Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Rea The Dragonoid

šŸ‡®šŸ‡©Nerusama
--
chs / week
--
NOT RATINGS
3.8k
Views
Synopsis
Rea yang terlahir ke dunia lain sebagai Dragonoid akibat kesalahan sang dewa pencipta memutuskan untuk meninggalkan kampung halamannya di Benua Barat, hanya demi bisa bertemu kembali dengan Ibu Kandungnya yang merupakan seorang Ratu dari sebuah Kerajaan. #isekai
VIEW MORE

Chapter 1 - Prologue

"Sudah saya katakan, pemanggilan jiwa orang mati dari dunia lain itu adalah tindakan yang tidak baik. Harusnya anda mengerti akan hal tersebut, Rim-sama."

Seorang perempuan cantik terbalut gaun hijau tanpa lengan mengatakan semua itu kepada seorang kakek tua yang tengah duduk di atas kursi tahta nan dipenuhi oleh pahatan sayap malaikat. Di sisi lain seorang perempuan dengan gaun putih hanya bisa tersenyum menyaksikan saudarinya memarahi si kakek bernama Rim-sama tersebut.

Seakan tak mempedulikan wujud dari bola roh berwarna biru terang di depan mereka bertiga, wanita bernama Larcazeta itu berucap bahwa si dewa penguasa dunia ini benar-benar sudah kelewatan sekali. Sedangkan si kakek berambut putih panjang dan memiliki kumis tebal itupun membalas dengan ledekkan tak peduli.

"Anu, apa yang sebenarnya terjadi?" Menyadari kalau wujud bola roh biru di depan mereka angkat suara, Larcazeta dan Rim-sama pun menghentikan adu mulut mereka.

Dewi inkarnasi Illaris alias si perempuan dengan gaun putih segera angkat bicara dan menyampaikan permintaan maafnya kepada roh manusia dari dunia lain tersebut.

"Sangat disayangkan sekali, tetapi saat ajal datang menjemputmu. Rim-sama malah menggunakan seluruh energi sihirnya untuk menyeret jiwamu ke dunia kami."

Roh biru tadi hanya memberikan kata "ha" dengan nada bingung, merasa perlu menjelaskan semuanya Rim-sama pun angkat suara kali ini.

Dia memulai dengan memperkenalkan dirinya dan kedua wanita cantik tersebut sebagai dewa dan dewi. Meski terasa bagaikan lelucon, akan tetapi roh biru tadi tampaknya tak meragukan hal tersebut sama sekali.

"Jadi aku benar-benar telah mati, ya." Roh biru itu tampak sedikit syok menerima fakta tentang dirinya sendiri.

"Benar, namun kau tidak dibawa ke alam penantian seperti seharusnya. Sebagai dewa di dunia yang sangat jauh berbeda dengan duniamu, aku menarik jiwamu ke sini dan berencana untuk memberikan berkah kehidupan kedua kepadamu." Rim-sama mengatakan hal tersebut dengan santainya.

Sosok roh berbentuk api biru tadi hanya bisa diam mendengarkan, kelihatannya dia tak mempermasalahkan tindakan egois dari sang dewa dunia ini terhadap dirinya. Namun meski begitu, di saat terakhir dia malah menanyakan maksud beliau melakukan semua ini. Larcazeta yang penasaran juga memberikan paksaan kepada beliau untuk menjawabnya.

Rim-sama hanya berkata kalau tindakannya dalam memanggil jiwa orang mati dari dunia lain ini dia lakukan hanya demi membuang energi sihirnya yang sudah lama tidak dia perbaharui lagi.

"Kau bisa menanggap dirimu beruntung karena terpanggil ke dunia ini, jadi apa kau mau menerima tawaranku atau tidak?"

Roh bola api biru itu tampak ragu memikirkannya, jika dia menolak Rim-sama berjanji akan mengirim dirinya ke alam penantian sebagai mana mestinya. Meski begitu tindakan tersebut akan memakan waktu cukup lama, sebab kini sang dewa dunia tak memiliki energi sihir sama sekali. Kira-kira akan memakan waktu selama 2000 tahun lagi agar bisa mengirim roh di depannya ke alam penantian.

Merasa kalau berdiam diri selama dua ribu tahun di alam para dewa akan terasa sangat membosankan roh biru itupun menyetujui tawaran sang dewa dunia. Merasa senang akan ucapan roh tersebut, Rim-sama pun meminta Larcarzeta sebagai Dewi Alam untuk mencari tahu tentang jiwa bayi yang akan berpulang dari dalam kandungan saat ini.

"Setidaknya ada lima puluh jiwa bayi nan melayang dalam beberapa menit ke depan, kebanyakan dari mereka berasal dari ras manusia, Elf dan Lycantrophe. Ah, ada satu yang istimewa. Bayi dari manusia dan naga," sebut Larcazeta dengan datar sambil menerawang ke angkasa.

Illaris terbelalak mendengar hal tersebut sedangkan Rim-sama langsung menyeringai lebar mendengar penuturan barusan, dia bersikap seolah-olah semua ini sesuai dengan harapannya sendiri.

"Ja-, kalau begitu, aku akan memberikan berkahku padamu wahai jiwa dari dunia lain. Berkah ini akan membuatmu mengingat segala hal tentang kehidupanmu sebelumnya. Jadi, hiduplah dengan mengandalkan semua hal yang kau pelajari di kehidupan lamamu, Tatsume Reona."