Chereads / My Familiar Is The Strongest In The World (Webnovel Indonesia) / Chapter 2 - Chapter 2 - Menuju Desa Donpapa!

Chapter 2 - Chapter 2 - Menuju Desa Donpapa!

Dua hari setelah aku bertemu nenek aneh sebelumnya.

Aku masih terbaring di atas kasur kamarku di penginapan. Menjadi seorang pengangguran benar-benar menyebalkan. Sebenarnya aku ingin sekali berpetualang seperti sebelumnya, tapi aku tidak berani menunjukan wajahku di guild petualang.

Kabar soal aku yang dipecat dari regu pahlawan Ramos sudah menyebar di seluruh Ibu kota kerajaan dan aku benar-benar tidak bisa menunjukan mukaku di muka umum. Sebagai mantan anggota regu pahlawan, wajahku benar-benar di kenali oleh semua orang, jadi saat berita pemecatanku mencuat aku langsung menjadi topik hangat.

Kemarin saja sudah ada lima orang dari guild informasi yang berbeda mencariku untuk meminta pendapatku tentang pemecatanku. Di semua media masa yang di cetak guild informasi headline-nya selalu sama yaitu tentang 'Priestess tidak berguna dari party pahlawan akhirnya dipecat'.

SEKARANG BAGAIMANA AKU BISA MENUNJUKAN WAJAHKU!

Kesampingkan itu untuk sekarang...

Yang lebih penting adalah karena pemberitaan yang terlalu dibesar-besarkan dan mungkin sudah sedikit dimanipulasi ini membuatku berada dalam situasi yang lebih buruk dari pada waktu aku bersama dengan party pahlawan.

Karena pemberitaan itu, aku mendapatkan beberapa kali perundungan dari mulai rumah makan yang selalu aku datangi kini hanya memberikan makanan sisa padaku. Para pedagang yang menaikan harganya hanya untukku, para resepsionis guild petualang yang tidak memberikan pekerjaan padaku dan malah meledekku.

Bahkan yang paling parah adalah kemanapun aku berjalan semua orang di Ibukota meledekku dan merendahkanku serendah-rendahnya. Bahkan ada enam orang pria—empat orang biasa dan dua orang petualang mendatangiku saat aku sedang berjalan di lorong yang sepi. Mereka seperti yang kuduga pasti akan mencoba untuk melecehkanku. Untung saja waktu itu aku memakai sihir "Teknik Elemen Cahaya : Holy Entanglement!" pada mereka dan dapat melarikan diri.

Namun itu bukan akhir ceritaku dengan orang-orang itu. Ke esokan harinya mereka melaporkannya pada Pasukan Keamanan kota. Aku di tahan karena melakukan penyerangan kepada orang-orang biasa di dalam benteng kota. Bukankah seharusnya mereka yang di tangkap bukan aku, kenapa aku yang harus ditangkap?

Saat aku ditahanpun aku mendengar mereka telah menyuap Pasukan Keamanan dan juga penjaga penjara untuk kembali mencoba melecehkanku. Kali ini pasti mereka berhasil karena aku tidak punya tempat untuk lari lagi, jadi sebelum mereka sempat mencoba untuk menyerangku aku melarikan diri dari penjara dengan cara membobol tembok menggunakan tinju yang diberi buff.

"Sekarang aku harus bagaimana? Aku tidak memiliki tempat untuk bersembunyi. Mereka pasti akan menemukanku di penginapan ini."

Aku tidak mungkin terus tinggal di Ibu kota yang sepertinya sudah tidak ramah lagi denganku. Sepertinya aku harus pergi dari kota ini sesegera mungkin sebelum sesuatu yang lebih buruk terjadi.

Tapi ke mana?

"?!"

Teringat sesuatu, akupun dengan cepat berdiri dan berlari kecil ke arah meja yang ada di kamar penginapanku. Di sana ada sebuah gulungan sihir yang sudah sepenuhnya terbuka.

Itu adalah gulungan yang sama yang diberikan nenek misterius tempo hari. Gulungan itu berisi cara-cara untuk memanggil mahluk dari dunia lain. Kalau tidak salah di sana tertulis sebuah lokasi spesifik tempat untuk mengadakan ritual pemanggilan.

Donpapa Castle Ruin, sebuah reruntuhan yang berada di barat daya desa Donpapa.

"Rasanya aku pernah ke sana dahulu!"

Sebuah desa yang sangat damai di perbatasan kerajaan Celestial. 'Sebuah tempat yang tempat untuk bersembunyi!' pikirku. Selain itu, aku sepertinya memiliki kenalan petualang di Desa itu, jadi aku harap mereka dapat menerimaku di Guild Mereka.

Sepertinya mengikuti saran nenek kemarin memang adalah jalan terbaik bagiku. Walaupun aku tidak yakin kalau aku bisa mengikuti keinginan nenek itu untuk memberikan peringatan kepada kerajaan ini. Untuk saat ini aku akan fokus untuk mencoba pemanggilan mahluk dari dunia lain ini saja dahulu, setelah itu akan aku putuskan apa yang akan aku lakukan dengan kerajaan ini.

"Kalau begitu, sudah diputuskan!"

~*~*~

Ke esokan harinya tanpa menunggu lama, aku langsung pergi ke Guild Transportasi untuk membeli tiket kereta kuda ke Desa Donpapa. Walaupun aku sempat di tertawakan oleh orang-orang di Guild Transportasi itu, tapi aku tetap melanjutkan perjalananku menuju Desa Donpapa.

Dengan sebuah kereta kuda yang diangkut oleh dua ekor kuda akupun pergi keluar dari Ibu Kota Kerajaan Celestia. Untung saja aku memakai sihir penyamaran sehingga para pengejarku tidak bisa menemukanku dengan mudah.

"Akhirnya aku terbebas juga dari Ramos dan yang lainnya."

Selama dalam party aku selalu jadi orang yang tersisihkan, walaupun aku mengenal Ramos lebih lama dari yang lain, tapi perilakunya terhadapku tidak sebaik perlakuanya pada para gadis yang lain.

Aku selalu menjadi tukang angkut barang mereka, menjadi orang yang menyediakan semua peralatan mereka, membeli perbekalan bahkan memasak untuk mereka saat berada di luar benteng. Yang lebih menyedihkan adalah aku mendapat waktu menjaga tenda lebih lama bahkan aku tidak digantikan sama sekali karena mereka berempat sibuk dengan kegiatan malam mereka.

Terima kasih karena itu aku bisa melatih sihir pelacakan milikku sampai ke tahap dimana aku bisa melacak sampai sejauh radius 1 kilometer.

Namun sekarang semuanya telah berakhir, aku bisa tidur dengan tenang tanpa memperdulikan monster yang mengintai. Bahkan dalam perjalanan kali ini aku bisa tidur dengan waktu yang cukup lama tanpa memikirkan tentang mereka berempat lagi.

Sudah dua hari perjalanan dan perasaanku sangat senang sekali. Baru kali ini aku bertualang tanpa bertarung sama sekali. Rasanya seperti sebuah liburan.

Aku harap perjalanan ini akan berjalan dengan baik dan aku sampai di tujuan dengan selamat.

Malamnya setelah aku berpikir seperti itu, seorang petualang wanita berambut pendek dengan warna hijau neon berjalan mendekatiku.

"Kamu..." Dia memanggilku dengan nada yang cukup tinggi.

"Ya? Apa ada masalah?"

"Kamu dari party pahlawan Ramos 'kan-nina?"

Nina?

"Ya, apa ada yang salah?"

"Tidak, cuman mastiin aja-nina." Jawabnya.

Setelah itu dia duduk di sampingku sambil menatap api unggun yang di buat oleh para pegawai dari guild transportasi.

"Nina dengar kamu Priestess yang tidak berguna-nina."

Gadis ini tidak menfilter kata-katanya sama sekali. Tapi bagaimanapun dia seorang petualang. Para petualang memang terkadang selalu bicara dengan terus terang, jadi aku maklumi sikap tidak sopannya ini.

"Y-ya, begitulah yang mereka bilang."

"Oh-iya, apa kamu bisa melakukan sihir penyembuhan-nina?"

"Tentu saja."

"Kalau begitu, kamu bisa bantu kami sebentar gak-nina?"

"Apa maksudmu?"

Wajahnya menjadi lebih serius dari sebelumnya. "Jangan bilang ini ke para penumpang lain-nina!"

"Oke, aku mengerti."

"Sebenarnya Scouter kami tadi menemukan tanda-tanda keberadaan bandit di sekitar sini-nina."

"Bandit?!"

Hmm, ternyata aku tidak salah menduga. Aku tahu pasti perjalanan menggunakan kereta kuda seperti ini akan rentan di serang oleh bandit, karena itu sebelum para staff dari Guild Transportasi mendirikan tenda aku tanpa memberi tahu siapapun menggunakan sihir barrier di sekitar perkemahan.

Sihir barrier milikku bukanlah sihir yang hebat, tapi karena sihir barrierku transparan maka tidak ada yang sadar kalau aku telah memasangnya. Cara kerja barrier ini adalah membuat orang yang tidak berkepentingan untuk mendekat. Aku telah membuat pengecualian bagi mereka yang tidak memakai senjata dan juga para Petualang yang melindungi kereta, jadi mereka bisa keluar masuk barrier dengan aman.

Untuk saat ini, Bandit bukanlah sebuah ancaman berarti bagi kereta kami. Itu menurutku, tapi...

"—Untungnya kami berhasil mundur dan membuat mereka tertinggal jauh-nina."

"Terus apa hubungannya aku dengan semua ini?"

"Ikuti aku-nina!" Jawabnya singkat.

Aku mengikutinya ke belakang sebuah semak-semak yang sepi. Tidak ada satupun penumpang yang pergi sejauh ini, tapi ku lihat di belakang sebuah pohon ada sekitar 3 petualang yang sedang berdiri. Selain mereka ada seorang wanita yang terduduk bersandar di pohon.

Saat aku sampai di hadapan mereka ternyata wanita berambut pirang dengan rambut terkuncir yang sedang duduk tadi sekarang sudah bersimbah darah. Dia sepertinya terluka di bagian pinggul bagian kirinya, kemungkinan itu luka yang diberikan oleh para bandit.

"Mohon maaf, kalau kami lancang. Tapi kami tidak membawa perlengkapan yang memadai karena biaya kami di potong oleh guild transportasi. Nina."

"Kalian tidak membawa potion?"

"Sebenarnya kami membelinya sebelumnya, tapi sudah habis karena kami pakai sebelumnya. Selain itu karena upah yang rendah, tidak ada healer yang mau ikut dalam perjalanan ini." Salah seorang dari tiga orang yang berdiri berkata.

Oh, aku mengerti sekarang. Mereka sepertinya membutuhkan bantuanku.

Di lihat dari lukannya, sepertinya luka perempuan ini cukup dalam dan tidak akan sembuh hanya dengan potion rendah. Mereka membutuhkan seorang healer dan karena job utamaku adalah Priestess jadi mereka memintaku untuk membantu meng-heal teman mereka.

"Baiklah, aku akan membantunya."

"Eh? Benar kah-nina?"

"Ya."

"Terima kasih banyak-nina!"

Semua orang di sana tampak tersenyum bahagia.

Walaupun aku hanyalah priestess yang tidak berguna, memberika pengobatan adalah alasanku berada di party pahlawan, jadi menolong orang yang terluka seperti ini adalah tugasku.

"Akan aku lakukan!"

Aku berlutut dan mengarahkan kedua tanganku pada wanita yang terluka itu. Dia terlihat sangat lemah, sepertinya dia merasa sangat kesakitan.

Aku harus segera mengobatinya.

"Teknik Elemen Cahaya : Sacred Heal!" Aku mengeluarkan teknik heal andalanku.

Sebuah cahaya menyelimuti wanita petualang yang terluka itu dan perlahan-lahan wajahnya menjadi lebih segar. Tidak Cuma itu, luka di pinggulnya-pun mulai tertutup dengan sempurna.

"Ouh, HEBAT-NINA!"

Semua orang berdecak kagum dengan yang aku lakukan.

Serius? Ini Cuma heal biasa, tidak usah berlebihan seperti itu!

"Baiklah sudah beres!"

"A-ah, terima kasih..." Ujar wanita yang terluka tadi.

"Ya, sama-sama. Apa kalian akan kembali bertugas?" Aku bertanya pada perempuan pertama yang mengajakku.

"Ya, sepertinya para bandit itu akan kembali kapan saja-nina!"

Sepertinya itu sangat berbahaya, aku tidak ingin tiba-tiba di serang oleh para badit. Sepertinya memang aku harus melakukan sesuatu saat ini.

"Kalau begitu, ijinkan aku memberikan sihir buff pada kalian!"

"Eh, anda ingin memberi kami sihir buff?"

"Ya. Walaupun sihirku tidak terlalu baik, tapi aku harap bisa membantu kalian agar tidak terluka lagi."

"Kalau begitu, terima kasih banyak!"

Pada akhirnya aku memberikan beberapa buff pada mereka dan setelah itu aku kembali ke camp untuk melanjutkan istirahatku.

"Aku berharap mereka bisa menghalau para bandit-bandit itu..."