Teruslah belajar hal baru, teruslah belajar bahasa baru, teruslah asah hobimu sampai membuahkan hasil, teruslah bekerja keras, lalu jangan pernah terikat dengan siapa dan apapun yang dapat merugikan kita, ingatkan dirimu, bahwa kau sudah sangat ingin mengubah nasibmu. ( Tidak ada yang mendengar tumbuhnya pohon. Tapi saat itu tumbang, semua orang membicarakannya )
Ketika tidak ada yang membanggakanmu di pagi hari, tidak ada yang menunggumu pulang di malam hari, tidak ada yang melarangmu pergi kemanapun. Disebut apa itu? Kebebasan atau kesepian? Jadi kebebasan itu seperti apa? Secara harfiah Kebebasan adalah kemampuan alami untuk melakukan apa yang disukai setiap orang sesuai dengan keinginannya, kecuali apa yang dilarang oleh hak atau paksaan.
Tapi pastinya kebebasan menurut orang itu berbeda-beda dan yang pasti jawabannya tidak sama, mungkin Novi menganggap kebebasan itu merupakan hidup yang tidak ada campur tangan orang lain. Tapi menurut orang bisa saja salah ataupun setuju dengan saya, begitupun dengan kesepian.
Novi menganggap kebebasan ada kehidupan yang tidak terikat oleh peraturan sedangkan kesepian tidak ada yang peduli dengan dirinya, Novi tidak pernah merasakan arti kebebasan tapi dia pernah merasakan arti dari kesepian. Novi seringkali menutup dirinya dengan dunia luar dan memutuskan untuk berdiam diri dalam kesunyian hutan, ia sangat menyukai suasana sunyi. Saat ia terdiam diri dan merenungi setiap kesalahan yang ia perbuat, di hutan ia akan tertutup dari dunia luar, sedangkan saat disekolah ia membuka dirinya untuk dunia luar.
Novi pandai menempatkan dirinya diberbagai situasi dan kondisi sekitar, karna itulah ia mempunyai bakat yang jarang orang punya. Saat ia terbuka ia akan mempelajari hal-hal baru yang Novi belum ketahui, setelah Novi mempelajari hal tersebut ia akan menutup dirinya dan merenungi di kesunyian.
Novi beranggapan bahwa situasi yang tenang itu adalah waktu yang bagus untuk merenungi dirinya dan mempelajari apa yang ia ketahui saat ia membuka dirinya untuk dunia luar, "ahhh aku sangat senang kesunyian ini, tidak ada orang yang menggangguku ". Sendirilah, jika itu membuatmu nyaman. Sendirilah, Jika itu membuat mu jadi lebih baik. Sendirilah, Jika itu membuatmu lebih bahagia. Kadang, ketika sedih, kamu menyendiri karena kamu tahu satu-satunya orang yang mampu membuatmu tersenyum kembali adalah dirimu sendiri.
Amanda. "Novi, kamu lagi ngapain di sini sendirian? Kenapa nggak bergabung dengan yang lain?"
Novi terdiam sejenak, bingung harus menjawab apa. Dia berusaha memastikan bahwa teman-temannya tidak mendengar percakapan mereka. Merasa sedikit malu, dia tetap menatap hutan di depannya. Novi pun menanggapi Amanda "Novi, kamu lagi ngapain di sini sendirian? Kenapa nggak bergabung dengan yang lain?"
"Merenung tentang apa?"
Novi merasa tidak nyaman membicarakan perasaannya, tapi dia mencoba menjelaskan.
"Tentang hidup, kebebasan, dan kesepian."
Amanda memperhatikan Novi dengan penuh perhatian, mencoba memahami.
"Kebebasan? Apa yang kamu maksud?" Amanda bingung dengan perkataan Novi.
"Menurutku, kebebasan itu hidup tanpa campur tangan orang lain. Mungkin orang lain punya pendapat berbeda."
"Tapi, bukankah kadang kita butuh orang lain? Kebebasan dan kesepian itu berbeda, kan?"
"Iya, aku merasakannya. Kebebasan itu bisa bikin kita merasa nyaman, tapi kesepian kadang bikin kita merasa tidak ada yang peduli."
Dengan heran Amandan menanyakan kepada Novi kenapa ia memilih kesunyian daripada keramaian "Jadi kamu lebih memilih kesunyian?"
"Kadang iya. Di hutan, aku bisa merenungi kesalahan dan belajar dari pengalaman. Di sekolah, aku membuka diri untuk belajar hal baru."
"Hemp. Menarik. Tapi, apa kamu tidak merasa kesepian saat sendirian?"
"Kadang-kadang sih. Tapi aku tahu, satu-satunya orang yang bisa membuatku bahagia adalah diriku sendiri."
"Jadi, kamu menikmati kebebasanmu meskipun itu berarti kadang merasa kesepian?"
"kamu lebih memilih sendirian daripada bersama orang lain?"
Novi mengangguk pelan, masih merasa malu untuk membuka diri sepenuhnya.
"Persis. Kesunyian itu membuatku lebih baik. 'Sendirilah, jika itu membuatmu lebih bahagia,' kan?"
"Aku mengerti. Mungkin kita perlu menemukan keseimbangan antara kebebasan dan kebersamaan."
"Setuju. Aku akan terus belajar dan membuka diri, tapi juga menjaga waktu untuk diri sendiri." Amanda tersenyum, memahami maksud Novi.
"Aku mengerti. Tapi ingat, kita selalu ada jika kamu butuh teman." Novi tersenyum kecil, merasa sedikit lebih nyaman dengan kehadiran Amanda.
Jam istirahat pun selesai, dan bel berbunyi menandakan waktu untuk melanjutkan pelajaran. Novi dan Amanda beranjak dari tempat duduk mereka.
Amandapun menepuk pundak Novi dan memberi tahu bahwa jam istirahat telah selesai "Ayo, kita kembali ke kelas. Semoga pelajaran kali ini menyenangkan."
Novi pun tersenyum tipis "Iya, semoga saja. Terima kasih sudah mau mendengarkan aku."
"Sama-sama. Ingat, kamu tidak sendirian." Novi mengangguk, merasa lebih ringan setelah berbicara dengan Amanda. Mereka berdua berjalan menuju kelas, siap menghadapi pelajaran berikutnya. Setelah berbincang, Novi dan Amanda melangkah menuju kelas. Dalam perjalanan, pikiran Novi terus berputar tentang kebebasan dan kesepian, hal-hal yang baru saja mereka diskusikan.
"Amanda, terima kasih sudah mendengarkan. Kadang, aku merasa berat untuk berbagi."
"Gak papa kok santai aja kita kan teman. Novi. Kita semua punya cara masing-masing untuk mengatasi perasaan. Yang penting, kamu tahu ada orang yang peduli." Novi tersenyum, merasakan kehangatan dari kata-kata Amanda. Meskipun dia lebih suka menyendiri, dia mulai menyadari pentingnya memiliki teman yang bisa diajak berbagi.
Saat mereka memasuki kelas, suasana ramai dan penuh tawa menyambut mereka. Novi merasakan sedikit ketidaknyamanan, tetapi Amanda berada di sampingnya, membuatnya merasa lebih tenang.
Gurupun memasuki ruangan kelas "Selamat datang kembali, semuanya! Mari kita mulai pelajaran hari ini."
Pelajaran pun dimulai, dan Novi berusaha untuk fokus. Dia menyadari bahwa meskipun dia menikmati kesunyian, ada keindahan dalam kebersamaan yang tidak bisa dia abaikan.
Di tengah pelajaran, Novi mencuri pandang ke arah Amanda, yang terlihat antusias mengikuti setiap penjelasan. Sebuah senyuman muncul di wajahnya, dan dia merasa bersyukur memiliki teman seperti Amanda.
Seiring waktu berlalu, Novi mulai membuka diri lebih banyak. Dia berusaha untuk menemukan keseimbangan antara merenung dalam kesunyian dan berbagi kebahagiaan dengan teman-temannya.
Ketika pelajaran berakhir, dan bel berbunyi, Novi merasakan semangat baru. Dia bertekad untuk terus belajar, mengeksplorasi dunia, dan tidak lagi merasa terasing.
"Amanda, aku rasa aku siap untuk lebih terbuka. Mari kita belajar bersama!"
"Tentu! Aku senang mendengarnya, Novi. Kita bisa saling mendukung."
Novi merasa lega. Dia tahu bahwa meskipun kebebasan dan kesepian adalah bagian dari hidupnya, ada juga keindahan dalam persahabatan dan kebersamaan.
Mereka berdua meninggalkan kelas, siap menjelajahi hari-hari baru yang penuh kemungkinan. Dan di dalam hati Novi, dia tahu bahwa dia tidak sendirian lagi. Harapan dan pertumbuhan, menunjukkan bagaimana Novi belajar untuk membuka diri dan menemukan keseimbangan antara kebebasan dan kebersamaan.