Chereads / Master of LYNK / Chapter 37 - Bab 3, Chapter 37: Kejadian Setelah Kejadian

Chapter 37 - Bab 3, Chapter 37: Kejadian Setelah Kejadian

"Ayo kita ikuti dia," bisik Zaka kepada Aruta dan Raven.

Aruta, Raven, dan Zaka mulai mengikuti orang misterius berjubah itu. Ketika Aruta melihat orang itu dari belakang, Aruta ikut melihat ada lambang aneh yang tergantung di sabuk belakang orang itu.

"Lambang apa itu?" tanya Aruta.

"Itu adalah logo dari penyihir bayaran 'Kuroyami'," jawab Zaka.

"Penyihir bayaran? Kuroyami?" Aruta kurang mengerti.

"Penyihir bayaran Kuroyami, mereka sudah ada bahkan semenjak Pak Kuroto, Pak Wise, dan kapten yang lain masih menjadi penyihir juntoshi biasa," ujar Zaka. "Penyihir bayaran ini tersebar di seluruh dunia. Mereka sudah menjadi musuh bebuyutan penyihir juntoshi sejak dulu," lanjut Zaka. 

Tidak lama kemudian, Orang yang menggunakan lencana penyihir Kuroyami itu pergi.

"Dia pergi, ayo ikuti dia," ujar Raven.

"Siap!" jawab Aruta.

Aruta, Raven, dan Zaka terus mengikuti orang itu hingga tiba di pinggiran desa yang mengarah ke hutan di dekat desa itu. Orang itu sempat berhenti dan seperti membuat simpul di tangan kirinya. Tiba-tiba mata Zaka terbelalak seperti sadar sesuatu.

"Awas!" Zaka merangkul Aruta dan Raven lalu mendorong mereka. Tidak lama kemudian, terjadi ledakan di tempat mereka mengintip tadi.

"Sialan," ujar penyihir Kuroyami itu. Penyihir Kuroyami itu pun berlari kabur dari Aruta dan yang lain.

"Kita ketahuan. Ayo kejar dia!" ujar Zaka.

"Siap!" jawab Aruta.

Aruta, Raven, dan Zaka terus memasuki hutan mengejar Penyihir kuroyami itu. Tidak lama kemudian, Aruta dan yang lain mulai semakin mendekat dengan penyihir Kuroyami itu.

"Sialan mereka cepat sekali!" gumam Penyihir Kuroyami itu.

Penyihir Kuroyami itu berusaha berlari sekuat tenaga namun Aruta dan yang lain semakin mendekat.

"Sedikit lagi!" ujar Aruta.

Aruta dan yang lain semakin mendekat sedangkan Penyihir Kuroyami itu masih berusaha berlari. Aruta dan yang lain terus mengejar dan mereka sampai di tempat pepohonan yang banyak ditempeli kertas dengan tulisan aneh. Penyihir Kuroyami itu membalik badannya dan menepuk tangannya. Tepat setelah Penyihir Kuroyami itu menepuk tangannya, tiba-tiba kertas-kertas di sekitar Aruta berubah menjadi junoi.

"Junoi?! Banyak sekali!" ujar Aruta terkejut dan langsung berhenti berlari.

Aruta, Zaka, dan Raven dikelilingi banyak junoi yang mengepung mereka.

"Huh banyak juga ya," ujar Raven dengan suara lemah seperti biasa. Raven menguap dan berkata, "Oahh aku aja yang mengurus mereka sini."

"Eh? Kakak yakin? Jumlah junoi-junoi ini banyak loh," ujar Aruta.

"Udah kita santai aja," ujar Zaka. "Walau tubuh Raven kecil-kecil begitu dia cabe rawit loh," lanjut Zaka.

Raven kesal dan berkata, "Hoy aku akan menjadi tinggi suatu hari nanti!"

Tidak lama kemudian, semua junoi yang mengepung mereka melompat dan mengarahkan terkamannya pada mereka.

"Kak Raven, awas!" seru Aruta.

Tiba-tiba sebuah sabit hitam besar muncul di genggaman tangan kanan Raven. Raven memegang erat sabit itu lalu memutarkan dan menebaskan sabit itu dengan sangat cepat, memenggal semua junoi yang mengepung sebelumnya. Aruta hanya bisa tercengang melihat kekuatan Raven.

"Kak Raven, hebat sekali," ujar Aruta.

"Kau bisa langsung memanggilku Raven saja," ujar Raven.

"Sepertinya Penyihir Kuroyami tadi berhasil kabur," ujar Zaka.

"Begitu ya. Kalau begitu ayo kembali. Aku ingin tidur lagi," ujar Raven.

Zaka dan Raven pun berbalik dan berjalan kembali menuju desa.

"Hey bukankah kita seharusnya mencari kemana orang itu pergi?" tanya Aruta.

"Ya, tapi dia sudah menghilang dan kami malas mencari," jawab Zaka.

"Hey yang benar saja! Kita harus-."

"Aku mau membeli es krim di pasar. Apa kau ikut?" tanya Zaka.

"Aku ikut," jawab Aruta.

***

Setiba di pasar, Aruta, Zaka, dan Raven bertemu dengan Wise di pasar.

"Jadi kalian bertemu dengan Penyihir Kuroyami?" tanya Wise. Aruta dan Zaka mengangguk sembari menjilati es krim mereka sedangkan Raven memejamkan matanya.

"Penyihir Kuroyami itu berhasil kabur?" tanya Wise. Aruta dan Zaka mengangguk.

"Dan kalian tidak melakukan usaha sama sekali untuk mencari Penyihir Kuroyami itu?" tanya Wise. Aruta dan Zaka mengangguk.

"Kenapa?" tanya Pak Wise.

"Kami agak malas untuk mencarinya. Toh orangnya sudah hilang," ujar Zaka.

"Malas ya."

Malam harinya, Aruta dan Zaka bersiap untuk tidur walau ada benjolan besar di kepala mereka.

"Aduh rasa pukulan Pak Wise masih terasa sampai sekarang," ujar Aruta memegangi benjolan di kepalanya.

"Es krim yang tadi siang enak juga. Aku mau beli lagi ah besok," ujar Zaka. "Huh kita sepertinya harus bekerja lebih niat agar tidak terkena bogeman Orang itu," lanjut Zaka.

***

Di desa pada kegelapan malam, ada seorang pria dewasa yang juga warga desa sedang sibuk merapikan barang-barang di gerobaknya.

"Aduh banyak sekali. Hari sudah gelap sekali. Tapi aku besok harus membawa barang-barang ini untuk dijual. Ayo sedikit lagi dan waktunya istirahat," ujar Orang desa itu.

Malam itu begitu sunyi. Hanya ada suara dari barang-barang orang itu yang masuk ke dalam gerobak. Cahaya rembulan juga ikut menemani orang itu. Tidak lama kemudian, orang itu melihat seorang gadis berambut panjang yang lewat di jalanan yang sepi.

"Oi gadis muda. Bahaya loh jalan sendirian larut malam begini," saut Orang itu.

"Begitu ya. Terima kasih sudah mengingatkan," jawab gadis itu.

Tidak lama kemudian, tempat itu kosong menyisakan gerobak barang dengan beberapa barang yang masih belum diangkut ke dalam gerobak.