Kotora yang saat ini masih menempel ditembok besi tersebut dengan banyak darah yang keluar dari mulutnya.
Lalu dihampiri oleh Dominik yang saat ini sudah berada tepat di hadapan Kotora sambil melihat-lihat kearahnya.
Dia berbicara dalam hati.
"Heeeeeh...tadi itu pertarungan yang cukup bagus..... setidaknya bagimu".
"Hmm dari yang kulihat dia adalah seorang manusia biasa...sebenarnya siapa orang ini? ".
"Heh.....sudahlah lebih baik aku akan mengakhirinya sekarang juga",ucap Dominik dalam hati dengan ekspresi wajah yang terlihat serius saat ingin bersiap-siap menyerangnya.
Setelah Dominik akan mengakhiri Kotora dengan satu pukulan yang sangat kuat kearah badannya.
Tetapi secara tiba-tiba Kotora langsung bergerak dengan melompat sangat cepat menuju keatas gedung.
'DURRRRR!',(suara hantaman keras dari tinju Dominik).
Pada akhirnya serangan dari Dominik hanya mengenai gedung dan melubangi sebagian dinding dari lantai satu yang membuat seluruh area gedung kantor menjadi berguncang sangat keras.
"Orang itu masih bisa bergerak selincah itu meskipun sudah terluka parah? ",ucap Dominik dalam hati sambil melirik kearah atas dan juga sedang memegang sesuatu ditangan kirinya.
Kotora yang saat ini berada diatas kaca gedung,lalu dia mulai meluncur kebawah untuk menjauh dari Dominik.
"Cih!....".
"Sepertinya kantong artefak ku telah diambil olehnya secara diam-diam.....dasar rakun",ucap Kotora dalam hati sambil melirik kearah Dominik yang berada dibawah sedang memegang kantong penyimpanan miliknya di tangan kiri.
*Ternyata saat Dominik akan menghantam Kotora,dia juga secara diam-diam mengincar artefak kosmik yang berada dipinggang kiri Kotora*.
Pada akhirnya Kotora mencoba untuk kabur dengan tangan kosong dan juga melemparkan semua bola bom asap yang langsung menutupi seluruh area halaman belakang.
*Sejujurnya dari saat Kotora akan menaruh katana miliknya kedalam sarung pedang, dia ingin menggunkan bom asap itu untuk kabur tetapi Dominik langsung menyerangnya dan membuatnya terpental jauh*.
Setelah Kotora mendarat kebawah dia langsung berlari sangat cepat menuju arah pohon besar tanpa disadari oleh komandan squad lainnya.
"Sepertinya menyusup ke tempat ini tanpa rencana matang akan menjadi sebuah kebodohan bagiku.....".
"Elemantist rambut ungu itu sepertinya akan menjadi lawan yang cukup merepotkan kalau kuhadapi sendirian apalagi dia masih menahan diri untuk menyerangku".
"Setidaknya sekarang aku sudah mengerti dengan semua informasi yang ada disini".
".....dikesempatan lain aku akan benar-benar menghancurkan tempat ini dan mengambil artefak itu",ucap Kotora dalam hati sambil berlari di dalam kumpulan asap tebal.
Dominik yang saat ini masih berada di gedung bagian belakang sambil di selimuti oleh kumpulan asap tebal.
Dia mulai menggunakan elemen anginnya untuk menghilangkan semua asap tebal yang menyelimuti semua area halaman belakang.
Saat semua asap sudah menghilang, disana hanya terlihat lima komandan squad lainnya yang masih berada di area dekat pohon besar.
Dominik yang saat ini sedang terbengong melirik kearah mereka,sambil berpikir dalam hati mengatakan.
"Heeh!, manusia itu sudah benar-benar kabur?....hmmm sudahlah!".
"Apapun itu aku tidak keberatan menghadapinya lagi apabila dia mencoba menyusup kedua kalinya",ucap Dominik yang terlihat bahagia sambil melihat kearah langit.
*Kotora saat ini sudah kabur dengan memasuki portal portable yang berada di dalam batang kayu besar tersebut tanpa sepengetahuan dari enam komandan squad yang tadi juga ikut terkena asap*.
Setelah itu Dominik mulai memberi kabar kepada lima komandan squad lainnya lewat ponsel dengan memberi tahu kalau dia telah berhasil mengamankan artefak kosmik yang tadi dicuri Kotora.
*Dia memberi kabar tersebut lewat grup sms khusus para komandan squad*.
Sementara itu berpindah ke sudut pandang dari para Komandan squad yang saat ini masih berada di dekat pohon besar.
"Ya ampun ini benar-benar merepotkan saja sekarang bagaimana dengan kerusakan yang ada disini?".
"Aku tidak mau ganti rugi loh!",ucap Nosil dengan wajah yang terlihat agak cemas sambil menggaruk-garuk kepalanya.
"Nosil kamu harus segera ke ruang medis! ".
"Aku hanya menutup lukamu sementara saja agar pendarahannya berhenti loh! ".
"Ayo-ayo aku akan mengantarkan mu kesana",ucap Amelia sambil mendorong punggung Nosil dengan sekuat tenaga menggunakan kedua tangannya.
"Baiklah semuanya aku akan pergi dulu untuk memeriksa semua korban yang tadi telah aku evakuasi",ucap Nelia yang mulai berjalan menuju ke halaman bagian kiri.
"Wuaaaaham..... selamat tidur.....",ucap Ted yang masih berbaring dibantal miliknya yang masih berbentuk jaguar dengan nada seperti sedang mengigau.
"Orang merpati merah tadi sebenarnya dia kabur lewat mana?...".
"Seharusnya kalau dia sudah melewati gerbang belakang, akan ada suara siren yang terdengar cukup kencang".
"Saat gumpalan asap tadi telah terhempas aku sudah tidak merasakan hawa keberadaan darinya",ucap Mareleo dalam hati yang sedang berpikir, lalu dia lagi lanjut berpikir sambil berjalan lurus kearah gerbang belakang.
"Tadi saat aku dan yang lain mengejarnya,dia selalu berlari menuju arah sekitaran pepohonan besar itu... tunggu!.. jangan-jangan! ",ucap Mareleo dengan ekspresi wajah yang terlihat agak panik dan nada yang terkejut.
Setelah itu dia mulai berjalan menuju pohon besar yang berada disamping kirinya.
Saat Mareleo melihat-lihat sekitaran batang pohon besar yang berada dibagian bawah dia lalu melihat sebuah lubang yang cukup besar dan memasukinya.
Setelah menelusuri kedalam dia dikejutkan dengan melihat sebuah warp zone portable yang sudah tidak aktif.
"Hah!!,Ini jangan-jangan!.....",ucap Mareleo dengan ekspresi wajah yang terlihat kaget.
Lalu sudut pandang berpindah ke Doni dan Shigeo yang pada waktu itu sudah berada di dalam ruang medis.
*Pada saat ini waktu masih berada pada saat para komandan squad masih bertarung dengan Kotora dihalaman luar*.
Doni yang saat ini sedang duduk dikursi kayu dekat tempat tidur dari Shigeo yang sedang dirawat oleh dua orang.
Doni saat ini sedang termenung, ia kawathir memikirkan keadaan yang ada di luar gedung karena terdengar suara yang sangat nyaring dan juga merasakan guncangan sangat keras ditempatnya berdiam.
"Aku harap kondisi diluar akan baik-baik saja..... tetapi kenapa di saat kami menjalankan tes ada kejadian seperti ini".
"Nanti apa yang akan terjadi saat semua ini sudah selesai.... apa kami semua akan tetap melanjutkan tesnya? ",ucap Doni dalam hati dengan nada yang cemas.
Saat ini di dalam ruang medis terdapat banyak sekali orang yang diberi perawatan intensif oleh para perawat lainnya termasuk Lilia yang saat ini dia sedang merawat Shigeo yang terluka dibagian perut dan juga pelipisnya yang tergores.
"Ughh...ini..buk..an.... apa...apa...terima..kas...ih...Lilia",ucap Shigeo yang saat ini sedang berbaring di tempat tidur pasien yang berada dipojok kanan.
"Ya ampun kamu itu jangan berlagak sok kuat seperti itu".
"Ayo hiruplah pelan-pelan",ucap Lilia yang ingin membiusnya untuk melakukan operasi pada luka dalam yang ada diperutnya.
Sebenarnya luka dalam dari Shigeo memang tidak terlalu fatal karena masih bisa disembuhkan dengan obat pil Crysterline dan juga kemampuan regenerasi dari Shigeo yang cukup cepat karena dia merupakan seorang elemantist.
Tetapi yang membuat kondisinya kali ini harus dirawat intensif adalah racun mematikan yang masih berada didalam tubuhnya.
Nama dari racun tersebut adalah Bioterratoxin.
Racun tersebut tidak pernah ditemukan di Bumi karena racun tersebut aslinya berasal dari pasukan armada besar elemantist yaitu CSA,(Cyrotech Space Army).
Racun ini pernah dipakai untuk membunuh seseorang pada saat peperangan dan juga biasanya yang memakai racun ini adalah seorang pembunuh bayaran profesional.
Apabila racun tersebut terkena pada tubuh manusia biasa, mereka hanya bisa bertahan hidup dalam hitungan 10 detik dan mati dengan warna kulit yang berwarna ungu pekat.
Tetapi bagi seorang elemantist racun ini bisa membunuh mereka dalan hitungan 5 menit.
Saat ini Shigeo yang sudah dibius oleh Lilia lalu ada seseorang yang dari tadi menunggu disampingnya dan ternyata dia adalah orang yang akan memulai operasi.
Dia merupakan seorang laki-laki yang masih terlihat cukup muda, dengan penampilan kepala yang botak dan mata berwarna hijau terang.
Orang tersebut saat ini sedang memakai jas operasi berwarna biru pudar dan juga masker dokter bedah.
"Lilia apakah dia sudah tidak sadarkan diri? ",ucap dari orang tersebut sambil memegang sebuah benda aneh seperti vacuum cleaner ditangan kanannya.
"Iya Dokter jadi apakah operasinya bisa dimulai? ",ucap Lilia yang melirik kearahnya lalu setelah itu dia pergi untuk menyiapkan sesuatu.
Setelah itu Dokter tersebut mulai melakukan operasi dengan menyuntikan jarum yang muncul dari mesin vacuum tersebut,dibagian tubuhnya yang terkena racun.
Doni yang saat ini sedang berdiri disamping Dokter itu sambil melihat kearah Shigeo lalu Doni mulai berbicara kepada orang tersebut.
"Dokter apakah saat ini kondisi Shigeo akan baik-baik saja? ",ucap Doni yang terlihat agak cemas.
"Tentu saja dia akan baik-baik karena saat ini aku sudah mendapatkan sample dari racun yang dia punya",ucap Dokter tersebut sambil melepas jarum suntikan yang ada di mesin vacuum tersebut lalu dia mulai melihat sample yang ada didalamnya.
"Sample positif Bioterratoxin...jadi begitukah...sepertinya dia cukup beruntung juga karena dia seorang elemantist....kalau dia hanya seorang manusia pastinya orang ini sudah mati",ucap dari Dokter itu.
Setelah itu Dokter tersebut mulai menuju kearah meja yang berada disebelah kanannya untuk meracik sebuah ramuan yang telah disediakan oleh Lilia.
"Baiklah ini tidaklah sulit tadaaa!, aku sudah berhasil menemukan penawar racunnya! ",ucap Dokter tersebut sambil mengangkat ramuan ditangan kanannya.
"Eh Secepat itu!!, tunggu Dokter apakah kamu sudah menemukan penawarnya!? ",ucap Doni dengan nada yang keheranan sambil melihat kearah ramuan tersebut.
"Tentu saja boiiyah! (maksudnya boy atau bocah bukan booyah yang itu ya!) ".
"Aku si ilmuwan jenius dan juga ahli mekanisme ini tentu saja sudah mendapatkannya tehee!...",ucap Dokter tersebut sambil melakukan pose victory (kemenangan).
*Di ikuti oleh Lilia yang saat ini berdiri disebelah kanannya sambil tersenyum dengan kedua mata yang tertutup*.
Setelah itu Dokter tersebut mulai memasukan ramuan itu kedalam mulut Shigeo yang masih terbius.
Doni yang bengong melihatnya lalu ia berpikir dalam hatinya.
"Apakah Dokter ini bisa membantuku untuk menemukan jenis penyakit yang diderita oleh ayahku dan juga apakah dia bisa menyembuhkannya?..... ".
"Aku harus memberi tahu sesuatu kepadanya",ucap Doni dengan keringat dingin dan tatapan yang serius kearah Dokter tersebut.
"Dokter apakah anda bisa menolongku....anu....umm",ucap Doni yang sedang memikirkan dialog yang tepat agar bisa meyakinkan Dokter itu untuk menolong ayahnya.
"Uhuh... ada apa boiiyah?, apa kamu juga sedang terluka? ",ucap Dokter tersebut sambil melirik kearah Doni.
"Sebenarnya aku mempunyai seseora- ",ucap Doni yang belum selesai berbicara.
Perkataan Doni terpotong karena tiba-tiba ada guncangan yang sangat keras ditempatnya dan di ikuti oleh suara teriakan seseorang yang merasakan guncangan tersebut.
'GURRRRRRR',(suara yang terdengar dari dalam di ikuti oleh guncangan yang sangat keras).
*Guncangan ini sebenarnya berasal dari tinju Dominik yang melubangi sebagian dinging dilantai 1*.
Guncangan tersebut membuat semua yang berada di dalam menjadi panik dan bergegas keluar ruangan termasuk Doni yang juga ikut bergegas keluar untuk memeriksanya.
Sementara itu Lilia dan juga Dokter itu yang masih berada di dalam ruang medis, mereka berdua terlihat cukup tenang sambil melirik kearah atas langit-langit.
*Ngomong-ngomong Doni mengira Lilia dan Dokter tersebut juga ikut berlari keluar dari ruangan bersamanya*.
"Ehh....sebenarnya pertarungan macam apa yang sedang terjadi diluar saat ini?, ya ampun mengganggu saja",ucap Lilia dengan nada yang santai.
"Kemungkinan itu ulah dari Dominik lagi.....dia itu suka sekali menghancurkan bangunan tanpa pikir panjang ya",ucap Dokter tersebut dengan nada yang juga santai sambil menutup kedua matanya.
Lalu Doni yang saat ini sedang berlari menuju jalan keluar, ia lalu berpapasan dengan para peserta tes lainnya yaitu Zados Elumode dan juga Notia Hildebridge yang juga sedang berlari disampingnya.
"Eh tunggu bukankah kamu adalah peserta tes lainnya...dimana peserta tes yang lainnya?",ucap Notia yang melirik kearah Doni sambil berlari.
"Ya ampun tempat ini benar-benar berisik sekali!".
"Dan juga tadi kita hampir saja jadi daging potong ughhh!!...tes ini benar-benar pertanda sialku!! ,ucap Zados yang sedang berlari didepan Doni sambil terlihat frustasi dengan nada yang sangat marah.
*Ngomong-ngomong Zados dan Notia pada saat mengikuti tes ketiga, mereka berdua berpapasan dengan orang berjubah hitam lainnya yang memegang pedang raksasa dan orang itu langsung menyerang mereka berdua tetapi untungnya mereka ditolong oleh Nosil dan juga Dominik*.
Doni yang mendengar pertanyaan dari Notia lalu mulai menjawabnya.
"Oh iya kenapa aku meninggalkan Shigeo diruang Medis!, sialan kenapa aku sebodoh ini! ",ucap Doni yang lalu berbalik arah dan menuju kearah ruang medis.
Lalu Notia yang melihatnya juga ikut bersama Doni tetapi Zados justru masih kabur bersama gerombolan karyawan yang juga berlari menuju jalan keluar.
Sementara itu dari sudut pandang peserta tes lainnya yaitu Frans Lumifred, yang saat ini sudah terlihat baik-baik saja.
Dia lalu bergegas berjalan menuju ke halaman belakang kantor dan disana terlihat banyak sekali bangunan miniatur dan dekorasi lainnya yang hancur berantakan termasuk kendaraan-kendaraan lainnya yang terlihat terpotong menjadi dua bagian.
"TEMPAT INI BERANTAKAN SEKALI",ucap Frans yang melihat kearah depan dengan kacamata hitamnya yang masih dia pakai.
"KALAU SEPERTI INI APAKAH TESNYA MASIH BERLANJUT?!, TAPI AKU TIDAK MELIHAT TANDA LINGKARAN APAPUN DISINI",ucap Frans sambil terus berjalan kedepan melewati banyak pecahan bangunan.
*Di sini akhirnya para komandan squad berhasil mengamankan artefak kosmik yang tadi dicuri oleh Kotora, tetapi apakah kali ini tes akan masih tetap berlanjut? *.~
~==========================~
[(Petit Package Time) Ponk Sensei boleh jelasin siapa sebenarnya Dokter yang tadi bersama Lilia diruang medis!,"Uhuhum.... Baiklah disini Ponk Sensei akan menjelaskannya kepada kalian, Jadi orang tersebut merupakan Kapten dari squad Red Fox divisi ke 2 yang bernama Villein Dosberg, yah segitu saja dari Ponk Sensei sekian",Terima kasih infonya Ponk Sensei!! ].
[Bab 23 : Ketenangan Setelah Badai yang Berlalu Selesai]
Total Revisi : 0 Kali
"Mohon maaf ya kali ini tidak ada FAQ Series"