Note : Maaf jika ada salah kata atau kata kata gak jelas.
***
Beberapa hari telah berlalu setelah kejadian itu.
Saat aku terbangun, aku menemukan diri ku berada di atas tempat tidur bayi, dan oh ya...
Mungkin ini tidak penting, tapi ternyata aku terlahir sebagai anak saudagar kaya, dan ini berada di zaman setelah kejadian perang Dunia shinobi ke dua.
'Bosan.. '
Karena aku masih bayi, beberapa hari terakhir ini aku terus berbaring di atas ranjang dan selalu melihat langit langit yang sama.
Karena itu, aku tidak bisa tidak merasa bosan setelah mengalami itu.
'Hey alpha, apa kau tidak memiliki suatu fitur yang menarik atau semacam nya. '
Sebuah layar biru kemudian muncul untuk menjawab pertanyaan ku.
[Master, anda masih belum membuka peti Hadiah legendaris]
'Peti legendaris? '
[Ya Master, saat anda beringkarnasi ke dunia ini, anda mendapatkan beberapa hadiah, di dalam peti itu anda bisa mendapatkan apapun entah itu jutsu, senjata, atau barang barang lain tergantung tingkat peti Yang di miliki Master]
Aku tercengang tentang wahyu itu, apa apaan dengan sesuatu yang gila itu, apakah kau mengatakan aku akan mendapatkan jutsu dengan membuka peti hadiah.
'Mengapa kau baru mengatakan nya saat ini jika aku mendapatkan sesuatu seperti itu. '
[Anda baru bertanya sekarang Master]
'...'
Yah, dia bener juga, jika aku bertanya kemarin aku mungkin akan mendapatkan nya lebih cepat.
'Seperti nya aku perlu mengingat kan kepekaan ku akan sesuatu di sekitar ku lagi.'
Tampa lama lama, aku mulai membuka peti hadiah yang di katakan alpha.
Sebuah layar dengan gambar peti emas kemudian muncul, yang saat kemudian gambar peti di layar kemudian terbuka.
Cirngg...
Cahaya kemudian muncul, di iringi dengan layar baru yang muncul menganti kan layar sebelum nya.
[Selamat anda mendapatkan 5,000,000 juta Poin]
'.....'
Apa ini, lima juta, bukan kah poin ini cukup untuk membeli tiket ku kembali ke bumi.
Aku sempat bertanya tanya, apakah mata ku ini bermasalah karena aku bayi, tapi setelah aku membuka dan menutup berkali kali.
Kata kata layar itu tidak berubah, yang membuat ku memancing kan mata ku dengan curiga.
'Hey, alpha, apa kau sengaja melakukan ini.'
[Apa yang Anda maksud]
'Apa lagi, ini tentang poin itu. '
[Tidak]
Mendapatkan jawaban singkat dari alpha, entah bagaimana itu membuat ku sedikit kesal.
'Heh... Begitu kah, baiklah! kau kira aku tidak akan memilih kembali, kau tahu aku tidak lama berada di dunia ini, jadi meski aku menyukai anime Naruto, tapi bumi tetap menjadi nomor satu. '
Dengan itu, saat aku hendak membuka shop dan membeli tiket kembali ke bumi.
[Misi baru :
1 Hadiah peti legendaris akan di dapat kan jika anda tidak membeli tiket ke bumi]
'....'
Sekarang aku yakin bahwa itu tadi memang di sengaja, melihat layar di depan ku.
Aku tetap tidak merubah pikiran ku, karena di bumi masih terdapat orang orang yang ku rindukan.
[Misi baru :
2 hadiah peti legendaris akan di dapatkan, jika anda tidak membeli tiket ke bumi]
Tidak tidak, meski kau memberi itu aku tetap akan...
[Misi baru :
2 hadiah peti legendaris akan di dapatkan kan, serta diskon 20% semua barang di shop akan di dapatkan, jika anda tidak membeli tiket ke bumi
(ini adalah penawaran terakhir) ]
'Hem... '
Apakah aku akan mengambil atau pulang, sebenarnya aku ingin segera pulang dan melihat anime yang baru muncul.
Tapi untuk melewat kan ini akan sayang.
'Hey alpha, aku ingin bertanya sesuatu, jika aku kembali ke bumi, apakah kekuatan yang aku dapat kan di sini, dapat ku gunakan di bumi. '
[Ya]
'Baik! aku tidak akan kembali, tapi ngomong ngomong alpha, apa kau tidak memiliki fitur lain yang kau miliki. '
[Fitur? ]
'Ya seperti penyimpanan di game atau semacam nya. '
[Jika anda berkata seperti itu, saat ini anda dapat membuka tiga fitur utama yaitu fitur 'Shop' 'Misi' dan 'Status anda']
Aku mengerutkan kening karena mendapatkan perkataan yang aneh bagi ku.
'Tunggu apa kau mengatakan fitur untuk saat ini? Jadi apakah kau mengatakan aku bisa mendapatkan fitur baru di masa depan?! '
[Ya jika anda semakin kuat]
'Okee... Baik kalau begitu. '
Tampa berlama lama aku mulai melihat ke layar yang baru muncul di depan ku, itu adalah layar yang menunjukkan bahwa misi yang ku lakukan telah selesai.
'Alpha, buka lah satu peti legendaris yang aku dapat kan sebelum nya. '
[Baik Master]
Dengan itu, pemandangan yang sama saat layar yang milik gambar peti terulang lagi.
Tapi bukan poin yang muncul di peti itu seperti sebelumnya, melainkan sesuatu yang saat aku membaca tulisan di layar yang baru muncul.
Umpatan tampa sadar ku lontar di kepala ku karena hadiah yang baru ku dapat kan.
[Selamat anda mendapatkan Kekkei genkai elemen kristal]
'Sial, apa apaan dengan atribut luar biasa ini, bukan kah ini milik Guren. '
Guren dia adalah seorang wanita bawahan Orochimaru sekaligus wadah yang di inginkan Orochimaru sebagai tubuh nya setelah sasuke dan kimimaro.
Dengan dirinya yang dapat mengeluarkan jutsu kristal.
Dia bahkan dapat melawan biju ekor tiga untuk waku lama, dan bahkan mengalahkan nya untuk sementara.
Itu juga di sebutkan bahwa Elemen kayu bahkan tidak bisa menembus pertahanan Kekei genkai elemen kristal.
Lalu tidak hanya itu saja, mata sharingan yang terkenal dapat menyalin jutsu lawan bahkan tidak bisa menyalin ini.
Karena itu, Orochimaru pada satu titik menginginkan nya untuk dirinya sendiri.
'Hay alpha, apakah ini di perbolehkan, maksud ku... Apakah bisa mendapatkan atribut seperti ini dari peti. '
[Ya ini di perbolehkan, karena ini juga ada di sistem shop]
'Hah!! Benarkah. '
Dengan penasaran aku melihat shop dan menang benar, selain elemen kristal es, di sana juga ada elemen dasar seperti api, air, tanah, angin, listrik dan elemen lain seperti es dan magma.
'Aku tidak sabar untuk menjadi besar, hey sistem apakah di sini tidak ada fitur untuk mempercepat waktu. '
[Tidak]
'Sudah ku duga.'
Aku sedikit kecewa melihat itu, tapi aku tetap senang saat aku memikirkan aku bisa sekuat madara, sasuke atau naruto di masa depan.
[Master]
'Ya, apa itu? '
[Anda masih belum membuka peti satu nya]
Mendapat itu aku mengangkat alis, karena kegembiraan ku sebelum nya, aku melupakan peti satu nya.
Jika saja aku tidak di ingatkan Alpha, aku mungkin sudah melupakan nya, seperti nya aku harus dengan serius meningkatkan kepekaan sekitar ku.
'Alpha, cepat buka peti satu nya. '
[Baik]
Setelah itu, pandangan peti terbuka terulang lagi… hingga pada akhirnya sebuah layar yang menunjukan isi peti itu muncul.
[Selamat Anda mendapatkan jutsu Limbo]
"...."
Apa ini? Limbo.. Apakah itu sebuah bahan habis pakai atau semacam sampah.
[Tidak, itu adalah salah satu jurus milik Madara yang dalam mode Abu abu]
'Abu abu? Maksud mu mode jubi?! Hem... Coba ku ingat lagi, apa ada hal seperti itu. '
Karena anime naruto di bumi telah tamat lumayan lama, alhasil aku melupakan beberapa hal, itu termasuk jurus Limbo ini.
Apakah madara memang memiliki itu, dan juga mengapa jurus itu mirip dengan kata limbah.
Saat aku terus mencari cari di lautan pikiran ku, aku akhirnya menemukan apa yang aku cari.
'Ah ya benar! Jurus itu, bagaimana aku bisa melupakan jurus yang menyebalkan itu. '
Seperti kage bunsin naruto, tapi jurus ini yang membedakan nya adalah dia tidak bisa di lihat atau juga di serang.
Hanya beberapa cara saja yang dapat melukai Klon Limbo itu.
Karena itu, saat aku mendapati jurus kuar biasa ini, aku tidak percaya.
'Hey alpha, untuk sebelum nya aku tidak mempermasalahkan nya, tapi apakah ini benar benar boleh untuk ku, kau tahu kan aku tidak memiliki mata rinengan untuk bisa menggunakan jurus ini. '
Sebuah layar biru seperti biasa muncul dan menjawab ku.
[Tidak masalah, karena anda tidak memiliki mata rinengan, klok yang dapat di panggil hanya satu, dan juga anda tahu sendiri bahwa jurus ini tidak bisa di gunakan terus menerus]
'Hem... Ya, kau benar juga. '
Jika aku bisa mengeluarkan 4 klon seperti madara, maka itu akan merusak keseimbangan kekuatan di dunia ini.
Madara dapat mengeluarkan 4 klon karena dia memiliki dua mata rinengan, oleh karena itu.
Jika aku yang tidak memiliki mata rinengan dapat menggunakan ke empat empat nya, maka itu akan sangat bermasalah.
'Meski begitu itu tetap membuat ku senang, dengan ini, saat musuh ku lengah aku dapat melukai mereka, atau jika aku dalam serangan musuh, maka aku dapat menganti kan tubuh ku dengan klon Limbo! sama seperti Madara di masa depan. '
Dengan Anggukan senang, aku semakin tidak sabar untuk segera menjadi besar dan melatih diri ku untuk sampai di tingkat para otsusuki di era boruto.
***
6 tahun kemudian.
"Nona bangun nona. "
Hem.. Apa itu, seperti nya ada yang memanggilku? Terserah lah aku lanjut tidur saja.
"Hah.. Nona bangun nona, bukan kah anda harus segera bersiap siap. "
Siap siap untuk apa, mending tidur saja karena aku masih ngantuk.
"Nona apakah anda tidak ingin pergi ke desa konoha. "
Ah.. Terserah desa konoha saja...
"!"
Saat itu, dengan kecepatan kilat aku langsung terbangun dari tidur ku.
"Ah ya benar, hari ini kan aku akan pergi ke desa konoha. "
"Benar nona. "
Saat pelayan itu mengatakan itu, aku langsung keluar dari selimut ku.
Di ruangan yang masih terbuat dari kayu dan sangat kental dengan kebudayaan Jepang kuno itu.
Aku dengan semangat langsung lari ke kamar mandi yang tentu di ikuti oleh pelayan yang tersenyum kecut.
Sudah enam tahun semenjak kelahiran ku di sini, dalam dua tahun awal, aku kebanyakan menggunakan waktu itu untuk tidur.
Tapi setelah aku memasuki umur tiga dan akhirnya dapat menggunakan cakhra.
Aku dengan rahasia melatih kekuatan ku, dan seperti itu.
Aku menjalani 6 tahun terakhir ku.
"Hey Sia, Apakah kamu pernah ke desa konoha. "
Setelah aku selesai mandi dan merias diri, aku bertanya tentang sesuatu kepada sia pelayan ku.
Aku dapat melihat sia mengangguk di pantulan cermin, dan dengan senyum di mulut nya, dia mulai berkata.
"Ya Nona, saya pernah datang ke sana. "
"Bagaimana di sana sia. "
Karena ini adalah priode sebelum kelahiran Naruto, desa yang ku kenal di naruto dan sekarang tentu berbeda.
Juga, karena desa itu dapat ku lihat langsung bukan berada di dalam anime.
Aku menjadi semakin semangat ingin melihat desa konoha.
"Bagaimana saya mengatakan nya yah, di sana! dengan di luar desa sangat berbeda, apa lagi bangunan dan patung wajah para hokage, juga di ukur di bukit desa. "
"Oh benarkah. "
"Ya."
Setelah Itu aku semakin tidak sabar, jika aku tidak salah, sekarang masih masa jabatan Hokage Ke 3 Hiruzen.
Di sana naruto dan sasuke masih belum lahir, apa lagi karakter kesukaan ku kakashi masih anak anak.
'Aku tidak sabar lagi ingin melihat dia. '
"Sudah selesai nona. "
Saat aku dalam pikiran ku, suara sia membangun kan ku ke kenyataan.
Aku langsung melihat ke arah cermin saat itu, dan saat aku melihat sosok di pantulan cerminan, yang memiliki rambut merah layaknya apel dan Mata Biru Layaknya es.
Lalu kulit putih seputih salju yang akan membuat lolicon di seluruh dunia akan mengambil karung dan menculik nya.
Melihat itu, aku terkesan meski aku masih kecil, tapi aku memiliki kecantikan layak nya boneka.
"Baiklah, Sampai sini saja untuk mengagumi kecantikan ku.".
Dengan itu, karena aku memakai pakaian kimono, aku mulai berjalan cepat keluar dari ruangan.
Setelah aku membuka pintu dan menyusuri lorong dengan lantai kayu dan bangunan bergaya Jepang.
Tiba tiba saja aku mendengar langkah kaki di pertigaan lorong.
Mendengar itu, aku melihat apakah kimono ku rapi atau tidak, dan saat aku berdehem sekali sambil memperbaiki posisi berdiri ku.
Aku kemudian mendapati seorang pria berusia 30 an, keluar dari tikungan lorong.
"Selamat pagi Tuan Danto. "
Pria itu tidak menjawab mendapati panggilan ku, malahan dia terus berjalan pergi sampai kemudian.
Saat sosok pria itu sudah menghilang, aku menghelai nafas dengan penyesalan di wajah ku.
Itu adalah ayah ku..
Setelah kejadian hari itu, dia sama sekali tidak memperhatikan ku dan selalu mengabaikan ku.
Jika aku tidak dapat mengingat masa ku saat menjadi bayi.
Aku mungkin sudah menganggap ayah ku tidak menyayangi ku.
Tapi setelah melihat bagaimana tangisan nya sembari memeluk ku dengan hati hati, aku tidak bisa membenci nya meski dia terus mengabaikan ku.
'Bukan nya aku bisa memperbaiki kesedihan itu sih. '
***
Di atas kereta kuda, sekarang aku berada di perjalanan menuju desa konoha.
Dengan gerobak yang terus berguncang karena teknologi masih terbelakang.
Pada awalnya aku merasa tidak nyaman mendapati itu, tapi setelah beberapa tahun tinggal di sini.
Mau atau tidak, aku akhirnya harus menyesuaikan diri dengan situasi ku saat ini.
'Jika hanya Goncangan ini aku tidak masalah, tapi.. Apa apaan dengan situasi ini.'
Di depan ku, aku dapat melihat seorang pria duduk dengan kaki di silangkan.
Itu adalah ayah ku, selama ini, saat kami pergi sebagai pedagang.
Ayah ku tidak pernah sekali pun berada di satu kereta dengan ku, tapi entah ada apa dengan saat ini, aku tiba tiba saja di suruh untuk duduk bersama nya.
"Apa kau tidak nyaman. "
Saat aku merasa tidak nyaman dengan keadaan ini, ayah ku yang selalu diam selama ini, angkat bicara.
"Ah ti-tidak aku merasa sangat nyaman saat ini. "
Tapi ayah ku tidak percaya dengan keadaan ku dan berbicara lagi.
"Aku tahu kau merasa tidak nyaman, siapapun tidak akan nyaman jika bersama dengan orang yang mengabaikan mereka. "
Ah.. Kau tahu juga, ku kira kau orang yang tidak peka dan semacamnya, kau ayah yang buruk.
"Apa kau menganggap aku ayah yang buruk."
"Ah.. Ti-tidak, bagaimana aku bisa memikirkan itu. "
Bagaimana dia bisa tahu pikiran ku, apakah dia bisa membaca pikiran ku atau apa.
"Apa kau menganggap aku bisa membaca pikiran mu. "
"...."
Aku tidak bisa memikirkan apapun saat ini, dalam situasi ini agar tidak memperburuk situasi, aku akan diam saja tidak memikir kan apapun.
"Kau tahu wajah mu sangat mudah di baca, karena itu aku mengetahui pikiran mu melalui ekspresi mu. "
"..."
Aku tetap tidak diam, ayah ku yang melihat dia mulai menatap kata ku dan berkata.
"Apa kau merasa canggung dengan situasi ini. "
Angguk...
Tampa sadar aku mengangguk kan kepala ku, siapa coba yang tidak merasa canggung.
Ayah yang selalu mengabaikan ku tiba tiba saja mengajak ku bicara lama.
Siapapun akan bingung tidak bisa bicara bila berada dalam situasi ku.
"Aku tahu situasi ini akan terjadi, tapi kau tahu, saat aku melihat mu aku tidak bisa menahan kemarahan sekaligus kesedihan ku saat melihat wajah mu mirip dengan ibu mu. "
Aku, karena itu kau selalu mengabaikan ku, tapi tetap saja, ayah macam apa kau ini mengatakan kata kata itu pada anak nya.
Jika usia mentalku saat ini tidak dewasa, aku mungkin sudah menangis tersedu sedu.
"Maaf bertanya, tapi mengapa Tuan, mengatakan itu pada ku, dan mengapa baru sekarang. "
"...."
Ayah ku tetap diam setelah itu, aku mulai mengerutkan kening ku melihat itu, tapi karena aku mengetahui satu hal bahwa.
Saat dia mendapatkan pertanyaan dan tetap diam.
Dia tidak akan menjawab bahkan jika pedang di hunuskan di tenggorokan nya.
Karena itu, meski aku saat ini sangat penasaran, aku tersenyum sedikit senang, karena walau sebentar! aku bisa berbicara dengan ayah ku.
***
"Baik kalian telah di periksa, selamat datang di konoha. "
Dengan kata kata itu dari penjaga gerbang.
Aku akhirnya sampai di gerbang Konohagakure, desa tempat kelahiran MC kita yaitu Naruto.
'Wah jadi ini konoha, lihat lah itu gerbang yang sangat besar, dan rumah pemukiman yang masih tradisional. '
Tidak seperti zaman boruto yang moderen, atau Naruto yang setidak nya sudah terlihat di abad 19-an.
Di depan ku, perumahan yang masih kuno dengan kebanyakan dinding kayu tampa ada warna di atasnya memasuki pandangan ku.
Yah.. Walau di zaman ini ada tiang listrik yang tidak cocok dengan pemandangan masa lalu, tapi tetap saja, pemandangan di depan ku sulit untuk di temui.
"Nona, Ayo kita melanjutkan jalan nona. "
Sia, pelayan pribadi ku memanggil ku saat aku sedang mengagumi pemandangan desa konoha.
Aku berlari menyusul rombongan ku yang ada di depan, dan saat aku melihat sosok ayah ku.
"Ayah, ah.. Maaf ketua.. Apakah saya bisa melihat lihat desa konoha ini saat ini. "
Ayah ku tidak menjawab, tapi aku dapat melihat kepala nya sedikit mengangguk.
Melihat itu, aku membuat senyum lebar, sebelum aku kemudahan menunduk untuk berterima kasih, dan langsung pergi dari sisi rombongan.
"No-Nona tunggu saya. " Sia yang melihat aku langsung lari, dia buru buru mengejar ku.
Tapi karena aku sudah asik dan kagum dengan pandangan desa konoha, aku mengabaikan nya dan terus berlari.
***
Saat setelah itu, aku mulai pergi ke berbagai tempat seperti taman, Restoran atau bahkan kedai ichiraku.
Meski aku harus menunggu karena antrian yang panjang, tapi rasa lezat ramen membuat ku puas dengan mengantri lama sebelum nya.
Setelah itu, aku mulai berkeliling kembali, dan saat aku menyadari, hari sudah menjadi sore.
"Nona ayo kita pulang, hari sudah mau malam. "
Melihat itu, aku sedikit tidak puas karena aku inggin pergi jalan jalan lebih lama.
Tapi mengingat besok aku masih bisa berkeliling, aku menuruti perkataan Sia.
"Baik, ayo kita kembali sia.. Ah.. Tapi sia, apakah kamu mengetahui tempat rombongan kita menginap. "
Aku barus mengingat hal itu, karena kepergian ku yang tiba tiba, aku lupa tempat kita menginap.
"Tenang saja nona, karena saya telah beberapa kali datang ke sini, saya mengetahui tempat biasa rombongan kita menginap. "
Beruntung, sia pelayan ku yang sangat cekatan mengetahui tempat kita menginap.
Aku sedikit bersukur bahwa sia ada di sini, tanpa dia… mungkin aku sudah pergi menemui polisi Untuk melaporkan diriku yang tersesat.
"Bagus sekali, maka ayo kita segera pergi ke sana. "
Setelah itu, sia memimpin untuk pergi menuju penginapan.
Dalam perjalanan aku melihat ke sekitar ku, sambil memastikan aku masih mengikuti Sia.
Akan tetapi...
Saat aku melewati sebuah taman, dan melihat anak anak bermain di sana.
"!"
Aku begitu terkejut, Melihat seorang anak berambut abu abu sedang bermain di antara anak anak di taman.
Meski penampilan anak tersebut saat ini berusia 4 tahun, tapi aku sangat mengenal dia.
Ya.. Menjadi guru dari trio Penerus Senin, Pemimpin divisi ke tiga perang sinobi ke empat, dan hokage ke enam di masa depan.
Dia adalah Kakashi, sang ninja peniru.
"Ah... Nona anda mau ke mana. "
Saat Sia melihat ke belakang, Sia melihat diri ku berlari ke arah Taman.
Tentu saja dia terkejut mendapati kelakuan ku tiba tiba, akan tetapi karena rasa senang ku bertemu dengan idola ku.
Aku tidak mendengar teriakan Sia, dan langsung menyerbu ke kakashi yang saat ini sedang bermain.
"KAKASHI."
Saat kakashi yang sedang asik bermain tiba tiba di serang.
Dia Tentu tidak siap saat dia menemukan seorang wanita yang tiba tiba saja menyerbu ke arah nya.
Oleh karena itu, dalam keterkejutan nya, kami akhirnya terjatuh saat aku melompat dan menerkam nya.