Chereads / Zephyr : Warisan Pewaris Surgawi / Chapter 7 - JatiDiri: Dari Masalah Menuju Masalah

Chapter 7 - JatiDiri: Dari Masalah Menuju Masalah

Sesosok orang misterius menggunakan jubah hitam, kupluk, dan topeng.

"Aku telah menghabisi mereka semua tapi tak ada kutemukan dirinya." Ucap orang misterius itu.

"Apa yang kau maksud? Di mana dia?" Tanya suara lain dari dalam kegelapan, suara ini terdengar tenang namun penuh otoritas.

Orang misterius itu menjawab dengan nada rendah, "Dia selalu berhasil lolos dari jeratku, tapi kali ini aku akan menemukannya, tidak ada tempat untuknya untuk bersembunyi."

*Dirumah Hana*

Hari yang cerah untuk memulai hari , Zephyr, Cayothe dan Kennan setelah libur panjang akhirnya, mereka masuk melanjutkan pendidikannya. 

"Akhirnya, kita sekolah lagi, sudah lama sekali aku tidak menjadi pusat perhatian di kelas." Ujar Kennan , Cayothe menanggapi ucapan Kennan "Kau, itu selalu saja melebih-lebihkan ya." , Zephyr tersenyum tipis "memang seperti itu dari dulu bukan?" 

Ketika mereka tiba di sekolah, mereka melihat banyak perubahan yang terjadi. Bangunan sekolah yang sudah direnovasi, mural-mural baru di dinding, dan siswa-siswa baru yang bersemangat. Namun, satu hal yang tetap tidak berubah adalah pesona Zephyr terhadap siswa dan siswi lain.

Begitu mereka masuk ke koridor sekolah, beberapa siswa dan siswi langsung bergerombol di sekitar Zephyr. Mereka ingin mendapatkan perhatian dari cowok tampan ini.

"Hai, Zephyr! Bagaimana liburanmu?" tanya seorang siswi dengan mata berbinar.

Zephyr tak menanggapinya dan terus saja berjalan, ia adalah magnet yang menarik orang-orang dengan pesonanya. 

Cayothe dan Kennan hanya bisa tersenyum melihat teman mereka yang begitu populer. 

Bahkan saat di ruang kelas guru yang sedang mengajar juga terpesona dengan Zephyr belum pernah ada siswa sedingin dan secuek dirinya itu membuat banyak guru yang penasaran dengannya.

Hari itu merupakan hari yang tak terduga bagaiman tidak setelah hampir libur satu bulan mereka langsung diminta untuk Bertanding pada hari itu, melempar Sebilah pisau, melempar chakram dan shuriken, serta bertarung satu lawan satu dengan siswa lain.

Saat giliran Zephyr tiba, suasana di arena pertandingan menjadi hening. Zephyr mengambil sebilah pisau dengan sikap yang tenang dan percaya diri. Dia tahu bahwa ini adalah kesempatannya untuk menunjukkan keahliannya.

Zephyr melangkah beberapa langkah mundur, membidik target dengan mata tajamnya. Ketika dia melompat dan melempar pisau, gerakannya begitu indah dan elegan seolah-olah dia sedang menari. Pisau itu berputar di udara dengan presisi yang sempurna.

Dan saat pisau itu mencapai target, tepat pada sasaran yang diinginkan, sesuatu yang sangat langka dalam pertandingan seperti ini. Tidak hanya itu, ketika pisau itu mengenai target, ia dengan sempurna memotong pisau lain yang sudah ada di target tersebut, membuat dua pisau itu terbelah menjadi dua bagian.

Sorak sorai gemuruh menggema di arena. Semua orang tercengang dengan kehebatan Zephyr. Tidak ada yang bisa menandingi ketepatan dan keterampilannya dalam melempar pisau. 

Zephyr mendapatkan nilai sempurna dalam kategori ini, menjadi satu-satunya siswa yang berhasil melakukannya. 

Jam istirahat tiba, dan Zephyr, Veyly, Rendra, Tento, dan Nensha memutuskan untuk duduk bersama di bangku kantin sekolah. Mereka sedang asyik berbincang-bincang ketika tiba-tiba sekelompok kakak kelas datang mendekati mereka.

Kakak kelas tersebut terkenal dengan sikap keangkuhan dan kebrutalannya. Mereka sering memperlakukan siswa-siswa kelas lebih rendah dengan kasar dan merendahkan mereka. 

Hari ini, mereka tampaknya memiliki target baru Zephyr dan teman-temannya.

Salah satu dari kakak kelas itu, seorang pemuda bertubuh besar dengan tatapan tajam, mendekati Zephyr. "Hei, kalian, apa kalian tahu bahwa tempat ini adalah tempat kami?" kata pemuda itu dengan nada arogan.

Zephyr, yang cuek, menatap pemuda itu dengan dingin dan tajam pandangannya.

Melihat Zephyr, kakak kelas itu menanyakan satu hal "Kau Zephyr kan?"tanya salah satu diantara mereka.

Kakak kelas yang lain tertawa sinis. "Oh, jadi ini dia Zephyr Thornhart. Aku mendengar banyak tentangmu. Apa kamu benar-benar sehebat yang dikatakan orang?"

Tiba-tiba salah seorang dari mereka menusukkan garpu kerah Nensha, namun garpu itu cepat di tahan oleh tangan Zephyr yang membuat tangannya mengalami luka tusukkan.

Zephyr tidak berhenti di situ. Dengan gerakan yang sangat cepat, dia mengambil tangan orang itu dan mematahkannya dengan satu tekanan yang kuat. Orang itu terjatuh dengan teriakan kesakitan yang tajam, sementara yang lain ikut menyerang Zephyr.

Sekitar kurang lebih 20 orang kakak kelas yang merupakan anggota geng itu menyerang Zephyr seorang diri. "Hei bocaaah beraninya ka...." Ucapan salah satu dari mereka terhenti karena tendangan Zephyr kearah kepala, dan orang itu terbanting sangat keras ke lantai.

Situasi semakin memanas Zephyr tidak seperti biasanya dia kali ini benar-benar ingin melayani mereka semua. " aa...pa itu barusan, sebuah tendangan?atau pukulan kenapa Hexel langsung terjatuh begitu saja, siapa dia?" Ucap salah satu dari mereka melihat ketua gangnya ditumbangkan oleh Zephyr yang usianya 2 tahun lebih muda dari mereka.

"Apakah dia benar-benar adik kelass kita?" Salah seorang dari mereka sangat ketakutan. "Kalian benar-benar mengganggu makan siangku , Badjingan!!!!" Zephyr Melompat dan menginjak salah seorang dari mereka.

Zephyr tidak memberi mereka kesempatan untuk menyerang kembali. Dia terus bergerak dengan cepat, menggunakan kecepatan dan kekuatan fisiknya untuk menghadapi mereka satu per satu. Pukulan dan tendangan dari Zephyr begitu akurat dan mematikan, membuat anggota geng tersebut tidak mampu menghadapinya.

Tatapannya sangat tajam seperti seseorang yang benar-benar ingin membunuh, mereka semua lari tunggang langgang dari kantin, Kali ini Zephyr ingin menuntaskan segalanya. Mereka yang lari tidak diberi ampun oleh Zephyr. "Kali ini kalian berakhir sampai disini".

Mereka semua yang masuk ke kelas didatangi Zephyr satu persatu. Dimana seorang dari mereka mendapati sudah ada guru didalam ruangan tersebut. 

*Braakkkk* 

Zephyr membuka pintu kelas itu, langsung menuju kearah kakak kelas yang di kantin tadi

Lalu di melihat kakak kelas tersebut disudut ruangan dan pura-pura tidak tahu.

Zephyr langsung menendang Mejanya hingga dia terpentok ke dinding belakang kelas, tidak sampai disitu dia menjepit kakak kelas itu dengan meja menggunakan kakinya.

"Kalian akan kubuat hancur kali ini," ucap Zephyr dengan suara dingin dan tegas. Wajahnya yang biasanya cuek kini memancarkan aura yang menakutkan. Sementara itu, guru yang tahu akan situasi ini hanya bisa diam, karena dia tahu bahwa Zephyr adalah anggota geng yang memiliki pengaruh di sekolah dan di luar sana.

Sepulang sekolah dia berjalan seorang diri menuju rumah dan tiba-tiba JigoSieun menculiknya serta membawanya ke suatu tempat yang ntah berantah, dia diminta untuk bergabung sebagai anggota JigoSieun.

"Aku ingin kau bergabung bersama kami, dengan melihat kemampuan mu, kami tidak meragukannya lagi untuk memilih mu." Ketua Jigosieun

Zephyr memikirkan tawaran tersebut sejenak, lalu berkata: "akan ku pertimbangkan, tapi itu tidak berarti aku akan langsung bergabung." 

Zephyr memandang dingin Ketua JigoSieun, tetapi dalam hatinya, ada kekhawatiran yang mendalam. Dia tidak ingin bergabung dengan kelompok apa pun yang bisa membahayakan orang-orang yang dia pedulikan. Namun, ketika ketua tersebut menyebut nama Shazmeen dan teman-temannya, mata Zephyr memancarkan kemarahan.

"Shazmeen dan yang lainnya telah diculik oleh Desa Ardalivia, jika kau tidak bergabung dengan kami, kau akan benar-benar kehilangan dirinya." Ucap ketua.

"Apaa…?Shazmeen dan yang lainnya?"Zephyr berbicara dengan nada penuh amarah

Zephyr dengan sangat dingin dan penuh amarah dalam hatinya ia bergumam "Ardalivia... kau telah melangkah terlalu jauh, kau memutuskan untuk menjadi musuhku."

"Aku akan menyelesaikan semuanya. Tanpa terkecuali." Lanjutnya. " Shazmeen aku pasti menyelamatkan kalian..."

Zephyr menerima tawaran itu dan dari sinilah Zephyr menjadi anak muda yang begitu kejam dan berdarah dingin.

Cayothe dan Kennan memasuki rumah dengan perasaan cemas karena mereka tidak menemukan Zephyr di dalam. Mereka tiba-tiba melihat sesuatu yang tidak biasa, sebilah anak panah menancap di meja di depan mereka. Di sebelah anak panah itu ada sebuah surat dengan tulisan 'terimakasih' yang jelas-jelas ditulis oleh Zephyr.

Cayothe dengan nada khawatir "Kennan, apa yang terjadi? Di mana Zephyr?"

Kennan mengambil surat "Aku tidak tahu, Cayothe. Tapi ini pesan dari Zephyr."

Mereka membuka surat tersebut dengan hati-hati.

Surat dari Zephyr: "Kalian berdua, terimakasih atas segalanya. Aku harus pergi untuk sementara waktu. Jangan khawatir, aku akan baik-baik saja. Kalian adalah teman-teman terbaik yang pernah aku miliki."

Cayothe dengan kepala terguncang "Ini apa artinya, Kennan? Mengapa Zephyr pergi begitu saja?"

Kennan dengan suara serak "Aku tidak tahu, Cayothe, tapi sepertinya ada sesuatu yang perlu kita cari tahu."

Zephyr berdiri di atas bukit, mengenakan jubah hitam dan syal hitam yang melindungi identitasnya. Malam yang gelap menyelimuti desa kecilnya, dan Zephyr memandangi dengan perasaan campuran antara nostalgia dan keingintahuan tentang dunia di luar sana. Desa ini adalah tempatnya tumbuh besar, penuh dengan kenangan dan cerita.

"Aku harus pergi dan menyelamatkannya, menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang selama ini menghantui di benakku." JigoSieun datang menjeputnya, inilah awal perjalanan baru Zephyr sang pemilik Tahta pewaris surgawi.

Sementara itu di rumah Hana, "Bu Zephyr pergi dari rumah." teriak Cayothe dengan panik. "Hahhh....bukan kah di sekolah bersama kalian tadi?" Hana panik mendengar kabar tersebut, "Zephyr memutuskan untuk pulang duluan tadi!" Kennan dengan nada gemetar.

*Di markas para JigoSieun*

Zephyr dan yang lainnya sedang rapat, untuk berdiskusi tentang rencana mereka melindungi desa mereka dari serangan desa Ardalivia. Pria misterius itu, yang sebelumnya hanya dikenal sebagai anggota JigoSieun, akhirnya mengungkapkan dirinya. "Nama ku Reven, dan aku adalah salah satu pemimpin JigoSieun," ucapnya dengan suara yang tenang namun tegas.

Zephyr menatapnya dengan mata dingin. "Reven. Katakan kepada ku apa yang kau rencanakan untuk desa ini dan terlebih lagi, kemana Perempuan itu kau? Aku akan membantu kelompok ini dengan satu syarat kalian jangan pernah berurusan dengan keluarga Hana, Shazmeen dan teman ku yang lainnya, aku peringatkan ini dengan keras!"

Reven mengangguk, lalu menjelaskan rencananya. "Baiklah, kami takkan membuat urusan dengan mereka, saat ini Kami telah menerima informasi bahwa Ardalivia berencana menyerang desa ini dalam beberapa hari mendatang ntah apa motivasi mereka untuk itu. Kami tidak akan membiarkan itu terjadi."

Di ruangan gelap di desa Ardalivia, Shazmeen, Shazia, dan Synthia masih terikat dengan erat. Suasana begitu tegang di ruangan itu, dan mereka merasa ketakutan oleh tindakan pasukan Ardalivia. 

Tiba-tiba, pintu ruangan terbuka, dan seorang pria bertubuh kekar dengan suara yang dalam masuk. Dia menatap tajam Shazmeen dan menuduhnya menjadi bagian dari kelompok Zephyr. 

"Dimana keberadaannya? Kau Shazmeen, aku tahu kau bersama dia!" ucap pria itu dengan nada marah."

"aaa...kuu tak tahu siapa yang kau maksud dan kenapa kau, memperlakukan kami seperti ini? Tanya Shazmeen dengan nada yang hampir menangis"

Pria itu menampar Shazmeen, Shazia dan Synthia, "kalian jangan bermain-main dengan ku bocah."

Pria itu perlahan-lahan mulai meragukan kata-kata mereka, dan dia meninggalkan ruangan itu dengan marah, meninggalkan ketiganya dalam keadaan terikat. 

Shazmeen, Shazia, dan Synthia tahu bahwa mereka harus tetap kuat dan berharap Zephyr akan segera datang untuk menyelamatkan mereka dari situasi yang mencekam ini.

Disisi lain kita diperlihatkan lima orang berjubah sedang berdiskusi tentang rencana pembantaian dan penjarahan yang akan mereka lakukan di desa tempat Hana tinggal, "Aku telah mengetahui dimana, rumah sialan Hana itu." Ucap salah satu diantara mereka berlima.

"Apapun alasannya kita harus segera melenyapkannya kalau tidak, Ardalivia tidak akan berkuasa." , "Aku minta kalian berempat cepat pergi kelokasi yang kumaksudkan itu dan kita selesaikan ini semua."

Dimalam hari Zephyr meratapi Ardalvia dari jauh negeri yang awalnya Sejahtera dan menyenangkan, berubah menjadi negara mengerikan dalam satu malam. 

"Kakak…..bagaimana keadaan kalian saat ini?"Zephyr berbicara dengan nada sangat pelan. "Aku sangat merindukan ayah dan ibu kak…." Sambungnya, "tapi saat ini kau Ardalivia, selagi Shazmeen dan yang lainnya ada dalam jantungmu, Aku bersumpah tidak ada yang bisa lolos dariku"

Malam yang gelap semakin dalam, dan Zephyr terus merenung di bawah langit berbintang. Angin malam membelai wajahnya yang penuh dengan kerinduan dan kekhawatiran. Dia tahu bahwa masa depan mereka kini dipenuhi dengan ketidakpastian dan bahaya yang mengintai di setiap sudut.

"Kakak... Ayah... Ibu...," gumam Zephyr dengan nada yang penuh dengan rasa rindu. Dia merasakan kekosongan dalam dirinya, kehilangan yang begitu mendalam.

Namun, Zephyr juga merasa tekadnya semakin menguat. Dia tahu bahwa dia harus bertindak, bahwa dia adalah satu-satunya harapan bagi mereka yang tersisa. Shazmeen, Shazia, Synthia, Hana, dan semua yang dicintainya mengandalkan kekuatannya.

Mata Zephyr memancarkan ketegasan. "Aku tidak akan membiarkan Ardalivia menghancurkan apa pun yang tersisa dari kebahagiaan kita. Aku akan melindungi mereka, sekalipun itu berarti aku harus menghadapi bahaya besar."

Dia mengingat kata-kata ayahnya, bahwa kekuatan sejati bukan hanya tentang kekuatan fisik, tetapi juga tentang kekuatan hati. Zephyr tahu bahwa hatinya adalah yang paling kuat, dan dia akan menggunakannya untuk melindungi orang-orang yang dicintainya.

Di tengah malam yang gelap, desa Hana yang tadinya damai kini diguncang oleh kehadiran yang jahat. Ghoul dan kelima panglimanya, yang merupakan para penjahat keji, merayap masuk ke desa tersebut. Mereka bergerak dengan senyap, seperti bayangan yang datang untuk memakan segalanya yang hidup.

Suasana begitu gelap, hanya cahaya bulan yang redup yang menerangi desa tersebut. Ketegangan terasa di udara, dan penduduk desa yang tertidur pulas sama sekali tidak menyadari ancaman yang mengintai.

Ghoul, sosok yang penuh dengan kejahatan dan kebinasaan, memimpin pasukannya menuju rumah-rumah penduduk. Mereka masuk dengan hati-hati, menghindari membuat suara berisik yang bisa membangunkan siapa pun.

Ketika mereka sudah berada di dalam rumah-rumah, teror dimulai. Jeritan keputusasaan dan teriakan ketakutan mengisi udara saat penduduk desa melihat kengerian yang datang pada malam itu.

Bayangan-bayangan hitam berkeliaran di sekitar desa, membantai siapa pun yang mereka temui. Darah mengalir seperti sungai, dan rumah-rumah yang tadinya hangat menjadi tempat pembantaian.

Ghoul dan kelima panglimanya bergerak dengan kejam, dengan senjata-senjata mematikan mereka yang tidak memiliki belas kasihan. Mereka bahkan tidak mengindahkan anak-anak atau lansia. Semua yang mereka temui adalah mangsa yang tak berdaya.

Ketegangan dan ketakutan mencapai puncaknya di desa Hana saat malam itu. Penduduk yang selamat bersembunyi dengan nafas terengah-engah, berdoa agar teror ini cepat berlalu.

Dalam kekacauan yang melanda desa Hana, pertempuran sengit antara pasukan Ghoul dan JigoSieun terus berlangsung. Reven, pemimpin JigoSieun, berdiri gagah di garis depan, melawan Ghoul satu demi satu. 

"Kalian akan kubinasakan, dasar makhluk jahat!" teriak Reven dengan penuh semangat, menebas musuhnya dengan pedangnya.

Namun, meskipun JigoSieun berjuang keras, pasukan Ghoul yang dipimpin oleh Kelima orang terkuat itu sendiri sangatlah kuat dan tak kenal belas kasihan. Serangan mereka membabi buta, menghancurkan rumah-rumah dan merobek-robek apa pun yang ada di depan mereka.

Sementara itu, Hana terbangun dari tidurnya karena teriakan warga sekitar. Kegelapan malam yang dipenuhi dengan suara teror telah membangunkannya. Dia keluar rumah dan melihat desanya dalam keadaan kacau balau.

"Ghoul? Kenapa mereka ada di sini?" gumam Hana ketakutan, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Tiba-tiba, seorang individu yang mengenakan jubah mendekatinya dengan tiba-tiba. Hana merasa sangat ketakutan dan bingung. 

"Selamat malam menuju pagi, Ibu Hana," kata salah satu panglima Ghoul dengan nada yang dingin.

"S-siapa kamu? Dan apa urusanmu di sini?" Hana gemetar ketakutan.

Tanpa kata-kata lebih lanjut, orang itu tiba-tiba meraih seseorang dari tangannya ia memiliki Teknik pengambilan benda dan mahkluk hidup melalui tangannya, yaitu suaminya, Franklint. Hana terkejut melihat suaminya di tangan musuh.

*Tsskk...* 

Panglima Ghoul itu dengan dingin membelah tubuh Franklint dari atas hingga ke bawah, menghancurkan tubuhnya menjadi dua bagian.

"Maaf, Ibu Hana, tapi pria ini sungguh bodoh," kata panglima Ghoul itu tanpa belas kasihan.

Hana yang menyaksikan adegan mengerikan itu terkejut hingga pingsan. 

Dalam kekacauan pertempuran antara pasukan Ghoul dan JigoSieun, seorang panglima Ghoul yang berubah wujud tengah mengamati Cayothe dan Kennan yang sedang mencari Zephyr. Dia merasa senang bisa mengejar mereka di tengah keributan ini.

Ketika Cayothe dan Kennan terus mencari, tiba-tiba terdengar suara *tsskkk*. Seorang panglima Ghoul muncul di antara mereka dan dengan cepat menebas tangan kiri Kennan, membuatnya terputus dengan kejam.

Kennan berteriak kesakitan, darah mengucur dari luka yang dalam. Cayothe segera mengambil sikap siap tempur, wajahnya dipenuhi dengan kemarahan.

"Kalian tidak akan bisa kabur dari sini, anak-anak muda," kata panglima Ghoul dengan senyuman kejam. "Kematian kalian hanya masalah waktu."

Cayothe memandang Kennan yang terluka parah dan kemudian kembali menatap panglima Ghoul dengan tatapan penuh kemarahan. "Kau akan membayar atas ini!" 

Cayothe dengan cepat melesat kearah Orang itu dengan meluncurkan tendangan keras yang membuat tanha yang diinjaknya retak, tapi serangan yang secepat dan sekeras itu bukanlah tandingan orang berjubah itu.

*Srakkkkk…..*

Orang ini tiba-tiba berada tepat diatas Cayothe dan menyerang dengan brutal, ia menebas punggung belakang Cayothe hingga merobek kulit bagian belakang Cayothe, "Kalian bukanlah tandinganku bocah ingusan."

Cayothe jatuh ke tanah, kesadarannya semakin memudar. Dia melihat Kennan juga dalam kondisi yang sangat parah, dan mereka saling melemparkan tatapan. "Cihh, menyedihkan sekali bocah-bocah ini."

"Kak, aku sudah tak kuat lagi" kennan bangkit dengan tangan kiri yang mengucur darah segar. Kennan bangkit dang mengeluarkan jurus pamungkasnya yang efek dari serangan itu adalah kematian bagi dirinya sendiri.

"Kak, katakan pada ibu, aku pasti akan selalu mengingatnya, aku pasti selalu akan ada disisinya, sampai kapanpun" Kennan menangis sambal berlari kearah orang itu, "Terbakaaaarlahhhh kau bersama kuu oranggg tolollll", ia memeluk erat dengan tangan kanannya dan orang itu ikut terbakar bersama Kennan. 

"HAHAHHA, api sekecil ini bagaimana bisa membunuhku bocahh…"Ucap orang itu dengan nada meremehkan. "Belummm tolol" Sambung Kennan, Cayothe yang melihat itu menangis serta menahan sakit yang berlebihan di punggungnya "Kennan….."lirih Cayothe melihat Kennan bunuh diri. 

Cahaya yang terang memenuhi area sekitar mereka, dan tubuh Kennan dan Cayothe diliputi oleh sinar yang terang. Mereka berdua terbakar bersama dalam semangat perjuangan terakhir mereka. 

Saat mereka lenyap dalam cahaya yang membara, satu-satunya yang tersisa adalah kenangan mereka yang akan selalu diingat oleh semua yang mengenal mereka. Di tengah keributan pertempuran yang intens antara JigoSieun dan pasukan Ghoul, ada momen hening ketika angin malam berdesir. 

Orang-orang desa melihat cahaya yang terang dari kejauhan, dan mereka merasa ada sesuatu yang luar biasa terjadi. Tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi, mereka tahu bahwa ada pengorbanan besar yang telah dilakukan demi melindungi desa mereka. Cayothe dan Kennan telah memberikan segalanya untuk melindungi orang-orang yang mereka cintai, dan keberanian mereka akan selalu dikenang.