Chereads / Petualangan Ke Dunia Baru / Chapter 13 - Buku 2 Part I : Loji Gustavberg

Chapter 13 - Buku 2 Part I : Loji Gustavberg

4 bulan setelah pertempuran Phnomvyadha, Februari 1692

kemenangan telak Pallawaburi atas Butua dalam pertempuran Phnomvyadha, membuat prestise Kerajaan Pallawaburi meningkat di seantero Benua Suvarna. Butua mengaku kalah dan sebagai tanda takluknya membayar biaya kerugian sebesar 1.000 ton emas dan mengakui suzereinitas Pallawaburi atas Butua dengan membayar upeti setiap tahun. atas jasa Gustav dalam pertempuran Phnomvyadha, Raja Naravarman menganugerahi Gustav dengan gelar bangsawan kehormatan Vashays. tidak hanya itu, Gustav juga dianugerahi tanah seluas 11,000km persegi di tepi pantai, tanah yang cukup luas untuk membangun sebuah Loji lengkap dengan dermaga dan gudang. raja Naravarman juga mengerahkan ribuan hamba sahaya-nya untuk memabngun pelabuhan dan loji yang akan dipakai oleh Gustav.

cuaca siang hari ini panas. namun tidak menyurutkan semangat para hamba sahaya raja melaksanakan pekerjaan mereka. pengerjaan pembangunan Loji sudah sekitar 50% rampung, para hamba sahaya tengah mengerjakan dermaga yang nantinya akan digunakan oleh Kapl-kapal untuk berlabuh dan membongkar muat barang-barang, sementara Kantor loji juga sudah jadi sebagaian dan Gustav sudah tinggal di Loji yang setengah jadi itu. Gustav sedang memantau pengerjaan pembangunan dermaga, ia melihat para pekerja sedang menumpuk batu-batuan dan diplesteri dengan sejenis pasir basah yang membuat susunan batu-batu tersebut merekat kuat. Gustav mengagumi etos kerja bangsa Pallawaburi dan kemampuan teknologi mereka, yang meskipun sederhana namun terlihat apik. selama 4 bulan disini juga, gustav mulai mempelajari bahasa setempat. ia sudah mampu melakukan percakapan sederhana meskipun patah-patah bahasanya.

Sang mandor Maasik sedang memberi perintah kepada beberapa hamba sahaya untuk memindahkan batu-batuan ke tempat yang akan diplesteri.

"bagaimana kemajuan pengerjaannya maasik?" tanya Gustav sambil menghampiri Maasik. Maasik lantas menoleh kepada Gustav dengan sopan dan hormat, "Tuan Gustav, pengerjaannya berlangsung dengan baik. saya upayakan dalam waktu satu atau dua minggu dermaga ini sudah rampung. tapi apabila ada Kapal datang mereka sudah bisa berlabuh disini" Ujar Maasik. Gustav mengangguk. sudah 4 bulan lebih sedikit Karl belum kembali, menurut hitungan Gustav seharusnya dalam waktu dekat ini Karl sudah harus sampai disini.

"Terimakasih maasik, kerja bagus...saya izin kedalam dulu kalau begitu" pamit Gustav. Gustav kemudian melangkah menuju kantor lojinya. sebenarnya kondisi tubuhnya sedang tidak enak badan, sekujur tubuhnya pegal-pegal sejak seminggu terakhir. menurut diagnosa dokter Bernard, Gustav menderita demam karena tubuhnya menyesuaikan iklim di Pallawaburi. dokter Bernard menyarankan Gustav agar ia lebih banyak meminum air dan lebih banyak tidur, namun menurut Gustav ada banyak hal yang perlu ia lakukan. lagipula ia masih bisa tahan dengan demam ini. beberapa saat kemudian Gustav berada di ruang kerjanya sekaligus ruang ia makan dan tidur, perabotan seperti meja tulis, meja makan, kursi, lemari, rak buku, tempat tidur sudah ditaruh disini. Gustav duduk di kursi kerjanya dan menulis catatan harian di meja kerjanya.

beberapa saat kemudian. di ambang pintu terlihat Jelle sedang berdiri. Jelle adalah anak buah Sersan Matthew yang dipekerjeka untuk menjaga Loji dan menjadi asisten Gustav sewaktu-waktu apabila diperlukan, Sersan Matthew dan yang ain masih berada di Ibukota sampai barak Loji rampung pengerjaannya. 

"maaf tuan Gustav. diluar ada tamu"

"oh ya...siapa itu, Jelle?" tanya Gustav

"Bendahara Kerajaan tuan Gustav...tuan Pranav"

Gustav mengerenyitkan alisnya. untuk apa Bendahara kerajaan kesini. tapi tak baik jika membiarkan seorang pejabat penting kerajaan menunggu berlama-lama diluar apalagi sampai menolak kedatangannya.

"oh begitu...baik suruh dia masuk kalau begitu"

"baik tuan Gustav". Jelle menghilang kembali.

beberapa menit kemudian Jelle mengantar masuk Bendahara Pranav ke ruang kerja Gustav. Pranav membawa dua orang pembantu laki-laki yang masing-masing membawa kotak sedang yang tertutup. Gustav menjabat tangan bendahara Pranav dan mempersilahkan tamunya untuk duduk. sementara pembantu Pranav tetap berdiri dibelakang

"mohon maaf yang mulia Bendahara harus diterima di ruangan seperti ini. maaf jika berantakan" ujar Gustav dalam bahasa Pallawaburi.

"tidak apa-apa. adalah wajar ruangan seorang administrator seperti anda penuh dengan barang-barang dan hal-hal lainnya. itu menunjukkan anda seorang pekerja keras dan tekun di bidang pekerjaan anda" puji Pranav. "dan tampaknya anda mempelajari bahasa kami dengan baik. aku salut dengan anda" timpal Pranav.

"Terimakasih atas pujiannya yang mulia bendahara. aku mencoba yang terbaik untuk menjalin persahabatan dengan bangsa Pallawaburi" ujar Gustav sambil tersenyum. "oh ya. bolehkah saya menawarkan anda minuman. anda pasti ingin minum setelah menempuh perjalanan kesini bukan" Ujar Gustav menawarkan minum pada Pranav.

Pranav mengangguk setuju. "tentu...aku dengar Gin bangsa anda sangat enak rasanya" Ujar Pranav. 

"sebentar. saya ambilkan untuk kita berdua". Gustav bangkit dari kursinya dan berjalans edikit ke meja dimana ia menaruh sebotol Gin. beberapa saat kemudian Gustav menuangkan Gin untuk Pranav dan dirinya. keduanya menyesap minumannya.

"wah ternyata memang benar. Gin negeri anda memang enak" puji Pranav. Gustav menuangkan kembali Gin ke gelas Pranav yang sudah terlihat kosong. Pranav lalu meneguk isi didalam gelasnya sampai habis.

"terimakasih atas minumannya. omong-omong kedatanganku kemari untuk membangun hubungan baik dan menguntungkan denganmu, jika boleh aku mau menerangkan sesuatu padamu tuan Gustav" tutur Pranav.

"silahkan yang mulia bendahara, akan kudengarkan dengan senang hati" Ujar Gustav.

"tapi sebelum itu..." Pranav menoleh kepada pembantu disebelah kirinya dan memerina=ntahkan sesuatu. pembantu itu membuka kotak tersebut dan menyerahkan semacam dua batang gulungan kecil.

"Tuan Gustav ini adalah cerutu yang terbuat dari daun dan tembakau. cara menikmatinya adalah dengan membakar ujungnya dan menghisap asapnya diujung yang lain...apa tuan gustav mau mencoba" tawar Pranav kepada Gustav.

"tentu saja tuan bendahara". Gustav mengambil salahsatu cerutu tersebut, Pranav membantu menyulut cerutu Gustav dan cerutu miliknya dengan korek kayu.

Gustav menghisap ujung cerutu miliknya dan merasakan cerutu dimulutnya sebelum mengepulkan asap dari mulutnya. ia merasakan rasa manis namun agak pedas nikmat dimulutnya.

"cerutu ini enak sekali rasanya, manis namun agak pedas. tapi aku suka rasanya" puji Gustav. ia menghisap kembali cerutunya.

"senang rasanya mengetahui kalau anda menyukai cerutu ini. kalau anda suka maka akan saya berikan seluruh cerutu ini untuk anda". Pranav menaruh kotak cerutu itu dihadapan Gustav.

"terimakasih atas hadiahnya. anda sangat baik sekali' Ujar Gustav.

"Jadi begini tuan Gustav. aku ingin bertanya kepada anda...apakah anda mengetahui siapa saya?" Ujar Pranav mengajukan pertanyaan kepada Gustav.

"sejauh yang saya ketahui anda seorang Bendahara Kerajaan" jawab Gustav

"itu benar. tapi...aku dapat meraih posisi sebagai bendahra kerajaan karena aku juga seorang Bangsawan-Saudagar. aku juga mewakili sekumpulan pedagang-pedagang yang bernaung dibawahku".

"nampaknya anda orang yang sangat berpengaruh dalam hal keuangan dan perdagangan di negeri ini tuan bendahara" Ujar Gustav.

terlihat seulas senyum diwajah Pranav. "ya. kurang lebih begitu tuan Gustav. sebagai seorang saudagar. aku melihat potensi yang baik dan menguntungkan pada dirimu". Pranav mengedarkan pandangannya pada Jendela kearah Dermaga yang sedang dibangun.

"tak lama lagi dermaga itu akan selesai, dan selanjutnya seluruh tempat ini akan selesai dibangun. nantinya di dermaga itu akan ada belasan kapal-kapal berlabuh dan gudang itu akan menyetok barang-barang. dan arus jual beli pun terjadi" terang Pranav.

Gustav mendengar dengan penuh perhatian perkataan Pranav. "saya memang hendak berdagang selain membantu Kerajaan Pallawaburi. maka dari itu saya membangun Loji ini" tutur Gustav.

"kalau begitu kita memiliki tujuan yang sama. begini tuan Gustav...aku siap memodali usaha niaga anda dengan menyuplai anda dengan barang-barang yang mau anda perjualkan; emas, perak, tembakau, bahan-bahan lainnya anda sebut saja...saya juga akan membantu anda dengan menyediakan kapal-kapal dagang supay anda dapat mengangkut barang dagangan itu ke tempat-tempat yang ingin anda perdagangkan".

"aku hanya meminta stau syarat saja" tawar Pranav

"apa itu"

"aku ingin barang-barang daganganku diberi prioritas lebih dulu untuk dikapalkan, dan  setiap keuntungan yang diperoleh, aku mendapat 40% dari total keuntungan....bagaimana?"

Gustav berpikir sejenak kemudian mengangguk-angguk. "saya suka proposal anda. baik saya menyetujui proposal yang anda tawarkan, anda dapat memercayai saya".

ada rasa bahagia terpancar dari Pranav, bahagia karena abru saja memenangkan sesuatu. "bagus bagus. jika demikian sepertinya sudah ada saling pengertian antara kita berdua. sebagai awal yang baik saya mau memberikan hadiah untuk anda" kata pranav. Pranav menyurh pembantu satunya dan menyuruhnya menaruh kotak yang ia bawa di hadapan Gustav.

Gustav membuka kotak tersebut. yang ternyata isinya adalah kepingan emas yang sudah dicetak dan batu-batu safir. "terimakasih tuan Pranav. semoga ini menjadi awal yang baik untuk kita berdua"

Pranav dan Gustav berjabatan tangan sambil tertawa.

"kalau begitu saya mohon pamit. ada hal lain yang harus saya urus". Pranav bangkit dari kursinya. Gustav juga turut bangkit dan mengantar tamunya sampai kedepan pintu.sebelum pamit, Pranav tampak sedang memandangi wajah Gustav.

"sepertinya anda sedang kurng sehat tuan Gustav" 

"Ya. dokter saya mengatakan kalau saya terkena demam oleh penyesuaian cuaca. sekujur tubuh sya merasa pegal-pegal belakangan ini. tapi tenang saja nanti juga sembuh" tutur Gustav.

"kalau begitu aku akan mengirim tukang pijat untukmu. pijatannya enak dan kurasa akan meringankan sakit yang anda derita".

"terimakasih tuan Pranav. saya tunggu kedatangan tukang pijat anda itu"

"baiklah. tukang pijat itu akan datang malam ini....baiklah kalau begitu saya mohon pamit. sampai jumpa lagi tuan Gustav".

.

.

.

Hari sudah malam. malam begitu dingin dan lampu minyak tertiup akibat hembusan angin dari luar. Gustav sedang berbaring dikasurnya, sekujurnya tubuhnya pegal-pegal luar biasa sehingga menyebabkan ia hanya berbaring saja sejak sore tadi. diluar terdengar beberapa ketukan di pintu ruangannya.

"Tuan Gustav. utusan dari Bendahara Pranav datang untuk melayani anda" ujar Jelle diluar sana.

"oh. suruh dia masuk saja. terimakasih Jelle"

dari luar Jelle membukakan pintu dan mempersilahkan utusan dari bendahara Pranav untuk masuk. dari tempat ia berbaring, ia melihat sosok utusan dari Pranav, ternyata yang dikirim oleh Pranav adalah seorang perempuan. perempuan ini masih muda, tubuhnya langsing, rambutnya disanggul, mengenakan kain berwarna coklat dan kain bawahan yang berenda.

"selamat malam tuan, saya pemijat yang dikirim oleh yang mulia Pranav untuk melayani anda. katanaya anda memerlukan pijatan untuk meredakan sakit anda" ujar perempuan itu mengabarkan dirinya

"oh begitu" balas Gustav dengan suara agak serak.rupanya tukang pijat yang dikirim oleh Pranav adalah seorang perempuan.

"Bolehkah saya memulai pekerjaan saya tuan?"

"Ya. silahkan. mohon bantuannya" ujar Gustav

perempuan juru pijat itu meminta Gustav untuk berbaring tengkurap. lalu memulai pekerjannya dengan membaluri bagian tubuh belakang Gustav dengan semacam minyak, dan mulai memijat bagian kaki Gustav.

pijatan yang diberikan perempuan juu pijat ini memang enak, dan ini memang kali pertama bagi Gustav merasakan pijatan, terutama dari seorang perempuan. untuk sejenak Gustav seperti terlena dan merasakan rasa pegalnya perlahan-lahan sirna. perempuan pemijat itu  kemudian memijati tubuh Gustav hingga ke pundak Gustav.

ketika tubu si pemijat itu mendekat ke Gustav, Gustav mencium aroma Lavnder. kemungkinan si perempuan pemijat ini memakai wewangian Lavender di tubuhnya. nikmatnya pijatan, wangi Lavender dan halusnya  telapak tangan seorang perempuan membuat ada suatu dorongan nafsu yang menggelegak dari benak Gustav. sejenak ia mencoba memendam gejolak nafsu ini, tapi lama kelamaan tidak tertahankan karena arus adrenalin nampkanya juga mengalir derass.

Gustav membalikkan badannya. antar Gustav dan si pemijat perempuan saling berpandang-padnagan, nampak si pemijat itu kebingungan. "a...ada apa tuan?" tanya si pemijat itu dengan rasa bingung. Gustav membangkitkan tubuhnya sehingga tatapannya semakin dekat ke si wjaah pemijat itu.

"siapa namamu?" tanya Gustav

"Chandi Rothana nama saya tuan" ujar si pemijat itu

"Lepas bajumu:  tiba-tiba Gustav berkata.

terlihat ada rasa bingung dan terkejut di wajah si peijat itu.

"kamu sangat cantik sekali, kumohon lepas bajumu" pinta Gustav sekali lagi. Gustav menyapukkan tangn kannya kewajah kanan si pemijat dengan lembut. lalu kedua tangan Gustav meraba ikatan kain yang menutupi dada si pemjat itu, sambil mencoba melepas ikatan itu, Gustav mencium si pemijat itu, keduanya saling berciuman.

pemijat itu tampak kebingungan, namun ia paham apa yang Gustav mau. si pemijat itu membantu melepas ikatan kain yang menutupi tubuhnya dan ikat pinggang yang menjadi penutup bawahannya. beberapa saat kemudian si pemijat itu sudah sepenuhnya tidak berpakaian, dan terjadilah suatu adegan mengadu birahi antar Gustav dengan pemijat itu.

Gustav membiarkan si pemijat itu berada diatasnya. kedua tangannya ditempatkan di pinggul si pemijat itu, walaupun tubuhnya langsing namun si pemijat ini memiliki pinggul yang cukup besar. ia mengagumi kecantikan dan keindahan tubuh perempuan ini. Gustav merasakan seolah-olah seluruh aliran darah dan kekuatan kinimengalir deras ke selangkangannya. ia meraskan suatu gejolak nyali baru didalam dirinya. kini, Gustav hanya ingin melampiaskan seluruh gejolak didalam dirinya bersama perempuan ini. keduanya bercumbu dan mengadu birahi dengan begitu hebat.

Hari ini Pranav sudah memberikan banyak hadiah kepadanya. dan ini hadiah penutupnya.

Bersambung