Eideth jatuh tidak sadarkan setelah tenaganya terkuras habis. Eideth mendorong dirinya hingga ke batas kali ini. Ia baru saja mencurangi Dewa dunia lain, mengalahkan pengikutnya, dan melanggar kontraknya secara teknis. Eideth sadar apa yang akan terjadi selanjutnya.
Eideth terbangun duduk diatas kursi. Ia mendapati tangannya di borgol ke meja didepannya. Eideth melihat sekitar dan menyadari Ia berada di ruang interogasi. Eideth menyadari pakaiannya juga berubah, Ia memakai baju seorang tahanan. "Sudah dimulai ternyata, Aku bahkan tak sempat istirahat" gumannya.
Seseorang masuk kedalam ruangan itu, Ia memperkenalkan dirinya sebagai hakim yang akan menuntutnya di persidangan. Ia berpakaian rapi dengan setelan jas berwarna hitam yang tampak mewah. Ia membawa beberapa berkas dan menaruhnya di meja. "Halo Tuan Eideth senang bertemu dengan Anda", Eideth membalas sapaannya dengan ramah lalu tetap diam. Pria itu mulai menunjukkan beberapa bukti dan meminta Eideth mengatakan kejadian yang sebenarnya. Eideth tetap diam, "terima kasih, tapi Aku ingin bertemu dengan pengacaraku sekarang, kumohon" pintanya dengan ramah.
"Tuan Eideth, Aku yakin Kamu tahu seberapa besar kasus ini," Ia mencoba memakai teknik intimidasi tapi Ia tahu Eideth menyadarinya, "haah… Tuan Eideth, Apa Kamu yakin Kamu melakukan hal yang benar" tanya hakim itu. "Ya" Eideth menjawab dengan singkat. "Aku harap Kamu benar," balasnya sambil mengutip berkas-berkas itu, "tapi Keadilan harus tetap ditegakkan, bahkan untukmu, Tuan Eideth, pengacara Anda akan segera datang" Ia menunduk memberi hormat kemudian pergi.
Eideth tidak menyangka hakim itu akan sangat profesional, Ia bahkan sangat ramah walau Ia menuntut Eideth di persidangan nanti. "Andai saja Aku bersalah, kasus ini akan sangat bagus untuk resume karir miliknya" gumam Eideth. Tak lama seorang wanita dengan setelan jas datang, Eideth bisa mengira Ia adalah hakim lain yang coba datang untuk mengambil pengakuannya tapi Ia mengenali wajahnya itu. "Loefel? Itu Kamu" Eideth terkejut bukan main.
Loefel melambai menyapa pada Eideth. Ia memberinya senyum ramah yang sudah lama tidak Ia lihat. "Bagaimana Kamu bisa ada disini, posisimu kan sekarang lebih tinggi", "tidak usah dipikirkan, Atasan menugaskanku menjadi pengacaramu" jelas Loefel. Eideth tidak memikirkan hal lain selain bertemu dengan kenalannya. Loefel adalah salah satu temannya di sini.
Loefel adalah kontraktor yang melanjutkan kontrak Eideth dengan Linzel. Kontrak Eideth sebelumnya di terminasi dikarenakan beberapa kecurangan yang dilakukan Linzel terkuak. Eideth menuntut Linzel dan akibatnya Linzel mendapat penurunan pangkat di IDC. Karena permasalahan serius itu butuh waktu untuk diselesaikan, Eideth memutuskan untuk bekerja sebagai karyawan istimewa di IDC untuk beberapa waktu. Ia berhasil membangun namanya sebagai karyawan dari dunia lain pertama dan mendapat pangkat yang cukup tinggi, tapi itu cerita untuk lain waktu.
"Jadi, bisa Kamu ceritakan apa yang terjadi" tanya Loefel. Eideth mulai menceritakan kisahnya mulai dari bertemu dengan Reinhardt hingga berhadapan dengan Dewa dunia lain bernama Varrak. Loefel mencatat semua poin penting itu dan mempelajari sesuatu. "Tunggu, bagaimana Kamu bisa memiliki [Stasis], itu bukan kekuatan yang Kami berikan padamu" tanya Loefel. Eideth menjelaskan [Stasis] adalah Talent yang Ia dapat dari kontraknya dengan makhluk asing.
"Apa maksudmu makhluk asing? Jangan bilang yang Kamu maksudkan", "benar, pendukungku bukan berasal dari Artleya, Aku bahkan tidak mengenal namanya dari daftar Entitas istimewa yang dikenal oleh IDC" jawabnya. Loefel bingung bagaimana bisa ada entitas misterius di Artleya diluar informasi yang mereka miliki. Loefel minta izin pergi untuk menginvestigasi hal tersebut. "Semoga beruntung" ujar Eideth pada Loefel sebelum Ia pergi.
Eideth segera di pindahkan ke ruang tahanan. Ia melihat betapa kosongnya lorong tahanan itu menandakan Ia satu-satunya tahanan yang ditahan disana. Jarang terjadi persidangan seperti ini didalam IDC. Ketika entitas asing mencoba kabur ke dunia lain secara ilegal, mereka akan ditangkap lalu langsung di pulangkan. Satu-satu masa ketika persidangan di butuhkan adalah ketika terjadi masalah yang begitu besar, baik dari dalam maupun luar IDC.
Eideth melihat keluar dari sel tahanan miliknya melalui jendela. Ia melihat perkotaan yang begitu indah mengingatkannya akan dunia asalnya. Eideth mengingat kembali masa ketika persidangannya melawan Linzel telah selesai. Eideth harus menunggu permasalahan kontraknnya diselesaikan sebelum Ia di reinkarnasi ke Artleya. Eideth mengajukan diri untuk bekerja dibawah IDC karena Ia mencintai pemandangan itu. Eideth tidak bisa kembali ke dunia lamanya, tapi Ia rela bekerja dengan Dewa asing waktu itu hanya karena Ia suka.
Eideth menemukan ketenangan melihat pohon-pohon beton yang dihiasi lampu-lampu kediaman rumah. Jalanan yang dipenuhi oleh orang-orang yang lalu-lalang. Satu-satunya hal yang dapat menghilangkan rasa rindu akan rumah dunia asalnya adalah hal-hal kecil yang tak pernah Ia sadari sewaktu hidup dulu. Eideth sadar IDC bukan lagi rumahnya sekarang, tapi Ia tak pernah merasa begitu nyaman di tempat asing. Eideth senang Ia tidak menyesali masa-masa sementara bekerja di sana.
IDC atau Interdimensional Contractor adalah sebuah Perusahaan yang diciptakan dan dijalankan oleh Dewa antar dimensi bernama Zodite. Sama seperti Mystra, sang Dewa penjaga alam perbatasan. Zodite adalah Dewa yang mengawasi hubungan antar alam semesta, bisa dikatakan Ia adalah Dewa Multiverse. Zodite tidak memiliki kuasa akan alam semesta tapi Ia menengahi keseimbangan akan hubungan dunia satu dengan dunia lain. Singkatnya, Zodite adalah Dewa yang mengantarkan orang ataupun entitas asing untuk menyebrang ke dunia lain (Dewa Isekai).
Alam Dewa ataupun ketuhanan adalah sesuatu yang makhluk Fana tidak akan bisa mengerti. Sebuah ciptaan takkan bisa mempertanyakan Dewa pencipta mereka. Interaksi makhluk fana dengan dewa adalah hal yang cukup asing. Hanya segelintir makhluk yang dapat melihat pencipta mereka. Namun untuk makhluk ciptaan dewa lain, mereka hanyalah orang asing yang tidak punya hubungan sedikitpun pada mereka. Eideth berasal dari dunia bernama Gaia (Earth), dan Ia sudah mati di kehidupan sebelumnya.
Namun secara kebetulan Ia terpilih oleh Linzel untuk menjalankan kontraknya dengan seorang penyihir (Mage). Ia menjadi jiwa pelindung untuk Mage hingga akhir hayatnya. Eideth mengira Ia akan kembali ke dunia asalnya setelah kontraknya selesai, dan saat itulah Linzel berbuat curang. Linzel coba menggunakan kelemahan dalam peraturan IDC untuk keuntungannya. Untung saja Eideth berhasil menuntut Linzel dan mengambil alih kontraknya.
Menurut peraturan IDC, kecuali seorang kontraktor (makhluk ciptaan Zodite), tidak ada yang dapat memiliki sebuah kontrak. Tapi Eideth menyarankan agar Ia membagi kepemilikan kontraknya dengan Loefel. Dengan begitu Ia tidak melanggar peraturan yang sudah ada. Eideth senang Ia mengambil waktu untuk bekerja dibawah IDC selagi sidang yang panjang itu.
Eideth menghela nafas panjang merenungkan riwayat hidupnya yang unik itu. Ia hanyalah orang biasa di dunia lamanya, kini Ia tahu banyak alam semesta lain di luar sana, dan menjalani kehidupannya yang terakhir. IDC menjanjikan Eideth bahwa Ia akan benar-benar mati setelah kontraknya di Artleya selesai. Eideth hanya mau dikembalikan ke kehidupan akhirnya di alam semesta asalnya.
"Tuan Eideth, sudah waktunya persidangan" ujar seorang penjaga. Eideth di bawa ke ruang persidangan dan duduk di meja terdakwa. Betapa terkejutnya Ia saat menjumpai Deith yang akan di sidang bersamanya. "Hey, Kamu disini juga" sapa Eideth. Deith tidak merespon seperti biasa. Melihat Deith berada di sisinya, Eideth jadi yakin mereka bisa menjadi rekan yang baik. Eideth duduk di kursinya kemudian berbisik, "Deith, tenang saja, Aku kenal pengacara Kita disini, Kita berada di tangan yang aman".
Deith tidak membalas perkataannya namun setidaknya Ia mengangguk tanda Ia mengerti. Eideth menunggu dengan sabar hingga persidangan dimulai. Eideth mencoba menghitung betapa banyak wajah yang dapat Ia kenali, Ia bersikap seperti anak-anak. "Linzel?" Eideth terkejut mendapati Linzel dipilih menjadi hakim penuntut yang melawannya. Ia harusnya sudah menduga itu pikirnya. Eideth berpikir hubungannya dengan Linzel sudah membaik jadi mengapa Linzel menuntutnya.
Eideth menerima kenyataan itu, Ia tidak punya dendam lagi dengan Linzel dan persidangan ini takkan merubah apapun. "Linzel hanya melakukan pekerjaannya" Eideth menerima hal itu layaknya orang dewasa. Ia tidak mendapat pikiran buruk tentunya. Eideth melihat-lihat ruang persidangan dan menyadari tempat duduk mereka bertukar. Eideth berada di posisi Linzel dahulu ketika menuntutnya, kini adalah gilirannya.
Persidangan dimulai mengikuti protokol pada umumnya. Hakim masuk ke dalam ruangan dan semua peserta sidang hormat berdiri. Zodite duduk di kursi hakim lalu peserta sidang ikut duduk setelahnya. Hakim penuntut mengajukan gugatan dan kini giliran Eideth memberikan pengakuan. "Yang Mulia, yang terdakwa mengaku tidak bersalah" Loefel mewakili Eideth sebagai pengacara miliknya.
Eideth duduk dengan santai menunggu persidangan itu selesai. Ia percaya diri Ia tidak bersalah karena Ia tahu poin besar persidangan ini. Ia hanya menunggu bagiannya untuk memberi testimoni. Eideth naik ke podium untuk ditanyai. Linzel maju menanyai Eideth.
"Tuan Eideth, dibawah sumpah kejujuran Anda, apa benar Anda setuju menerima berkah dari Dewa asing bernama Varrak", "itu benar" Ia mengaku. "Anda pasti tahu hal itu melanggar kontrak Anda dengan IDC, apa Anda sengaja melanggar dan berniat berkhianat pada IDC". "Iya dan tidak", "maaf?" Linzel sedikit kaget mendengar jawaban itu. "Iya benar, Saya setuju menerima berkah dari Varrak dan melanggar kontrak, tapi saya tidak sedetikpun berniat mengkhianati IDC". "Bagaimana itu masuk akal" tanya Linzel.
"Yang Mulia, Anda sendiri pasti tahu sendiri apa yang saya maksud," Eideth melihat kearah hakim, "tidak mungkin makhluk fana dapat menolak berkah dari seorang Dewa". Pernyataan itu terdengar sangat asing di ruang pengadilan itu. "Walaupun Saya makhluk fana dapat menolak menyembah Dewa dunia lain, Saya tidak punya kekuatan apapun untuk menolak berkah dari mereka" ungkapnya.
Memang benar, sebagai makhluk dari dunia lain, Eideth dapat menolak ideologi ataupun agama dari Dewa asing. Namun ketika Dewa dunia lain memaksakan kehendak mereka padanya, Ia benar-benar tak berdaya. Semua peserta sidang hanya dapat berempati dengan situasi yang Ia alami. Eideth turun dari podium berganti giliran dengan Deith.
Deith ditanyai hubungannya dengan Eideth, bagaimana kekuatannya dikendalikan paksa oleh Varrak. Deith mengaku Ia mencoba menghentikan kejadian itu, tapi berakhir sia-sia. Deith ternyata juga salah seorang korban sama seperti Eideth. Setelah kembali ke tempat duduknya, Eideth menepuk pundak Deith berkata, "sabar ya bung" mencoba menghibur pendukungnya. Eideth masih mengingat sidequest yang Ia dapat, menjadikan Deith rekan adalah keharusan.
"Yang mulia, kedua terdakwa mengakui mereka melakukan kesalahan namun hal itu diluar kendali mereka, klien Saya, Eideth bahkan coba mengakali Varrak agar rencananya mengangkat Eideth menjadi Apostle yang sah tidak berhasil, klien Saya disini mengungkapkan rasa bersalahnya walaupun Ia melakukan hal yang benar, untuk itu Kami meminta pengurangan hukuman pada atas kasus terdakwa" ungkap Loefel.
Eideth menggigit bibirnya sedikit kesulitan untuk setuju. Eideth memahami jalan berpikir Loefel, Ia lebih memilih mengambil jalan aman dan menerima sedikit hukuman daripada bertaruh untuk bebas tanpa gugatan. Pelanggaran yang dilakukan Eideth adalah pelanggaran yang besar. Bagi para Kontraktor yang hidup dibawah hukum tersebut, satu pelanggaran fatal adalah akhir dari hidup mereka. Konsekuensi kausalitas yang akan dihadapi olehnya begitu besar, Ia juga tak bisa keluar dengan selamat. Keputusan pun berakhir di tangan Zodite, Dewa antar dimensi dan pemilik dari IDC.
Dari hasil diskusi hakim, permintaan Eideth diterima dan Ia dinyatakan tidak bersalah. Namun atas pelanggaran hukum antar dimensi secara tidak langsung, beberapa sangsi dikenakan kepada Eideth. "Pertama, [Conceptualize: TTRPG] akan ditahan sementara waktu oleh IDC, demi menyucikannya dari pengaruh Varrak, sama halnya dengan [Stasis] milik Deith. Kedua, Eideth harus bersumpah untuk selalu mendukung keselamatan Artleya hingga akhir masa kontraknya" ujar Wakil Hakim.
Eideth diminta berdiri untuk mengucapkan sumpahnya. Loefel menjelaskan, "ini adalah sumpah eksistensi, setelah mengikrarkan sumpah tersebut, apabila Eideth gagal menjalankannya, eksistensinya akan terhapus dari alam semesta". Eideth berdiri dan menaruh tangan kanan di dadanya. "Aku bersumpah, untuk mendukung," Eideth mengulangi perkataan Loefel sampai-, "keselamatan Artleya dengan segala cara yang Aku bisa" Eideth menambahkan beberapa kata dalam sumpahnya.
"Eh?" Loefel terkejut Eideth menambahkan isi sumpahnya diluar arahan. Itu adalah langkah yang beresiko untuk Eideth. Zodite mengeluarkan tawa kecil dan memerintahkan Loefel untuk melanjutkan. "hingga berakhirnya kontrak", "dengan begitu, sumpah eksistensi telah mengikat keberadaanmu, semoga beruntung dengan perjalananmu" tutup Loefel. "Dengan itu, sidang ini ditutup dan kasus berkelanjutan mengenai Eideth di masa depan berhentikan" ujar Wakil Hakim. Persidangan pun selesai dan semua orang keluar dari ruang sidang dengan rapih.
Setelah sidang, Eideth, Deith dan Loefel berjalan keluar bersama. Loefel mengungkapkan kekesalannya atas atraksi mengejutkan itu. "Eideth, Kamu…", "maafkan Aku Loefel, Aku harus menarik sisi baik yang Mulia hingga akhir persidangan selesai". Eideth mengetahui peraturan-peraturan yang ada di IDC, Ia juga berkontribusi menunjukkan celah-celah peraturan yang dapat di eksploitasi. Dengan mengucapkan sumpah itu di tanah IDC, Eideth menjamin keselamatannya dibawah perlindungan mereka. Eideth tidak hanya menunjukkan kesetiaan pada Artleya namun juga pada IDC karena mengikuti peraturan juga kontrak mereka.
"Hai teman-teman, halo Eideth", "hey Linzel" Eideth terkejut Linzel menundukkan kepalanya secara tiba-tiba. "Eideth, Aku minta maaf karena menjadi lawanmu di persidangan". Eideth tidak bisa memikirkan balasan, Ia meminta Linzel untuk mengangkat kepalanya. "Tidak, Aku benar-benar ingin minta maaf padamu" Eideth menyadari Linzel memiliki kompleks dengannya.
Setelah Linzel mengalami penurunan pangkat, Ia kembali bekerja dengan rekan-rekan lamanya. Linzel adalah seorang Divergent. Bagi para kontraktor lain, mereka takut melanggar peraturan yang bisa mengambil nyawa mereka. Tapi Linzel melihat celah dalam peraturan mengambil kesempatan itu untuk naik ke posisi lebih tinggi. Akibatnya Linzel sedikit dikucilkan oleh orang-orang disekitarnya.
Eideth memegang bahu Linzel agar Ia mau menatap matanya. Eideth melihat mata itu, mata dari seseorang yang benar-benar menyesali perbuatannya. Eideth tidak sampai hati untuk membencinya lagi. "Linzel, tidak apa-apa, Kamu hanya melakukan apa yang diperintahkan, Aku tidak membencimu, Kita juga sudah baikan bukan, jadi naikkan dagumu" kata Eideth dengan ramah. Linzel memeluk dada Eideth agar Ia tidak melihat ekspresi wajahnya yang sedih. Ia menepuk punggung Linzel menenangkannya, Ia sedikit berempati padanya.
Eideth sudah melihat dengan langsung karma yang di dapat oleh Linzel setelah mencuranginya, walau Ia tidak bisa membenci Linzel setelah melihat dari jauh apa yang Ia alami. Sama seperti dirinya yang ingin terus berjalan maju, Eideth juga ingin Linzel melakukan hal yang sama. Loefel sedikit cemburu dengan kedekatan mereka dan memutuskan untuk ikut bergabung berpelukan bersama. "Yeay, akhirnya Kita semua berteman lagi" sahut Loefel.
Loefel melihat Deith yang berdiri canggung seorang diri mengajaknya untuk ikut berpelukan. Eideth tidak tahu apa Deith tidak masalah, malah Ia langsung setuju. Deith ikut memeluk dari samping walau tidak berkata apa-apa. Sedikit jenuh dari pelukan itu, Eideth mengajak mereka untuk pergi makan bersama.
Setelah menemukan restoran yang cocok, mereka memesan berbagai makanan. Loefel tampaknya sedang diet jadi Ia hanya memesan cemilan parfait yang membuatnya dipandang aneh oleh yang lain. "Betulan, Aku sedang diet" Ia coba membenarkan Ia akan memesan lebih banyak jika itu hari biasa. Loefel mencoba mendapat dukungan dari Linzel tapi tak berbuah hasil. Eideth memesan sebuah burger dan Deith memesan hal yang sama.
Eideth bertanya kenapa pendukungnya memesan hal yang sama dan Ia menjawab, Ia bingung mau memesan apa sehingga Ia menirunya. Eideth tidak masalah karena Ia yakin dengan selera miliknya. Linzel sedikit ragu untuk memesan tapi Eideth berkata Ia yang mentraktir jadi Linzel bisa santai. Linzel memesan makanan favoritnya setelah mendapat perizinan itu.
Mereka berbincang membicarakan kabar mengenai satu sama lain. Linzel berkata kehidupannya sekarang sudah semakin baik dan Ia sudah meminta maaf pada rekan-rekan yang Ia curangi. "Linzel juga sudah mulai ikut datang ke pesta kantor", "hey jangan beritahu yang itu" potong Linzel dengan malu. Eideth senang semuanya berjalan dengan baik selagi Ia tidak ada. Eideth sedikit khawatir karena Ia tak bisa berbuat banyak karena kontraknya tapi Linzel sudah punya teman untuk membantunya sekarang.
Selesai makan, mereka diantar kembali menuju stasiun dimana Eideth dan Deith akan kembali ke Artleya. Mereka menaiki kereta itu dan duduk bersebelahan. Eideth mengambil kursi dekat jendela agar bisa melambai selamat tinggal pada teman-teman yang mengantarnya. Ia melambai dengan semangat meski tau itu bukanlah pertemuan terakhir mereka.
Setelah tidak bisa mendengar suara temannya lagi, Eideth berbalik menghadap pendukungnya. Ia meminta maaf karena merepotkan Deith dan membuatnya menonton dengan canggung tapi Ia tidak masalah. [Kamu terlihat dekat dengan mereka] ucap Deith, "Iya, mereka teman dekatku, terima kasih" balasnya. Eideth berkata mereka akan segera kehilangan kesadaran lalu kembali ke Artleya seperti tidak pernah kemana-mana. Deith bersikap sangat tenang mencoba duduk dengan nyaman. Sebelum mereka kembali Eideth menyampaikan satu hal pada pendukungnya. "Deith, jika Aku memenuhi permintaanmu, apa Kamu mau bekerja sama denganku", dan Ia menjawab iya.
Cahaya putih membungkus mereka semua selagi mereka berpindah kembali ke Artleya. Eideth bangun dari tempat tidur dengan tubuhnya dibalut perban disetiap bagian. Eideth mencoba mengendalikan nafasnya karena Ia terkejut bangun. Tubuhnya masih sedikit kaku karena sudah tidak sadarkan diri cukup lama. "Berapa lama Aku tidur" Eideth memegang kepalanya mencoba berpikir.
Eideth mendapati dirinya di sebuah klinik melihat semua ranjang kosong lainnya. Ia hanya seorang diri di klinik itu tanpa ada orang lain yang sakit. Eideth mulai berpikir yang tidak-tidak mengenai situasinya, "ini bukan kamar mayat kan" gumamnya. Ia turun dari ranjangnya dan berjalan perlahan-lahan menuju pintu keluar. Di luar klinik, Eideth coba mengobservasi sekitarannya, mencari tahu dimana Ia berada.
Seorang perawat segera menghampirinya dengan terburu-buru melihat pasien yang Ia jaga sudah terbangun dan keluar dari ranjangnya. "Tuan, tolong kembali ke tempat tidur, Anda baru saja pulih" pintanya, "ini, dimana aku" tanya Eideth dengan lemas. "Ini adalah Lucardo, Anda sedang berada di Istana Kekaisaran Tuan, jadi tolong kembali beristirahat". Eideth tidak percaya dengan apa yang Ia dengar, "apa? Lucardo???" teriaknya kebingungan.