Didalam kurungan ada seseorang berpenampilan buruk rupa, seluruh tubuhnya berwarna hitam dan membusuk wajahnya tidak terlihat sama sekali, dan yang lebih parahnya lagi, bau busuk keluar dari tubuhnya.
Dia bernafas dengan terengah-engah, sorot matanya seperti orang mati.
Melihat hal itu Alen bergegas menolongnya selagi masih sempat, "Astaga, hei bertahanlah" Alen melelehkan kurungan dan dia masuk kedalam.
Bau busuk semakin kuat, namun Alen tetap tidak peduli. Selagi dia masih bisa membantu, bau seperti ini tidak masalah baginya.
"Tenang saja, aku akan menyembuhkanmu"
"[Heal]"
Sebuah cahaya sang sangat terang dan hangat muncul, menerangi tubuh Alen dan dia. Dengan cepat seluruh luka dan hal aneh yang terjadi pada tubuhnya mulai pulih total.
Wajahnya yang tadinya sangat buruk rupa kini mulai mengencang dan menjadi cantik, tubuh yang tadinya bau busuk kini menjadi sangat harum.
Alen melihatnya lagi, dan yang dia lihat didepannya sekarang adalah seorang anak perempuan cantik yang mungkin orang lain tidak percaya bahwa dia dulu sangat buruk rupa, jika tidak melihatnya secara langsung.
Dia melihat seluruh tubuhnya dengan bingung, dan menatap Alen. "IBLIS!!" Aria berteriak dengan wajah ketakutan, dan saat itu juga Alen menyadari bahwa wanita itu memiliki dua tanduk indah yang menjulang keatas.
Mendengar hal itu, dia merasa ketakutan seolah akan terjadi sesuatu padanya.
"Tenang, aku tidak akan berbuat jahat padamu"
Dengan suara yang lembut, Alen mencoba menenangkan keduanya. Tapi Aria tetap ketakutan, karena tidak ada pilihan lain, Alen membawa dia ke Arasy.
Alen berbisik kepadanya, "Aku akan membawamu ketempat yang aman"
"[Arasy]"
Dia tertelan oleh bayangan Alen dan lenyap oleh kegelapan, melihat hal itu Aria semakin terkejut.
"A-Apa yang terjadi?"
"Entahlah, sepertinya dia kabur" Alen berbohong.
"Ngomong-ngomong siapa namamu?" Alen bertanya untuk mengalihkan perhatiannya.
"A-Aria... Aria Von Elvins"
'Von Elvins? Sepertinya dia seorang bangsawan'
"Salam kenal Aria, namaku Alen Kirain"
Alen berjabat tangan dengan Aria, "Jadi iblis itu berhasil kabur?" Aria bertanya memastikan lagi dan jawaban Alen tetap sama "Begitulah, tapi kita cukup beruntung karena dia kabur. Aku tidak akan bisa melawannya jika dia menyerang"
Aria terlihat cukup gugup dan dengan berani dia mencoba bertanya "Ngomong-ngomong berapa usiamu?"
Alen cukup grogi menjawabnya, "Sebentar lagi usiaku menginjak tiga tahun"
Aria terkejut, tentu saja itu wajar untuknya terkejut. Dia saat ini sudah mau menginjak usia empat tahun, dan saat dia nanti berusia lima tahun dia akan mulai belajar sihir. Namun dia sekarang melihat seorang anak kecil yang usianya dibawahnya sudah bisa sihir.
"Sekarang aku akan balik bertanya, berapa usiamu?" Alen bertanya dengan nada suara seperti anak kecil yang ingin tau.
"Ti-Tiga" Aria dengan sedikit rasa malu dan iri, yang kalah dibidang sihir, dengan gagap menjawab
"Woah, berarti kamu lebih tua dariku. Salam kenal kak Aria"
Alen tersenyum dan memanggil Aria dengan sebutan kakak, untuk menghilangkan suasana canggung. Dan Aria yang mendengar dia dipanggil kakak terlihat malu-malu dan kelihatan sangat senang.