Chereads / Cahaya Di Antara Kegelapan / Chapter 8 - Book 1 - Chapter 8: Pembunuhan Pertama

Chapter 8 - Book 1 - Chapter 8: Pembunuhan Pertama

Aku kembali... Haruskah aku mengatakannya dengan 'aku kembali kedunia ini?' Karena aku tidak tau Arasy itu berada dimana. Maka aku akan menyebut Arasy itu dimensi lain.

Aku melihat tempat disekitarku, tempatnya masih sama, area pedesaan masih sedikit bisa terlihat dari sini. Itu berarti tebakanku benar, waktu menjadi terhenti jika aku pergi ke Arasy.

Ini benar-benar hal yang baik, aku bisa berlatih disana kapan pun aku mau.

Namun ada hal lain yang ingin aku coba juga, aku kemudian mendekati ayahku dan menyandarkan kepalaku didekat pahanya.

Ibuku yang melihat hal itu angkat bicara "Sayang, jika kamu ingin tiduran, kamu bisa kemari" ibuku menawarkan paha lembutnya untuk menjadi bantal paha namun aku menolak.

"Tidak usah bu, begini saja sudah cukup"

Aku menutup mataku untuk tidur.

Aku tidak melihat wajah mereka berdua saat ini, namun aku yakin ibuku akan sedikit kesal pada ayahku.

'Hehe, sedikit perselisihan kecil akan membuat mereka semakin dekat'

Itu ide yang cukup bagus, namun kuharap tidak membuat mereka bertengkar.

Aku kini kembali lagi ke Arasy, tempat asing yang menjadi pertanyaan besar bagiku, dan pelatihanku disini akan aku mulai kembali.

*****

1 jam telah berlalu...

Aku bangun dari tidurku, aku mengucek mata dan tangan seseorang menghentikan aktivitasku.

"Jangan mengucek matamu seperti itu Alen, itu akan membuatmu iritasi"

Aku memfokuskan pengelihatanku dan bisa melihat setengah langit-langit yang terbuat dari kain tebal, setengahnya lagi tertutupi oleh sesuatu yang berbentuk 2 bola besar dan wajah yang tidak asing.

"Uwaaaahhh!!"

Aku bangun dari tidurku dan benar saja, aku tertidur di paha ibuku, sepertinya saat aku tertidur mereka bertukar posisi.

"Sayang, jika kamu ingin. kamu bisa tidur lebih lama kok" ibuku menawarkan.

"Ah aku sudah tidak ngentuk lagi kok bu"

*Hoaamm*

"Sudah berapa lama aku tidur?" aku bertanya pada ibuku, jari telunjuknya dia taruh didagu dan wajahnya terlihat sedang memikirkan apa yang aku tanyakan "Mungkin sekitar satu jam"

Saat aku mencoba tidur, aku pergi ke Arasy dengan keinginan untuk berlatih dan memikirkan bahwa waktu didunia ini dan di Arasy saling terhubung, itu artinya aku ingin saat aku pergi ke Arasy selama satu jam, waktu didunia ini juga tetap berputar dan hal yang aku inginkan benar-benar terjadi.

'Jadi apa yang aku inginkan benar-benar bisa terjadi? Ada 1 percobaan yang ingin aku lakukan lagi saat pergi ke Arasy, namun saat ini waktunya tidak tepat'

Aku melihat sekeliling mencari seseorang

"Ngomong-ngomong dimana ayah?"

Ibuku tidak menjawab, dia hanya melihat kedepan. Akupun juga melihat kearah yang sama. Aku melihat ayahku sedang bertarung dengan 5 monster hijau, memiliki kaki dan tangan yang menggenggam senjata, monster itu adalah goblin.

"Kamu tenang saja sayang, ibu akan melindungimu" dengan senyuman manis dia berkata seperti itu, namun bukan itu masalahnya. Apa dia tidak khawatir dengan suaminya sendiri?

"Kamu tidak usah khawatir, ayahmu sangat kuat. Melawan lima goblin sangat mudah baginya" dia mengatakan itu seolah tau apa yang aku pikirkan.

Aku tidak bisa diam saja, aku juga tidak terlalu khawatir dengan ayahku, dia memiliki Aura yang besar. Tapi yang ingin aku lakukan adalah mencoba sihirku pada monster, karena selama ini yang aku lakukan hanyalah melempar fire ball dan sihir lain pada lantai kosong selama satu jam.

*****

Serangan tumpul dari goblin mengarah pada Eden, namun pedang yang dilapisi Aura miliknya menebas balik pentungan tersebut dan membelahnya. Serangan dari pedang yang dilapisi Aura terus bergerak dan mengenai kepala goblin, kepala goblin tersebut juga ikut terbelah dan mengeluarkan darah segar berwarna hijau persis seperti kulitnya.

Eden melirik kearah 4 goblin yang tersisa dan mereka terlihat ketakutan, namun salah satu goblin berteriak *Krieeek* dan melompat kearah Eden. Eden melakukan kuda-kuda sebelum menyerang, namun dari kejauhan sebuah bola api melesat kearah goblin dan membuat goblin tersebut berteriak kesakitan *Kraaaaaaakhhh* goblin itu mati karena hangus terbakar.

Eden melihat kearah darimana datangnya bola api tersebut, dia melihat seorang anak laki-laki berambut putih perak yang memiliki paras cantik yang melebihi perempuan, anak yang selalu dia sayangi dan ingin terus dia lindungi bersama dengan istrinya.

"Ayah biarkan aku membantumu" Alen berteriak kearah eden, dia keluar dari kereta kuda dan dibelakangnya ada Alea yang terlihat cukup panik dan terkejut diwajahnya.

Itu tadi adalah pembunuhan pertama-nya Alen.

"Astaga Alen, kamu benar-benar anak jenius yang diberikan tuhan pada kami" diusianya yang sekarang Alen sudah bisa menggunakan fire ball, serangannya yang akurat dan dampak dari fire ballnya juga besar. Itu sudah bisa dianggap jenius didunia ini.

*Krieeeekhh*

Melihat teman satu ras-nya dibunuh oleh seorang bocah, dua goblin berlari kearah Alen dan satunya lagi melompat kearah Eden untuk mengalihkan perhatiannya, hal yang dilakukan goblin saat ini cukup cerdik untuk sekelas monster tingkat rendah.

*Klang* Bentrokan dua pedang terjadi antara Eden dan goblin yang memakai pedang berkarat, namun Eden jauh lebih kuat dari goblin itu, dia menghempaskan goblin tersebut dengan dorongan dari Auranya dan menebas perut goblin tersebut.

*Slash*

Tubuh goblin terbelah dua, Eden yang telah menyelesaikan pertarungannya berbalik kearah Alen dan berlari kearahnya, "Alen!!"

Sementara itu dua goblin sudah jauh dan hampir mendekati Alen dan Alea, "Tenang Alen, ibu akan mengurus ini" Alea melangkah maju untuk membunuh para goblin yang mendekat, namun Alen menolak "Tidak ibu, biarkan aku sendiri yang mencoba menghadapi ini" Alen maju dan mulai merapal mantra yang singkat.

"[Fire Ball], [Water Drop]" Bola api dan air berada dikedua tangan Alen, "D-Double casting?" Alea terkejut melihat Alen bisa merapal dua mantra secara bersamaan dengan waktu singkat.

Alen melempar kedua sihir tersebut kearah dua goblin yang mendekat *Whoosh* *Whoosh* [Fire ball] dan [Water drop] bergerak seperti ular yang berjalan, hal itu membuat para goblin kebingungan untuk menghindar.

*Boom* [Fire ball] membakar goblin *Krieekhhkh* dan membuatnya berteriak kesakitan sampai tubuhnya berubah menjadi hitam.

*Chash* Sedangkan goblin yang satunya lagi terkena serangan [Water drop}, namun tidak ada dampak apapun padanya selain membasahi tubuh.

'Oh sial,sepertinya [Water drop] hanya berguna untuk memadamkan api'

*Kieeekh* goblin itu menjadi sangat marah, namun dia tidak menyadari bahwa ada serangan dari belakang yang tertuju padanya *Slash* goblin itu kini terbunuh oleh pedang milik Eden.