"aku Titi."
"Ini Evan. Kita baru jadian sebulan."
"Wah, congrats ya say."
"Makasih Ti, kamu orang pertama yang aku kasih tau loh. Makanya sekalian aku traktir kamu. Anggap aja pajak jadian."
Itulah pertama kali Mela kenalin Evan ke Titi.
Pertemuan pertama sih biasa aja. Titi juga jaga image eit, tapi nggak juga sih.
"Duh, kok pedes banget ya. Aku jadi mules ni. Aku ke toilet bentar ya sayang." Kata Mela ke Evan.
"Aku temenin ya." Kata Titi.
"Iya, yuk Ti."
Drrrttr ..
"Eh bentar Mel, nyokap telpon."Â Kata Titi.
"Oh yaudah, aku sendiri aja ke toiletnya."
"Oke Mel."
Mela ke toilet.
Evan main hp.
Titi terus melirik muka ganteng Ivan, ditambah iPhone terbaru, ngeluruk kunci di meja. Kira-kira apa ya kendaraan Ivan, pikir Titi sambil nyedot minuman dan telpknan.
"Iya ma, bentar aja kok. Nanti aku pulang mampir beli buah ya..."
Pluk!
"Ahh..." Sedotan Titi jatuh. "Yah basah deh."
"Kenapa?" Tanya Ivan.
"Ah itu, nggak apa apa, ada yang jatuh." Kata Titi.
Kompak Evan dan Titi langsung nengok ke bawah meja.
Keduanya nggak sengaja saling tatap.
"Eh Van..." Kata Titi di bawah meja.
"Ya?" Evan akui kalau payudara titj gede dan montok, apalagi jongkok gini keliatan banget mumbul, glek .. Ivan yang normal langsung nelen ludah.
"Itu," kata Titi nunjuk bibir.
"Ya?"
Titi menjilat bibirnya terus senyum. "Di bibir kamu, ada coklat."
"Oh..." Evan kikuk langsung ngelap bibirnya terus bangun. Doi malu.
Titi langsung bangun. "Sorry ya Van, aku cuma bantu lap aja." Kata Titi narik tisu terus lap bibir Evan.
Evan makin kikuk, Bruk! Ga sengaja tangan Evan nyenggol minuman.
Byurrrr... Tumpah dong kena celana Titi.
"Ah, basah .." kata Titi.
"Ya ampun, Ti, sorry beneran..." Evan makin panik.
"Nggak usah panik Van, aku duluan aja ya. Bilang sama Mela."
"Tapi Ti. Ti aku nggak enak,"
"Udah nggak apa apa Van, selow aja." Kata Titi.
Titi langsung say goodbye dan keluar.
Mela balik ke meja.
"Loh Mela mana? Kok minuman aku abis?"
"Maaf yang, aku nggak sengaja numpahin minum dan kena baju Titi."
"Astaga ayang, kok bisa sih kamu nggak hati hati. Terus Titi kemana?"
"Titinya pulang."
"Hah, ya ampun, minimal kita cariin baju ganti yang." Kata Mela.
"Aku nggak kepikiran." Kata Evan.
"Aku wa dulu deh Titi nya."
"Aku minta maaf ya yang. Aku nggak sengaja tadi itu." Kata Evan.
"Kamu kok minta maaf sama aku sih. Kamu minta maaf sama Titi lah." Kata Mela.
"Gimana aku minta maafnya. Pasti Titi juga nggak mau ketemu aku lagi. Duh tengsin banget sama Titi."
"Kok aku juga ikutan malu sih yang. Kamu sih. Kamu minta maaf langsung aja deh. Nih aku kirimin no Titi." Kata Mela.
"Gimana aku ngomongnya?" Tanya Evan.
"Ya kamu bilang ini Evan, aku minta maaf ti. Bajunya biar aku yang laundry gitu kek."
"Kamu aja yang wa in yang."
"Ihh kamu mah. Sini aku ketikin tapi pake hp kamu ya!"
*****
Dari Situlah ada komunikasi.
Udah 3 hari Titi ga bales wa Evan.
"Van, lu kenapa gelisah banget?" Tanya teman Evan.
"Gue ga enak sama temennya pacar gue. Kemaren gue ga sengaja numpahin minum ke doi."
"Cakep ga?"
"Kok lu nanya cakep apa ga sih?"
"Hahaha ... Ya sorry, lu langsung aja sih samperin kalo di wa ga bales. Manfaatin muka lu ini lah!" Kata temen Evan.
"Ah gue ga yakin. Anaknya selow banget soalnya. Kalau cewek selow gitu biasanya ga mudah dipancing."
"Yaelah coba aja dulu! Apa perlu gue yang turun?"
"Nggak nggak. Lu mah bikin nambah kacau yang ada."
*****
Di depan kosan Titi.
"Siapa ya?" Tanya Titi.
Evan turun dari mobil. "Sorry Ti."
"Hah Evan??" Titi kaget dapet tamu dadakan. "Kamu kok sampe sini?"
"Sorry ya ganggu. Ini, aku nggak tahu harus gimana." Kata Evan sandaran di depan mobilnya. Titi hampiri Evan.
"Kenapa Van? Ada masalah sama meta?"
"Nggak, kami nggak ada masalah Ti. Tapi aku nggak enak sama kamu tentang kmren."
"Tentang apaan?" Kata Titi bignung.
"Kmren aku belum minta maaf."
Tiiin!
Ada mobil antri di belakang mobil Evan.
"Van, sorry, ada mobil masuk, mobil kamu parkiran aja ya. Masuk dulu gih."
"Oh iya. Bentar."
Evan buru-buru masuk ke mobil, parkiran mobil.
"Masuk dulu deh ya. Sorry ni aku cuma pake celana pendek, soalnya nggak nyangka ada tamu weekend begini." Kata Titi.
"Sorry lagi ni jadi ngerepotin."
"Nggak apa apa. Masuk aja. Pake aja sendal yang ada disana ya." Kata Titi masuk lebih dulu ke kamar kos nya terus ke toilet.
Evan makin kikuk dong, dia duduk tapi nggak nyaman nungguin Titi.
Titi keluar dari kamar mandi, kayaknya abis gosok gigi karena leher baju Titi basah.
"Kenapa Van?" Tanya Titi duduk di sisi ranjang dan Evan di satu-satunya kursi di ruangan ini.
"Ehm, aku beliin baju Ama celana tapi ga tau pas apa ga."
"Hah buat apaan?"
"Kemaren aku nggak sengaja basahin baju kamu. Jadi aku ke sini mau minta maaf."
"Ya ampun Van. Udah nggak apa apa... Kenapa sih dipikirn banget!"
"Nggak enak Ti, lagipula aku wa kamu nggak bales." Kata Evan.
"Ah sorry Van, soalnya hp aku lagi service udah beberapa hari."
"Oh, kok bisa?"
"Iya masuk ke mesin cuci, lupa aku keluarin."
Evan jadi ketawa.
"Kok ketawa sih. Aku lagi kemalangan tau."
"Jadi kamu nggak bales karena itu. Kirain kamu marah sama aku sama Mela."
"Ya enggaklah. Gitu doang."
"Tetep aja aku nggak enak karena .Ela sama kamu temen akrab. Aku ambil dulu bajunya di mobil ya."
"Ih nggak usah Van, omong-omong kamu mau minum apa?"
"Nggak apa apa, serius deh."
Evan baru mau beranjak tiba-tiba ada suara orang teriak-teriak sambil ketawa cekikikan.
"Apaan tuh?" Tanya Evan.
"Astaga, temen aku Gadis, dia suka kesurupan."
"Hah kesurupan?"
"Iya. Sorry ya Van, aku liat dulu. Dia depresi Van jadi suka gitu kalau kambuh kesurupan abis itu pingsan. Kalau angkat cewek2 aja nggak kuat soalnya Gadis itu bongsor."
"Oh, aku bantuin ya."
"Serius? Nggak apa apa?"
"Ya nggak apa apa."
Evan dan Titi ke kemar gadis, Uda ada 2 temen cewek lainnya.
"Gimana Gadis."
"Pingsan Ti."
"Bawa ke dokter yuk."
"Nggak ada kendaraan Ti, masa didudukin di tukang ojek?"
"Pakai mobil aku aja." Kata Evan.
Karena kondisi panik yaudah Evan ditemani Titi nganterin Gadis ke dokter.
****
Jam 11 malem.
"Sorry ya Van jadi capek banget hari ini, bahkan baru sempet makan kita."
"Nggak apa apa ti. Aku senang bisa bantu."
Titi dan Evan makan berdua di kosan Titi.
"Van kayaknya kamu capek banget ya, kalau nggak kuat nyupir kamu istirahat dulu aja di sini."
"Hah?" Suapan Evan langsung urung.
"Ah, sorry maksud aku. Ya, takut kamu kenapa-kenapa, nginep aja di sini, semalem doang gapapa."
Hah! Evan masih kaget.
Next part