Hiruk pikuk karnaval yang semakin malam, semakin ramai pengunjung kita diperlihatkan Zephyr dan yang lainnya.
Ketika mereka berjalan melewati wahana permainan, Veyly, salah satu teman Zephyr dari masa kecilnya, tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Zephyr, kau selalu terlihat begitu keren. Bagaimana caranya kau tetap santai seperti itu di setiap situasi?"
Zephyr tersenyum tipis, "Aku hanya tidak tahu bagaimana cara mengekspresikan itu semua, semua terlihat hampa tak berguna."
Rendra, yang selalu mencoba untuk meniru gaya Zephyr, berbicara sambil menunjuk ke arah Zephyr, "Tapi lihatlah, kau bisa sesantai dan sekeren tapi semua wanita tertuju padamu, mereka bahkan terlihat senang bahkan melihat mu dari jauh!"
Tento, yang selalu ceria, tertawa, "Aku pikir kita semua ingin seperti Zephyr. Tapi ingatlah, setiap dari kita punya daya tarik tersendiri."
"Sheeeesssh, kau itu teman ku yang paling pintar, nto." Zephyr memuji Tento
Shazmeen, yang duduk di dekat Zephyr, tertarik untuk ikut berbisik padanya, "Tapi, Zephyr, apa yang membuatmu seperti sekarang ini?"
Zephyr melihat Shazmeen sejenak sebelum menjawab, "Seringkali perasaan terhadap seseorang membuatmu sulit untuk fokus dalam ambisimy. Tapi disaat yang bersamaan aku ingin bersama teman-temanku, aku ingin menikmati momen-momen berharga seperti ini."
Cayothe, yang sudah lama mengenal Zephyr, mengangkat bahu, "Zephyr masa lalumu sudah berakhir lama banyak orang disini mencintaimu dan peduli denganmu."
Sementara itu, Shazia dan Synthia, kakak dan adik perempuan Shazmeen, diam-diam berbicara tentang Zephyr. "Dia benar-benar tampan, bukan kak?" ujar Shazia dengan mata berbinar.
Synthia setuju, "Iya,aku tidak menolak untuk hal itu terlebih lagi lihat cara dia berbicara dengan begitu tenang dan bijaksana. Aku yakin banyak wanita yang terpikat olehnya."
Shazia tertawa pelan, "Kita beruntung menjadi temannya. Tapi sepertinya hatinya sudah ditempati oleh seseorang."
Zephyr dan teman-temannya terus menikmati malam yang menyenangkan. Mereka mencoba semua wahana permainan, membeli jajanan karnaval, dan menikmati pertunjukan musik dan tarian yang ada di panggung utama.
Disela-sela obrolan Lina datang mengajak Zephyr untuk berkeliling karnaval di malam hari, "Zeph kamu mau ikut kami ga?kita jalan-jalan melihat karnaval." Lina mengajak Zephyr.
Saat Lina mengajak Zephyr untuk berkeliling karnaval di malam hari, Shazmeen dengan cepat mencoba untuk ikut serta. Tampaknya dia tidak ingin melepaskan Zephyr begitu saja.
Shazmeen segera memotong: "Aku ikut..."
Zephyr, yang biasanya cuek, merasa sedikit terkejut oleh tindakan Shazmeen.
Dalam hati, dia bertanya-tanya mengapa Shazmeen, yang biasanya menyebalkan, tiba-tiba ingin ikut bersamanya dan yang lainnya.
"Zeph sebaiknya kamu ikut bersama mereka sudah, kau juga harus mencari teman baru bukan?" Ungkap Hana
Zephyr merasa agak terpaksa, tetapi dia akhirnya setuju. Saat berjalan di sepanjang karnaval, Zephyr merasa risih dengan kehadiran orang yang baru pertama kali bertemu dengannya dan tampaknya ingin menjadi akrab.
Shazmeen mencoba memulai percakapan dengan Zephyr, tetapi reaksinya tetap dingin dan cuek.
"Zephyr, karnaval ini benar-benar seru, ya?"Shazmeen membuka obrolan dengan ramah, tetapi tidak mendapatkan respon dari Zephyr.
Zephyr hanya melihat Shazmeen dengan tatapan dingin dan singkat sebagai tanggapan.
Lina, di sisi lain, terlihat sangat bersemangat dan berbicara dengan antusias kepada Zephyr. "Zeph, mari kita coba permainan menembak ini. Aku akan mengalahkanmu, jangan takut!" Lina mengajak Zephyr bermain.
"Aku menjadi siswi dengan perolehan melempar dart terbaik disekolah lhoo" Ucap Lina memerkan dirinya.
'Orang ini... dia benar-benar mencoba bersaing denganku, ya?' Gumam Shazmeen jengkel dengan ucapan Lina.
"Yaa...mbak...mbak...mas...mas ingin mencobanya melempar dart ini dan dapatkan hadiahnya" Ucap pedagang itu.
"Beli sepuluh pak...." ucap Lina
"Beli delapan pak..." ucap Shazmeen, 'cih dia membeli sepuluh dart untuk mengenai 6 dart itu, heeh payah' gumam Shazmeen.
Mereka melemparkan dart itu masing masing dari sepuluh dart lina berhasil memecahkan tiga sementara itu Shazmeen memecahkan empat balon, "yeay" ucap Shazmeen
"Pak beli empat dart" ucap Zephyr,
*Shiuuuush* Shiuuuush* Shiuuuush*
*DuaaarDuaaarDuaaar*
ntah bagaimana caranya Zephyr mampu memecahkan enam balon itu dengan menggunakan tiga dart saja, pedagang itupun kaget dengan kemampuannya bahkan orang disekitarnya yang melihat Zephyr terkagum-kagum dibuatnya.
Sisa satu dart lagi, Zephyr memandangi ujung tajam dart itu dan langsung melemparkan kearah kepala pedagang itu dan mengenai balon yang ada diatas kepalanya.
*Duaaar*
Seketika penjual itu kaget karena balon yang ada diatas kepalanya juga menjadi sasaran Zephyr, Lina dan Shazmeen semakin kesemsem dengan Zephyr.
"Hh..eee..baaatt" Lina terpukau karenanya
"Zephh yang tadi itu keren" Shazmeen tidak mau kalah.
Karena pertunjukan yang dipertontonkan oleh Zephyr tempat penjual itu menjadi ramai serta Zephyr mendapatkan sebuah hadiah boneka besar, namun ia meminta dua boneka yang kecil saja karena repot membawanya.
Zephyr mendapatkan sebuah hadiah boneka besar sebagai penghargaan, tetapi dia meminta dua boneka yang lebih kecil karena lebih praktis dibawa.
Zephyr: "Sepertinya cukup dua boneka yang kecil ini."Zephyr memberikan dua boneka kecil itu kepada Lina dan Shazmeen, yang semakin terpesona olehnya.
Mereka berdua bersama dengan teman-teman lainnya mencoba banyak permainan di karnaval, termasuk menebak susunan kartu. Zephyr, yang biasanya cuek, mampu menebak susunan kartu dengan sempurna bahkan setelah kartu itu diacak berkali-kali. Keterampilan Zephyr dalam permainan ini semakin memukau Lina dan Shazmeen.
Mereka semakin kelelahan karena sudah mencoba berbagai mainan dan wahana tapi tetap saja Zephyr tidak memedulikan mereka berdua, Zephyr memutuskan untuk meninggalkan mereka berdua sebentar di bangku karnaval "hei, menurutmu bagaimana si Zephyr itu?" Tanya lina.
"Aku masih belum tau banyak tentang dirinya, awal pertama kali bertemu dia benar-benar sangat dingin, bahkan lemari es saja kalah dinginnya dengan dirinya." Ujar Shazmeen , "sepertinya ada sesuatu di masa lalunya yang membuatnya seperti ini." Sambungnya.
Sementara itu
Kita diperlihatkan sebuah desa yang luluh lantah, kebakaran dimana-mana, mayat berhamburan desa itu menjadi desa mati karena serangan sekelompok orang Ardalivia.
Tolong..... tolong....tolong kami
Jeritan dan teriakan minta tolong terdengar sebelum hancurnya desa itu.
Sssreeeettttt...
Zzzlaaaap.....
"Tolong-tolong ampuni kami tuan....kami sungguh tidak tahu bagaimana caranya membayar jatah harian, kepada kalian tuan....tolonglah kasihanilah kami..." ucap seorang wanita sudah berlumuran darah.
Beralih ke Karnaval
Ketika malam semakin larut, Shazmeen dan Lina yang merasa lelah memutuskan untuk duduk-duduk di bangku sambil berbicara. Shazmeen memandang ke arah Zephyr yang sedang asyik bermain permainan pemanah di dekat sana.
Lina menyadari tatapan Shazmeen, "Kamu nampaknya sangat dekat dengan Zephyr, Shazmeen."
Shazmeen tersenyum, "ha....ti..ti...dak ah, tidak aku sama sekali tidak dekat dengannya aku hanya saja penasaran dengan sosok Zephyr."
Lina tertarik, "kau, boleh membohongi ku tapi kau terlihat seperti tak pandai berbohong ya , hahaahah, lalu, bagaimana perasaanmu terhadapnya?"
Shazmeen memerah, "Aku tidak tau, di hanya saja orang paling menyebalkan yang pernah kutemui"
Lina memberikan senyuman penuh makna ia tahu bahwa Shazmeen sedang berbohong terhadap dirinya sendiri, "Kamu tahu, terkadang kita harus mengambil risiko untuk mendapatkan apa yang kita inginkan." Dan Lina pun meninggalkan Shazmeen di sana.
Zephyr menghampiri Shazmeen dengan ekspresi datar yang khasnya. Ia memberikan sebuah es krim kepadanya tanpa banyak bicara dan pergi begitu saja. "hoi, ini" Zephyr memberikan sebuah ice cream kepada Shazmeen.
"Hah.....apaa...seorang Zephyr Thornhart memberikan ku ice cream uttutututu...cocweeet." Cayothe mendengar penjelasan Shazmeen kalau dia baru saja menerima ice cream dari Zephyr.
Tetap seperti biasanya dia tidak mempedulikannya, puncak kemeriahan karnaval itu diakhiri oleh pesta kembang api mereka semua bersorak-sorai dengan gembira, terkecuali Zephyr yang hanya memandanginya tanpa mengaguminya.
Malam itu berakhir dengan tawa, cerita, dan kenangan indah. Zephyr dan teman-temannya pulang dengan hati yang penuh kebahagiaan, membawa ingatan indah dari karnaval yang mereka nikmati bersama.
Di pagi harinya mereka semua benar-benar kelelahan sampai-sampai Kennan dan Zephyr tertidur di ruang tamu, mereka tidur seperti beruang madu, lucu tetapi menyeramkan.
Mereka bedua sangat terlelap kelelahan karena karnaval semalam dan juga tepat satu bulan Shazi dan adikknya berada di rumah Tante Hana, mereka harus pulang kerumah mereka untuk menemui orang tua mereka yang sudah lama pergi.
Terlihat Shazmeen dan Tante Hana memasak masakan untuk sarapan mereka semua, Wangi harum masakan mereka berdua tercium oleh Kennan yang awalnya tertidur pulas langsung sumringah walau tetap tertidur mencium baunya.
*Jeduaaakkkk.*
"Errgghhh, sialan" Zephyr meringis kesakitan, karena kepalanya tertendang kaki Kennan yang sedang tertidur, Zephyr lalu terbangun, berdiri dan menginjak perut Kennan "Woiiiii, cepat bangun, kau sialan," ucap Zephyr dengan nada kesal.
"Eerrghhhhhhh..."Kennan benar-benar meringis kesakitan. Hingga tak bisa berkata-kata.
"Oi, Zeph, caramu membangunkan itu benar-benar bisa membuat orang mati brengsek," ucap Kennan sambil memegangi perutnya yang terasa sakit.
"Sebaiknya kau mengatakan ucapanmu itu terhadap dirimu sendiri, Kennannnn... bodoh!"
Zephyr berjalan keluar.
Di meja makan Hana telah menyiapkan makanan yang terlihat sangat enak, walaupun makanan itu sederhana.
Mereka semua sarapan di meja makan itu bersama momen kehangatan pun terlihat disana terlebih lagi saat Zephyr memuji masakan yang dia kira dibuat oleh Bibi Hana ternyata masakan itu dibuat oleh Shazmeen.
"Hummmm...enak, makanan ini, aku baru pertama kalinya melihat makanan ini dan ini aku sangat menyukainya ,bi" ucap Zephyr.
"Siapa dulu..dong yang masak Shazmeen" Hana sambil tersenyum mengatakan pada Zephyr.
Seketika Zephyr berhenti mengunyah, Shazmeen membalas senyuman Hana dengan malu-malu. "Iya, aku yang memasaknya, Zephyr. Ternyata kamu suka, huh?"
Zephyr mengangguk, masih agak tercengang oleh penemuan ini. "enak. Tak kusangka perempuan seperti mu memiliki kelebihan juga ya." Shazmeen memerah wajahnya mendengar itu.
Cayothe, yang duduk di seberang meja, tidak bisa menahan tawa. "Kamu tahu, Zephyr, Shazmeen ini bukan hanya cantik, tapi juga pintar memasak. Kamu harus bersyukur, dia bisa memanjakan lidahmu dengan masakan yang lezat.
"Shazmeen tersipu malu oleh pujian itu. "Jangan terlalu berlebihan, Cayothe. Ini hanya masakan sederhana dan ini merupakan masakan perpisahan untukku."
"Perpisahan katamu?" Kenan heran dengan ucapan Shazmeen. "Ya kita akan pulang hari ini sudah satu bulan kami disini terimakasih atas semuanya dan seharusnya ayah, ibu sudah pulang.
*Gubraakkkk.*
seseorang membuka pintu dengan membantingnya, Hana segera mengeceknya ternyata itu Franklint yang sudah lama sekali meninggalkan dirinya dan anak-anak, Franklint sering kali menyakiti Hana dan anak-anak.
Franklint dalam keadaan mabuk langsung masuk kedalam rumah dan teriak-teriak " aaayah" ucap Cayothe.
Hana berusaha menghadang Franklint, berusaha menjaga anak-anaknya dari lelaki itu, tetapi Franklint justru semakin marah. Dia menampar Hana dengan keras, membuatnya terjatuh.
Franklint masih marah, mengejar Hana yang berusaha melindungi anak-anak. Dia mendorong Hana dengan kasar, membuatnya jatuh. Anak-anak, termasuk Cayothe dan Shazmeen, merasa takut dan cemas.
Melihat Zephyr tidak seperti yang lain, ia melihat Zephyr tidak ketakutan lalu menggebrak meja makan tepat Zephyr berada.
*braakkkk....*
Sontak semua orang disana tambah ketakutan dibuatnya. "Hoiii, cecunguk muda.." kata Franklint terhadap Zephyr, namun Zephyr menghiraukannya, hal itu membuat Franklint kesal berani-beraninya dia menghiraukan dirinya.
Kaos yang digunakan Zephyr ditarik dan diangkat oleh Franklint, Zephyr menanggapinya dengan tatapan tajam dan dingin, seolah-olah diakan membunuhnya.
"Oi berani sekali kau menghiraukan perkataanku bocah.." Franklint dengan nada tinggi kepada Zephyr.
* Sheeeetttttt *
* Duaaaakkkkkkkk * Gubrakkk....*
Dengan sangat cepat, bahkan sulit dilihat oleh mata Kaki Zephyr melayang megenai tepat kepala Franklint hingga tak sadarkan diri sementara.
"Cihhhh...mulutmu itu sangat bau, bego" ucap Zephyr sambil melihat kearah Franklint yang tak berdaya itu. Saat Zephyr berbalik arah Franklint berdiri dan ingin memukul Zephyr dari belakang.
*Duaaakkkkk*
Zephyr menendang tepat dibawah dagu Franklint yang membuat, Franklint semakin sempoyongan. Terlihat telinga dan dagu Franklint berdarah dibuatnya.
"Oi orang tua bodoh, keluar kau...cecunguk tak pantas berhadapan dengan ku." Ucap Zephyr dengan Dingin, "mulutmu itu bau naga bodoh, kau ini benar orang tua atau bukan?" Tambah Zephyr.
Mereka yang disana terdiam, terpukau melihat aksi heroik zephyr. "Cukup, Franklint," kata Hana dengan suara yang penuh wibawa, "Kau tak punya hak lagi untuk menyakiti kami. Pergilah."
Cayothe, Shazmeen, dan yang lainnya menyatakan kekaguman mereka kepada Zephyr. "Kau benar-benar keren, Zephyr!" ucap Shazmeen tanpa sengaja mengucapkan nya karena ia mengagumi Zephyr.
Cayothe dan yang lainnya juga mengekspresikan terima kasih mereka pada Zephyr atas tindakannya yang heroik. Mereka menyadari bahwa di balik lapisan dingin dan cueknya, Zephyr adalah seseorang yang siap melindungi keluarganya tanpa ragu-ragu.
Namun, yang paling terkesan adalah Hana. Dia mendekati Zephyr dengan penuh rasa terima kasih di matanya. "Zephyr," katanya dengan lembut, "aku tidak tahu bagaimana mengucapkan terima kasih yang cukup untuk apa yang telah kau lakukan. Kau adalah bagian dari keluarga ini, dan itu berarti segalanya bagiku."
Ketika mereka semua selesai dengan sarapan, Zephyr merasa ingin menghabiskan beberapa saat di luar. Dia pergi ke taman belakang rumah, duduk di bawah pohon, dan membiarkan dirinya merenung. Di dalam dirinya, ada rasa kehangatan dan kebahagiaan yang muncul, meskipun dia tidak selalu mengekspresikannya.
Shazmeen melihat Zephyr duduk sendirian di bawah pohon, dan dengan perlahan mendekatinya. Dia membawa jaket yang baru saja dibelinya di karnaval dan sebuah kalung yang memiliki huruf S dan Z yang samar-samar terlihat. Shazmeen ingin memberikannya pada Zephyr sebagai tanda terima kasih atas perlindungannya.
Di bawah pohon yang rindang, Shazmeen memberikan jaket dan kalung pada Zephyr. Tapi kali ini, dia ingin momen ini menjadi lebih romantis. Shazmeen tersenyum dan dengan lembut mencopot jaket Zephyr yang sudah dia kenakan.
"Zephyr, biarkan aku membantumu mengenakan jaket ini," ucap Shazmeen dengan lembut, seolah-olah momen ini adalah sesuatu yang sangat istimewa.
Zephyr, yang biasanya cuek dan tak peduli, kali ini membiarkan Shazmeen membantu mengenakan jaketnya. Dia merasa hatinya berdebar lebih cepat dari biasanya.
Setelah jaketnya terpasang, Shazmeen mengambil kalung dengan huruf S dan Z yang samar-samar terlihat. "Dan ini, Zephyr..." Shazmeen mendekatkan dirinya ke Zephyr, sehingga wajah mereka hanya berjarak beberapa sentimeter. "Kalung ini adalah tanda terima kasihku, tapi juga sebagai cara untuk mengenang momen-momen indah yang sudah kita lewati bersama."
Zephyr bisa merasakan denyut nadi yang semakin cepat dalam dadanya. Dia menatap Shazmeen dengan intens, matanya menunjukkan perasaan yang lebih dalam daripada kata-kata yang bisa diungkapkannya.
Shazmeen dengan lembut memasang kalung itu di leher Zephyr, dan saat tangannya menyentuh kulit Zephyr, keduanya merasakan aliran yang tak terungkapkan. Kalung itu menjadi ikatan mereka, lebih dari sekadar tanda terima kasih.
"Hmm, makasih untuk hadiahnya Shaz" bisik Zephyr dengan suara serendah hati. Dia merasa seakan-akan dunianya berhenti.
Wajah Zephyr dan Shazmeen berdekatan karena Saat itu Shazmeen mengenakan Kalung itu dari depan, lalu Shazmeen tersenyum, "simpan ini baik-baik ya...aku akan merindukanmu Zeph."
Zephyr salting habis dia tak biasanya seperti itu, dia seperti kehilangan kesadaran dan dia mengingat Saat ibunya dulu mengenakan kalung padanya.
Seketika Zephyr melihat wajah ibunya pada diri Shazmeen, "...tee..rimakasih sekali lagi untuk ini Shaz.." Zephyr berdiri dari duduknya, "Kalau kau membutuhkanku, aku pasti akan membantumu, aku janji itu." Sontak mendengar perkataan Zephyr itu, membuat Shazmeen melayang dan memerah wajahnya.
"Aku dengan senang hati membantumu, nyonya." Zephyr mengatakan sambil berjalan pergi. Shazmeen semakin salting tak tertolong
Tetapi Shazmeen juga merasa campur aduk karena dia tahu bahwa hubungan mereka masih rumit. Meskipun Zephyr telah menunjukkan perasaannya, dia tetaplah Zephyr, seorang pria dengan banyak rahasia dan luka yang belum terungkap.
Siang yang terik itu menjadi saat yang penuh emosi bagi Shazmeen, Shazi, dan Synthia karena mereka akan berpisah dengan Zephyr, Hana, Cayothe, dan Kennan. Mereka telah berbagi banyak momen indah selama liburan musim panas ini, dan sekarang saatnya untuk kembali ke kehidupan mereka masing-masing.
"Zeph," ucap Shazmeen dengan lembut, "aku sangat bersyukur telah menghabiskan waktu ini bersamamu. Kau tahu, aku merasa lebih kuat dan lebih berani karenamu."
Shazi dan Synthia juga berbicara dengan Hana, Cayothe, dan Kennan.
Mereka mengungkapkan terima kasih atas keramahan dan kehangatan yang mereka terima selama liburan ini.
Kennan yang biasanya cuek bahkan memberikan senyuman tipis sebagai tanda perpisahan.Setelah berbicara sebentar, mereka semua mulai bersiap-siap untuk berangkat.
Tas-tas mereka sudah siap di dekat mobil yang akan membawa mereka pulang. Shazmeen, Shazi, dan Synthia berpelukan dengan Zephyr, Hana, Cayothe, dan Kennan.
"Jangan lupa untuk selalu mengunjungi kami," ucap Hana kepada mereka dengan senyuman hangat."Kami pasti akan merindukan kalian," tambah Cayothe.
Setelah perpisahan yang emosional, mereka semua naik ke dalam mobil. Zephyr, dengan ekspresi yang masih dingin, tetap berdiri di luar mobil untuk memberi mereka pamit terakhir.
Shazmeen menatapnya dengan mata berkaca-kaca."Ingatlah janji kita, Zeph," ucap Shazmeen dalam hati dengan tulus.
Sepanjang perjalanan Shazmeen benar-benar memikirkan Zephyr, "Cieeee, awalnya kesel sama orang itu, sekarang malah tak bisa jauh darinya.." Synthia mengejek. "Hmmm, gak ko." Sanggah Shazmeen.
Saat sudah hampir sampai mereka terkejut desa mereka hancur dan terbakar bahkan tak ada yang tersisa, Shazia yang melihat itu menangis sejadi-jadinya "Apaa...yang terjadi...kenapa semua ini?" Mereka semua bergegas untuk ketempat rumah mereka dan alangkah terkejutnya mereka rumah yang penuh kenangan itu harus rata dengan tanah.
Mayat manusia dimana-mana, namun yang ia herankan lagi, tempatnya itu seperti habis diserang oleh sekelompok orang.
Tetapi sebelum mereka bisa menyelidiki lebih lanjut, tiba-tiba seseorang yang tidak dikenal muncul dan dengan cepat menutupi wajah mereka bertiga, menyebabkan mereka pingsan tanpa bisa berbuat apa-apa.
Dalam kegelapan kesadaran mereka yang mendalam, pertanyaan tentang siapa yang telah menghancurkan desa mereka dan apa yang akan terjadi selanjutnya terus menghantui pikiran mereka.