Chereads / Let me be carefree, please / Chapter 65 - Welcome back princess

Chapter 65 - Welcome back princess

Keluarga Kekaisaran benar-benar mengikuti perintah dalam daftar itu. Ia mempersiapkan semua bahan mantra, memanggil orang-orang yang mengetahui kabar kematian Gyslaine, juga pakaian khusus yang diminta Eideth. Mereka bertanya mengapa mereka semua disana ditambah mengapa ada tubuh putri Gyslaine di atas sebuah altar. "Tenang semuanya, Aku akan menjelaskan semuanya dengan izin yang Mulia Kaisar" seru Eideth.

 

Perhatian semua orang tertuju pada seorang pemuda mengenakan sebuah jubah besar yang hampir menutupi seluruh tubuhnya. Pemuda itu berjalan mendekati altar tersebut dengan mata tertutup tapi Ia tak terganggu sama sekali. Eideth menghadap mereka semua yang berada disana. "Perkenalkan Aku Eideth, seorang Clergy, Saya meminta yang Mulia untuk mengundang Kalian semua disini untuk menjadi saksi kebangkitan Putri Gyslaine".

 

"Jadi Kamu orang yang dimaksud itu, Clergy yang dapat membangkitkan orang mati" seru seseorang di belakang. Eideth tidak bisa mengenali suara siapa itu dan Ia juga tak bisa melihat wajah mereka dengan jelas. Tapi untungnya Ia sudah mempersiapkan sebuah naskah jawaban untuk semua situasi yang mungkin terjadi. "Itu benar, Saya melakukan ini agar kabar kematian putri Gyslaine akan terhapuskan, dengan balasan Saya akan membuka jasa pembangkitan untuk siapapun yang berada disini". Itu terdengar seperti kabar yang luar biasa.

 

"Namun, ada sebuah syarat," ungkapnya, "sihir ini adalah sihir yang serius dan tidak dapat digunakan semena-mena atas perintah Dewi, jadi ada sebuah batasan yang berlaku, pertama, orang yang dapat dibangkitkan hanya orang yang mati sebab pasukan dunia lain, Saya tidak dapat menghidupkan kembali orang yang mati tua atau mati karena penyakit". Eideth tahu sihir pembangkitan adalah sihir yang berbahaya karena semua orang dapat terbuai oleh dunia. Kematian adalah bagian dari hidup yang tidak boleh dipisahkan.

 

"Kedua, Saya hanya dapat membangkitkan jiwa yang mau dibangkitkan kembali, jika Kalian punya seseorang yang ingin dibangkitkan, Kita akan menanyakan jiwa tersebut secara langsung, yang akan Saya jelaskan lebih lanjut nanti". Itu adalah usulan dari Zatharna, untuk mengurangi kasus penggunaan sihir pembangkitan ini. "Kebutuhan bahan-bahan tidak ditanggung oleh Saya, Anda harus menyediakan bahan-bahan yang Saya mintai, ada yang keberatan". Untung saja semua orang setuju dengan persyaratan tersebut yang terbilang wajar. Mereka sudah tak punya kekhawatiran lagi dan Eideth bisa lanjut ke prosesi pembangkitan.

 

Eideth mulai merapalkan mantra, dengan mengorbankan sebuah berlian senilai 1000 koin emas, Ia mengucapkan baris terakhir mantra itu. "Bangkitlah dari tidurmu dengan perintahku, [Resurrection]" Mana di area itu seperti berteriak, tongkat Eideth mengeluarkan cahaya bereaksi pada mantra. Setelah rapalan itu, suasana menjadi senyap. Mereka semua menunggu sesuatu yang mustahil terjadi. Dengan menarik nafas panjang, Gyslaine terbangun dari tidurnya.

 

Aura kehidupan kembali ke dalam dirinya yang berjuang sekuat tenaga untuk mengambil nafas. Gyslaine merasakan perasaan campur aduk sekaligus namun pikirannya hanya fokus mengambil nafas, menarik kembali kehidupan. Pandangan matanya yang kabur perlahan menjadi semakin jelas dan Ia mulai dapat mendengar kembali. "Gys… Gysla… Gyslaine, apa Kamu baik-baik saja" tanya sang Kaisar dan Permaisuri.

 

Ia hanya tersenyum dengan lega untuk dapat mendengar suara kedua orang tuanya kembali. Dengan senyum di wajahnya Ia berkata, "Ayah, Ibu, Aku sudah kembali" sesuatu yang sudah lama Ia ingin katakan pada mereka. Keluarga Kekaisaran langsung memeluk Gyslaine. Tubuhnya yang dahulu dingin seperti es kini telah menemukan kembali kehangatannya. Tangis seduh perlahan semakin keras akibat emosi yang meluap.

 

Para penonton tidak mempercayai apa yang mereka lihat. Putri Gyslaine benar-benar hidup kembali. Setelah menyelesaikan perannya itu, Eideth akhirnya bisa membuka matanya kembali. Ia bisa melihat para penonton lebih jelas sekarang. Eideth terkejut betapa banyak orang yang tahu tentang ini dan kabar kematian putri Gyslaine masih tertutup rapat. Eideth bisa melihat banyak jenis orang disana.

 

Ia bisa melihat sepasang Beastmen dari penonton. Yang satu adalah beruang besar yang berdiri dengan dua kaki, jika tidak seperti itu, Eideth tidak tahu itu beruang sungguhan atau Beastmen. Lalu disebelahnya adalah seseorang dengan tubuh manusia dengan telinga dan ekor tikus. Mereka berdua berpakaian begitu rapi namun itu pasti pengaruh dari Kaisar.

 

Eideth penasaran apa hubungan mereka tapi Ia bisa menebak mengapa mereka berada disana. Mereka mungkin saksi mata dari kematian Gyslaine. Eideth juga melihat wajah familiar. Marquis Millenia dan Kepala suku Merman juga berada disana. Karena mata Eideth dan Millenia bertemu, Ia mengajak untuk bergabung.

 

Karena Keluarga Kekaisaran meminta waktu pribadi dengan putri Gyslaine. Semua orang diminta pergi. Untungnya Eideth diajak Millenia, jika tidak Ia akan kebingungan sendiri di Istana Kekaisaran. Mereka pergi makan keluar, Millenia tampaknya kenal dengan Ibukota dan mengetahui semua rekomendasi tempat bagus disana. Ia dibawa ke sebuah restoran, bahkan mereka telah mereservasi meja VIP di ruangan terpisah.

 

Eideth sangat takjub melihat tangan beruang itu dapat memegang peralatan makan dengan baik. "Kamu terlihat terganggu teman" ujar Beruang itu. "Uh… apa, tidak, Aku tidak apa-apa, Aku hanya takjub melihatmu dapat memegang alat makan dengan nyaman, dengan… tanganmu itu" balas Eideth. Ia langsung menyesali perkataannya berpikir Ia bisa merangkainya lebih baik lagi.

 

Millenia sadar ini adalah pengalaman baru untuk Eideth makan bersama Klan Beastmen, jadi Ia mencoba membuatnya nyaman. "Apakah Tuan Eideth pernah berjumpa dengan seorang Beastman sebelumnya" tanya Millenia untuk meringankan suasana. "Ya, Saya pernah, Saya bertemu dengan kelompok Manusia serigala di Desa Aliansi Gobbi, di bagian Tenggara Kota Raziel, kalau tidak salah kawanan mereka bernama "Graytail", ya Saya yakin tentang itu" jawabnya.

 

"Kamu barusan mengatakan Graytail, ternyata mereka berada disana rupanya" balas Manusia beruang itu. "Maafkan teman besar Saya ini Tuan Eideth" potong Manusia tikus, "perkenalkan nama Saya Fion, dan beruang besar ini Raghra, Ia masih belum belajar tata krama dengan benar". "Perkenalkan, Saya Eideth Raziel, senang bertemu dengan Kalian, Nona Fion dan Tuan Klydon", "tolong, Tuan Eideth dapat memanggil Kami dengan nama Kami saja" pinta Fion. "Kalau begitu tolong perlakukan Saya dengan sama" balas Eideth.

Fion kebingungan menghadapi dilema itu, Ia bahkan melihat kearah Kana dan Millenia meminta solusi. "Tuan Eideth, tolong jangan menjahili Kana seperti itu, Kamu boleh memanggil Tuan Eideth dengan namanya Fion" jawab Millenia. "Lalu kenapa Nona Isolde masih memanggil Tuan Eideth dengan panggilan formal begitu" tanya Fion. "Itu karena posisi Kami" jawab Eideth.

 

Eideth menjelaskan bahwa hubungan antar bangsawan adalah hal yang sulit. Jika mereka terlihat terlalu akrab dengan satu sama lain, akan timbul rumor yang beredar. "Ini juga termasuk latihan agar Kami tidak salah mengucap panggilan yang santai di depan umum, tapi Kami tetap teman" jelas Eideth. Fion akhirnya mengerti selagi berkomentar atas sulitnya hubungan bangsawan.

 

"Itu benar Fion, tapi Kita bukanlah teman Tuan Eideth," ujar Millenia, "itu benar" Kana menyetujui. "Eh" Eideth kaget berpikir hanya Ia sendiri yang mengira mereka berteman. "Anda adalah penyelamat Larcova ingat, sebelum Kami dapat membalas budi Anda dengan penuh, Kita belum bisa berteman" ungkap Millenia dengan bangga. "Dan bagaimana Kalian akan membalas budi itu" tanya Eideth dengan canggung. "Menghitung estimasi biaya untuk perbaikan kerusakan properti akibat serangan Apostle, yang Anda perbaiki seorang diri dengan sihir Anda, sekitar 2 juta koin emas" ungkapnya.

 

Eideth tertegun, bersyukur Ia tidak memasukkan apapun kedalam mulutnya, Ia benar-benar syok mendengar itu. Ia mendapat uang saku sebanyak 500 koin emas. Ia sudah membeli banyak hal dengan uang itu, namun 2 juta koin emas adalah jumlah yang sangat besar. "Jadi… bagaimana kisah Kalian dengan sang Putri" tanya Eideth mengganti topik pembicaraan. Raghra meminta Fion agar dirinya yang menceritakan kisah mereka.

 

"Apa Eideth mengenal Federasi Hetalia Kami" tanya Raghra. "Aku tahu satu atau dua hal", "kalau begitu Aku tidak perlu menjelaskan lebih lanjut, Kami adalah perwakilan dari federasi yang ditugaskan untuk memastikan jumlah Beastmen di luar federasi, jika ada Beastmen yang kesulitan untuk tinggal diluar Hetalia, Kami akan segera mengirimkan bantuan, untuk itu Kami berterima kasih pada Eideth yang sudah menolong Graytail" Raghra menundukkan kepalanya. Eideth sudah kehabisan kesempatannya untuk menolak, jadi Ia menerima terima kasih itu agar suasana ruangan tidak menjadi canggung.

 

"Aku harus memuji Kalian untuk itu, Aku sangat terkagum melihat federasi Kalian yang melindungi setiap Beastmen selagi membiarkan mereka pergi bebas menjelajahi wilayah mencari tempat tinggal, bahkan untuk Kami, sesame manusia belum tentu dapat serukun dan seramah Kalian para Beastmen" puji Eideth. "Tentu saja" Fion memotong, "apa Tu…, apa Eideth tentang kisah Kami para Beastmen" tanya Fion. Eideth mengggelengkan kepalanya.

 

"Dahulu kala, sebelum perang antar ras, Kami Beastmen adalah keturunan dari ras tinggi Kami, Pure Beast, nenek moyang Kami sengaja menciptakan Kami tidak seperti mereka karena mereka tidak ingin keturunan mereka menghadapi kesulitan dari jangka hidup yang panjang, saat perang antar ras terjadi, nenek moyang Kami memilih untuk melindungi Kami daripada bergabung dengan ras tinggi lainnya, setelah perang, Kita semua berhasil di bebaskan namun kemenangan itu membawa banyak kerugian. Kami para Beastmen mendapat kutukan yang begitu berat, Kami semua Beastmen biasa ditakdirkan untuk mati". Eideth memegang peralatan makannya dengan erat, menspekulasi lanjutan dari cerita itu.

 

"Para Pure Beast yang tersisa setelah perang, bertekad untuk menyelamatkan keturunan mereka mengambil kutukan alih kutukan itu, mereka berniat untuk mati menggantikan Kami, di akhir sisa hidup mereka, mereka berpesan pada Kami untuk saling menjaga satu sama lain karena Kami adalah keluarga, tidak peduli bagaimana rupa Kami, setelah mereka meninggal, Kami semua menganut dinamisme (menyembah roh nenek moyang) walaupun Kami juga menyembah para Dewi untuk berterima kasih pada mereka" jelas Fion.

 

Eideth begitu tersentuh mendengar kisah itu. Ia tahu para ras tinggi adalah antagonis dalam sejarah Artleya namun tidak menyangka ada pengecualian seperti Pure Beast. Eideth tidak menyangka Ia akan begitu tertarik dengan kisah sejarah, Ia sedikit menyesal karena tidak mempelajari sejarah dunia lamanya lebih dalam. Mereka kemudian lanjut menceritakan kisah mereka bertemu dengan putri.

 

Fion mengaku pertemuan mereka dengan putri Gyslaine adalah murni sebuah kebetulan. Kereta kuda mereka bertemu di jalan dan putri yang lebih dulu menghampiri mereka. Putri Gyslaine adalah orang yang jarang keluar dan ketika Ia keluar dari istana, rasa penasarannya hampir tak bisa dihentikan ujar Fion. Raghra juga berkata bahwa putri Gyslaine bercerita pada mereka bahwa Ia ingin berpetualang mengelilingi dunia. Eideth tidak tahu berapa lama putri Gyslaine bersama perwakilan Hetalia, namun mereka sampai membicarakan kisah pribadi mereka masing-masing.

 

"Ah… maaf, Kami jadi bercerita panjang lebar tentang diri Kami sendiri" ujar Fion. Eideth tidak masalah, Millenia dan Kana juga mengatakan hal yang sama. "Kamu sendiri Eideth, mengapa Kamu berpetualang menuju Lucardo" tanya Raghra sebelum menyuap mulutnya dengan makanan penutup. "Itu benar, Saya sendiri juga penasaran mengapa penyihir hebat seperti Anda pergi berpetualang, kebanyakan penyihir yang Saya kenal menyibukkan diri mereka meneliti sihir atau membuat ciptaan sihir baru" Millenia juga sama penasarannya.

 

Eideth mempertimbangkan jauh ke masa depan konsekuensi yang akan Ia katakan. Ia berniat akan memberi jawaban yang sama kedepannya setelah memberikan jawaban ini. Ia sudah memutuskan pilihannya dan menjawab, "Aku ingin mempelajari lebih banyak sihir" ungkapnya pada mereka. Jawaban itu bukanlah hal yang mereka perkirakan.

Eideth menjelaskan keinginannya untuk melihat bagaimana dunia memakai sihir, baik itu mantra sihir atau teknik sihir, Ia ingin tahu semuanya. Ia ingin melihat bagaimana sihir dapat berkembang lebih maju lagi untuk kebutuhan ofensif hingga praktis. "Apa maksud tuan Eideth dengan sihir praktis, apa mungkin yang Anda maksud adalah sihir perbaikan yang Anda gunakan waktu itu, itu sihir pengendalian waktu bukan" tanya Millenia.

 

"Apa, pengendalian waktu, tentu saja bukan," Eideth mencoba mencari tahu alasan mengapa dari kebingungan mereka, "sebanyak apa Kalian tahu tentang sihir praktis" tanya Eideth balik kepada mereka. "Um… sihir yang bisa digunakan diluar petarungan" dari ekspresi wajah Kana, Ia pasti menebak jawaban itu. Eideth mencoba berpikir keras mengapa semua orang memiliki nalar wajar yang seperti ini. Ia mengetukkan gelas menggunakan sendok, mencoba mengingat sesuatu.

 

"Jangan bilang…" Eideth baru saja menyadari sesuatu, "Aku tidak menyangka Aku begitu terpisah dengan dunia" Ia tertawa. Eideth menyadari kesalahan dalam pikirannya. Eideth tertawa sendiri melupakan suasana ruangan. "Um… maaf, Aku lupa ada Kalian, bagaimana Aku menjelaskan hal ini" Eideth coba merangkai kata-kata. "Sihir praktis adalah sihir yang hanya digunakan untuk kegunaan praktis, mempermudah hidup, Aku beri contoh" Eideth melihat kearah pelayan restoran meminta izin untuk memecahkan sebuah piring.

 

Ia tentu saja kebingungan namun Ia mengizinkan. Eideth hanya membuat patahan kecil agar pekerjaannya tidak terlalu sulit. "Lihat baik-baik, [Prestidigitation]" Eideth merapal mantra dan menggerakkan tangannya, piring itu menyatu kembali bahkan tanpa bekas. Semua orang termasuk pelayan yang melayani mereka terkejut dengan kejadian itu. Mereka mulai menanyakan penjelasan dari Eideth, "itu adalah sihir" jawabnya.

 

Eideth ingin membuat lebih banyak sihir seperti itu ungkapnya. Ia berpendapat bahwa sihir Artleya berkembang hanya untuk militer. Meskipun itu adalah motivasi yang wajar, Eideth tidak ingin hanya itu motivasi mereka. Mereka benar-benar terpukau dan mendapat dukungan dari persetujuan mereka. Eideth meminta maaf pada pelayan karena mengejutkannya.

 

Seorang prajurit dikirim untuk memanggil mereka kembali ke Istana Kekaisaran. Millenia membayar biaya makan sesuai perkataannya dan mereka kembali lagi sesuai perintah. Eideth meminta mereka untuk tidak terlalu menyebar-luaskan kabar tentang sihirnya. Karena mereka tau itu adalah percakapan yang sensitif mereka setuju tanpa memperpanjang pembicaraan lebih lanjut.

 

Memasuki kereta kuda yang datang menjemput mereka dari Istana Kekaisaran, Eideth menelan ludahnya memikirkan mengapa hal ini terjadi. Hal terakhir yang Ia inginkan adalah menjadi pusat perhatian. Bagaimana tidak, kereta kuda itu adalah kereta kuda pribadi milik keluarga Kekaisaran yang terlihat begitu mewah datang menjemput mereka. Eideth segera masuk dan menghindari perhatian dari orang-orang disekitar. Millenia dan para Beastmen masuk dan melihat Eideth duduk sambil menunduk ke bawah menutupi wajahnya sebaik mungkin.

 

Setelah semuanya masuk, Eideth meminta untuk menutup tirai pada jendela kereta kuda itu. Mereka melihat Eideth berdoa dengan intens, "semoga tidak ada yang mengenalku" berulang kali. Hanya Millenia satu-satunya orang yang mengerti alasan Eideth bersikap seperti itu. Ia menepuk pundak Eideth mencoba menghiburnya berkata semua akan baik-baik saja. Millenia kemudian menjelaskan kepada yang lain bahwa Eideth bukanlah orang yang suka dengan perhatian, dan lebih memilih untuk menyendiri.

 

Mereka sampai ke Istana Kekaisaran dan seorang pengawal datang untuk memandu Eideth. Ia berkata bahwa yang Mulia Kaisar ingin berbincang secara pribadi dengan Eideth sendiri. Ia berpisah dengan teman-teman barunya berjanji mereka akan bertemu lagi sebelum dibawa oleh pengawal. Mereka berjalan selama beberapa waktu untuk mencapai tempat pertemuan ini tapi Eideth masih tidak terbiasa dengan arah di dalam tembok tebal itu.

 

Ia masuk ke dalam ruangan dimana keluarga Kekaisaran sudah menunggunya. Duduklah perintah sang Kaisar. "Halo Tuan Eideth, sudah cukup lama semenjak Kita bertemu di pesta Kedewasaan Anda" Gyslaine menyapa Eideth dengan kasual, Ia terlihat cukup sehat pikir Eideth. "Tuan Putri, Saya mohon Anda prioritaskan untuk beristirahat untuk satu minggu ini, bangkit kembali dari kematian sangat membebani tubuh Anda" sarannya pada Gyslaine.

 

Kaisar berkata Ia sudah mengatakan hal yang sama pada Gyslaine namun Ia bersikeras ingin berbicara dengan Eideth langsung. "Dengan Saya, mengapa" Eideth tidak mengerti. "Kamu tidak ingat, Kamu berkata Kamu ingin Gyslaine membantu sang Pahlawan" Reinhardt mengingatkan. Gyslaine ingin tahu detail spesifik permintaan tersebut. "Apa Tuan Eideth mengenal sang Pahlawan" tanya Gyslaine.

 

"Sejujurnya…" Eideth mengaku Ia tak tahu apapun tentang sang Pahlawan selain dari ramalan yang hampir semua orang di Artleya tahu. "Tapi Ia akan muncul tidak lama lagi, Saya punya kenalan dari Kuil Joan dan Sphyx yang sedang menunggu kedatangannya" jawab Eideth. Mereka telah menduga sebelumnya bahwa Eideth juga tidak tahu dan tidak terlalu berharap banyak. "Yah, itu sudah menjadi rencana Kami" ujar Reinhardt, Eideth bingung dan meminta penjelasan.

 

"Sudah sewajarnya Kekaisaran ataupun kerajaan manapun untuk menyambut dan mendukung sang Pahlawan. Ini adalah perlombaan untuk membentuk hubungan baik dengan pahlawan dan mendapat dukungan dari mereka" jelas Reinhardt. Keluarga Kekaisaran berterima kasih untuk semua bantuan yang Eideth lakukan untuk Kekaisaran. Mereka sudah mengetahui semua prestasi yang Eideth capai dalam enam bulan ini. "Aku memberimu satu permintaan, Aku akan berusaha untuk mengabulkannya" ujar sang Kaisar. Mereka ingin memberi hadiah yang sesuai untuknya.

 

"Terima kasih yang Mulia, namun Saya ingin menyimpan permintaan itu untuk saat ini" ungkapnya. Eideth menjelaskan bahwa Ia tidak ingin mempengaruhi meja politik Kekaisaran. Karena Ia termasuk dalam faksi netral, para bangsawan lain akan lebih memperhatikan dirinya ketika Ia masuk kedalam Akademi.

 

"Anda ingin belajar di Akademi Ganon" tanya Gyslaine. "Itu benar… tidakkah yang tuan Putri maksud Akademi Gonan" tanya Eideth balik. Ia baru mendapat bahwa Ia bahkan tidak tahu nama Akademi yang Ia akan datangi dengan benar. Eideth bahkan harus memastikan dua kali bahwa nama sebenarnya dari Akademi terkenal di Ibukota itu adalah Akademi Ganon. Eideth merasa tertipu selama ini. Ia yakin bahwa Ayah dan bibinya selalu berkata nama Akademi itu adalah Gonan. Meski menerima informasi itu, Ia lebih menyukai Gonan di dalam hatinya.

 

Sang Kaisar bertanya apa tidak ada yang Ia inginkan sebelum pergi dari Istana Kekaisaran, mereka tidak enak membiarkan penyelamat putri mereka pergi tanpa membawa apa-apa. Eideth terus berpikir apa yang Ia inginkan, namun hanya satu hal yang muncul di kepalanya. "Yang Mulia, Saya ingin Anda membantu rekan Saya, Vista, jika boleh" pinta Eideth. Ekspresi Reinhardt berubah tapi Ia tidak mengatakan apa-apa. "Tentu saja, bantuan apa yang temanmu perlukan" tanya sang Kaisar.

 

"Yang Mulia, Teman Saya, Vista, adalah mantan Apostle dari Dewa dunia lain" ungkap Eideth. Kaisar tentu saja meminta penjelasan dan Eideth menceritakan pertemuannya dengan Vista. "Vista adalah pelaku dari insiden di Desa Aliansi Gobbi. Saya mengalahkannya dan mengubahnya menjadi seorang zombie, Dewanya memutuskan hubungan dengannya dan Ia, secara teknis, terdampar di dunia ini" ungkap Eideth.

 

Sang Kaisar hanya mendengarkan sambil memasang ekspresi wajah datar menahan emosi sebaik mungkin, Ia ingin mendengar penjelasan Eideth hingga selesai sebelum Ia menyampaikan pendapatnya. "Mengapa Kamu ingin Aku membantu, Vista, temanmu ini" tanya Kaisar. Eideth terpaku sebentar namun Ia sudah tahu jawaban dari pertanyaan itu sedari awal. "Karena Vista membantu Saya dan Pangeran menyelamatkan tuan Putri," ungkapnya, "Vista adalah musuh Kita Saya paham sekali akan fakta itu, ketika Saya mengalahkan dan mengubahnya menjadi seorang zombie, Ia juga ditinggal oleh Dewa yang Ia puja dan ikuti, menurut Saya, Ia sudah mendapat hukuman yang pantas, namun Ia tetap menolong Saya melawan Apostle dari dunia lain, melawan dunia asalnya sendiri".

 

Kaisar sedikit tersentuh mendengar cerita itu. "Saya tahu perbuatan Saya ini lancang, untuk meminta yang Mulia membantu seorang musuh dari dunia lain, dan konsekuensi jika kabar ini tersebar dapat mempengaruhi Kekaisaran. Namun mengetahui semua konsekuensi itu, Saya rasa Vista layak untuk di beri kesempatan jika Kita mau menerimanya" bujuk Eideth. "Kamu tahu, dengan mengajukan permintaan ini, Kamu akan bertanggung jawab jika Ia berkhianat kepada Kita di masa depan, apa Kamu siap menanggung hal itu" tanya Kaisar.

 

Eideth menjawab dengan yakin, "Saya akan menerima tanggung jawab bila itu terjadi Yang Mulia. Itu adalah pilihan Saya ketika mengubahnya menjadi seorang zombie". Melihat keteguhan Eideth, Kaisar menerima permintaannya. Eideth dalam hati senang Ia tidak akan menelantarkan Vista begitu saja ketika mereka memutuskan untuk berpisah. "Tuan Eideth benar-benar hebat ya, berhasil mengalahkan Apostle dalam tiga pertemuan, memiliki begitu banyak mantra sihir yang kuat, Saya penasaran mengapa Anda ingin pergi ke Akademi Ganon". Gyslaine benar-benar takjub dengan kemampuan sihir Eideth, sedikit heran mengapa orang sehebat dirinya perlu pergi ke Akademi.

 

"Oh, itu… sebenarnya Saya ke Akademi ingin belajar sihir" ungkapnya. Ruangan itu menjadi sunyi setelah Eideth mengungkapkan hal itu. "APA" Keluarga Kekaisaran tidak dapat mempercayai apa yang telinga mereka dengar dan meminta klarifikasi. "Itu benar, Saya ingin belajar ke Akademi karena Saya masih lemah" balasnya. Eideth segera mendapati dirinya diminta penjelasan oleh Keluarga Kekasairan hingga semuanya selesai. "Apa Aku membuat kesalahan" komentarnya sambil merasa bingung dan sedikit menyesali perkataannya.