Chereads / Fallen Orions Tales / Chapter 13 - Chapter 9 - Rapat Kilat

Chapter 13 - Chapter 9 - Rapat Kilat

10 anggota Fallen Orions sedang berada di sebuah ruangan. Mereka duduk di kursi masing-masing, mengitari meja bundar, sedang bersiap untuk melakukan diskusi. Ada 2 buah kursi yang masih kosong disana, yaitu kursi milik ketua guild, dan kursi milik Eevenyx. Mereka saling bertanya mengenai apa yang terjadi, tapi Army, Shiro, Saki, dan Rikka masih belum memberitahunya. Mereka menegaskan kalau berita akan disampaikan ketika Eevenyx sudah sampai.

Tak berapa lama kemudian, pintu ruangan tersebut terbuka, dan terlihat seseorang yang berjalan masuk.

"Semua sudah disini?" Eevenyx masuk, dan menutup kembali pintunya.

Mereka semua menjawab "ya" secara bersamaan, dan Eevenyx berjalan menuju kursinya.

Ia duduk, dan meletakan tangannya di meja. Ia melihat kearah Army, Shiro, Saki, dan Rikka, untuk memastikan apakah sudah aman untuk memberitahu mereka semua. Mereka berempat mengangguk, mengkonfirmasi bahwa Eevenyx sudah bisa memberikan informasinYa. Ia kemudian berdiri dari tempat duduk sambil meletakan tangannya di meja.

"Ardent tidak sadarkan diri, dan kami tidak tahu apa penyebabnya. Beberapa cara sudah dicoba, tapi semua tidak membuahkan hasil. Sebagai catatan, tidak ada tanda-tanda anomali dalam tubuh Ardent."

Ucapan Eevenyx membuat seluruh anggota lain di terkejut. Mereka siap untuk mendapatkan kabar buruk, tapi tidak dengan kabar yang seburuk ini. Ardent yang dikenal sangat hebat bisa dibuat tidak sadarkan diri, entah musuh sekuat apa yang akan mereka hadapi, begitulah likiran mereka saat ini.

Ashborn mengangkat tangannya untuk bertanya. "Apakah ada petunjuk yang telah kalian temukan?"

Shacchi juga ikut menambahkan pertanyaannya. "Mungkinkah ini akibat dari sihir yang sedang ia pelajari?"

"Mungkin saja," jawab Eevenyx.

Sebelum kondisi menjadi semakin berisik, Eevenyx kembali duduk dan bertanya, "Apakah diantara kalian ada yang mengetahui hal semacam ini?"

Mereka semua kompak menjawab tidak.

"Begitu ya ... Kalau begitu, kita harus mencari tahu lebih jauh lagi," ucap Eevenyx.

Tiba-tiba, Reol mengangkat tangannya. "Kurasa aku dan Fuuko bisa mencari tahu tentang hal ini kepada si kakek tua."

Eevenyx terlihat bingung dengan kakek tua yang Reol sebut. "Kakek tua?"

Fuuko kemudian menjawab, "Ya, dia adalah penyihir yang suka bertemu dengan kami saat bertugas. Dia memang agak nyeleneh karena sudah terlalu tua, tapi pengetahuannya tentang sihir cukup luas."

Mendengar jawaban Fuuko, Eevenyx berpikir sebentar. Ia mendapatkan sebuah ide setelah mendengar ucapan Reol dan Fuuko. "Hmm, sepertinya berpencar mencari informasi adalah hal yang bagus ... "

Ia kembali berdiri, dan berkata, "kita harus berpencar mencari informasi. Apa kalian tahu dimana kalian bisa menemukan informasi? Dan ingat, kita harus cepat!"

Tan langsung mengangkat tangannya. "Aku bisa mencari informasi dari para pejabat. Mereka terkadang suka menyembunyikan informasi rahasia dari publik, jadi mungkin saja hal ini berkaitan dengan aktifitas mereka."

Eevenyx menjadi semangat setelah mendengar ucapan Tan. "Bagus! Yang lainnya bagaimana?"

Sambil melipat tangannya, Locked berkata, "Aku dan Vivi bisa menemui seseorang yang memiliki banyak informasi."

Vivien juga menambahkan, "Informasi darinya sangatlah akurat, tapi kami tidak bisa menjamin kalau ia memiliki informasi soal ini."

Ashborn kemudian ikut mengangkat tangannya. "Aku bisa mencari informasi diperkumpulan para pedagang. Banyak dari mereka merupakan petualang pedagang, jadi mungkin saja pengetahuan dapat diandalkan."

Eevenyx menganggukan kepalanya. "Ya ya, bagus!"

Sambil menumpu kepala dengan tangan kanannya di meja, Reol bertanya kepada Eevenyx. "Kau sendiri bagaimana? Apa yang akan kau lakukan."

"Sambil menjaga Ardent, aku akan menghubungi beberapa penyihir hebat yang ku kenal. Tapi aku juga meragukan pengetahuan mereka untuk hal ini."

Shacchi kemudian mengangkat tangannya, dan memanggil Saki. "Saki!"

"Ya, senior?" jawab Saki yang terkejut karena dipanggil secara mendadak.

"Apakah kau bisa memberikanku izin untuk memasuki perpustakaan kerajaan?" tanya Shacchi.

Saki berpikir sebentar dan menjawab, "Kurasa bisa, tapi akan sedikit sulit untuk mengurus izinnya."

"Tak apa. Aku sudah membaca hampir semua buku di perpustakaan kota, dan seingatku tidak ada informasi tentang hal ini."

Selagi Shacchi dan Saki berbicara, Army bertanya kepada Shiro. "Apakah kau akan mengunjungi keluarga Akane?"

"Yah, kurasa disana menyimpan beberapa informasi yang cukup penting," jawab Shiro.

Shiro bertanya balik, "Kau sendiri akan kemana?"

Army berpikir sebentar. "Kurasa aku akan bertanya kepada seseorang."

Shiro menjadi penasaran dengan seseorang yang dimaksud oleh Army. "Oh ya? Siapa dia?"

Army hanya tertawa dan menjawab, "Maaf, tapi aku belum bisa memberitahu siapa dia."

Shiro langsung memalingkan pandangannya. "Cih, bermain rahasia."

"Haha maaf, tapi aku memerlukan bantuanmu Shiro," jawab Army.

"Apa?"

"Tolong minta buatkan kristal sihir kepada Akane."

Shiro bingung dengan permintaan Army. "Kristal sihir? Untuk apa?"

Army kembali bertanya, "Kau tau kalau sihir Akane sedikit berbeda dengan sihir lainnya kan?"

Shiro mengangguk. Army pun menjelaskan alasannya.

"Aku ingin mencoba mengetahui sesuatu yang terjadi kepada Ardent dengan itu."

Shiro berpikir sebentar, menimbang-nimbang permintaan Army. "Jika itu untuk Ardent, kurasa bisa."

"Baiklah, terimakasih!"

Eevenyx kemudian menjentikkan jarinya untuk menarik perhatian dari seluruh anggota yang sedang berbicara masing-masing.

"Baiklah, karena kita harus cepat, maka aku akan rangkum hasilnya sekarang."

Sambil melihat kearah masing-masing anggota, ia berkata, "Ashborn, kau akan pergi ke perkumpulan pedagang. Tan, kau menemui pejabat kerajaan. Lok dan Vivi akan menemui orang yang dipercaya memiliki informasi. Reol dan Fuuko akan menemui kenalannya. Shacchi dan Saki akan pergi ke perpustakaan kerajaan."

Ia berhenti berbicara saat melihat Army, Shiro, dan Rikka.

"Kalian bertiga akan kemana?" tanya Eevenyx yang masih belum mengetahui kemana mereka akan mencari informasi.

"Aku akan mencari informasi di keluarga angkatku. Beberapa anggota keluarganya merupakan penyihir yang suka berpergian, jadi mungkin saja mereka memiliki sesuatu," jawab Shiro.

Rikka menjawab, "Karena aku memiliki akses bebas terhadap kediaman Ardent, maka aku akan menjaga Ardent sambil mencari informasi disana. Mungkin saja ini ada kaitannya dengan sihir yang ia lakukan, seperti kata Shacchi."

"Aku akan menemui seseorang," jawab Army dengan sangat singkat.

Fuuko tiba-tiba mengangkat tangannya dan berkata, "Tunggu!"

Eevenyx menoleh, dan bertanya, "Ada apa?"

"Kuharap kalian tidak berharap banyak dari kami berdua, karena kami tidak bisa meninggalkan tugas menjaga garis depan begitu saja."

Reol ikut menambahkan, "Kurasa kami hanya bisa memberikan informasi dari si kakek penyihir. Maaf jika kalian harus bekerja lebih keras daripada kami."

Anggota lain memahami kesibukan Reol dan Fuuko dalam menjaga garis depan. Tidak seperti yang lain, mereka berdua memiliki tugas yang diberikan langsung oleh kerajaan, sehingga tugas tersebut tidak mungkin untuk ditinggal sesuka hati. Pekerjaan di garis depan juga tidak memungkinkan mereka mendapatkan akses ke informasi yang luas, karena akan sangat jarang orang yang berada disana untuk ditanyakan.

"Ah benar ... " ucap Eevenyx.

Eevenyx kembali duduk. "Setidaknya kalian bisa bertanya kepada kakek yang dimaksud. Kuharap ia memiliki informasi yang cukup berguna."

"Jangan khawatir, kami akan tetap berusaha mencari celah saat bekerja!" ucap Reol untuk meyakinkan yang lain bahwa mereka tidak masalah untuk mencari informasi sambil bertugas.

Karena memahami kondisi Reol dan Fuuko, mereka tidak mempermasalahkan hal tersebut. Mereka hanya diam dan melihat kearah Eevenyx, menanti keputusan final yang akan ditetapkan.

Eevenyx kemudian berkata, "Baiklah, karena sudah diputuskan apa yang akan kita lakukan, maka sebaiknya kita segera bubar dan pergi."

Mereka semua pun berdiri, dan berjalan keluar dari ruangan menuju tujuannya masing-masing. Tan terlihat sedang merapihkan pakaiannya, karena ia akan mengunjungi orang penting, Saki dan Sacchi sedang membicarakan berbagai hal mengenai perpustakaan sambil berjalan keluar, Reol dan Fuuko langsung berteleportasi kembali ke garis depan, Ashborn, Locked dan Vivien sudah tidak terlihat disana, Eevenyx mempersiapkan tongkat sihirnya, dan Rikka langsung berlari dengan cepat menggunakan Twin Storm untuk kembali ke kediaman Ardent.

Saat semuanya sudah pergi, Shiro dan Army masih berjalan dengan santai di koridor. Shiro secara perlahan memperlambat langkahnya sambil melihat keluar melalui beberapa jendela yang ia lewati.

Army yang berada di belakangnya kemudian menyadari perlambatan langkah Shiro. Ia ikut memperlambat langkahnya dan bertanya, "Ada apa?"

"Aku baru ingat, kalau sekarang masih terlalu pagi untuk bertemu Akane," jawab Shiro.

Army menjadi bingung dan bertanya kembali, "Memangnya kenapa?"

"Akane masih di akademi. Kita butuh izin Ardent agar ia bisa pulang cepat."

Army juga ikut tersadar dengan hari yang masih sangat pagi. "Ah, kau benar juga. Mustahil untuk mendapat izin meninggalkan sekolah jika Ardent tidak ada."

Shiro menghela nafas. "Hah ... Kurasa aku akan menghabiskan waktu terlebih dahulu sampai sore. Kau mau ikut?"

Army menggelengkan kepalanya dan menjawab, "Aku akan langsung menemui seseorang yang kumaksud sebelumnya."

"Begitu ya ... Baiklah." Shiro berhenti berjalan di depan sebuah jendela. Ia menatap keluar jendela, mencari sesuatu yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu.

Army menepuk bahu Shiro. "Kalau begitu, aku duluan."

Sambil meningkatkan kecepatan berjalannya, Army berkata, "Jangan lupa kristal sihirnya."

Shiro menatap Army yang berjalan menjauh. "Ya, semoga beruntung menemui orang yang kau maksud."