Chereads / Star Chronicles of Origin / Prolog — Penyesalan sang Jenderal

Star Chronicles of Origin

🇮🇩Neezuria
  • --
    chs / week
  • --
    NOT RATINGS
  • 18.5k
    Views
Synopsis

Prolog — Penyesalan sang Jenderal

Sepuluh tahun lalu, di suatu malam yang indah seperti biasanya. Langit gelap terlihat cantik bersama bulan dan bintang yang bersamanya. Malam-malam yang sunyi dan tenang itu penuh akan kebahagiaan.

Itulah yang seharusnya terjadi.

Sayangnya, takdir berkata lain. Malam itu, puluhan pesawat tempur mengebom seluruh kota Jakarta dengan formasi yang disebut "Carpet Bombing". Tanpa peringatan sedikitpun, tanpa rasa kasihan dan tanpa rasa bersalah, genosida terburuk pasca Perang Dunia II berakhir terjadi begitu saja.

Hanya dalam satu malam, seluruh kota runtuh. Bangunan-bangunan hancur, rata dengan tanah. Puluhan juta jiwa orang yang tak bersalah lenyap seketika. Noda darah mengotori bumi, bau mayat mencemari langit. Itulah kondisi neraka yang muncul di Bumi pada saat itu.

Pemerintah Republik Indonesia sangat terpukul, beberapa bulan belakangan ini mereka memang sedang berkonflik dengan sesama bangsa mereka sendiri tapi tidak ada yang menyangka hasilnya akan menjadi seperti ini. Pemerintah yang marah karena ibukota ekonomi mereka hancur dan nyawa rakyat mereka dihilangkan dengan keji segera mendeklarasikan peperangan. Malam itu perang saudara di negeri yang biasanya damai dan tenang akhirnya pecah.

Perang antara dua sisi, pasukan pemerintah yang didukung Tiongkok, Rusia, Korea Utara dan beberapa negara semenanjung Arab melawan pasukan pemberontak yang didukung Amerika Serikat, Inggris, Jepang, Korea Selatan serta Australia.

Perang yang melibatkan dua negara besar ini terjadi selama 10 tahun lamanya. Akhirnya, setelah 10 tahun itu perang pun berakhir dengan kemenangan pasukan republik.

———————————————————

Di sebuah ruangan besar terdapat seorang pria paruh baya sedang menatap langit, dia mengenang perang saudara yang baru saja selesai. Dia tau sebagai seorang Jenderal tertinggi dia harus mengambil resiko demi keberlangsung negara tapi tetap saja dia merasa menyesal.

"Seandainya aku tidak melanggar hal tabu, apakah kita akan tetap menang?" gumamnya sambil merenung

"Aku telah melakukan hal yang bodoh..., aku telah menyeret anak-anak tak bersalah itu kedalam neraka kesepian yang abadi" ucapnya lalu menangis, wajahnya menunjukkan penyesalan, dia selalu ingin meminta maaf kepada mereka akan tetapi karena posisinya ia tidak bisa melakukan itu.

Akhirnya, dia terus menangisi perbuatan bodohnya di atas kertas-kertas yang berisi identitas anak-anak yang dahulu ia seret ke medan perang.

Penyesalannya yang sekarang tidak lagi berguna, dia telah membuat banyak anak-anak tak bersalah masuk ke kehancuran mereka sendiri.