Chereads / Raja Iblis Kehancuran / Chapter 4 - Tidur Berdua Bersama dengan mu

Chapter 4 - Tidur Berdua Bersama dengan mu

Hari sudah larut malam.....kami sudah melewati hari ini dengan cukup panjang dan melelahkan...bahkan ada satu wanita lagi yang bergabung bersama kami

"Nah....Zenovia, kau kelelahan kan....cobalah beristirahat....aku sudah menyiapkan kamar untuk mu"

"ahhh....baiklah.....jika itu yang Na chan inginkan"

"haah.....Na chan?!"

"iyaaa.....bukankah sudah seharusnya sepasang kekasih untuk memiliki nama panggilan nya masing masing"

"tidak..... tidak lagi.....aku menyerah dengan semua ini..... baiklah kau boleh memanggilku apa saja"

Hadeh... Zenovia bisa bisanya dia sudah menyiapkan nama panggilan untukku..... terlebih lagi.....dia menyebut kekasihnya?? Ah tidak....

Aku memanggil salah satu pelayan kepercayaan ku untuk mengantarkan Zenovia kekamarnya

"Nah Shouka....antarkan Zeno ke kamarnya, dan perlakukan dia dengan baik"

"Sementara kau kutugaskan untuk menjadi pelayan pribadi Zenovia dahulu"

Shouka pun melaksanakan tugas dari tuannya tersebut

"Baik paduka"

"Sebelah sini, nyonya Venuz....aku akan mengantarmu"

"Namamu...tadi Shouka bukan?"

"iya"

"Kamarku..... apakah kamarku dekat dengan Na chan.....kastil ini begitu besar jadi mungkin akan sulit menemukan nya?"

Selagi berjalan kekamarnya.... Zenovia menanyakan sesuatu kepada Shouka....

"Kamar nyonya.....ah iya itu lumayan dekat.....karna nyonya adalah tamu spesial jadi kamar nona hanya berjarak 2 kamar dengan kamarnya paduka..."

"aaah... ternyata jauh....aku mau yang bersebelahan dengan Na chan.....ah apa bisa aku sekamar dengan Na chan?"

"iyaaa.....aku tak tau nyonya.....aku nanti akan aku tanyakan lagi"

"haaaiikkk.....aku akan menunggu jawaban mu okeh....."

Zenovia..... masih ingin menempel dengan ku.... hanya karena kamar kami berjarak 2 kamar dia merasa itu jauh....bahkan dia meminta ke Shouka untuk menanyakan apakah dia boleh sekamar dengan ku.....aku tak tau lagi harus apa jika Shouka benar benar menanyakan itu

"Nah..... nyonya kita sudah sampai.... silahkan masuk"

"kamar yang begitu besar...kamar Na chan begini juga kan?"

"iya...."

"Kalau begitu.....bisa okeh.... tanyakan.....kamar yang besar begini hanya untuk satu orang ini sangat menakjubkan....apa lagi jika ada Na chan"

"baiklah nyonya aku permisi....."

Sesampainya di kamar, Zenovia merasa kamarnya begitu luas dengan kasur yang ampuk dan halus serta peralatan yang ada di dalamnya merupakan barang - barang berkualitas tinggi

Zenovia berpikir dari mana semua barang berkualitas ini di dapatkan oleh Na chan

"Shouka..."

"Iya nona?"

"Bisakah kau panggil Na chan ke mari?"

"Memanggil Paduka ke kamar nona?"

"Iya"

"Baiklah nona"

Selagi menunggu Na chan datang.... Zenovia membuka baju gaun yang dia gunakan, itu membuatnya hanya memakai kaos dalaman dengan celana pendek yang ketat sehingga dia kelihatan feminim

______(suara ketukan pintu)______

"Zenovia...ini aku"

"Ada perlu apa memanggilku"

"Ohhh Na chan....masuklah pintunya tak ku kunci"

Saat aku masuk.... Zenovia sedang duduk di kasur dengan pose yang menawan dan menggoda. Pesonanya yang seperti mbak - mbak idaman itu sangat indah

"Zenovia....ada perlu apa?"

"Hadeh, dasar tidak peka"

"Apa?"

"Sifatmu itu terlalu dingin, kemarilah duduk disampingku"

"Baiklah... Zenovia....hadeh pasti kamu memikirkan hal aneh-aneh"

"eh enggak kok..."

Memalingkan wajahnya nya dariku.....dengan ekspresi seperti menutupi sesuatu

"Nee... Na chan....mau melakukan itu?"

"Melakukan apa?"

"Itu loh itu"

"Tidak Zenovia itu terlalu dekat"

Saat Zenovia mendekat kan wajahnya....tercium harum nya rambut hitam panjangnya dan tubuhnya yang cerah sangat menawan

"Ayolah Na chan kau boleh melakukan apapun pada tubuhku"

Wajahku memerah dan perasaan yang campur aduk sesaat Zenovia mengodaku seperti itu, warna matanya yang merah anggun sanggat sempurna dengan paras yang cantik Zenovia

"Tidak Zenovia aku...tidak"

"Bahkan jika aku menawarkan mu memagang dadaku ini?"

"Iya aku tidak akan melakukan itu, jika itu bukan kehendak Miliya"

"Keras kepala sekali, ya gapapa lagian aku suka sifatmu yang seperti itu.....sebisa mungkin aku akan membuat sifat mu berubah dan jatuh cinta padaku"

"Owah iya Na chan, apakah disini peradaban nya sangat maju?"

Akhirnya pembicaraan pun beralih... sepertinya dia mulai tertarik dengan peradaban di sini....itu membuat ku legah

"Seingat ku, dulu saat pertama kali di ciptakan dan langsung memusnahkan hampir semua umat manusia. Peradaban disini sudah sangat maju, banyak gedung - gedung tinggi dan kendaraan yang terbang"

"Ya karna aku dulu masih terhubung dengan sistem dunia dan saat baru bagkit aku langsung menghancurkan semua ny jadi aku tak begitu tau apa-apa tentang teknologi manusia"

"Okeh baiklah, aku akan mencoba mencari solusi untuk dunia ini"

"Baiklah"

"Neee neee Na chan....mau kah kau tidur bersamaku malam ini? Kamar ini begitu luas dan kasurnya juga luas...mau ya?"

Tidak..... terjadi lagi..... pembicaraan yang dia keluar kan selalu berubah-ubah.....

Ya saat itu tiba-tiba Zenovia mengajaku untuk tidur bersamanya, aku bingung mau menolaknya atau menerima nya. Dengan pose Zenovia yang seperti ingin menggoda itu membuat ku untuk tidak melakukan atau menolak tawaran tapi apakah perasaan nya sebagai seorang perempuan akan cemberut saat ku tolak

"Maaf Zen....."

"Settt...diam diam, tidurlah sini tanpa mengatakan penolakan seperti apapun"

"Aku ingin tidur bersama Na chan dan merasakan kehangatan dari Na chan"

Saat itu Zenovia langsung berada dibelakang ku dan menutup mulutku dengan 1 jarinya, itu tercium harum hingga hampir membuat kehilangan akal. Aku pun berpikir karna hanya dengan satu jarinya saja udah mengeluarkan keharuman yang seperti itu lantas bagaimana dengan seluruh tubuhnya.

Ya setelah itu Zenovia menggendong ku kembali ke kasir dari depan pintu untuk tidur bersamanya. Tidak, kenapa ini seperti aku merasa malu di angkat dan digendong seorang wanita untuk pergi ke kasur dan tidur bersamanya

"Ayolah Na chan.....kita habiskan malam ini bersama - sama"

"Tapi jika kau mau melakukan hal yang lebih intim lagi aku tidak akan menolaknya, karna itu dilakukan oleh pria yang ku cintai"

Zenovia membaringkan di kasur lalu dia berada di atas tubuhku dengan pakaian yang seperti itu dan rambut yang berjatuhan di wajah ku, situasi ini bisa membuat ku kehilangan akal untuk melakukan hal yang erotis, tapi aku masih tidak mau melakukannya sekarang.

"Ne... Zenovia bagaimana kalau kita duduk di balkon sambil minum teh hangat dan memandangi indahnya langit dan bintang"

Entah kenapa saat itu Audy langsung bersemangat dan mengiyakan permintaan ku itu

"Baiklah Na chan, aku yang akan membuat kan teh nya....kamu tunggu disini"

"Tidak, tidak Zenovia...kita bisa meminta Shouka membuatkannya kan?"

"Aah itu tidak perlu, aku yang akan membuat nya"

"Tapi apakah kau tau dimana area dapur? Kastil ini sangar besar dan luas, sedangkan kau baru datang tadi siang"

"Anu....etttoo.....itu aku akan memanggil shouka untuk memandu ke dapur"

"Hadeh....baiklah, jangan sampai tersesat di dalam kastil"

"Haik haik Na chan kalau begitu dadah"

"Shoukaaaaaa tan..... bisakah kau membawaku ke dapur? Aku mau mencoba membuat teh dengan racikan di kerajaan ku, karna aku adalah seorang ratu di duniaku aku cukup berpengalaman jika itu sajian teh hangat"

"Baiklah nyonya, mari ikuti aku"

"Ne.... ne..... Shouka.... apakah Na chan seperti itu dari dulu? Aku ingin tau dia dulu seperti apa"

"Sebelum itu, apakah nyonya baik - baik saja menggunakan pakaian seperti itu, setidaknya pakai dulu pakaian yang sedikit sopan saat keluar kamar nyonya, akan saya ambilkan sebentar nyonya"

"Haaaiiik makasih Shouka"

..

"Ini nyonya pakaiannya, pakailah dulu piyama ini"

"Sifat paduka ya nona? Jika dibilang, paduka udah seperti itu semenjak kabar adanya reinkarnasi dewi Miliya yang akan lahir kembali"

"Tapi sebelum ada kabar itu, paduka sangat keras pada bawahnya dan menggap yang tidak berguna adalah aib di pasukan ciptaannya"

"Kudengar dari para petinggi pasukan iblis, paduka dulunya sangat sopan dengan bawahannya saat masih ada dewi Miliya disini"

"Itu hanya kabar burung dari para pasukan disini nona, soal kepastian cerita itu saya kurang tau apakah paduka dulunya sebaik itu tau sifatny seperti sekarang saat masih ada dewi miliya. Soalnya saya dilahirkan 257 tahun yang lalu"

"Wah....257 tahun, kau sudah sangat lama juga ya hidup Shouka"

"Ya, tapi itu belum sebanding dengan para petinggi dan pasukan feteran lainnya"

"Karna mereka diciptakan lebih dahulu oleh Paduka, dan merekalah leluhur para keturunan iblis, karna paduka belum mempunyai anak. Paduka menciptakan mereka dengan darah yang keluar dari tangannya sendiri, mereka berjumlah 7 orang dan disebut 7 kaisar iblis. Mereka diciptakan tak lama setelah paduka melakukan pemusnahan massal pada penduduk lama dunia ini"

"Ya ras kami disebut iblis karna paduka sangat tidak suka dengan tindakannya dimasa lalu yang masih dikendalikan oleh sistem dunia untuk memusnahkan umat manusia"

"Para kaisar iblis ada 4 orang wanita dan 3 laki laki, yang membuat mereka bisa berkembang dan untuk menambah pasukan untuk melindungi paduka, ya mereka terus berkembang dan memiliki cabang keluarga yang baru"

"Ahh....nyonya kita sudah sampai, apakah perlu saya temani membuat teh nya?"

"Hmm.... tidak perlu Shouka, terima kasih telah mengantarkan ku"

Mereka sampai didapur.....bahkan kepala pelayan langsung keluar menemui mereka

"Ya nona Zenovia ada perlu apa kesini?"

"Aku hanya ingin mebuat teh untuk Na chan"

"Ooh....untuk nona minum sama paduka ya, baiklah saya akan menyiapkan nya"

"Ehh.....pak tidak perlu, saya sendiri yang akan membuat nya"

"Tapi nona, nanti nona kelelahan"

"Tidak apa apa, serahkan kepada saya okeh"

"Baiklah jika itu yang nona mau, saya akan pergi ke dapur sebelah dulu untuk  melanjutkan memasak ya nona"

"Okeehh"

"Ya sip...Uhummmm, wanginya sangat berkualitas. Tak ku sangka ternyata dunia ini sangat indah sampai teh seperti ini pun berkualitas tinggi"

"Baiklah tinggal lakukan dengan hati hati"

Saat Zenovia sedang membuat teh, ada 2 perajurit yang kedapur dan marah marah meminta makanan mereka. Mereka melihat Zenovia.... Zenovia juga milihat mereka tapi Zenovia cuman acuhin mereka berdua.

"Ada apa dengan wanita ini.... wajahnya seperti sedang mengejek kita"

Ya mereka mendekati Zenovia dari belakang

"Wanita ini dari mana asalnya...tapi apapun itu dia sangat cantik dan pakaian itu sangat cocok untuknya"

"Hai wanit....aggffhhh"

Salah satu dari pria itu memegang bahu Zenovia, ya tepat saat itu tangan perajurit itu hancur dan darahnya berceceran di lantai

"Haaaghhh.....apa apaan kalian, beraninya menyentuh tubuhku. Hanya Na chan sendiri yang boleh menyentuh nya"

"Haaaaah? Na chan? Laki laki macam apa itu? Apapun itu pastinya dia laki laki lemah"

Mendengar ucapan itu Zenovia pun mengeluarkan aura indimidasi yang sangat kuat kepada mereka berdua. Disaat situasi seperti itu, kepala pelayan merasakan ada energi yang sangat kuat di dekatnya dan langsung menghampiri tempat tersebut

Disana kepala pelayan melihat aura indimidasi dari Zenovia yang sangat tebal dan kuat, lantas dia menghampiri nya

"Nona Zenovia....nona tenang dulu, ada apa ini"

"Mereka berdua beraninya menyentuhku dan merendahkan Na chan"

"Owh baiklah nona, saya akan mengurus mereka, saya minta maaf atas kejadian ini"

"Yaaah, baiklah kali ini akan aku maafkan kalian, tapi jika sekali lagi melakukan itu, mungkin kalian akan mati"

"Yah pak....aku pergi dulu, dadah"

Zenovia pergi sambil menatap tajam ke arah 2 prajurit tadi. Kepala pelayan langsung menggunakan sihir healing ke satu prajurit yang tangannya hancur tadi dan menceritakan siapa Zenovia

"Kalian berdua....dia nona Zenovia tamu nya paduka Nauru, dan Na chan yang dia bilang tadi adalah paduka Nauru itu sendiri"

"Aaaghh maa...maaf Saiki san, kami tak tau kalau dia tamu paduka dan tak tau itu panggilan dia kepada paduka"

"Ya setelah ini hati hati dan ubahlah sikap kalian"

"Baik pak"

Zenovia yang sedang berjalan menuju kamarnya lagi, berhenti sebentar sebelum masuk dan mengambil sebuah racikan dari dimensi miliknya dan langsung menuangkan ke dalam teh yang akan di berikan kepada Nauru

"Neeeee....Na chan, sudah jadi teh nya"

"Ini untuk Na chan, ini untuk aku"

Setelah itu Zenovia duduk dan mulai bercerita dan bertanya kepada Nauru

"Ne....Na chann"

"Hmmm, ada apa Zenovia"

"Iiih Na chan masih memanggil ku seperti itu terus, jika mau Na chan boleh memanggilku Zeno. Karna aku menyukai panggilan Zeno.... banyak orang memanggil ku Venuz... padahal aku tak menyukai nya, jika bisa nama itu mau kubuang"

"kenapa...?"

"Venuz adalah nama keluarga kerajaan ku....aku sekarang adalah ratu di dunia ku.....karna itulah aku tak bisa membuang nama itu..."

"tapi sekarang aku tak akan kembali dan tinggal dengan Na chan.....ah dame yoo Na chan"

"Apa aku tak melakukan apapun pedamu.... jangan tiba-tiba teriak mooh"

"Zeno ya Zeno....aku akan memanggilmu Zeno"

"Haikk Na chan....owah iya Na chan ngomong - ngomong awal pertama kali kamu ketemu Miliya gimana?"

Sambil menggenggam kedua tangan nya yang diletakkan di antar kedua kakinya dan mengayunkan miring ke kanan dan kiri dia menanyakan itu

"Hmmm awal ketemunya kami? Mungkin itu di mulai saat aku sendiri dalam inti bumi dengan kehampaan sendirian, setelah melakukan pembantaian sekitar 15 tahun kemudian ada seorang wanita yang mendatangi ke kedalaman bumi hanya untuk mencari sosok yang selama ini kesepian yang menghantaui pikiran nya"

"Ya dia Miliya, tapi saat itu aku hanya memiliki setengah kesadaran ku karna saat diciptakan aku bisa langsung melepaskan setengah kesadaran ku dari sistem dunia, Miliya menuju mendekati ke arah ku yang hanya duduk dengan tatapan kosong. Ya saat itu aku sedang memikirkan perbuatan yang menghancurkan umat manusia, tanpa sadar aku sudah dihampiri wanita berambut putih panjang dengan mata ungu yang menawan, dia memakai gaun yang putih cantik bagaikan sesosok malaikat. Dia bertanya kepada ku dengan suaranya yang lembut, banyak hal yang dia tanya seperti siapa aku, kenapa aku berada disini sendirian, dan kenapa aku tampak seperti orang yang kesepian"

"Aku yang mendengar pertanyaan itu tak menjawab karna tak mau berurusan dengan orang-orang karena sistem dunia sering mengendalikan dirinya untuk memusnahkan ancaman bagi dunia yang mendekati diriku, tapi saat itu sistem dunia tidak aktif karna tak merasakan ancaman dari Miliya"

"Tapi semua itu tetap tak ku jawab atas keinginanku sendiri karna tak mau melibatkan orang lain. Karena sudah melihat ku di dalam bumi, Miliya sering datang dan membawakan makanan dan minuman untuk aku makan, karna aku tak bergerak dari tempat ku lantas Miliya lah yang datang ke dekatku dan menyuapkan ku makanan saat itu tubuhku dengan reflek menerima makanan yang diberikan oleh Miliya. Saat itu aku pertama kali menyicipi makanan dan menangis, aku sudah mencoba menahannya tetapi tetap tidak bisa"

"Ya setelah itu, Miliya semakin sering mengunjungi ku sambil membawa berbagai macam cemilan untuk dimakan bersama sekalian menceritakan dunia luar dan keseruan manusia diatasnya, sampai Miliya bersender di batu belakang ku juga dan mengarah melihat langit malam yang penuh bintang sambil mengatakan LANGIT MALAM INI SANGAT CERAH DAN INDAH YA? entah kenapa aku langsung menjawab IYA kepadanya"

"Kejadian itu membuat Miliya berdiri dan sangat senang karna akhirnya dia bisa melihat mengeluarkan suara ku, ya Miliya sering mengajaku ngobrol semenjak itu aku menjawab dengan ekspresi wajah datar. Tapi hanya itu saja membuat Miliya sangat senang"

"Yah Zeno, kita akhiri cerita lama ini disini dulu. Karna hari sudah larut malam kenapa kita tidak tidur dulu"

"Haik haik Na chan, itu cerita yang menarik"

Saat aku meminum teh ku, rasanya aku sagat pusing dan mengantuk kesadaranku sudah hilang.

"Kyaaaa.....Na chan kamu tidur disini? Kenapa tidak bilang saja sih"

"dameee yoo"

"Baiklah kalau begitu kita tidur berdua"

Zeno membawa ku ke kasur dan berbaring dia memeluk diriku dan menyelimuti tubuh kami bersama. Sampai pagi haripun tiba

"Aaghh....ahh...dimana ini"

"Ahh....Aud...tidak Zeno kenapa dia disini"

"Semalam??? Aku sedang minum teh sambil bercerita sama Zeno tapi kenapa ingatan ku cuman sampai situ"

Tubuh Zeno yang memelukku begitu hangat, bahkan harum tubuhnya masih terasa walau sudah semalam tidur, apakah aku sudah dimainkan oleh nya?

"Aghhhh ahhh....Nee....ne...Na chan selamat pagi"

"Ya selamat pagi Zeno"

"Bagaimana caranya aku bisa tidur bersama mu?"

"Ehehe....semalam aku memasukkan obat tidur di teh mu, saat kamu tidur Na chan kelihatan lucu lantas aku memeluk mu terus dan ketiduran juga"

"Hehe gomene.....aahh Na chan jahat sudah melakukan itu kepada gadis suci seperti ku ini"

"Ehhhh....itu tidak benar..... lagian setelah melakukan semua itu masih bisa disebut gadis suci ya?"

Sambil menjawabnya aku juga memukul kepala ny memakai kertas

"Hehehe gomen gomen Na chan jahat"

Zeno menangis tapi aku tau itu cuman akal akalan dia saja.

.....

Saat ini di dunia Zenovia berasal.....kepala dunia dari dunia Hestosia sedang marah karna Zenovia belum pulang dan melaporkan tugasnya

"Gram gimana kabar kakakmu Zenovia?"

"Ya tuan, masih belum ada kabar dari kakak ku. Kita tunggu saja sebentar lagi tuan jika belum ada laporan aku dan pasukan ku akan ke sana tuan"

"Baiklah, jangan membuat ku menunggu lebih lama lagi, aku ingin mencicipi energi dunia itu. Energi yang sangat unik itu akan menjadi milikku!!!"