Download Chereads APP
Chereads App StoreGoogle Play
Chereads

Cahaya Di Antara Kegelapan

🇮🇩AlkiraPutera
--
chs / week
--
NOT RATINGS
9.5k
Views
Synopsis
Bercerita tentang seorang pria yang mengalami kecelakaan kereta api, karena sebuah benda asing mulai keluar dari dalam tanah dan membumbung tinggi ke langit. Setelah meninggal, ia berada di tempat yang sangat gelap, tidak bisa berbicara, bergerak, dll. Pikirannya pasti bertanya-tanya karena dia telah berada dalam kondisi seperti itu selama ribuan/jutaan/miliar bahkan mungkin triliunan tahun dalam kegelapan. Hingga suatu hari, cahaya harapan mulai muncul dan dia bereinkarnasi di dunia lain di mana kehidupan barunya akan dimulai.
VIEW MORE

Chapter 1 - Book 1 - Chapter 1: Kereta

Dihari hari yang cerah, distasiun kereta banyak sekali sekumpulan manusia disini, ada yang sudah memasuki kereta, ada yang masih memesan tiket, dan ada juga yang melihat kesana-sini, sepertinya dia baru pertama kali naik kereta.

Kereta telah sampai distasiun, saat pintu kereta terbuka banyak orang yang keluar dan bagi mereka yang menunggu kereta, mereka mulai masuk kedalam.

Entah kenapa hari ini tidak banyak orang dikereta karena biasanya kereta selalu penuh membuat orang-orang berdesak-desakan, namun kali ini tidak.

Aku duduk dikursi kereta, tas bawaan kutaruh juga dikursi karena tidak ada yang menggunakannya.

Kemudian ponselku berdering karena panggilan masuk, aku melihat layar ponsel, itu panggilan dari ibuku.

"Halo bu? Ada apa?"

["Halo nak, kamu sudah dimana?"]

"Areka baru naik kereta bu"

["Oh yasudah kalau begitu, nanti hati-hati waktu turun dari kereta, cek dulu barang bawaan takut nanti ketinggalan"]

"Iya bu, nanti Areka cek 5 kali deh biar enggak lupa. Ngomong-ngomong gimana kondisi ibu setelah operasi?"

["Syukur sekarang ibu sudah sehat, makasih ya nak udah biayain ibu operasi. Padahal biaya operasi mahal banget, kamu masih ada uang buat jajan kan?"]

"Sama-sama bu, lagian ini udah jadi tugasku sebagai seorang anak, dan uang buat sehari-hari juga masih banyak kok ibu tenang aja"

["Syukurlah kalau begitu"]

["Halo kak areka, jangan lupa beliin oleh-oleh buat aku"]

Terdengar suara gadis yang ceria sekali.

["Hush Airin, jangan banyak minta sama kakakmu"] 

"Hahaha, gapapa kok bu. Lagian Areka juga udah beliin oleh-oleh kok"

["Beneran kak? Asiiikkk, makasih kak"]

Suara kegembiraannya persis seperti anak kecil, padahal dia sudah SMA haha. Tapi aku senang sekali adikku bahagia.

"Hahaha iya sama-sama, ngomong-ngomong Andika kemana?"

["Aku dari tadi ada disini kak"]

Saat aku baru bertanya suara anak laki-laki telah menjawab pertanyaanku.

"Oh iyakah? Kalo gitu kenapa baru bersuara hahaha, gimana kuliah kamu? Ada yang susah enggak?"

["Enggak ada yang susah kok kak"]

"Hahaha adikku emang pinter banget, btw kakak ada hadiah buat kamu"

["Hadiah? Hadiah apa kak? Kakak enggak usah maksain ngasih hadiah buat aku"]

"Eyy siapa yang maksain, ini beneran PURE enggak maksain kok. Kamu kuliah pasti butuh laptop kan? Kakak beliin nih buat kamu biar nanti enggak usah nunggu giliran pas pinjem komputer sekolah"

["Makasih kak"] Suaranya terdengar serak

"Kamu kenapa? Kok suaranya kayak serak gitu?"

["Kak Andi kayaknya mau nangis kak, hahaha"]

["Mana ada, gausah dengerin Airin kak"]

"Hahaha, yasudah kalau begitu kakak tutup teleponnya yah"

["Oke kak"]

Panggilan telepon telah berakhir, aku senang sekali keluargaku bisa selalu akur seperti ini. Meski kami telah melewati banyak cobaan seperti kemiskinan, hutang, dan penyakit.

Ngomong-ngomong namaku Areka Putera, usiaku saat ini 28 tahun dan sudah bisa dipanggil Ahjussi hanya saja ini bukan dikorea LOL, aku bekerja sebagai budak korporat diperusahaan yang cukup besar.

Sebagai putra tertua aku bekerja untuk melunasi hutang yang ditinggalkan ayahku, mengobati penyakit ibuku, dan membiayai sekolah adik-adiku.

Aku bekerja sampai saat ini sehingga selalu lupa dengan hubungan asmara karena prioritas utamaku selalu keluarga.

Dan karena sekarang ada libur panjang, aku ingin pulang kerumah naik kereta, sekaligus refreshing dari pekerjaan.

Karena tidak ada banyak hal yang bisa kulakukan didalam kereta selain tidur, aku membuka ponselku dan membaca novel web.

Ini adalah hobiku, untuk melepas penat setelah bekerja, dan genre novel yang kusuka adalah fantasy, karena genre fantasy selalu ada berbagai hal baru yang tidak ada didunia ini, jikalau misalkan aku menjadi penulis aku bisa menulis berbagai hal digenre fantasy.

Novel Web favoritku itu seperti ORV, TBATE, dan LoTM. Aku benar-benar jatuh cinta pada novel-novel tersebut.

"Hey lihat" tak lama aku membaca novel favoritku terdengar suara teriakan seseorang.

Terdengar suara gemuruh petir yang menggelegar keras terdengar, semua orang sangat terkejut mendengarnya dan melihat keluar jendela dan akupun melakukan hal yang sama.

Saat kulihat, langit benar-benar tertutup awan gelap membawa petir yang berwarna ungu.

"Aneh sekali, ramalan cuaca mengatakan hari ini tidak akan hujan"

Petir keras kembali terdengar dilangit yang mengejutkan semua orang, awan hitam membuat pusaran yang mengerikan. Dan dititik pusaran awan entah kenapa langitnya tetap cerah. Titik pusaran itu tepat berada ditengah rel kereta dan kereta ini menuju ketitik pusaran tersebut.

Petir-petir kembali bergemuruh tapi gemuruhnya sangat lama kali ini seolah-olah sedang mengisi energi dan bumi tiba-tiba bergetar, benda asing muncul dari bawah tanah menjulang kelangit.

Kereta ini menuju benda asing tersebut dan sepertinya akan terjadi tabrakan, orang-orang didalam kereta penuh dengan kepanikan dan beberapa orang mulai berdoa kepada tuhannya masing-masing.

Tapi sebelum kereta sampai pada tabrakan, awan hitam yang dari tadi hanya bergemuruh sekarang mengeluarkan petir terdahsyatnya, petir itu menyambar benda asing dari bawah tanah tersebut dan membuat benda disekitarnya terhempas kesegala arah, bahkan kereta yang dinaiki Areka juga ikut terhempas.

Banyak orang sudah tidak sadarkan diri dari kecelakaan tersebut, dan Areka yang sudah tidak kuat menahan rasa sakitnya dia mulai menutup matanya.

Tapi sebelum dia menutup matanya dia bisa melihat dari luar jendela, benda asing yang keluar dari dalam tanah kini sudah menjulang tinggi keatas langit seperti sebuah menara, bahkan bagian atas dari menara tersebut kini sudah tidak bisa dilihat.

'Maaf ibu, sepertinya aku pergi lebih dulu'

Itu adalah kata-kata terakhir yang ada didalam pikirannya.