Chereads / Zephyr : Warisan Pewaris Surgawi / Chapter 8 - Petaka : Musuh dalam selimut

Chapter 8 - Petaka : Musuh dalam selimut

Angin malam berhembus kencang, Zephyr anak berusia 14 tahun itu haus akan kebencian, karena terculiknya Shazmeen dan kakak beradiknya. Zephyr yang saat itu penuh dengan amarah muncul didepan pintu gerbang Ardalivia.

"Ardalivia…..Desaku, Negeriku…..sudah lama sekali aku tidak menginjakkan kaki di desa ini, Ardalivia..lihatlah kau saat ini, kelam dan penuh kegelapan." Gumam Zephyr masuk kedalam Ardalvia.

8 orang Ghoul menghalang Zephyr yang saat itu terang-terangan masuk ke wilayah paling berbahaya diseluruh desa dan penjuru dunia, "Heeiiii, siapa kau?apa urusanmu kesini?" Tanya Ghoul pada Zephyr.

Zephyr menatap dengan tajam penuh dengan amarah serta kebencian mendalam terhadap Ghoul, "Heiii bogell….kenapa kau tak menjawab pertanyaan temanku..?"Ucap salah satu diantara Ghoul itu.

"Menyingkirlah, dasar bego…"Zephyr menjawab dengan nada serius, "aku tidak ada urusan dengan kalian, sebaiknya kalian singkirkan wajah jelek kalian itu dariku." Lanjutnya. "Hei orang gila, apa kau tak tau siapa kami ini ha?" Tanya mereka merendahkan. "Heii ini mungkin giliranku yang bersenang-senang." Ujar salah satu Ghoul pada teman-temannya itu.

*Sreetsetttt*

Tiba-tiba Ketika salah satu Ghoul itu menyerang tubuhnya terpotong setengah badan, bahkan Ghoul yang lain tidak menyadari kalau temannya itu sudah terkena sabetan pedang Zephyr, "Ap a itu tadi, kenapa si bodoh itu berhenti?" mereka heran kenapa temannya itu berhenti menyerang.

*Blaaak*

Seketika mereka melihat tubuh temannya itu terpotong dua bagian, dengan sangat rapih, "Apaa….terpotong?tttt…tt.t….ap..ppi kapan dia menebaskan pedangnya?" Ujar Ghoul itu kebingungan sekaligus takut.

"Pergilah kalian, atau aku akan membuat Nasib kalian sama seperti codot itu!" Zephyr dengan tatapan sangat dingin, mereka para Ghoul lari tunggang langgang, namun Zephyr tidak membiarkan satupun dari mereka lolos.

*Wusssshhhh.....* 

Api besar mengarah ke Zephyr dengan gumpalan asap, "sial, apa itu?" Tanya Zephyr dalam hati. "Hohohoho, sepertinya ada lalat tersesat disini." 

Zephyr terkaget-kaget hingga tak tahu apa yang harus ia perbuat saat itu. "Gg..ggg...uur...u?" Zephyr terbata-bata.."hei tunggu itu kau?guru?" Sambungnya. 

"Hei kerdil apa yang kau perbuat disini?ha? Draco guru Zephyr dan kakaknya dulu. *Jeduaaaakkkk* Zephyr ditendang tepat dikepalanya hingga ia terpental jauh kebelakang, Zephyr saat itu tak ada urusan dengan gurunya itu, sambil menahan sakit "aku urusi kau nanti, ada yang harus kuselesaikan terlebih dahulu." Zephyr langsung pergi begitu saja. 

"Heiii tunggu jangan pergi begitu sajaa heii."

  "Cihh...orang tua itu kenapa dia disini dan terlebih lagi kenapa dia menyarangku." Zephyr masih bingung dengan apa yang terjadi.

Zephyr bergegas menuju istana pemerintahan. Zephyr benar-benar menunjukkan kekejamannya, semua Ghoul yang dilihat habis dibunuhnya hingga ia mencapai Lorong-lorong Kerajaan tangannya ditarik oleh seseorang.

"Kau?...Reynand....apa yang kau lakukkan disini?" Tanya Zephyr terkejut. "Kau?kau tau namaku siapa kau?" Reynand bingung anak itu mengetahui Namanya. "Zephyr, aku Zephyr." Jawab Zephyr.

"Zep…zepp….Zephyrr?....Apa serius ini kau? Kemana saja kau selama ini." Tanya Reynand dengan nada sedih ingin menangis, "Ceritanya nanti saja pertama-tama kau bawa aku kemana ini dan kenapa kau disini?" Zephyr dengan penasaran dengan keberadaanya saat ini.

"Ini adalah ruang bawah tanah Kerajaan Ardalivia ini milik seorang kakek tua yang dulu pernah menyelamatkanku, kejadian malam itu." Reynand menjelaskan kepada Zephyr. "Saat penyerangan itu terjadi aku melihat ayah dan ibu ku dibantai di depan mata kepalaku sendiri, ibu meminta ku untuk lari menjauh hingga orang-orang itu tak bisa menemukanku." Sambungnya.

"Lalu apa yang setelahnya apa yang terjadi padamu?" Zephyr menyakan lebih dalam. "Dalam pelarianku aku melihat ayahmu, sedang bertarung dengan orang-orang itu, aku terus melarikan diri hingga akhirnya aku terjatuh tak sadarkan diri. Saat aku terbangun aku berada dalam ruangan gelap ini bersama seorang kakek-kakek tua renta disini." Reynand menjelaskan kejadian dulu saat pertama kali Ghoul menyerang.

"Reynand," Zephyr berkata dengan gemetar, "Ayahku, kau melihatnya? Apakah dia baik-baik saja?" 

Reynand mengangguk, mengingat kembali momen itu. "Ia bertarung dengan penuh keberanian. Meskipun kami kalah jumlah, ia tidak pernah menyerah. Sayangnya, aku tak tahu apa yang terjadi setelahnya. Aku juga terjatuh."

"Setelah aku terjatuh, aku ditemukan oleh seorang kakek tua. Namanya Kepala Satria Elric. Ia adalah salah satu pahlawan Kerajaan Ardalivia yang dulu pernah menyelamatkan negeri ini dari ancaman besar. Ia merawatku dan mengajariku banyak hal."

Zephyr mulai mengerti. "Jadi, kakek itu yang membawamu ke sini?" 

Reynand mengangguk. "Ya, setelah aku pulih, Kepala Satria Elric membawa aku ke ruang bawah tanah ini. Ia merasa bahwa ini adalah tempat yang aman dari pengawasan Ghoul. Kami tinggal di sini bersama beberapa orang yang pernah diselamatkannya, namun saying mereka sudah tewas tak lama setelah itu."

"Ada yang ingin kutanyakan lebih jauh..ada banyak yang janggal di benakku." Zephyr mulai dengan pembicaraan yang semakin dalam. "Aku sebelum sampai disini aku diserang oleh master Draco dia adalah guruku saat aku masih kecil dulu, aku melihatnya tak seperti ia dulu apa yang terjadi kepada mereka? Dan satu lagi dimana saudara-saudaraku?"

Reynand menjelaskan dengan serius "Soal itu aku kurang tahu namun satu hal yang pasti Pemimpin dari orang-orang itu (Ghoul) dia telah menggunakan kekuatan Enhale." 

Zephyr asing dengan nama itu "Enhale?" , "Ya, bintang mistis dari surga yang telah lama terkubur dinegeri dan desa kita ini. Bintang itu memiliki kekuatan yang sangat kuat. Dia dapat mengabulkan apa yang penggunanya inginkan."

"Mengabulkan keinginan?" Ucap Zephyr terkejut. 

Reynand mengangguk seraya menjelaskan lebih lanjut, "Benar, Zephyr. Bintang Enhale adalah salah satu artefak paling kuat di dunia ini. Ketika bintang itu digunakan, ia memiliki kemampuan untuk mengubah keadaan dalam area tertentu, termasuk kehidupan manusia dan lingkungannya."

Zephyr mulai memahami beratnya situasi ini. "Jadi, jika Gregorius memiliki Bintang Enhale, dia bisa mengubah dunia sesuai keinginannya?"

Reynand mengangguk, "Iya, dia bisa merubah dunia sesuai keinginannya. Dan itulah mengapa dia menjadi begitu berbahaya. Pemimpin Ghoul tersebut ingin menguasai dunia dengan kekuatan Bintang Enhale, dan dia tidak akan segan-segan menghancurkan segala yang menghalanginya."

"Cihhh, mengerikan sekali si sialan itu." Ucap Zephyr.

Api unggun yang sudah mulai padam, terlihat cahaya matahari dari lubang kecil dibawah tanah, Zephyr dan Reynand bekerja sama untuk menyelamatkan teman Zephyr.

"Saat ini dimana para Ghoul?Nand? Tanya Zephyr, "soal itu aku tidak tahu, semalam aku melihat para Ghoul berdiskusi dan aku tidak tahu kelanjutannya." Jawab Reynand.

"Bisakah kau membantuku untuk menyelamatkan teman-temanku?" Pinta Zephyr kepada Reynand, "tentu, dengan senang hati." Jawab Reynand.

Pagi itu Zephyr dan Reynand merangkak masuk kedalam Istana pemerintahan dengan senyap, mereka membunuh satu persatu Pasukan Ghoul yang berjaga.

Hingga akhirnya salah satu diantara mereka berdua ditendang oleh sosok misterius yang diduga dalang penyerangan di desa Zephyr saat ini tinggal.

"Aku terkejut kau berani datang kesini Zephyr Thornhart anak dari Raja Thalorion yang terhormat." Sosok itu mengenali Zephyr.

"Woii Reyy....kau tak apa?.." Zephyr teriak kearah Reynand yang ditendang hingga terpental cukup jauh.

Zephyr melihat sosok misterius itu dengan sangat dingin dan berambisi ingin membunuhnya, "kau.... brengsek kau...." Zephyr melesat dengan kecepatan penuh dan menerjang sosok itu.

Stingggggg

Sosok itu dapat menangkis pedang Zephyr menggunakan pedangnya, Zephyr yang saat itu sedang dalam mode membunuhnya, dia bertarung dengan sosok itu.

Dhuaakkk 

Zephyr ditendang tepat mengenai perutnya, hingga ia berlutut kesakitan. "Siall...siapa orang ini?" Zephyr memegangi perutnya yang sakit itu.

Reynand yang daritadi mengamati menyerang sosok itu dengan kekuatannya Dengan rentetan tembakan serpihan Kaca tajam yang membuat pakaian sosok itu tercabik-cabik.

Hingga akhirnya terlihat siapa sosok dibalik jubah itu, Zephyr benar-benar tidak percaya apa yang dilihatnya. "Kau.....?" Zephyr memandang tajam kearah sosok itu.

Zephyr dengan penuh amarah menatap Zenith, ia lalu menyerang Zenith dengan pedangnya yang berkilau di bawah sinar matahari terbenam. "Cukup, sampai di sini, brengsek... kau... akan menerima semuanya," seru Zephyr sambil memandang Zenith dengan mata berkobar.

Zenith tersenyum jahat melihat Zephyr seperti itu, "Kau ini sama sekali tidak punya sopan santun, ya... Zeph," ejeknya dengan nada merendahkan.

Tiba-tiba, terdengar suara!!

Stangggg...... Stunggggg........ Stinggggggg

Tajam memecah hening di antara mereka. Pertarungan antara Zephyr bersama temannya melawan Zenith semakin memanas. Reynand, teman setia Zephyr, menjatuhkan hujan beling dari atas atap rumah, sontak hal ini membuat Zenith sulit bergerak.

Zephyr memanfaatkan kesempatan ini dengan baik. Dia melanjutkan serangan beruntun dengan kecepatan yang memukau, memberikan serangan pedang yang sangat ciamik. Kilatan pedangnya bagaikan petir di langit malam.

"Untuk ayahku, ibuku, saudara-saudaraku, dan untuk teman-temanku.... Aku, Zephyr Thornhart, yang akan membunuhmu!" seru Zephyr dengan tekad yang menggebu-gebu. "Satu hal yang harus kau tahu, Zenith sialan, kematian adalah suatu hal yang pasti, tapi ada yang lebih pasti dari itu, yaitu kematianmu, yang ada di tanganku, brengsek!"

Zenith, meskipun terluka dan tertekan, masih tidak kehilangan keteguhan. Ia tersenyum sambil menjawab, "bocah seperti kalian ini, benar-benar keras kepala.", "Zephyr dia benar-benar sangat kuat saat ini, setelah beberapa tahun yang lalu....bocah ini mengerikan!!" Sambungnya.

*sreeet*

Zephyr menebas kakinya hingga terluka parah. Luka menganga terlihat dari kaki Sang pemimpin Ghoul di Ardalivia, "ughhh....sial anak ini sangat berbahaya...sepertinya omongan dia tadi bukan sekedar gertakan saja." Gumamnya dalam hati.

Zephyr melihat tajam Zenith "Oiii orang tua bodoh...larilah selagi kau bisa...sejauh mungkin hingga suara denyut nadimu itu tidak terdengar oleh ku." , Zenith dengan darah yang mengucur dikakinya berusaha berpindah tempat dengan jurus andalannya.

Jreeeettt

Zephyr menebas kaki Zenith yang robek itu hingga terputus. 

"Kau..... Zenith, kau brengsek....." Zephyr mengeluarkan Petir dari tangannya, membuat satu ruangan itu terang dengan kilatan petir yang begitu cepat, Zenith sosok yang ada dalam balik jubah itu tidak bisa mengelak karena kecepatan Zephyr. "Cihhh.....kakiiikuuuuu....." Ucap Zenith kesakitan.

"...anak ini sangat cepat." Zenith sangat heran dengan kecepatan Zephyr, "aku kagum dengan kecepatanmu itu, tapi dengan kecepatanmu itu kau bukan tidak mungkin tidak bisa menyelamatkan mereka bukan?...." Zenith perlahan-lahan lenyap dari pandangan Zephyr dengan kondisi yang sangat parah.

"Woi tunggu kau Zenith sialan!!" Teriak Zephyr.

Reynand yang telah menggunakan kekuatannya untuk menyerang Zenith, melihat Zephyr yang marah dan bingung. 

"Zephyr, apa yang terjadi? Siapa dia?" tanya Reynand dengan kebingungannya.Zephyr menghela nafas dalam-dalam, mencoba meredakan emosinya. 

"Zenith, dia adalah... seseorang dari masa laluku. Dia Zenith orang paling dipercaya ayahku dulu. Aku tidak tahu bagaimana dia bisa sampai ke sini dan mengapa dia melakukan ini."

Reynand mencoba memahami situasi yang rumit ini. "Apa kita akan melanjutkan pencarian kita untuk menyelamatkan teman-temanmu?"Zephyr mengangguk tegas. 

"Ya, kita tidak punya waktu untuk terus bertarung di sini. Teman-temanku masih dalam bahaya, dan kita harus menemukan mereka secepat mungkin."

Setelah pertarungan singkat dengan Zenith, Zephyr merasa semakin tertekan oleh ketidakpastian situasi. Dia tahu bahwa Zenith adalah bagian dari masa lalunya yang kelam, dan pertemuan ini membuka banyak pertanyaan tanpa jawaban. Namun, satu hal yang pasti, dia harus menyelamatkan teman-temannya yang masih ditawan.

Ketika mereka tiba di depan sel, banyak sekali penjaga disana yang menghadang mereka berdua. Shazmeen yang lemah dan terikat dengan tali melihat Zephyr dengan mata yang penuh harapan. "Zephyr," bisiknya dengan lemah. "Kaaa Zephhh...." Teriak Synthia

Zephyr dengan tenang dan dingin memberikan ultimatum kepada para penjaga. "Ku peringatkan pada kalian...aku sampai sini bukan tanpa alasan dan aku sampai disini tidak dengan menumpahkan darah, pergilah kalian maka aku akan mengampuni nyawa kalian semua."

Para penjaga tersebut terkejut melihat kedatangan Zephyr. "orang ini dia bisa sejauh ini..pasti teman-teman kita yang lain dibantai oleh mereka berdua." Tanya seorang penjaga kepada yang lainnya. 

Tiba-tiba salah seorang penjaga menyerang Zephyr terlebih dahulu, dengan mata yang dingin dan keputusan yang tegas, Zephyr tidak memberikan kesempatan kepada para penjaga. Dalam sekejap, dia mulai bertindak.

Dengan kecepatan yang luar biasa, Zephyr meluncur di antara para penjaga seperti bayangan. Tidak ada yang bisa mengikutinya, bahkan melihat gerakannya. Dalam hitungan detik, para penjaga jatuh satu per satu.

Dia menggunakan keterampilan bertarung yang luar biasa, mengalahkan setiap penjaga dengan gesit dan akurat. Mereka tidak memiliki kesempatan untuk membalas serangan Zephyr yang mematikan. Sebentar lagi, sel itu menjadi penuh dengan keheningan, selain suara napas berat para penjaga yang terkapar di lantai.

Shazmeen, yang awalnya lemah dan tak berdaya, hanya bisa menonton dengan terkejut. Zephyr, yang dalam sekejap bisa menjadi badai kehancuran. Zephyr lalu menuju kearah Shazmeen dan yang lainnya terlihat hanya Synthia yang masih kuat bertahan sedangkan yang lainnya lemas tak berdaya.

Zephyr tersenyum lembut. Dia meraih tangan Shazmeen yang terikat. "Aku di sini nyonya, Shazmeen. Aku disini bertugas menyelamatkanmu nyonya," ucapnya. Shazmeen tersenyum lalu tak sadarkan diri.

Di siang bolong setelah berhasil membebaskan Shazmeen, Shazia, dan Synthia, Zephyr dan Reynand berusaha untuk melarikan diri dari Ardalivia bersama mereka. Mereka berdua tahu bahwa waktu adalah kunci, dan mereka harus keluar dari wilayah yang berbahaya ini secepat mungkin. 

Dengan Shazmeen di pelukannya dan Reynand menggendong Shazia, Zephyr berbicara dengan cepat, "Kita harus mencari jalan keluar yang aman. Reynand, apakah kau tahu jalan terbaik untuk meninggalkan Ardalivia?"

Reynand memandang sekelilingnya, mencoba untuk mengingat rute yang paling aman. "Ada jalan kecil di sebelah timur sini yang kurasa aman. Kita harus menuju ke sana."

Mereka mulai bergerak dengan cepat, menyelinap melalui jalan-jalan gelap dan menyusuri lorong-lorong sempit. Shazmeen yang masih lemah tetapi bersyukur berbicara dengan Zephyr, "Terima kasih, Zephyr. Kau telah menyelamatkan kami."

Saat perjalanan pulang Shazmeen sempat tersadar dan pada akhirnya ia harus tertidur karena ia benar-benar lelah. Zephyr menatap mata Shazmeen. "Terimakasihnya lain kali saja....kau itu saat ini sedang tidak baik-baik saja bodoh."

Sementara itu, Reynand dan Shazia juga memiliki percakapan mereka sendiri. Shazia berkata, "aku tidak tahu apa yang akan terjadi jika kalian tidak datang untuk menyelamatkan kami."

Reynand tersenyum lembut. "Kau tidak perlu khawatir lagi. Kami akan membawa kalian keluar dari sini dengan selamat."

Synthia, yang selama ini diam, akhirnya berkata, "Terima kasih kak."

Di sore hari mereka berlima memutuskan untuk beristirahat di sebuah Goa di dalam hutan perbatasan Desa Ardalivia. Setelah seharian berjalan, tubuh mereka merasa lelah, terutama Reynand yang sepanjang perjalanan menggendong Shazia.

"Hrrrgghhuuuaaaahh... capek sekali ya..." keluh Reynand sambil mengatur nafasnya.

Namun, Shazia dengan senyuman manisnya berkata, "Tidak apa-apa, Goa ini akan menjadi tempat yang sempurna untuk beristirahat."

Sementara itu, Zephyr melihat keadaan yang lainnya, dia berkata, "Hari sudah mulai malam, kita harus mencari makan untuk mereka, Rey."

Reynand dan Zephyr sepakat untuk pergi mencari makanan. Mereka membawa senjata berburu dan keluar dari goa untuk memulai pencarian. 

Saat mereka berjalan melalui hutan yang gelap, Zephyr berkata, "Kita bisa mencoba berburu rusa atau ikan di sekitar sini. Kita butuh daging segar untuk mereka."

Reynand mengangguk setuju, "Baik, aku akan memimpin. Kamu bisa mengawasi di belakang dan siap sedia jika ada bahaya."

Saat sedang mencari makanan dan mengumpulkan air serta kayu bakar, mereka berdua menemukan sungai yang mengalir tidak jauh dari goa tempat mereka, "Zeph lihat ada ikan disitu.." 

Jleeebb 

Ikan itu berhasil ditembak menggunakan Kaca tajam milik Reynand, hingga akhirnya ia mendapatkan 7 ekor ikan. disisi lain Zephyr sedang mengambil air dan memungut kayu bakar. Sabaran petir terjadi tepat di depannya, yang membuat matanya buta sementara disaat itu ia melihat bayangan samar-samar, setelah sambaran itu terjadi.

Selanjutnya.....