Chereads / Sura, The Deepsea Knight / Chapter 3 - Chapter 3 : Akhir Dari Seorang Dosen

Chapter 3 - Chapter 3 : Akhir Dari Seorang Dosen

 Di kantor pusat Mythos Corp seorang berpakaian jas memasuki sebuah ruang pertemuan. Di dalam ruangan itu telah duduk beberapa petinggi MYTHOS Corp. tak lama pun rapat di mulai. Orang berjas yang tadi masuk langsung beranjak dari tempat duduknya setelah salam pembukaan rapat selesai di laksanakan. Dia mulai membuka laptop yang ia bawa dan menyambungkanya dengan LCD proyektor yang ada di ruangan itu. 

"Selamat pagi bapak–bapak pemegang saham MYTHOS Corp" Sapa Pemuda berjas hitam itu. Para pemegang saham itu hanya diam dan melihat sinis ke pemuda yang akan mempresentasikan sesuatu itu. " Saya tau pasti anda semua penasaran siapa saya, dan betapa lancangnya saya berbicara di depan kalian seperti ini, tetapi izinkan lah saya memperkenalkan diri. Nama saya Yanuar Roland" Kata Roland memperkenalkan dirinya. 

"Langsung saja nak, presentasikan apa ide mu, kami disini sudah tua tidak banyak waktu untuk mendengar dongeng anak-anak, hahahaha!" Tawa salah seorang pemegang saham dan diikuti pemegang saham yang lainya. Roland hanya menanggapinya dengan senyuman. Dan ia pun langsung mempresentasikan idenya untuk MYTHOS Corp kedepanya. 

" Saat ini kita telah berhasil menciptakan sebuah alat yang bisa memanfaatkan energi misterius dari PoH, alat ini adalah KnightDevice System" kata Yannuar sambil menunjukan blue print MYT-03.

"Haahh?! Benda itu lagi??? Bukanya MYT-01 dan 02 tidak berguna dan akhirnya dimusnahkan? Kami tidak mau buang-buang uang kami untuk hal yang merugikan seperti ini" Kata salah seorang pemegang saham. "Bahkan aku dengar ada seorang mahasiswa yang berhasil mencuri barang rusak MYT-02 dan kabur karena MYT-03 tidak berhasil mengatasinya, jadi apa yang membuat mu begitu yakin menawarkan ide ini nak?" 

"Soal mahasiswa itu tenang saja, Mythos Army yang mengurusnya, MYT-03 itu adalah seri terbaru dan bisa dibilang paling sempurna, mungkin hanya masalah usernya yang belum menyesuaikan diri. Kalian lihat pada system kali ini storage sytem yang menampung energi PoH lebih besar sehingga lebih mengoptimalkan enegri PoH yang terpasang, dan melindungi user dari kontaminasi PoH" jelas Yannuar sambil menunjukan beberapa part baru dari MYT-03.

"Jadi apa kalian, ingin berpartisipasi? Menginvestasikan uang kalian untuk PoH dan Knight System ini?" Tanya Yannuar meyakinkan dengan senyum penuh keyakinan. Para pemegang saham pun berdiskusi satu sama lain.

Sementara itu Boyo sedang berlatih di ruang uji coba. Dia masih kecewa pada dirinya karena kalah oleh satu tebasan dari MYT-02, dia melatih kecepatanya dengan latihan berlari sejak 2jam yang lalu. "Boyo! Hentikan latihan mu!" Teriak salah seorang berpakaian armor yang baru saja masuk ke ruang uji coba. Boyo pun menoleh dan mendekatinya. "Ada apa? Apa ada tugas untuk ku?" Tanya Boyo. "Monster prototype nomor satu telah menghilang dari laboratorium,, sepertinya dia telah bisa mengendalikan wujud monsternya itu" Jelas orang berpakaian armor itu.

"Bukanya itu tugas kalian sebagai Six EyesSquad untuk menangani hal ini? Kalian habisi dia, reputasi MYTHOS akan meningkat di masyarakat" kata Boyo sambil meneguk sebotol air mineral. 

"bukan itu yang menjadi masalahnya, ini perintah tuan Yannuar, katanya untuk uji coba MYT-03 BOYO" kata Six Eyes.

"Uji coba?" Tanya Boyo.

 

"Benar, dan monster itu adalah seorang dosen dari orang yang mencuri MYT-02, pas monster itu akan mengejar MYT-02, dengan begitu kau akan lebih mudah membunuh MYT-02 juga" Kata Six Eyes menjelaskan.

"hmm… menarik juga, mungkin ini saatnya untuk melihat hasil latihan ku, ya sudah aku akan pergi 15 menit lagi, sampaikan ini pada tuan Yannuar" kata Boyo sambil berjalan meninggalkan ruangan uji coba.

Di lain tempat, Galih yang sebelumnya akan di habisi oleh monster kelabang yang tidak lain adalah Mr. Stuart dosenya. Mulai berangsur-angsur sadar dari tidurnya akibat gas tidur waktu itu. Iya mulai membuka matanya " Dimana ini?" otomatis kata-kata tersebut keluar dari mulut Galih. Dengan samar-samar karena masih pusing Galih melihat sesosok wanita di depanya yang sedang memperhatikan dirinya.

"siapa kau?? Dimana ini?" Tanya Galih yang mulai sadar dia telah ada di tempat yang berbeda. " ssttt.. tenanglah.monster itu masih mencari mu" Kata seorang gadis berambut pendek yang manis itu sambil me reload peluru sniper riflenya. 

"Dia masih mengikuti kita?" Tanya galih sambil beranjak untuk bangun dan duduk di dekat gadis itu. Drap.. drapp.. drapp.. bunyi derap langkah monster itu semakin dekat. 

"ayo kita harus segera menjauh dari tempat ini" Kata gadis itu sambil memegang tangan Galih dan membantunya untuk bangun. Galih pun merasa tidak enak hati karena harus dia mereasa menyusahkan gadis itu. Iapun melepaskan pegangan gadis itu

"Eh kenapa? Ayo kita pergi, aku tau tempat yang aman" Kata gadis itu.

" Aku harus menyelesaikan urusan ku dengan dosen ku, aku tidak mau nanti dapet nilai D di kelasnya" Kata Galih sambil berjalan keluar.

"Kau ini bukan saatnya untuk ngelawak" Kata gadis itu.dengan sedikit sebal.

Galih pun keluar dari tempat persembunyianya dan ternyata tepat didepanya telah menunggu sosok dosenya yang sudah tidak karu-karuan ekspresi wajahnya. Boyo yang di tugaskan untuk membunuh monster kelabang itu pun sebenarnya telah ada di tempat itu mengawasi Galih dan Mr. Stuart yang akan menyelesaikan pertarungan mereka. "System On!.. Waiting" Bunyi Satria system di aktifkan.

" jadi inilah pilihan mu galih?" kata Mr. Stuart.

" Entahlah ini adalah pilihan aku atau aku hanya ingin bertahan hidup demi diriku sendiri, yang jelas aku harus menyelamatkan mu dari bentuk aneh itu, walau itu harus membunuh mu" kata Galih sambil meletakan PoH di device-nya"Clik! System Installed" " BERUBAAAHH!!!" Teriak Galih. "Ngiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinngggg!!" Cahaya biru pun menyelimuti tubuh Galih dan ia pun berubah kembali menjadi MYT-02. Monster kelabang pun dengan cepat melesat menerjang Galih namun galih berhasil berguling dan menghindari serangan Mr. Stuart. Dengan cepat galih pun memasang PoH yang lebih kecil ukuranya dari yang ia gunakan untuk berubah.

"Click Aqua Saber!" chaya berwarna biru pun menyelimuti tangan kiri Galih dan membentuk pedang berbentuk sirip Hiu. Dengan cepat Galih berlari menuju monster kelabang dan menebasnya dengan membabi-buta, namun monster kelabang berhasil menangkis dengan kuku tajamnya dangan cepat. Ekor monster kelabang menampar kepala Galih hingga galih terpental jatuh tersungkur di tanah. Monster kelabang pun menembakan cairan asam bisanya kea rah galih. Beruntung ia masih dpet menghindar dengan berguling- gulih di tanah. Galih pun berlari menjauh dari area itu. Ia masuk kesebuah kebun. Kebun yang banya di tumbuhi semak belukar. Monster kelabang pun mengejarnya begitu pula Boyo yang terus mengawasi mereka. Dengan cepat monster kelabang melompat dari atas pepohonan dan menerjang Galih namun dengan cepat Galih berbalik dan menebaskan ke bagian Perut Monster kelabang hingga monste rkelabang terjatuh dan kesakita "AARRGGHHH!!!" erangan monster kelabang terdengar sangat keras. 

"maafkan aku pak. Aku punya masa depan yang harus aku lanjutkan aku tidak akan mati semudah itu" kata galih sambil menghunuskan pedangnya. 

"Sialan kau!! Seharusnya kau bekerja sama dengan ku!!!!! PoH itu adalah suatu kekuatan yang LUAR BIASA!! OTAK BODOH MU TIDAK AKAN BISA MENGGUNAKANYA!!!" Teria Mr. Stuart dengan histeris ia sudah mulaui gila dengan dirinya sendiri. Monster kelabang ituoun langsung beranjak dari tidurnya dan kembali menyerang Galih. Galih yang telah bersiap pun dengan mudah menangkis serangan Moster kelabang dan berhasil membalasnya dengan 3 sampai 5 tebasan dnegan cepat. Percikan api akibat gesekan pedang Galih dan badan Monster kelabang pun mewarnai pertempuran mereka sampai akhirnya. Mr. Stuart telah terluka parah. Ia makin hilang kendali dan membuat tubuhnya semakin mengerikan benar- benar seperti monster kelabang dengan duri yang sangat banyak keluar dari kulit kerasnya. Mr. Stuart sudah tak sadarkan diri lg ia telah menjual jiwanya untuk menjadi monster kelabang seutuhnya. "GRAAAAAWWWWWW!!!!!" Teriakan Monster kelabang memekakan telinga. Akibat suara itu Galih sempat kehilangan keseimbanganya dan tertunduk ketanah. Begitu juga Boyo yang sedang mengawasi mereka terpengaruh suara monster kelabang. 

"MR. Stuart!!! Kau adalah Dosen terbaik yang pernah aku kenal!!!! Aku tidak akan pernah melupakan jasa mu!!! Akan ku bawa terus semua ajaran mu sampai aku menjadi seorang arkeolog terhebat didunia!! Itu janji ku!!" Teriak Galih sambil lari menghunuskan pedangnya kearah Monster kelabang dan menebasnya, berkali- kali tebasan Galih gagal. Dan monster kelabang itu melompat dan meembakan misil duri dari tubuhnya. Namun tiba- tiba changer Galih bercahaya dan membentuk gumpalan air yang melindunginya. 

"Apa ini? Aku tidak tau device ini bisa bergerak sendiri?" Tanya Galih dalam hati.seketika itu juga sebuah mini tutorial muncul di visornya Galih dan menginformasikan apa-apa saja yang harus di lakukan. Galih makin heran namun dia tidak punyak banyak waktu. Iya langsung mempraktekan apa yang dia lihat di tutorial. Galih pun memenekan tombol Charge sebanyak 3 kali " Triple CHARGE!!! " seketika gumpalan air yang melindungi Galih pun segera mengelilingin tubuh monster kelaabang dan membuatnya ikut berputar di dalam pusaran air itu. Galih pun berlari dan melompat. " Tarian Pusaran Hiu!!!" dengan gerakan berputar Galih menebas Monster kelabang hingga Monster kelbang terpotong- potong dan meledak.Galih pun mendarat ketanah setelah aksi akrobatiknya tadi. 

"Mr. Stuart aku telah menghilangkan penderitaan mu, maafkan aku telah menjadi mahasiswa yang kurang baik" Kata Galih dengan nada sedih. Iapun kembali kebentuk manusianya. Dan juga Gadis tadi muncul dan menghampiri Galih. " Ayo ikut aku, aku tau tempat yang aman" kata gadis itu dan menarik tangan Galih dan membawanya pergi. Sementara itu Boyo hanya terdiam menyaksikan pertarungan mereka, karena Roland melarangnya untuk ikut campur. Boyo pun mendekati bekas tubuh monster kelabang dan mengambil PoHnya. Dan ia pun lekas meninggalkan lokasi itu

To Be Continued. . . .