendak ke bawah,mengambil makanan." Aku membalas.

"Habis,sudah habis."

"Habis? Habis apa? Makanannya?" Aku memiringkan kepala.

"Memangnya apa lagi?"

"Siapa tahu tempat duduknya." Aku mengangkat bahu.

Killian tersenyum,menggelengkan kepala."Aku membawa roti,kamu mau? Sambil berjalan jalan di taman."

"Sudah malam, lagipula untuk apa?"

"Yasudah,bagaimana kalau berkeliling asrama saja?" Killian mengulurkan tangannya yang sedang menggenggam satu croissant.

"Baiklah,ayo." Aku mengambil croissant yang digenggamnya."Terimakasih."

"Tidak masalah."

Aku mengunci pintu kamar dari luar,jangan khawatir,Nana memiliki sepasang kunci lagi.Jadi tidak usah repot repot saling menunggu jika salah satu dari kami pergi meninggalkan kamar.

Lorong mulai sedikit ramai,murid murid pasti baru selesai makan malam.

Aku berjalan di belakang punggung Killian,tidak tahu di mana atau ke mana tujuan kita.Yang penting,hanya berkeliling di asrama.