Chereads / Petualangan Ke Dunia Baru / Chapter 18 - Buku 2 part VI

Chapter 18 - Buku 2 part VI

setiap pagi di hari senin. Raja Naravarman melakukan ritual doa kepada dewa dan leluhur. Ia menyalakan dupa dan lilin lalu menaruhnya di altar pemujaan. wangi dupa menyeruak di ruang doa, Raja Naravarman merapalkan doa-doa,pertama kepada Tuhan Nuri dan Nabi Dast, lalu keselamatan bagi para arwah leluhurnya di dunia lain. selain itu ia juga memanjatkan doa untuk keselamatan dan kemakmuran negerinya. setelah selesai berdoa, ia lalu meniup lilin diatas altar, dipercayai meniup lilin dapat mengabulkan doa doa yang telah dipanjatkan kepada Dewa yang ada diatas sana. Nurity menjadi agama resmi di Pallavaburi kedua pembantunya lalu membantu Raja Naravarman untuk berdiri.

Satu krisis ancaman militer terhadap negerinya berhasil diatasi. Pallawaburi memperoleh kemenangan atas Butua. setelah perkara militer selesai, perkara politik datang mengikuti. beberapa bulan yang lalu Gustav mengiriminya surat untuk mengadakan pertemuan dengannya. ada hal yang perlu dibahas katanya. Naravarman memahami maksud pertemuan dari Gustav ini. ia menginginkan konsesi politis lebih, itu pasti. dan perlu waktu lama bagi Raja Naravarman sebelum akhirnya ia merespons surat dari Gustav beberapa bulan kemudian dan mengizinkan Gustav untuk mengadakan pertemuan dengannya yang akan dilaksankan pada hari ini.

Memasuki ruang pertemuan di salahsatu pavilliun Istana-nya. Naravarman minta dibuatkan teh jahe. sehari sebelumnya ia juga telah memanggil putra mahkotanya yaitu Ramavarman untuk ikut dalam pertemuan ini. Naravrman bertanya apakah putranya sudah tiba, salahsatu pengiringnya menagtakan kalau Putra Mahkota belum sampai. sejenak kemudian pengiringnya yang lain membawakan ia teh jahe. udara pagi begitu dingin sehingga ia perlu menmbuat tubuhnya tetap hangat.

ia terbatuk, penyakit asma-nya rupanya menyerang kembali. ia menyeruput teh jahenya lagi untuk menghangatkan tubuhnya. tubuhnya semakin menua dan penyakit dengan mudah menerobos kesehatannya. cepat atau lambat ia akan wafat menyusul para leluhurnya di Nirwana sana. namun ada perasaan khawatir mengenai keberlangsungan kerajaan pasca ia wafat nanti. Putranya pati akan menggantikan dirinya sebagai Raja, namun ia mengetahui betul bahwa karakteristik putranya itu bukan karkater yang baik untuk dimiliki seorang Raja ; Tempramental, congkak, mabuk-mabukan dan gemar mengunjungi rumah bordil, adalah suatu noda-noda kotor bagi seorang Raja. mengingat itu ia terbatuk lebih keras lagi. pengiringnya memperhatikan batuk raja Naravarman yang semakin keras.

"Paduka anda baik-baik saja?" tanya si pengiring itu

Raja Naravarman hanya mengangguk. "aku tidak apa-apa, tolong tambahkan saja teh jahenya" ujar Naravarman.

si pengiring mengangguk. ia memberi perintah sesuatu kepada pelayan. dan beberapa saat kemudian seorang pelayan menuangkan kembali teh jahe hangat kepada Raja Naravarman.

tak lama kemudian Gustav hadir untuk bertemu dengan Raja Naravarman. Gustav datang didampingi Karl, keduanya memberi sembah hormatnya kepada raja Naravarman. Naravarman lalu mempersilahkannya duduk. Gustav mengambil tempat duduk berhadapan dengan Raja Naravarman sementara Karl duduk disebelah Gustav. pembicaraan dimulai dengan pembicaraan ringan, Raja Naravarman menawarkan minum kepada Gustav dan Karl yang diiyakan oleh Gustav. beberapa saat kemudian pengiring membawakan segelas teh jahe hangat untuk Gustav.

"Teh jahe hangat cocok untuk suasana pagi seperti ini.. silahkan diminum Gustav", Gustav lalu memnium beberapa teguk teh jahe tersebut. "rasanya agak pedas. tapi tubuhku langsung merasakan efek hangatnya. tanaman dari Pallawaburi memang hebat. dan jahe ini juga yang menjadi produk yang diperdagangkan oleh para pedagang disini, termasuk di pelabuhanku" tutur Gustav.

"kudengar Loji dan pelabuhanmu sudah memulai aktivitas dagang ya?" tanya Raja Naravrman. Gustav mengangguk peerlahan, "ya paduka yang mulia. 1000 ton bahan rempah saat ini sedang dikapalkan untuk diperdagangkan yang mulia. terimakasih pada Tuan Pranav, berkat jaringan dan pengaruhnya terhadap para pedagang sehingga pelayaran perdagangan ini mampu membawa muatan sebanyak itu". Jawab Gustav. 

"Pranav memang ahli dalam perdagangan dan mengumpulkan uang. karena itulah aku mengangkatnya sebagai bendahara kerajaan. sepertinya dari awal ia telah mencium bau keuntungan dengan berbisnis denganmu" ujar Raja Naravarman, "bakat yang bagus. sangat disayangkan kalau bakat seperti yang tuan Pranav miliki diabaikan begitu saja" timpal Gustav. keduanya masing-masing menyeruput minumannya.

seorang pembantu Istana memasuki ruang pertemuan ia mengabarkan kalau Putra Mahkota tidak dapat hadir. Raja Naravarman menundukkan mukanya, lalu mengangkat wajahnya, "ya ampun. apa sih yang sedang ia lakukans ehingga ia tidak dapat memnuhi panggilan ayahanda-nya" dengus raja Naravarman dengan kesal. "tapi Putra Mahkota telah mengutus tuan tapri wala sebagai wakilnya, paduka. apakah boleh saya izinkan tuan tapri untuk masuk?" tutur si pembantu. Tapri Wala adalah penasihat dan tutor bagi Putra Mahkota. sebagai seorang pegawai administratur Kerajaan ia pernah tersandung suatu kasus korupsi, namun berkat kedekatannya dengan Putra Mahkota membuatnya lolos dari jeratan hukuman. "Ya sudah izinkan dia masuk" perintah raja Naravarman.

si pembantu kemudian menghilang dan beberapa saat kemudian kembali lagi dengan Tapri wala disampingnya. Tapri wala memberi sembah hormatnya kepada raja Naravarman, "hormat saya kepada raja Naravaraman. sebelumnya saya hendak menyampaikan pesan kepada paduka jika ananda Putra Mahkota berhalangan hadir karena suatu hal penting, sehingga ia mengirmkan hamba untuk memenuhi undangan paduka yang nanti akan saya sampaikan kepada Putra Mahkota" ujar Tapri wala, Raja Naravarman tahu, putranya pasti sedang mabuk-mabukan semalam dan menghabiskan sisa malamnya di rumah bordil dan kini sedang tidur dengan pelacur disebelahnya, sejenak Tapri wala melirik kepada Gustav, dari lirikannya ada sorot tak percaya dan jijik sebelum tatapannya kembali kepada Raja Naravarman. "Ya sudahlah. duduklah Tapri". Tapri lalu mengambil tempat duduknya di sisi kanan sehingga ia dapat menatap Raja Naravarman dan Gustav dari samping kanan. 

Raja Naravarman lalu mulai membuka inti pembicaraan. "pertemuan hari ini sebenarnya diadakan untuk memenuhi permintaan dari adipati Gustav. maaf jika memakan waktu lama untuk merespons surat dari anda adipati Gustav". Gustav mengangguk pelan. "tidak apa-apa yang mulia. yang mulia pasti sedang sibuk belakangan ini. saya dapat memahaminya dengan baik" balas Gustav.

"Jadi apa yang ingin engkau sampaikan padaku adipati Gustav?" tanya Raja Naravarman. Tapri Wala terlihat mencodongkan tubuhnya agar dapat mendengar ucapan Gustav dengan jelas.

"Paduka. arus perdagangan di Loji pelabuhanku berjalan dengan baik dan kesibukan akhirnya dapat dirasakan disana. banyak orang dari negeri Pallawaburi membuat pemukiman disekitar Lojiku dan di tanah perdikanku untuk membangun pemukiman agar mereka dapat bekerja di Loji. belum lagi kaum dari negeri seberang yang turut menumpang kapal-kapal dagang juga datang kesini untuk meraih kesempatan dan penghidupan yang baik disini. semakin banyak orang berarti semakin memerlukan otoritas lebih ditempatku. dan ada desakan-desakan dari orang-orangku agar aku mengubah status dari Kadipaten menjadi Kerajaan. namun aku tahu diri, aku tidak mau melaksankan nya secara sepihak. aku ingin minta izin dari paduka karena paduka lah yang menganugerahiku jabatan dan tanah perdikan ini" tutur Gustav.

Raja Naravarman menyimak dengan seksama ucapan Gustav. seperti yang ia duga, Gustav menginginkan konsesi lebih yaitu menaikkan statusnya menjadi Kerajaan. itu berarti akan muncul kerajaan baru bertetangga dengan Pallawaburi.

"hmmm permintaanmu yang satu ini cukup berat sekali untukku. karena itu berarti jika aku mengiyakan. maka itu berarti aku telah mengizinkan suatu entitas baru berdiri di sebelah negaraku yang tanahnya dulunya adalah bagian dari kerajaanku" ujar Raja Naravarman.

"jadi apakah Paduka tidak mengizinkanku untuk menaikkan status tanah perdiakanku?" tanya Gustav dengan penuh penekanan disetiap kata-katanya.

"tidak bukan begitu. aku belum mencapai suatu keputusan apapun. pembicaraan belum usai adipati Gustav" ujar Raja Naravarman.

"aku tidak setuju" ujar Tapri Wala mendadak. baik Gustav maupun Raja Naravarman menoleh kepada Tapri Wala.

"aku tidak setuju. karena ini sama saja menghilangkan bagian wilayah dari Kerajaan kita, tuan paduka raja tidak boleh menghilangkan wilayah kerajaan apalagi kepada orang asing" ujar Tapri dengan suara tegas.

ucapan Tapri Wala mengejutkan Gustav. "argumentasi anada memang benar. tapi anda harus ingat juga. orang asing inilah yang mempertahankan kedaulatan Kerajaan". Tapri Wala tampak hendak membuka mulutnya untuk membalas ucapan Gustav, namun tak jadi.

"Jasa anda untuk negeri ini tidak akan pernah dilupakan adipati Gustav. bahkan tidak hanya itu. hampir satu tahun ini anda sudah menunjukkan dedikasi dan timbal balik anda pada kerajaan. anda membantu para pedagang untuk makmur dan memberi rakyat disini pekerjaan bagi mereka. tidak hanya itu, dengan pengetahuan bangsa anda....anda membangun jalan dan jembatan serta membagi ilmu pengetahuan kepada anaak=anak dan kaum ilmuwan kami" ujar Raja Naravarman.

"Terimakasih paduka. saya senang ternyata Paduka memperhatikan saya dengan baik" Ujar Gustav.

Raja Naravarman tampak terdiam. sepertinya ia sedang berkontemplasi. lalu ia angkat bicara. "Hanya saja. untuk menaikkan status tanah perdikanmu menjadi Kerajaan. perlu syarat-syarat tertentu yang harus engkau penuhi".

"Saya siap memberikan konsesi kepada paduka"

"saya siap menyetujui kenaikan status tanah perdikan anda menjadi Kerajaan. dengan syarat....pertama Kerajaan anda mengakui influensi Kerajaan Pallawaburi, kedua anda harus menikahi putriku. supaya terjalin ikatan pribadi antara kerajaan kami dan kerajaan anda, ketiga anda harus berpinah ke Agama kami Nurity....bagaimana Adipati Gustav?. apa anda sanggup melakukannya" Ujar Raja Naravarman.

"Paduka. sepertinya tidak perlu sampai sebegitunya. ini sangat berbahaya menurut saya" ujar Tapri Wala memperingatkan Raja Naravarman.

Raja Naravarman mengangkat tangannya. meminta Tapri Wala untuk diam.

Gustav mempertimbangkan prasyarat yang diajukan oleh Raja Naravarman. syarat pertama memang mudah untuk dilakukan oleh Gustav. tapi syarat yang kedua dan ketiga merupakan yang tersulit. putri Raja Naravarman memang cantik...tapi Gustav tidak memiliki rasa cinta terhadapnya, ia mencintai dan telah jatuh cinta pada Chandi....apalagi dari hasil hubungannya dengan Chandi, kini Chandi telah menghasilkan seorang anak dari dirinya. untungnya belum ada yang mengetahui hal ini. dan ketiga berpindah keyakinan juga tidaklah mudah. Gustav memikirkan apa jadinya kalau ia berpindah keyakinan sementara penduduknya yang mayoritas adalah bangsa Harmonia yang menganut kepercayaan Gereja Tuhan.

sambil menunggu balasan dari Gustav. raja Naravarman tampak menahan batuknya. lalu ia angkat bicara, "Bagaimana tuan adipati?....apakah anda sanggup" tekannya.

"Ia pasti tidak mampu Paduka yang mulia. lihat dia. dia ragu" ujar Tapri Wala dengan nada melecehkan.

Gustav memiringkan tubuhnya kepada Karl. ia membisikkan sesuatu di telinga Karl. "dari tadi kau diam saja. bagaimana menurutmu?" tanya Gustav.

"pendapatku. sebaiknya kau terima saja. mengenai proses yang terjadi setelahnya bisa kau atur nanti" bisik Karl.

Gustav akrinya angkat bicara. "saya siap dengan ketiga syarat anda Paduka. tapi saya meminta untuk syarat ketiga dilakukan setelah status tanah perdikan saya dinaikkan menjadi Kerajaan. saya perlu waktu untuk mempelajari agama Nurity Paduka, dan saya juga perlu tahu apakah putri anda setuju untuk menikah dengan saya, saya ingin mengadakan audiensi dengan tuan putri Sashi" ujar Gustav.

Raja Naravarman mengangguk. ia tersenyum. "tidak masalah adipati Gustav. akan saya beritahu Putri sashi mengenai hal ini. saya senang anda dapat menyanggupi permintaan dari saya. jika memang demikian. berarti tinggal hal pelaksanaannya saja kapan upacara penobatan anda sebagai Raja dan pernikahan anda dilakukan".

"tentunya hal itu memerlukan persiapan yang baik. upacara itu haruslah bermartabat. saya menjangka setidaknya perlu 3-4 bulan lagi sebelum acara itu dapat terlaksana...bukan begitu Karl?" ujar Gustav sambil menyikut Karl.

"Ya betul paduka" Karl angkat bicara setelah disikut oleh Gustav.

"baiklah. saya serahkan selanjutnya kepada anda Adipati Gustav. jika memang sudah dicapai suatu kesepkatan. berarti pertemuan ini saya akhiri" Ujar raja Naravarman. ia berdiri dibantu dua pengiringnya, sesaat tampak Raja Naravarman timpang, namun ia dapat berdiri tegak.

Tapri Wala juga ikutan bangkit. "kalau begitu saya mohon pamit. akan saya kabari hal ini kepada Putra Mahkota". Tapri Wala memberi sembah hormatnya kepada Raja Naravarman. lantas beberapa detik kemudian menghilang.

 Gustav memperhatikan Raja Naravarman yang terbatuk-batuk. "Paduka yang mulia. jika saya boleh tahu apakah anda sedang kurang enak badan?" tanya Gustav.

"ah ini penyakit asma-ku sedang kambuh lagi. hanya saja semakin bertambahnya usia maka semakin berat saja rasanya" tutur Raja Naravarman.

"kalau berkenan. akan saya panggilkan dokter kami untuk merawat anda" tawar Gustav.

"Terimakasih banyak Adipati Gustav. anda baik sekali"

"nanti malam dokter saya kan mendatangi tempat anda. bailah saya dan Karl izin mohon pamit untuk pergi". Gustav dan Karl memberi sembah hormatnya dan pergi meninggalkan Raja Naravarman.

didalam relung hati Raja Naravarman. Raja Naravarman merasa agak sedih ketika Gustav harus pergi meninggalkannya. namun ada rasa bahagia juga karena Gustav menyanggupi permintaannya untuk menikahi putrinya. jika pernikahan antara putrinya dengan Gustav terjadi, itu berarti Gustav diterima masuk dalam keluarganya. dan pribadi Gustav yang baik tentunya dapat memberi hal baik pada keluarganya dan kerajaan nantinya.